BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28H dan Undang-Undang Nomor 23/1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa kesehatan adalah hak fundamental setiap warga. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Upaya mewujudkan hak fundamental tersebut adalah adanya kewajiban bagi pemerintah untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang merata, adil dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Puskesmas dan jaringannya sebagai sarana pelayanan kesehatan terdepan mempunyai tugas menjangkau dan dijangkau oleh masyarakat diwilayah kerja sehingga puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan di wilayah kerja secara proaktif dan responsif (Kemenkes, 2011) Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu ukuran demografis yang penting karena menjadi indikator pembangunan kesehatan dasar. AKI di Indonesia masih cukup tinggi. Untuk menurunkan AKI tersebut, diperlukan upaya terobosan berupa pembiayaan persalinan lewat program jaminan persalinan (jampersal) pada tahun Pemerintah telah mengalokasikan dana triliunan rupiah untuk menggerakkan Jampersal. Namun, hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 mencatat, AKI mencapai 359 per kelahiran hidup atau meningkat sekitar 57 persen jika dibandingkan dengan kondisi pada 2007 yang hanya 228 per kelahiran hidup (BPS, 2012). Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (riskesdas) 2010, persalinan oleh tenaga kesehatan pada kelompok sasaran miskin baru mencapai sekitar 69,3%, sedangkan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan baru mencapai 55,4%. Salah satu kendala penting untuk mengakses persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan adalah keterbatasan dan 1

2 2 ketidaktersediaan biaya. Masih banyak ibu hamil belum memiliki jaminan pembiayaan persalinan. Hal ini menyebabkan banyak persalinan ditolong oleh tenaga non kesehatan dan tidak dilakukan di fasilitas kesehatan (Kemenkes, 2010a). Pada tanggal 1 Januari 2014 pemerintah melaksanakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. Salah satu permasalahan penting yang menghambat pembangunan kesehatan adalah terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan. Beberapa upaya telah dilakukan, namun dalam implementasinya belum dilaksanakan dengan maksimal. Meskipun telah banyak peraturan yang mendasari pelaksanaan JKN, namun masih banyak hal-hal yang belum berjalan sesuai harapan terutama dikalangan bidan praktik swasta. Praktik bidan merupakan salah satu elemen penting yang menentukan keberhasilan pencapaian tujuan penurunan AKI karena mempermudah akses masyarakat terhadap persalinan oleh tenaga kesehatan khususnya bagi masyarakat yang bertempat tinggal jauh dari puskesmas atau rumah sakit. Prytherch et al. (2013) mengatakan bahwa terdapat tantangan dalam peningkatan kualitas kesehatan ibu dan bayi baru lahir terutama dibidang sumber daya manusia. Selain meningkatkan jumlah tenaga kesehatan, penting untuk meningkatkan kinerja dengan cara meningkatkan keterampilan dan motivasi para penyedia pelayanan kesehatan. Pembangunan Kesehatan di Provinsi Riau diprioritaskan pada peningkatan akses dan kualitas pelayanan yang dilakukan melalui fokus prioritas peningkatan : 1) kesehatan ibu, bayi dan balita, 2) perbaikan status gizi masyarakat, 3) pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular, 4) pengembangan sumber daya manusia kesehatan, 5) ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan mutu dan penggunaan obat, 6) pengembangan sistem Jamkesmas dan Jamkesda, 7) pemberdayaan masyarakat dan penanggulan bencana dan krisis kesehatan, 8) pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier. Untuk laporan rutin AKI dari fasilitas kesehatan di Provinsi Riau pada tahun 2013 sebesar 118 per kelahiran hidup yang artinya terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2012 yaitu

3 3 sebesar 112,7 per kelahiran hidup. Kematian ibu terkait erat dengan penolong persalinan dan tempat/fasilitas persalinan. Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan terbukti berkontribusi terhadap turunnya risiko kematian ibu. Demikian pula dengan tempat/fasilitas, jika persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan, juga akan semakin menekan risiko kematian ibu. Oleh karena itu, kebijakan Kementerian Kesehatan adalah seluruh persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan dan diupayakan dilakukan di fasilitas kesehatan (Dinkes, 2013) Organisasi Ikatan Bidan Indonesia (IBI) telah menghimbau bidan praktik swasta untuk ikut serta dalam program JKN dalam surat edaran bidan nomor 117/SE/PPIBI/II/2014 tentang pelayanan kebidanan di era jaminan kesehatan nasional (JKN). Namun pada kenyataannya keikutsertaan bidan praktik swasta (BPS) masih sangat rendah. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, jumlah bidan praktik swasta di Kota Pekanbaru yang tersebar di 12 kecamatan sebanyak 210 bidan dan terhitung sampai dengan bulan November 2014 hanya sekitar 45 orang (25%) BPS yang melayani BPJS ditempat praktiknya. Menurut pengurus Persatuan Cabang Ikatan Bidan Indonesia ( PC IBI) Pekanbaru, rata-rata bidan praktik swasta di Pekanbaru sudah memenuhi persyaratan untuk mengikuti program JKN, namun kenyataannya keikutsertaan bidan praktik swasta masih sangat rendah. Hal ini menyebabkan berbagai dampak seperti terlambatnya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, terjadinya peningkatan peserta JKN namun tidak diimbangi dengan penambahan tenaga kesehatan khususnya untuk pelayanan kebidanan dan neonatal. Setiap perbuatan senantiasa karena adanya motivasi, G.R Terry dalam Hasibuan (2009) mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakantindakan. Menurut Chandler et al. (2009) untuk memberikan suatu keputusan kebijakan, sangatlah penting untuk memahami penyebab yang menjadi motivasi petugas kesehatan dalam pekerjaannya guna meningkatkan kualitas kesehatan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Noorhidayah (2012) yaitu motivasi bidan terhadap program jampersal masih rendah dikarenakan faktor intrinsik seperti tidak adanya penghargaan kepada bidan praktik swasta untuk ikut

4 4 berpartisipasi dalam program jampersal dan faktor ekstrinsik seperti belum adanya kewajiban untuk ikut serta dalam program jampersal, tarif jampersal yang masih rendah dan klaim dana yang lama. Shattuck et al. (2008) menyebutkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi motivasi kinerja tenaga kesehatan adalah imbalan atau insentif. Penelitian lain dari Hidayat (2013) menyatakan bahwa bidan tidak puas dengan sistem pembayaran jampersal yang disebabkan oleh tarif yang rendah, banyaknya potongan dan terjadinya keterlambatan pembayaran pengklaiman. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keikutsertaan bidan praktik swasta dalam program jaminan kesehatan nasional. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keikutsertaan Bidan Praktik Swasta dalam Jaminan Kesehatan Nasional 2. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap keikutsertaan Bidan Praktik Swasta dlam Jaminan Kesehatan Nasional C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Menjelaskan tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keikutsertaan bidan praktik swasta dalam program JKN di Kota Pekanbaru 2. Tujuan khusus a) Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan bidan praktik swasta b) Untuk mengetahui hubungan antara sikap bidan praktik swasta terhadap keikutsertaan dalam JKN

5 5 c) Untuk mengetahui hubungan antara motivasi bidan praktik swasta d) Untuk mengetahui hubungan antara persaingan bidan praktik swasta e) Untuk mengetahui hubungan antara imbalan bidan praktik swasta f) Untuk mengidentifikasi variabel yang paling besar berpengaruh terhadap keikutsertaan dalam program JKN D. Manfaat Penelitian 1. Bagi institusi pemerintah daerah Sebagai bahan pertimbangan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dalam sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terutama terhadap tenaga kesehatan di wiliayah kerja Kota Pekanbaru. 2. Bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan da menjadi bahan evaluasi BPJS dalam pelaksanaan program JKN. 3. Bagi institusi pendidikan Universitas Gadjah Mada Sebagai referensi kepustakaan dalam melengkapi bahan bacaan perpustakaan sehingga dapat dijadikan bahan acuan bagi penelitian berikutnya tentang program jaminan kesehatan nasional. 4. Bagi peneliti lainnya Sebagai perbandingan dalam menganalisis faktor yang mempengaruhi keikutsertaan bidan praktik swasta dalam program jaminan kesehatan nasional.

6 6 E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian Penulis (Tahun) Judul Persamaan Perbedaan Prytherch et al. (2013) Shattuck et al. (2008) Zakiah, S (2015) Noorhidayah (2012) Sarip Hidayat (2013) Motivation and incentives of rural maternal and neonatal health care providers : comparison of qualitative findings from Burkina Faso, Ghana and Tanzania Motivation and retention of health workers in developing countries : a systematic review Faktor Individual dan Faktor Struktural yang Berperan dalam Keikutsertaan Bidan Praktik Mandiri pada Program Jaminan Kesehatan Nasional di Kabupaten Tabanan, Denpasar Motivasi keterlibatan bidan terhadap program jampersal di kota banjarmasin provinsi kalimantan selatan Kepuasan Bidan terhadap pembayaran jampersal di kabupaten Sumbawa Provinsi NTB Salah satu variabel penelitian yang sama yaitu motivasi dan imbalan Salah satu variabel penelitian yang sama yaitu motivasi Subjek penelitian yang sama yaitu bidan praktik swasta/mandiri Salah satu variabel penelitian yang sama yaitu motivasi Subjek penelitian yang sama yaitu bidan praktik swasta Tempat penelitian, tahun penelitian, dan jenis penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam Tempat penelitian, tahun penelitian, dan jenis penelitian kualitatif Rancangan penelitian dengan kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Jenis penelitian deskriptif kualitatif, dengan wawancara mendalam Jenis penelitian deskriptif kualitatif, cara pengumpulan data dengan wawancara