Kata Kunci :Jaminan Kesehatan Nasional, Puskesmas, Pengetahuan, sikap petugas, dan persepsi pasien Kepustakaan : 20 Buah,

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengambilan Keputusan, Kepesertaan, JKN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 dinyatakan bahwa. tenaga kerja merupakan orang yang mampu melakukan suatu pekerjaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BADAN PENYELENGGARA JAMINAN KESEHATAN. secara nasional berdasarkan prinsip asuransi social dan prinsip ekuitas, dengan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia, perlu diketahui

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi ukuran penentu penilaian. keberhasilan kesehatan pada masyarakat. Angka kematian ibu di Indonesia

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemerintah sebagai instansi tertinggi yang bertanggung jawab atas

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

PEMANFAATAN PELAYANAN PENGOBATAN DI PALANG MERAH INDONESIA KOTA SEMARANG

Efektifitas Media Komunikasi Terhadap Keberhasilan Sosialisasi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Amanat Pasal 28-H dan Pasal 34 UUD 1945, Program Negara wajib

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KEAKTIFAN POSYANDU LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage).

BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

BAB VI PEMBAHASAN. RSPAD Gatot Soebroto. Cara pengambilan data menggunakan metode Cross

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Al-Sihah : Public Health Science Journal. M. Fais Satrianegara 1, Abd. Majid HR. Lagu 2, Nur Iftitah 3 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah jaminan kesehatan. Asuransi kesehatan memberi jaminan berupa

BAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan. kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Timbal baliknya setiap

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

BPJS PARTICIPANTS KNOWLEDGE ABOUT THE FLOW OF OUTPATIENT SERVICES PROCEDURES AT Dr. KARIADI HOSPITAL IN SEMARANG

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemanfaatan pelayanan kesehatan secara umum bisa dikaitkan baik. di beberapa daerah yang mengalami kendala dalam

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya termasuk hak

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI 1 WEDI KLATEN. Sri Handayani* ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN UDINUS DENGAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN UMUM. 2.1 Konsep Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional sesuai dengan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB tahun 1948 mencantumkan,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI MURID KELAS VI MADRASAH DINIYAH ISLAMIYAH MUHAMMADIYAH SEI KINDAUNG KOTA BANJARMASIN

Pengetahuan Peserta BPJS Terhadap Alur Pelayanan Rawat Jalan Pasien BPJS Di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Periode Januari - Maret 2014

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Panti Sosial Tresna Werdha ILOMATA Kota Gorontalo adalah Unit

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

Adelima C. R. Simamora, Doni Simatupang, Agustina Boru Gultom Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan. Abstrak

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN) TERHADAP PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

BAB 1 PENDAHULUAN. No.269/MENKES/PER/III/2008 pasal 1 ayat 3 adalah tempat. untuk praktik kedokteraan atau kedokteran gigi.

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu prinsip dasar pembangunan kesehatan yaitu setiap orang

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang ditetapkan dalam UU nomor 40 tahun

**) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl Nakula I N Semarang ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang diteliti dengan masalah.

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh warga Negara termasuk fakir miskin dan orang tidak mampu.

BAB IV METODE PENELITIAN

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

HALAMAN PENGESAHAN. Artikel Ilmiah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERNIKAHAN USIA DINI DENGAN SIKAP SISWA TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI DI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN 2015

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA MENGGUNAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN) TERHADAP PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. penggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. 1

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. lainnya baik pemerintah maupun swasta. Puskesmas merupakan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. untuk mengoperasikan BPJS Kesehatan atas perintah UU BPJS. Undang-undang BPJS adalah

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL

CORRELATION OF KNOWLDEGE OF REGISTRATION EMPLOYEE ON BPJS TO SERVICES QUALITY OF BANDARHARJO PUBLI HEALTH CENTER SEMARANG CITY 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan

Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Pusat Kesehatan Masyarakat Ampenan Tahun 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan meningkatkan

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang atau individu mampu untuk hidup produktif dalam segi

Transkripsi:

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Petugas Serta Persepsi Pasien terhadap Pelayanan Rawat Jalan Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kabupaten Kendal Tahun 2015 Muhammad Nur Fathoni *), Agus Perry Kusuma **) *) Alumni S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan UDINUS **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan UDINUS Jalan Nakula I No 5-11 Semarang ABSTRAK Jaminan Kesehatan Nasional adalah satu bentuk perlindungan sosial dibidang kesehatan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan yang layak melalui penerapan system yang terkendali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap petugas serta persepsi pasien terhadap pelayanan rawat jalan Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kabupaten Kendal Tahun 2015. Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional, dan teknik sampling menggunakan exidental. Metode pengumpulan data dilakukan menggunakan angket dengan instrument berupa kuisioner. Populasi penelitian ini adalah petugas loket pendaftaran Puskesmas Kabupaten Kendal sebanyak 56 dan 280 pasien Jaminan Kesehatan Nasional yang berkunjung di pendaftaran selama penelitian ini berlangsung. Dari hasil penelitian menunjukan diketahui bahwa sebanyak 69,6 % petugas loket mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup baik, sebanyak 19,6 % petugas loket mempunyai tingkat pengetahuan yang sangat baik dan sebanyak 10,7 % petugas loket mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang baik. Selanjutnya diketahui bahwa sebanyak 67,9 % petugas loket mempunyai sikap sangat mendukung program JKN, sebanyak 23,2 % petugas loket mempunyai sikap yang cukup mendukung program JKN dan sebanyak 8,9 % petugas loket mempunyai sikap yang kurang mendukung program JKN. Dan presentase pasien yang mempunyai persepsi cukup baik pada petugas pelayanan loket sebanyak 54,3%, sebanyak 21,4 % pasien mempunyai persepsi yang sangat baik terhadap pelayanan loket, dan sebanyak 24,3 % pasien mempunyai persepsi kurang baik terhadap pelayanan loket. Saran dari peniliti adalah Puskesmas di Kabupaten Kendal perlu melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan di puskesmas khususnya di bagian loket karena sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebanyak 24,3 % pasien mempunyai persepsi kurang baik terhadap pelayanan loket.

Kata Kunci :Jaminan Kesehatan Nasional, Puskesmas, Pengetahuan, sikap petugas, dan persepsi pasien Kepustakaan : 20 Buah, 1999-2014 PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (1) Untuk mewujudkan tujuan tersebut pemerintah telah mengupayakan dengan berbagai program, salah satunya adalah dengan program Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sistem Jaminan Sosial Nasional pada dasarnya merupakan program negara yang bertujuan untuk memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (2) Asuransi kesehatan merupakan salah satu bentuk asuransi yang membantu mengurangi risiko akibat sakit. Asuransi sosial merupakan asuransi yang dikelola oleh Pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan tujuan memberikan suatu tingkat jaminan tertentu kepada seseorang atau kelompok yang mampu maupun tidak mampu menyediakan jaminan termasuk bagi dirinya. (3) Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun 2004 dikeluarkan Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosisal Nasional (SJSN). Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 ini mengamanatkan bahwa program jaminan social wajib bagi seluruh penduduk termasuk program Jaminan Kesehatan melalui suatu badan penyelenggara jaminan sosial. Badan penyelenggara jaminan social telah diatur dengan Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Yang terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Untuk program Jaminan Kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, implementasinya telah dimulai sejak 1 Januari 2014. Program tersebut selanjutnya disebut sebagai sebagai program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dari survei awal yang dilakukan di 2 Puskesmas dengan 4 responden di Kabupaten Kendal diketahui bahwa 50% petugas loket masih banyak yang belum memahami tentang program JKN dan masih banyak pasien yang mengeluhkan sikap petugas pelayanan di loket Puskesmas. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kabupten Kendal Jawa Tengah Tahun 2015. Subyek dalam penelitian ini adalah petugas loket Puskesmas Kendal dan pasien

rawat jalan. Jumlah subyek penelitian sebanyak 56 petugas loket dan 280 pasien rawat jalan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan explanatory research dangan metode penelitian survey. HASIL Karakteristik Petugas Loket Tabel 1. Petugas Loket Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki 24 42,9 Perempuan 32 57,1 Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa sebanyak 57,1 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal berjenis kelamin perempuan dan sebanyak 42,9 % petugas berjenis kelamin laki-laki. Tabel 2. Petugas Loket Menurut Umur Kelompok Umur 20 29 tahun 5 8,9 30 39 tahun 17 30,4 40 49 tahun 7 12,5 50 59 tahun 15 26,8 60 69 tahun 5 8,9 Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa sebanyak 30,4 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal termasuk dalam rentang usia 20 29 tahun, sebanyak 26,8 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal termasuk dalam rentang usia 30-39 tahun, sebanyak 12,5 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal termasuk dalam rentang usia 40 49 tahun, sebanyak 8,9 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal termasuk dalam rentang usia 50 59 tahun dan sebanyak 8,9 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal termasuk dalam rentang usia 60 69 tahun. Tabel 3. Petugas Loket Menurut Lama Kerja Lama Kerja Baru (<5 tahun) 9 16,1 Sedang (5-10 tahun) 15 26,8 Lama (>10 tahun) 32 57,1 Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa sebanyak 57,1 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal mempunyai masa kerja lama (>10 tahun), sebanyak 26,8 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal mempunyai masa kerja sedang (5-10 tahun), dan sebanyak 16,1 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal mempunyai masa kerja baru (<5 tahun). Tabel 4. Petugas Loket Menurut Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir

SMA 37 66,1 D3 9 16,1 S1 10 17,9 Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa sebanyak 66,1 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal mempunyai pendidikan terakhir SMA, sebanyak 16,1 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal mempunyai pendidikan terakhir D3, dan sebanyak 17,9 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal mempunyai pendidikan terakhir S1. Tabel 5. Petugas Loket Menurut Pelatihan Tentang JKN Ya 3 5,4 Tidak 53 94,6 Pelatihan JKN Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa hanya 5,4 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal yang pernah mengikuti pelatihan tentang JKN sedangkan sebanyak 94,6 % tidak pernah mengikuti pelatihan tentang JKN. Karakterisik Pasien Tabel 6. Pasien Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki 174 62,1 Perempuan 106 37,9 Total 280 100 Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa sebanyak 62,1 % pasien dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak 37,9 % pasien berjenis kelamin perempuan. Tabel 7. Pasien Menurut Umur Umur Muda (<20 tahun) 1 0,4 Dewasa (20-40 tahun) 127 45,4 Tua (40-60 tahun) 133 47,5 Lansia (>60 tahun) 19 6,8 Total 280 100 Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa sebanyak 47,5 % pasien dalam penelitian ini termasuk kelompok usia tua (40-60 tahun), sebanyak 45,4 % pasien dalam penelitian ini termasuk kelompok usia dewasa (20-40 tahun), sebanyak 6,8 % pasien dalam penelitian ini termasuk kelompok lanjut usia (>60 tahun), dan sebanyak 0,4 % pasien dalam penelitian ini termasuk kelompok usia muda (<20 tahun). Tabel 8. Pasien Menurut Jenis BPJS Jenis BPJS PBI 138 49,3 Non PBI 142 50,7

Total 280 100 Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa sebanyak 50,7% pasien dalam penelitian ini termasuk kelompok BPJS Non PBI dan sebanyak 49,3 % pasien termasuk dalam kelompok PBI. Tabel 9. Pasien Menurut Penyuluhan BPJS Ya 138 49,3 Tidak 142 50,7 Total 280 100 Penyuluhan BPJS Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa sebanyak 50,7 % pasien dalam penelitian ini tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang BPJS dan sebanyak 49,3 % pasien menyatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang BPJS. Tabel 10. Pasien Menurut Pendidikan Terakhir SD 54 19,3 SMP 73 26,1 SMA 97 34,6 Akademik 25 8,9 Sarjana 31 11,1 Total 280 100 Pendidikan Terakhir Berdasarkan tabel 10 diketahui bahwa sebanyak 19,3 % pasien mempunyai pendidikan terakhir SD, sebanyak 26,1 pasien mempunyai pendidikan terakhir SMP, sebanyak 34,6 % pasien mempunyai pendidikan terakhir SMA, sebanyak 8,9 % pasien mempunyai pendidikan terakhir Akademik dan sebanyak 11,1 % pasien mempunyai pendidikan terakhir Sarjana. Tingkat Pengetahuan Petugas Loket Tabel 11. Petugas Loket Menurut Tingkat Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Kurang Baik 6 10,7 Cukup Baik 39 69,6 Sangat Baik 11 19,6 Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa sebanyak 69,6 % petugas loket mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup baik, sebanyak 19,6 % petugas loket mempunyai tingkat pengetahuan yang sangat baik dan sebanyak 10,7 % petugas loket mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang baik. Sikap Petugas Loket Tabel 12. Petugas Loket Menurut Sikap Sikap Kurang Mendukung 5 8,9

Cukup Mendukung 13 23,2 Sangat Mendukung 38 67,9 Berdasarkan tabel 12 diketahui bahwa sebanyak 67,9 % petugas loket mempunyai sikap sangat mendukung program JKN, sebanyak 23,2 % petugas loket mempunyai sikap yang cukup mendukung program JKN dan sebanyak 8,9 % petugas loket mempunyai sikap yang kurang mendukung program JKN. Persepsi Pasien tentang Pelayanan Tabel 13. Pasien Menurut Persepsi Tentang Pelayanan Persepsi Kurang Baik 68 24,3 Cukup Baik 152 54,3 Sangat Baik 60 21,4 Total 280 100,0 Berdasarkan tabel 13 diketahui sebanyak 54,3 % pasien mempunyai persepsi yang cukup baik terhadap pelayanan loket, sebanyak 21,4 % pasien mempunyai persepsi yang sangat baik terhadap pelayanan loket, dan sebanyak 24,3 % pasien mempunyai persepsi yang kurang baik terhadap pelayanan loket. PEMBAHASAN Karakteristik Petugas Loket Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 57,1 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal berjenis kelamin perempuan dan sebanyak 42,9 % petugas berjenis kelamin laki-laki. Jika dilihat dari karakteristik umur diketahui bahwa petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal sebagian besar termasuk dalam rentang usia 28 34 tahun. Semakin dewasa umur seseorang maka akan berpengaruh terhadap pola pemikiran serta perilakunya. Dengan bertambahnya umur seseorang juga akan berpengaruh terhadap tingkat produktivitasnya. Sedangkan jika dilihat dari masa kerjanya diketahui bahwa sebanyak 57,1 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal mempunyai masa kerja lama (>10 tahun), sebanyak 26,8 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal mempunyai masa kerja sedang (5-10 tahun), dan sebanyak 16,1 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal mempunyai masa kerja baru (<5 tahun). Sebanyak 66,1% petugas Loket Puskesmas Kabupaten Kendal mempunyai pendidikan akhir SMA, sisanya ada yang pendidkan akhir D3 dan S1. semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik sikap dan perilaku sehingga dapat meningkatkan kualitas mutu pelayanan. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa hanya 5,4 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal yang pernah mengikuti pelatihan tentang JKN sedangkan sebanyak 94,6 % tidak pernah mengikuti pelatihan tentang JKN. Hal ini memperbanyak peluang kinerja petugas puskesmas yang tidak berkompeten.

Karakteristik Pasien Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah diklasifikasikan berdasarkan usia, peserta BPJS PBI atau NON PBI dan pendidikan responden. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pasien di Puskesmas Kabupaten Kendal sebagian besar tergolong pada usia tua dan dewasa. Menurut Suprana (2009), tingkat kepuasan konsumen dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah usia Konsumen yang usianya lebih tua memiliki kecenderungan lebih mudah puas dari pada konsumen yang lebih muda. Jika dilihat dari kepesertaannya diketahui bahwa sebanyak 50,7% pasien di Puskesmas Kabupaten Kendal termasuk kelompok BPJS Non PBI dan sebanyak 49,3 % pasien termasuk dalam kelompok BPJS PBI. Banyaknya pasien BPJS Non PBI menunjukan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tinggi tentang pentingnya jaminan kesehatan. Tingkat Pengetahuan Petugas Loket Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. (4) Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 69,6 % petugas loket mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup baik, sebanyak 19,6 % petugas loket mempunyai tingkat pengetahuan yang sangat baik dan sebanyak 10,7 % petugas loket mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang baik. Menurut Lawrence Green, faktor predisposisi adalah suatu keadaan yang dapat mempermudah dalam mempengaruhi individu untuk berperilaku yang salah satunya terwujud dalam pengetahuan. Notoadmojo (2002) yang menyatakan pengetahuan tercakup dalam dominan kognitif mempunyai 6 tingkatan dimana salah satu tingkatannya adalah memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui. (5) Sikap Petugas Loket Notoatmodjo (2003) berpendapat bahwa sikap merupakan reaksi yang masih tertutup, tidak dapat dilihat langsung. Sikap hanya dapat ditafsirkan pada perilaku yang Nampak. (4) Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 67,9 % petugas loket mempunyai sikap sangat mendukung program JKN, sebanyak 23,2 % petugas loket mempunyai sikap yang cukup mendukung program JKN dan sebanyak 8,9 % petugas loket mempunyai sikap yang kurang mendukung program JKN. Hasil tersebut diatas menunjukkan bahwa adanya keyakinan dalam diri petugas loket untuk mendukung program JKN. Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Notoadmojo (2003) yang menyatakan bahwa salah satu komponen sikap adalah kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap obyek,

artinya bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. (4) Hasil tersebut juga sejalan dengan pendapat Azwar (2009), bahwa sikap mempunyai arah, artinya sikap terpilah pada dua arah kesetujuan yaitu apakah setuju atau tidak setuju, apakah mendukung atau tidak mendukung, apakah memihak atau tidak memihak terhadap sesuatu atau seseorang sebagai objek. Orang yang setuju, mendukung atau memihak terhadap suatu objek sikap berarti memiliki sikap yang arahnya positif sebaliknya mereka yang tidak setuju atau tidak mendukung dikatakan sebagai memiliki sikap yang arahnya negatif (6). Persepsi Pasien tentang Pelayanan Loket Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 54,3 % pasien mempunyai persepsi yang cukup baik terhadap pelayanan loket, sebanyak 21,4 % pasien mempunyai persepsi yang sangat baik terhadap pelayanan loket, dan sebanyak 24,3 % pasien mempunyai persepsi yang kurang baik terhadap pelayanan loket. Hasil tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pasien mempunyai persepsi yang cukup baik terhadap pelayanan loket berdasarkan pengalaman pasien saat di puskesmas. Hasil ini sesuai dengan pendapat M Thoha (2000) bahwa persepsi merupakan suatu proses dimana individu melakukan pengorganisasian terhadap stimulus yang diterima kemudan diinterprestasikan, sehingga seseorang dapat menyadari dan mengerti tentang apa yang diterima dan hal ini dipengaruhi pula oleh pengalaman, yang ada pada diri bersangkutan. (7) SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut : 1. diketahui bahwa sebanyak 57,1 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal berjenis kelamin perempuan dan sebanyak 42,9 % petugas berjenis kelamin laki-laki. Dan sebanyak 30,4 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal termasuk dalam rentang usia 20 29 tahun, sebanyak 26,8 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal termasuk dalam rentang usia 30-39 tahun, sebanyak 12,5 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal termasuk dalam rentang usia 40 49 tahun, sebanyak 8,9 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal termasuk dalam rentang usia 50 59 tahun dan sebanyak 8,9 % petugas loket di Puskesmas Kabupaten Kendal termasuk dalam rentang usia 60 69 tahun. 2. Sebanyak 69,6 % petugas loket mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup baik, sebanyak 19,6 % petugas loket mempunyai tingkat pengetahuan yang sangat baik dan sebanyak 10,7 % petugas loket mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang baik.

3. Sebanyak 67,9 % petugas loket mempunyai sikap sangat mendukung program JKN, sebanyak 23,2 % petugas loket mempunyai sikap yang cukup mendukung program JKN dan sebanyak 8,9 % petugas loket mempunyai sikap yang kurang mendukung program JKN. 4. Sebanyak 54,3 % pasien mempunyai persepsi yang cukup baik terhadap pelayanan loket, sebanyak 21,4 % pasien mempunyai persepsi yang sangat baik terhadap pelayanan loket, dan sebanyak 24,3 % pasien mempunyai persepsi yang kurang baik terhadap pelayanan loket. SARAN 1. Bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kabupaten Kendal Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kota Semarang disarankan untuk meningkatkan sosialisasi mengenai program JKN karena dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar petugas loket belum pernah mengikuti pelatihan JKN. 2. Bagi Puskesmas Puskesmas di Kabupaten Kendal perlu melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan di puskesmas khususnya di bagian loket karena sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa Persentase pasien yang mempunyai persepsi kurang baik terhadap pelayanan lebih besar dari pada petugas yang mempunyai sikap kurang mendukung program JKN DAFTAR PUSTAKA 1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta : Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063, 2009. 2. Thabrany, H. Introduksi Asuransi Kesehatan. Jakarta : IDI, 2001. 3. Hermanto, Ajeng Silvira. Kesiapan Pekerja Sektor Informal (Sopir Truk Kontainer) Dalam Membayar Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Di Kota Semarang TAHUN 2014 (Skripsi). Semarang : Universitas Dian Nuswantoro, 2014. 4. Notoatmojo. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 2003. 5. Notoatmodjo, Soekidjo. Metode Penelitian Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta, 2002. 6. Azwar, S. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Jakarta : Pustaka Pelajar, 2009. 7. Thoha, M. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2000.