BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dalam Undang-Undang Nomor

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum berjalan secara optimal, karena pemenuhan hak-hak anak seperti

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini masih cukup tinggi. Menurut Riset Kesehatan Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu program

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PONDOK BERSALIN DESA DAN PONDOK KESEHATAN DESA

BAB 1 PENDAHULUAN. kandungan, saat kelahiran dan masa balita (dibawah usia lima tahun).

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terkait evaluasi pelaksanaan kebijakan moda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada menjadi objek penelitian. Format deskriptif kualitatif dianggap tepat

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

EVALUASI KEBIJAKAN JAMINAN PERSALINAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BY UMMUL KHAIR, SKM MPH BAPELKES DINKES DIY

PELAKSANAAN PROGRAM JAMPERSAL OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI KABUPATEN BATANG. Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et. al.,gambaran Tingkat...

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia menunjukkan

KUESIONER JUDUL : AKUNTABILITAS PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA PROGRAM BPJS KESEHATAN DALAM MELAYANI PERSALINAN

BUPATI SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,

Analisis Implementasi Kebijakan Jaminan Persalinan Dalam Meningkatkan Cakupan Persalinan Tenaga Kesehatan di Kabupaten Situbondo Tahun 2013

PENGARUH MOTIVASI BIDAN TERHADAP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REGISTRASI BIDAN DI IBI RANTING KOTA PAMEKASAN

KAJIAN IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS PERTIWI DAN PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kerja Kabupaten Sleman, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Pelaksanaan program ini menggunakan pendekatan bottom up, jadi

Program Jaminan Kesehatan Nasional dan Angka Kematian Ibu di Kota Bogor (Studi Fenomena dan Dampak Kesehatan)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Implementasi Kebijakan Publik. a. Konsep Implementasi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

BAB VI KESIMPULAN PENELITIAN. Pelaksanaan kendali biaya di RSUD Kota Yogyakarta; sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. indikator utama dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Menurut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Evaluasi pelaksanaan..., Arivanda Jaya, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan.kesehatan berimplikasi pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

BAB IV PENUTUP. kewenangan bidan praktik mandiri merupakan peran imperatif. Peran. imperatif yakni peran yang wajib dilaksanakan sesuai ketentuan.

BAB 1 PENDAHULUAN. terjangkau, dan sebaliknya setiap orang juga mempunyai kewajiban ikut serta

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DINAS KESEHATAN DAERAH KOTA BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. bayi (AKB) 32/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatus (AKN) meninnggal setiap 1 jam (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

EVALUASI PROGRAM JAMPERSAL TERHADAP PENYEBAB KEMATIAN IBU DAN PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN

LAMPIRAN. Kebijakan Jampersal di Kota Yogyakarta? b. Bagaimana pelaksanaan Jampersal di Kota Yogyakarta tahun 2013?

suplemen Informasi Jampersal

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN PERSALINAN DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI BIDAN PRAKTEK MANDIRI TIDAK MENGIKUTI PROGRAM BPJS DI KECAMATAN KEDUNG KABUPATEN JEPARA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) mengacu pada jumlah wanita yang meninggal

DAFTAR PUSTAKA. Ahira, Anne, Konsep Dan Implementasi Analisis Kebijakan Kesehatan,

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. produktivitas, responsivitas, dan akuntabilitas.

BAB I PENDAHULUAN. persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 2012; h. 87).

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

BAB I PENDAHULUAN. hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, keguguran atau terminasi

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN JAMPERSAL DI KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terkait

BAB I PENDAHULUAN. Profil Kesehatan RI (2015) mengalami penurunan. Tercatat tahun 2012 sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. Kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari. sesudah berakhirnya kehamilan tidak bergantung pada tempat, maupun

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Susunan peraturan peran BPM dalam pemberian KIE sebagai., Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi

Daftar Pustaka. Ambarwati, Eny Retna, 2011, Asuhan Kebidanan Komunitas, Yogyakarta : Nuha Medika

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai. 1. Implementasi Program PWK Bidang Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PENUTUP. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)) pada bab. sebelumnya, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. berkesinambungan. Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi,

BAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

BAB II PERENCANAAN KINERJA

ANALISIS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN DI KELURAHAN KOTA BARU KECAMATAN TELUK SEBONG KABUPATEN BINTAN

Lampiran 1. PEDOMAN WAWANCARA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24

TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN DESA DI KABUPATEN JEMBER TERHADAP PROGRAM JAMPERSAL

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu upaya pelayanan

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukanan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Pelaksanaan Kebijakan Jampersal tahun 2013 yang melibatkan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta melalui UPT PJKD dan rumah sakit, puskesmas, serta bidan yang berada di Kota Yogyakarta sudah berjalan dengan cukup baik meskipun masih ditemui beberapa hambatan. Hal itu dikarenakan tujuan dari pelaksanaan pelayanan Jampersal sudah tercapai yaitu meningkatnya pelayanan kesehatan untuk persalinan dan menurunnya angka kematian ibu dan bayi di Kota Yogyakarta pada tahun 2013. 2. Pelaksanaan Jampersal di Kota Yogyakarta belum mencapai ke seluruh sasaran karena masih adanya ibu hamil dan bayi yang tidak mendapatkan pelayanan Jampersal. 3. Masyarakat Kota Yogyakarta memberikan tanggapan positif adanya Kebijakan kesehatan seperti Jampersal ini. Dampak positif tersebut terlihat dari banyaknya masyarakat khusunya ibu hamil yang melahirkan dengan menggunakan pelayanan Jampersal. 4. Hambatan/ kendala yang ditemui dan upaya untuk mengatasinya pada implementasi Kebijakan Jampersal di Kota Yogyakarta tahun 2013 yaitu: 75

76 a. Sosialisasi yang kurang merata karena keterbatasan waktu dan tenaga membuat pengetahuan masyarakat di Kota Yogyakarta tentang Jampersal kurang. Sehingga masyarakat khususnya beberapa ibu hamil yang mau melahirkan yang kurang mengetahui mekanisme Jampersal kadang meminta untuk langsung dirujuk ke rumah sakit. Padahal pelayanan Jampersal itu berlaku untuk pelayanan di tingkat pertama yaitu puskesmas dan bidan praktek mandiri (BPM) dengan syarat harus persalinan normal. Pasien akan dirujuk ke rumah sakit apabila diperlukan. b. Sulitnya sistem klaim biaya persalinan yang menggunakan layanan Jampersal. Terkadang penyedia Jampersal harus bolak-balik mengurus berkas-berkas persyaratan klaim biaya. c. Keterlambatan pencairan dana untuk klaim biaya dari puskesmas di Kota Yogyakarta tahun 2013. Sampai bulan Juni 2014 dana klaim biaya pelayanan Jampersal belum dibayarkan, tercatat total biaya yang belum dibayarkan Rp. 147.519.00,-. B. Implikasi Implementasi Kebijakan Jampersal sebagai salah satu solusi kebijakan untuk meningkatakan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia khususnya kesehatan ibu dan bayi. Tujuan Kebijakan Jampersal untuk mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) telah mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat khususnya kepada penerima pelayanan.

77 Implementasi Kebijakan Jampersal di Kota Yogyakarta tahun 2103 sudah berjalan baik. Namun, masih ditemui beberapa kekurangan yang menyangkut masalah sumber daya manusia (SDM), keterbatasan waktu sosialisasi, dan dalam hal pendanaan pelayanan Jampersal. Adapun implikasi dari penelitian ini adalah: 1. Dinas Kesehatan ataupun UPT PJKD tidak memiliki wewenang memaksakan bidan praktek mandiri (BPM) untuk bekerjasama dalam melaksanakan pelayanan Jampersal. Wewenang Dinas Kesehatan hanya menawarkan kerjasama ke BPM, untuk keputusan mau kerjasama atau tidak diserahkan sepenuhnya kepada BPM. 2. Meskipun pemerintah menghapus Kebijakan Jampersal pada 1 Januari 2014 karena adanya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Namun, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta masih memberikan bantuan untuk biaya persalinan ibu melahirkan dan bayi yang baru lahir seperti saat adanya Jampersal. Akan tetapi hanya masyarakat yang memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Kota Yogyakarta. 3. Pengawasan yang dilakukan bersifat pasif, karena pengawasan hanya dilakukan dengan melihat laporan yang dibuat oleh puskesmas dan bidan dan mengevalusi setelah meneliti laporan tersebut. C. Saran 1. Dinas Kesehatan dan UPT PJKD Kota Yogyakarta harus lebih mempersiapkan lagi baik SDM dan manajemen waktu apabila muncul

78 kebijakan yang baru. Hal itu bertujuan untuk sosialisasi yang merata dan menyeluruh ke seluruh wilayah Kota Yogyakarta. 2. Sosialisasi yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta harus lebih tepat sasaran. Kebijakan Jampersal ini sasarannya adalah ibu hamil dan bayi baru lahir, untuk itu sosialisasi yang dilakukan haruslah mengarah pada sasarannya. Jadi sosialisasi Jampersal bisa dilaksanakan dengan mengumpulkan masyarakat usia produktif yang memiliki kemungkinan untuk melakukan persalinan di saat Jampersal ini dilaksanakan. 3. Pengawasan yang teratur dan berkelanjutan dari pemerintah baik pusat maupun daerah khususnya Pemerintah Kota Yogyakarta, akan lebih memberikan dampak yang positif bagi pelayanan Jampersal maupun pelayanan lain yang ditujukan untuk masyarakat. Dengan pengawasan yang baik pelayanan Jampersal akan diterima oleh masyarakat dengan baik dan akan memberikan hasil yang memuaskan. 4. Hendaknya masyarakat yang sudah terdaftar dalam Jaminan Persalinan di Kota Yogyakarta mematuhi segala peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Kota Yogyakarta. Sehingga akan tercipta keselarasan dalam pelayanan Jampersal antara penyedia layanan Jampersal dan msyarakat sebagai penerima Jampersal.

79 DAFTAR PUSTAKA Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2009. Kebijakan Teknis Penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi Melalui Program KB Nasional. Jakarta : BKKBN. Budi Winarno. 2008. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta : Media Pressindo. Burhan Bungin. 2010. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi,Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana. Dunn, William N. 1999. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Gadjah Mada Press. http://id.m.wikipedia.org/wiki/daerah_istimewa_yogyakarta diakses pada tanggal 29 September 2013. http://wakhinuddin.wordpress.com/2009/07/14/definisi-evaluasi/ diakses pada tanggal 15 Januari 2014. Ina Henawati.2011. Analisis Kematian Ibu di Indonesia Tahun 2010. Jakarta : Bina Kesehatan Ibu kemenkes RI. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Nomor 34A Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jaminan Persalinan di Kota Yogyakarta. Moleong, Lexy J. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Remaja Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2562/MENKES/PER/ XII/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 46 Tahun 2012 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Fungsi dan Rincian Tugas Unit Pelaksana Teknis Penyelenggara Jaminan Kesehatan Daerah dan Pusat Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Profil-Kes-DIY-2012.pdf diunduh pada tanggal 15 Januari 2014. Samodra Wibawa, dkk. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

80 Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Subarsono. 2011. Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. www.share.pdfonline.com/9f8341f8365b40c79f3ff670067a1c2a/bab%201.htm diakses pada tanggal 29 September 2013.