BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan di SMA Negeri 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen yang dilaksanakan di SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa yang tersebar di dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang menggunakan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DENGAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kritis matematika siswa yang terbagi dalam dua kelompok yaitu data kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Natar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA sebanyak 5 kelas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match dan model pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengumpulan data diperoleh X 1 = 36 untuk kelas eksperimen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER MATERI KETENTUAN QURBAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hasil penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yang dalam proses

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilakukan pre-test atau tes awal

F. Kerangka Pikir G. Hipotesis Penelitian... 47

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Gajah Mada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian Variabel (Sebelum Eksperimen)

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil belajar Fiqih antara yang menggunakan Model Pembelajaran. Numbered Heads Together (NHT) dan Konvensional (ceramah) terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang diperoleh diolah dengan menggunakan teknik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan pretest, tujuan diberikan pretest adalah untuk mengetahui pengetahuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

III. METODE PENELITIAN. SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari enam kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis secara statistik. Hasil penelitian yang diperoleh diolah dengan menggunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MAN 1 Bandar Lampung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan gambaran dan analisis temuan temuan yang berkaitandengan pengaruh latihan

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. minimum sebesar 14,14 dan skor maksimum sebesar 58,58. Sedangkan pada kelas

III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebagai mana pada tabel I, dalam lampiran. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel X 1 adalah skor data

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Swadhipa Tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Pengolahan data dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang sangat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Yadika Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Jambi pada semester ganjil tahun

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE SYNERGETIC

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X 1.1 (Kelompok Latihan Push

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH GABUNGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER DAN TANYA JAWAB TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKULTAS EKONOMI

pembelajaran sejak dasar. Sehubungan dengan empat keterampilan berbahasa, sesungguhnya sangat jarang suatu jenis keterampilan berbahasa digunakan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Persiapan Pelaksanaan Penelitian Deskripsi data dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Mengkaji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas kontrol dapat pada ilihat pada tabel sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel

BAB IV PEMBAHASAN. bentuk rata-rata atau mean (M), median (Me), modus (Mo), standar deviasi (ST), distribusi

BAB IV HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THE LEARNING CELL (SEL BELAJAR)

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Make a Match

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VIIIA - VIIIG. Pengambilan sampel dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sedangkan skor data post-test adalah skor yang diambil setelah melakukan

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JSEE - Vol. II, No. 2 November 2014 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Huffaz Pesawaran yang terletak di jalan

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 Kelas VIII semester

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Perbedaan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Menggunakan Pembelajaran Tipe NHT dan Tipe TPS Pada Materi Pecahan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksperimen semu, maka dilakukan Pre-Tes atau bisa juga dikatakan tes

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data kemampuan lompat jauh gaya jongkok

I. PENDAHULUAN. Menurut Hasbullah (2009:2). Kegiatan pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bangkurung, dengan 2 kelas yang diambil sebagai sampel dalam penelitian, dimana 1 kelas dijadikan kelas eksperimen yaitu kelas X B dengan jumlah siswa sebanyak 29 orang dan kelas yang 1 dijadikan kelas kontrol yaitu kelas X A dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang. Materi yang dipilih sebagai materi penelitian yaitu ikatan kimia, yang meliputi ikatan ion, ikatan kovalen ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah data tentang hasil belajar siswa yang terbagi dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Sebagai penjelasan pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar ikatan kimia pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Bangkurung Kabupaten Banggai Kepulauan. Data diperoleh melalui pengumpulan data dengan menggunakan istrumen berupa tes kemudian diolah secara kuantitatif dengan menggunakan uji statistik yang ditentukan. Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali berupa Pre-Test dan Post-Test, yaitu kelas yang menggunakan model pembelajan Numbered Heads Together (NHT) untuk kelas eksperimen dan kelas yang menggunakan pembelajaran metode ceramah yaitu kelas kontrol. 4.2 Analisis Data Sebelum kita menguji hipotesis dengan menggunakan uji t maka kita menguji data tersebut terlebih dahulu, apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak, begitu juga dengan homogenitas varians, data tersebut harus berasal dari varians yang homogen. Hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan (Pre-Test) dapat dilihat pada Tabel 4.1.

30 Tabel 4.1 Data Pre-Test kelas eksperimen dan kelas kontrol Kelas Statistik Jumlah Nilai Rata-rata Eksperimen 114 3,931 Kontrol 124 4,133 Berdasarkan data hasil pada Tabel 4.1 dapat dilihat untuk kelas eksperimen diperoleh jumlah nilai Pre-Test sebesar 114 dengan rata-rata sebesar 3,931 sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh jumlah nilai sebesar 124 dengan rata-rata sebesar 4,133. Dari hasil pemberian Pre-Test tersebut diperoleh nilai rata-rata kedua kelas yang sangat rendah sehingga dapat disimpulkan kedua kelas memiliki pemahaman yang sama. Setelah diketahui kemampuan awal siswa kedua kelas tersebut, maka dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada kelas eksperimen dan metode ceramah pada kelas kontrol. Pemberian perlakuan dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan pada masing-masing kelas tersebut. Selanjutnya diberikan Post-Test dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran. Hasil Post- Test secara singkat dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Data Post-Test kelas eksperimen dan kelas kontrol Statistik Kelas Jumlah Nilai Rata-Rata Eksperimen 422 14,552 Kontrol 326 10,867 Berdasarkan hasil statistika pada Tabel 4.2 dapat dilihat untuk kelas eksperimen diperoleh jumlah nilai Post-Test sebesar 422. Dengan rata-rata sebesar 14,552. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh jumlah nilai rata-rata sebesar 10,867, dari data hasil pemberian Post-Test tersebut diperoleh nilai rata-rata kedua kelas yang sangat berbeda dimana nilai kelas eksperimen yang lebih tinggi.

31 Setelah data dari hasil penelitian Pre-Test dan Post-Test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diolah, kemudian uji hipotesis penelitian dengan menggunakan statistik uji t, syarat uji t yaitu kedua kelompok harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen. 4.2.1 Pengujian Normalitas Data Pengujian normalitas data merupakan salah satu syarat yang harus terpenuhi dalam menentukan statistik uji t yang akan digunakan dalam pengujian data selanjutnya. Pengujian terhadap normal tidaknya penyebaran data hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan rumus Uji Lilliefors dengan taraf nyata (0,05). Berdasarkan perhitungan normalitas data Pre-Test kelas eksperimen dan kelas kontrol dan data Post-Test kelas eksperimen dan kelas kontrol pada (Lampiran 7.1.a-Lampiran 7.2.b). Dapat dilihat normalitas data pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Normalitas data Pre-Test dan Post-Test kelas eksperimen dan kelas kontrol No Data Kelas L hitung L tabel Kesimpulan 1 Pre-Test 2 Post-Test Eksperimen 0,084 0,163 Kontrol 0.107 0,161 Eksperimen 0,154 0,163 Kontrol 0,093 0,161 Normal Normal Hasil yang diperoleh dari uji statistik adalah nilai L hitung < L tabel dimana nilai Pre-Test kelas eksperimen L hitung < L tabel atau 0,084 < 0,163. Dan nilai Post- Test L hitung < L tabel atau 0,154 < 0,163. Maka data tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan kelas kontrol nilai Pre-Test L hitung < L tabel atau 0,107 < 0,161 dan nilai Post-Test L hitung < L tabel atau 0,093 < 0,161 maka data tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sehingga untuk hipotesisnya dapat menggunakan hipotesis parametrik dengan menggunakan uji t. 4.2.2 Pengujian Homogenitas Varians Pengujian homogenitas ini dilakukan untuk memperoleh informasi apakah kedua sampel dalam penelitian ini memiliki varians yang homogen atau tidak. Pengujian homogenitas varians data dilakukan sebelum diberikan perlakuan (Pre- Test) dan setelah kedua kelas sampel diberikan perlakuan (Post-Test) Pengujian

32 homogenitas varians dilakukan Pengujian homogenitas menggunakan uji F (varians terbesar dibagi dengan varians terkecil). Kriteria pengujiannya adalah H 0 diterima jika F hitung F tabel dan H 0 ditolak jika F hitung F tabel pada taraf signifikan α (0,05) yang dipilih dengan derajat bebas (db) pembilang dan derajat bebas penyebut masing-masing n-1 pada keadaan lain terima H 0. Berdasarkan hasil tes belajar sebelum diberi perlakuan (Pre-Test) dan sesudah diberi perlakuan (Post-Test) pada (Lampiran 8) dari kedua kelompok sampel kemudian dihitung masing-masing homogen variansnya dengan menggunakan rumus pada Tabel 4.4. varians terbesar F=, maka diperoleh varians data seperti varians terkecil Tabel 4.4 Homogenitas varians Pri-Test dan Post-Test Data Varians Sampel Eksperimen Kontrol F hitung F tabel Kesimpulan Pre-Test 2,219 2,649 1,194 1,86 Homogen Post-Test 3,214 4,158 1,294 1,86 Homogen Hasil pengujian homogen varians Pre-Test kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh F hitung < F tabel atau 1,194 < 1,86 dan data Post-Test kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh F hitung < F tabel atau 1,294 < 1,86. Sehingga data tersebut dapat disimpulkan bahwa data Pre-Test serta Post-Test kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang homogen. 4.2.3 Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil uji normalitas data dan homogenitas varians, maka pengujian hipotesis dalam penelitian ini dihitung secara statistika yakni dengan menggunakan statistik uji t. Pengujian hipotesis dimaksud untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajar Numbered Heads Together (NHT) yang dilihat dari perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang

33 menggunakan Numbered Heads Together (NHT) dan kelas kontrol yang menggunakan motode ceramah. Perhitungan pengujian hipotesis ini untuk dk = (n 1 + n 2 2 = 57) dengan kriteria pengujiannya yaitu t 1-1/2α < t < t 1-1/2α maka didapat -7,815 < 2,003 < 7,815. Apabila t hitung t tabel, maka terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan kata lain t hitung berada diluar penerimaan hipotesis H 0 (H 0 ditolak) yang berarti menerima hipotesis alternatif (H 1 diterima). Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada materi ikatan kimia. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Gambar 4.1. Daerah Penerimaan H 0 Daerah Penolakan H 0 7,815-2,003 Daerah Penolakan H 0 0 2,003 7,815 σ=0,05 Gambar 4.1 Kurva Penerimaan H 0 dan Penolakan H 0 Hipotesis penelitian ini yaitu ada pengaruh model pembelajaran Numbered Heads Togetheir (NHT) terhadap hasil belajar ikatan kimia kelas X SMAN I Bangkurung Kabupaten Banggai Kepulauan. Adanya pengaruh model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dapat dilihat adanya perbedaan hasil belajar, perbedaan tersebut dapat diketahui dengan membandingkan rata-rata skor hasil belajar siswa pada kegiatan Pre-Test dan Post-Test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dapat dilihat pada Gambar 4.2. Berdasarkan Gambar 4.2 bahwa rata-rata skor Pre-Test kelas eksperimen lebih rendah dari pada kelas kontrol dan Post-Test hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajara Numbered Heads Together (NHT) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah.

34 15,0,000 10,0,000 14,552 10,867 5,0,000-3,931 4,133 Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Hasil Belajar Pre-Test Post-Test Gambar 4.2 Diagram rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Hasil uji hipotesiss menunjukkan bahwa hasil belaja siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) adalah signifikan dengan kelas yang menggunakan metode ceramah. Selama pelaksanaan penelitian eksperimen pada materi Ikatan Kimia ini, siswa kelas eksperimen dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan untuk kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Penelitian ini dilaksanakan dalam 5 kali pertemuan, yang terdiri dari 1 kali pertemuan Pre-Test, 3 kali pertemuan proses pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk Post-Teskontrol. yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas Tahapan Untuk mendapatkan data, mula-mula kedua kelas diberi tes awal (Pre-Test) kelas X B untuk kelas eksperimen yaitu pada hari Sabtu, 28 September 2013, sedangkan kelas kontrol tes awal (Pre-Test) dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Oktober 2013. Kemudian diberi perlakuan untuk kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) sebanyak 3 kali pertemuan, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Materi yang diberikan itu kepada siswa-siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu materi ikatan kimia, yang meliputi ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam. Setelah diberi perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi tes akhir (Post-Test). Data dari hasil (Pre-Test) dan (Post-

35 Test) dianalisis menggunakan uji normalitas data, uji homogenitas varians dan yang terakhir yaitu uji t. Pada model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) di kelas X B, pada pertemuan pertama saat perlakuan siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri atas 4 orang siswa. Dimana jumlah keseluruhan siswa adalah 29 orang siswa namun pada saat itu siswa yang hadir 24 orang. Kemudian pembagian nomor pada setiap siswa dalam kelompoknya sesuai dengan jumlah soal. Setelah LKS dibagikan, peneliti menjelaskan materi secara singkat kemudian siswa mengerjakan soal sesuai nomor yang dipegang masing masing-masing siswa, lalu mendiskusikan sesama anggota kelompoknya. Namun ada kelompok yang tidak melaksanakan seutuhnya kegiatan tersebut yang disebabkan oleh ketidakcocokan anggota satu sama lain dalam kelompok tersebut. Sehingga siswa dalam kelompok tersebut tidak dapat bertukar pikiran secara maksimal dan mengakibatkan pengetahuan mereka hanya terbatas pada jawaban atas pertanyaan yang merupkan tanggung jawabnya. Sehingga perlakuan yang diberikan pada kelas Numbered Heads Together (NHT) awalnya sedikit mengalami hambatan. Banyak siswa yang belum paham tentang model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Sehingga ada beberapa orang yang cenderung putus asa jika tidak bisa mengerjakan soal sesuai nomor yang dia pegang. Selain itu juga ada siswa yang memiliki keterbatasan dalam mengingat pelajaran sebelumnya sehingga harus membutuhkan banyak waktu. Untuk mengantisipasi hal ini, langkah yang dilakukan guru yaitu mengelompokkan siswa secara heterogen, sehingga jika ada siswa yang belum paham maka siswa lain dalam kelompoknya dapat membantu menjelaskannya. Selain itu guru senantiasa membimbing diskusi dalam kelompok. Namun pada pertemuan yang berikutnya perlahan-lahan hambatan yang terjadi dapat berkurang karena siswa-siswa merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Siswa lebih giat bekerja tanpa mengharapkan jawaban dari temannya, karena pembagian pengerjaan soal dalam kelompok sudah sesuai dengan nomor yang dipegang masing-masing siswa. Dalam presentase juga tidak ditentukan siapa yang terlebih dahulu bertanggung jawab mempresentasikan hasil

36 kelompok, melainkan guru yang menyebut langsung nomor kemudian siswa mencocokkan nomor tersebut sesuai nomor yang dipegang masing-masing individu. Pembentukan kelompok dalam pembelajaran disesuaikan dengan jumlah siswa yang hadir pada hari itu. Peningkatan hasil belajar yang lebih baik pada kelas eksperimen disebabkan dalam pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) siswa aktif dalam pembelajaran, dan bertanggung jawab dalam mengerjakan soal, serta siswa merasa labih terarah dalam mengerjakan soal, serta ada kerjasama dengan sesama anggota kelompok sehingga seluruh siswa dalam kelompok dapat menguasai materi ikatan kimia yang dipelajari. Sebagai mana yang dijelaskan oleh Trianto (2011) (dalam Saparina, 2013) bahwa Numbered Heads Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk pola interaksi siswa sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Selain itu lebih melibatkan siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam seatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Begitu juga pengamatan konsisten Ghait (2011) (dalam Haydon: 2010) bahwa peserta didik rendah mencapai lebih nyaman bekerja dalam kelompok kecil dari pada rekan-rekan mereka lebih mampu dan mengatakan bahwa strategi Numbered Heads Together (NHT) sangat membantu, mudah diterapkan, dan sangat mungkin digunakan dimasa depan. Pada kelas yang menggunakan metode ceramah (kelas X A ) pertemuan pertama guru menjelaskan materi ikatan kimia. Lalu membagi siswa dalam 6 kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Dengan jumlah siswa yang hadir pada saat itu 26 orang dari 30 orang siswa kelas X A. kemudian memberikan LKS untuk setiap kelompok dengan soal yang sama. Kemudian diberi kesempatan untuk berdiskusi antar kelompok. Dalam mengerjakan tugas kelompok di kelas siswa banyak mengharapkan jawaban dari teman-teman mereka, ada siswa yang siap menyalin jawaban dari teman, dan rasa tanggung jawab siswa itu kurang. Kendala Kelas metode ceramah, saat pembagian kelompok suasana berlangsung gaduh, sebab sesama anggota kelompok tidak saling menerima. Siswa-siswa mau pembentukan kelompok dengan memilih masing-masing

37 anggota kelompoknya. Kemudian saat berdiskusi sesama anggota, siswa-siswa dalam anggota tersebut kurang memperhatikan sebab tampat duduk sedikit berjauhan. Bagaimana bisa saling berdiskusi antar sesama anggota apabila tempat duduknya saja saling berjauhan. Kendala lain yang ditemui peneliti adalah pembelajaran kimia pada saat itu dibebankan setiap hari selama materi ikatan kimia. Dengan keterbatasan guru, sehingga setiap harinya banyak jam mata pelajaran yang kosong. Sehingga peneliti diminta untuk mengisi dengan mata pelajaran kimia setiap hari. Hari kedua pembelajaran banyak sekali siswa yang tidak hadir dengan berbagai alasan izin, sakit dan alpa, ini membuat pembelajaran tidak begitu efektif. Namun ada juga siswa yang ingin belajar, bersemangat tinggi walaupun setiap hari selama 3 hari materi ikatan kimia yang diajarkan. Hari ketiga masih ada juga beberapa orang siswa yang tidak hadir. Sebagai hukuman siswasiswa yang tidak hadir ditugaskan untuk mencatat materi dan mengerjakan LKS yang mereka ketinggalan. Berdasarkan uraian-uraian kendala suasana kelas dengan metode ceramah, maka dapat dilihat bahwa kendala yang diperoleh peneliti di kelas dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) lebih mudah untuk diselesaikan untuk dicari selusinya dan kendala yang ditemukan dikelas Numbered Heads Together (NHT) lebih sedikit dibanding kelas metode ceramah. Hal inilah yang mungkin menjadi salah satu penyebab hasil belajar di kelas dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) lebih baik dari pada kelas dengan metode ceramah. Pada proses belajar mengajar didalam kelas, kelas eksperimen dan kelas kontrol ada pembentukan kelompok, hanya saja yang berbeda disini hanya nomor kartu. Kalau pada kelas eksperimen menggunakan nomor kartu, sedangkan pada kelas kontrol tidak menggunakan nomor kartu. Nomor kartu ini digunakan siswa untuk mengerjakan dan menjawab soal sesuai dengan nomor yang dipegang masing-masing. Setelah kedua kelas diberi perlakuan, kemudian dilakukan tes akhir (posttest) dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan. Data hasil belajar siswa diperoleh nilai rata-rata (Post-Test) untuk kelas eksperimen adalah 14,552 dapat dilihat pada (Lampiran 7.2a) dan untuk kelas

38 kontrol nilai rata-rata Post-Test adalah 10,867 dapat dilihat pada (Lampiran 7.2b) Hal ini menunjukan bahwa kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) memiliki nilai rata-rata lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kelas yang dibelajarkan menggunakan metode ceramah. Mungkin ini dari efek positif dari Numbered Heads Together (NHT). Pertama, siswa diberi banyak waktu untuk membahas dan merumuskan jawaban sebelum diminta untuk menjawab soal. Kedua, berfikir bersama dalam satu kelompok kecil dibandingkan bekerja perindividu. Ketiga, siswa tidak dapat memprediksi siapa dari anggota tim yang harus bertanggung jawab atas soal tersebut, dan siswa harus lebih perhatian saat soal dibahas. Sedangkan efek negatifnya adalah ada beberapa siswa yang harus diberi perhatian lebih lanjut dalam mengerjakan soal, serta siswa gaduh apa bila guru tidak membimbing diskusi Kangen 1992 (Haydon, 2010). Berdasarkan hasil uji normalitas data dan homogenitas varians, maka pengujian hipotesis dalam penelitian ini dihitung secara statistika yakni dengan menggunakan statistik uji t. Perhitungan pengujian hipotesis ini untuk dk = (n 1 + n 2 2 = 57), kriteria pengujiannya t 1-1/2α < t < t 1-1/2α, maka didapat -7,815 < 2,003 < 7,815, t hitung t tabel. Pengujian yang diperoleh t hitung > t tabel atau 7,815 > 2,003, apabila t hitung t tabel, maka terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan kata lain t hitung berada diluar penerimaan hipotesis H 0 (H 0 ditolak) yang berarti menerima hipotesis alternatif (H 1 diterima). Hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar ikatan kimia siswa kelas X SMA Negeri 1 Bangkurung Kabupaten Kepulauan.