A BOON OR A BANE. P r o j e c t FOR DEMOCRACY? i t a i g k a a n. Amr Hamzawy and Nathan J. Brown. Berkah atau Kutukan Buat Demokrasi?

dokumen-dokumen yang mirip
TURKEY, EUROPE, AND PARADOXES OF IDENTITY

SYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI

RECOGNIZING PLURALISM: ISLAM AND LIBERAL DEMOCRACY

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

SEKULARISME, ISLAM DAN DEMOKRASI DI TURKI

MENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Antika, 2013

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Setelah Perang Dunia II, demokrasi menjadi salah satu wacana sentral di

MENGAPA TERORIS MUSLIM SEDIKIT? P r o j e c t. i t a i g. D k a a n. Rizal Panggabean. Edisi 012, Maret 2012 Review Buku

ISLAM DI ANTARA DUA MODEL DEMOKRASI

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

TWO VISIONS OF REFORMATION

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

SEJAK 2011, BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REKOMENDASIKAN MORATORIUM PENGIRIMAN TENAGA KERJA INDONESIA KE TIMUR TENGAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

FUNDAMENTALISME DAN NEOLIBERALISME

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ISLAM DAN DEMOKRASI

PERANAN KPU DAERAH DALAM MENCIPTAKAN PEMILU YANG DEMOKRATIS

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK

PENAKLUKAN PADA MASA AWAL KEKUASAAN ISLAM

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

TEORI POLITIK DAN IDEOLOGI DEMOKRASI

PENDAHULUAN Latar Belakang Beras sangat penting dalam memelihara stabilitas ekonomi, politik dan keamanan nasional, karena beras merupakan bahan

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB 5 KESIMPULAN. kebutuhan untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih spesifik bagi para aktor

PARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET. Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5)

KARTELISASI POLITIK PILKADA LANGSUNG

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

Tahap penyusunan agenda Tahap formulasi kebijakan Tahap adopsi kebijakan Tahap implementasi kebijakan Tahap evaluasi kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah salah satu lembaga keuangan negara yang keberadaannya. sangat penting dalam perekonomian sebuah negara.

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang diyakini mampu memberikan nafas segar dari keterpurukan politik

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. psikologis remaja yang mengalami hamil di luar nikah. Menurut Creswell

The Governance Programme

I. PENDAHULUAN. pemilu yang bermartabat. rangka menunaikan amanat para konstituennya dan melaksanakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemilihan kepala daerah sebelumnya yang dipilih oleh anggota Dewan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

SAMBUTAN KUNCI MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN PADA PERTEMUAN BAKOHUMAS TINGKAT NASIONAL DAN ANUGERAH MEDIA HUMAS TAHUN 2013

PARTAI POLITIK. Oleh : Nur Hidayah

SEJARAH SUMBER TERBUKA: PEMETAAN PAMERAN SENI RUPA DI INDONESIA

Pada pokoknya Hukum Internasional menghendaki agar sengketa-sengketa antar negara dapat diselesaikan secara damai he Hague Peace

Kuliah 2 Luas Lingkup dan Perkembangan Studi Implementasi

BAB V. Kesimpulan. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak

BAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin

BAB II DINAMIKA KELEMBAGAAN LIGA ARAB. Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai organisasi regional Liga

PAPARAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS

BAB VI P E N U T U P

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.

BAB IV KESIMPULAN. Jepang sudah lama memiliki peran penting di dalam masyarakat internasional,

BAB I PENDAHULUAN. telah dilaksanakan 4 tahun silam. Sebanyak 50 anggota dewan dari berbagai partai

RADIKALISME AGAMA DALAM KAJIAN SOSIOLOGI

PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG MAJELIS UMUM KE-58 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA. New York, 23 September 2003

FIF 2315: FILSAFAT POLITIK SEMESTER GENAP 2014/2015 (18 Februari-18 Mei 2015) Kelas A: Senin. R.: B101, Waktu:

BAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia

I.PENDAHULUAN. telah disaksikan tata pola penguasa negara. Jika dilihat kembali awal berdirinya Orde

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 09 TAHUN 2014 TENTANG

POLITICS AND GOVERNANCE IN INDONESIA:

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,

BAB V. Kesimpulan. A. Pengantar. B. Karakter Patronase di Alun-Alun Kidul Yogyakarta

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2015 DAMPAK PERANG AUSTRO-PRUSIA TERHADAP HUBUNGAN POLITIK AUSTRIA DAN HONGARIA

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

ABSTRAK (RINGKASAN PENELITIAN)

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam perkembangannya demokrasi secara langsung mulai sulit dilaksanakan, karena : Tidak adanya tempat yang menampung seluruh warga yang jumlahnya

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

BAB I PENDAHULUAN. saja. Lihatlah, seperti Bank Mandiri Syariah, Unit BNI syariah, dan Unit Bank BRI

BAB V Kesimpulan dan Saran

JAMAL ABDUL NASHIR : NASIONALISME ARAB

penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan yang kemudian menimbulkan masalah yang harus dihadapi pemerintah yaitu permasalahan gizi. Permasalahan

BAB 9 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 9.I Kesimpulan Hasil penelitian ini menjawab beberapa hal, sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian tesis ini,

BAB 9 PENGADAAN BARANG DAN JASA PUBLIK. Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, Akt

International IDEA, Strömsborg, Stockholm, Sweden Phone , Fax: Web:

Smile Indonesia LOBI LO DAN NEGO DAN SIASI NEGO

Problem Pelaksanaan dan Penanganan

PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

MATA KULIAH CIRI UNIVERSITAS (MKCU)

KUESIONER PENELITIAN TINGKAT LITERASI INFORMASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan

Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

Transkripsi:

l Edisi 011, September 2011 A BOON OR A BANE P r o j e c t FOR DEMOCRACY? i t a i g k a a n D Amr Hamzawy and Nathan J. Brown Berkah atau Kutukan Buat Demokrasi? Review Paper oleh Nur Iman Subono 1

Edisi 011, September 2011 Sumber Paper: Amr Hamzawy and Nathan J. Brown, A Boon or a Bane for Democracy?, Journal of Democracy, Volume 19, Number 3, July 2008 Artikel ini membahas peran gerakan Islam arus utama dalam politik Arab. Apakah peran mereka sebagai aktor politik akan membawa harapan yang baik (berkah) atau justru masalah (kutukan) bagi proses demokrasi? Selama ini, menurut penulis, kita mencoba mencari jawaban atas pertanyaan tersebut hanya melalui spekulasi-spekulasi mengenai tujuan sejatinya gerakan dan juga dari apa yang dikatakan para pemimpinnya. Padahal semakin banyak, baik pengamat luar maupun anggota masyarakat sendiri, yang mempertanyakan apa sebenarnya yang menjadi tujuan utama dari gerakan politik Islam di dunia Arab. D e m o c r a c y P e r p u s t a 2

l Edisi 011, September 2011 P r o j e c t k a a n D i t a i g Artikel yang ditulis Amr Hamzawy, profesor ilmu politik di Cairo University dan Nathan J. Brown, profesor ilmu politik dan hubungan internasional di George Washington, memberikan penjelasan mengenai peran yang dimainkan gerakan arus utama Islam dalam politik di Dunia Arab. Sejauh ini, menurut kedua penulis tersebut, kita sering melihat peran tersebut lebih berdasarkan spekulasi-spekulasi yang berkaitan apa yang menjadi tujuan sejati gerakan-gerakan Islam tersebut, dan apa yang sering muncul dalam pernyataan-pernyataan para pemimpinnya. Kita harus menyadari bahwa banyak pernyataan tersebut yang tidak bisa menjelaskan lebih mendalam kaitan antara gerakan Islam dan prospek demokrasi di Dunia Arab. Sedikitnya ada 2 persoalan yang muncul di sini. Pertama, selama kelompok-kelompok Islam arus utama ini masih berada di luar kekuasaan, kebanyakan dari mereka pada dasarnya tidak bisa 3

Edisi 011, September 2011 membuktikan lebih mendalam soal kaitan diri mereka dan prospek demokrasi. Bahkan umumnya banyak dari pemimpinnya tidak tahu harus bertindak seperti apa saat mereka mendapatkan kesempatan untuk memiliki otoritas kekuasaan. Kedua, gerakan-gerakan Islam ini pada dasarnya sangat ideologis, meskipun warnanya yang muncul sangat umum. Mengapa demikian? Ini sebagian besar karena gerakan Islam yang ada umumnya merupakan koalisi dari berbagai kelompok Islam yang ada. D e m o c r a c y Atas dasar itu, menurut kedua penulis, perlu pengamatan yang lebih diarahkan pada sistem politik di mana gerakan-gerakan Islam itu ada dan beroperasi. Faktanya memang sistem politik Dunia Arab tidaklah tunggal atau seragam. Ada 3 pola yang berbeda secara tajam yakni, (1) negara yang lemah dan gagal; (2) rezim yang inklusif; dan (3) rezim semi-otoriter yang eksklusionaris. P e r p u s t a 4

l Edisi 011, September 2011 P r o j e c t k a a n D i t a i g 1. Meski berbeda tempat dan gerakan Islamnya, tapi Irak, Lebanon dan Palestina masuk dalam pola pertama yang memiliki ciri-ciri yang sama yakni, adanya kebebasan organisasi dan individu, pluralitas dalam sistem politik, dan organ-organ negara yang lemah dalam menciptakan ketertiban dan kestabilan. Faktor-faktor ini merupakan preskripsi untuk ketidakstabilan dan munculnya cara kontestasi politik yang merusak, dan ini tidak kondusif buat demokrasi. Gerakan2 Islam seringkali memilih cara-cara militer dalam memperjuangkan aspirasi dan tuntutan politiknya. 2. Gerakan-gerakan Islam di Aljazair, Bahrain, Kuwait, dan Maroko merupakan kasus yang menjanjikan, masuk dalam pola kedua, untuk masa depan demokrasi di Dunia Arab. Mereka memilih untuk berpartisipasi secara penuh dan damai dalam proses-proses politik. Mereka meyakini bahwa 5

Edisi 011, September 2011 mereka dapat bekerja secara gradual melalui sistem politik yang ada untuk memperdalam dan memperluas keterbukaan politik dengan berkolaborasi dengan kalangan elite penguasa dan kekuatankekuatan politik lainnya. Singkatnya, meski dengan berbagai perbedaan, mereka memiliki 3 ciri utama yakni, (a) respek pada kerangka kelembagaan negara di mana mereka beroperasi; (b) menerima pluralitas sebagai cara politik yang absah; dan (c) mengundurkan diri secara bertahap dari perdebatan ideologis menuju pada agenda-agenda pragmatis dengan tujuan utamanya mempengaruhi kebijakan publik. D e m o c r a c y 3. Mesir dan Sudan, serta juga Jordan dan Yaman, masuk dalam pola ketiga di mana kekuasaan semiotoriter memperlakukan gerakangerakan Islam sesuai dengan bergeraknya angin politik yang sedang terjadi. Mereka tetap menjadi aktor politik yang relevan untuk berpartisipasi dalam kehidupan P e r p u s t a 6

l Edisi 011, September 2011 politik formal meski saluran politik yang ada tidak pasti dan tidak bisa dipercaya. P r o j e c t Meski ada 3 pola yang berbeda dengan kasus gerakan-gerakan Islam yang berbeda-beda, tapi tetap saja secara real politik, mereka tidak mudah untuk bisa berkuasa secara penuh dalam sistem politik yang ada. Bisa jadi mereka hanya mitra junior dari kekuasaan, atau paling-paling mendapat jatah menteri di kabinet. k a a n D i t a i g Tapi pertanyaannya kemudian, mengapa mereka tetap berpartisipasi dalam sistem politik yang ada meski mereka tahu bahwa sangat sukar untuk bisa menguasainya secara penuh? Sedikitnya ada dua jawaban di sini, dan ini berkaitan dengan motivasi dari gerakan-gerakan Islam dan juga para pemimpinnya. Pertama, gerakan-gerakan Islam berpartisipasi secara politik sebetulnya dalam rangka untuk melindungi diri mereka sendiri dari dorongandorongan otoriter kalangan elite penguasa. Ini terlihat misalnya 7

Edisi 011, September 2011 dalam kasus yang dialami Gerakan Persaudaraan di Mesir ketika berkonfrontasi dengan kekuasaan politik. Demikian juga dengan Gerakan Persaudaraan di Jordania ketika mengalami ketegangan dan gesekan dengan rezim monarki Hashemite. Kedua, motivasi dari keinginan para pemimpin gerakan Islam untuk menunjukkan pada basis konstituennya mengenai peran yang mereka mainkan sebagai partisipan yang aktif dalam prosesproses pembaruan sosial dan politik. Pengalaman historis dari berbagai gerakan-gerakan Islam yang berbeda telah memperlihatkan kejerahan motivasi dalam psikologi politik gerakan Islam. Relasi gerakan-gerakan Islam dan demokrasi memang topik yang menarik meski harus disadari bahwa demokrasi bukan bagian dari persoalan bagaimana mengintegrasikan gerakan-gerakan Islam ke dalam politik yang ada. Lagi pula, pola-pola yang ditawarkan kedua penulis ini sangat cair sehingga D e m o c r a c y P e r p u s t a 8

l Edisi 011, September 2011 susah untuk dipertahankan, apalagi dengan berubahnya konstalasi politik di Dunia Arab baru-baru ini. P r o j e c t i t a i g k a a n D 9

Edisi 011, September 2011 2011 Review Paper ini diterbitkan oleh Democracy Project, Yayasan Abad Demokrasi. Jika Anda berminat mendapatkan artikel yang direview, silakan isi form permintaan. Kode artikel: AMH001 D e m o c r a c y P e r p u s t a 10