BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Jambi pada semester ganjil tahun

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Jambi pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016, tanggal 5 Desember 2015 sampai 12 Desember Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian Quasi-Eksperiment, bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Posttest Control Group Design, dan hanya menggunakan satu kelas untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa. Peneliti menggunakan lembar observasi untuk mengamati keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada aktivitas guru dan siswa pada setiap pertemuan, serta lembar post-test untuk melihat hasil belajar siswa pada akhir pertemuan. 31

2 32 KELAS SAMPEL Menggunakan model pembelajaran koooperatif tipe STAD Keterlaksanaan model pembelajaraan kooperatif tipe STAD Hasil Belajar Siswa Lembar Observasi Aktivitas Guru Lembar Observasi Aktivitas Siswa Lembar Hasil Belajar Siswa Uji Kesamaan Rata-Rata Analisis Data dengan menggunakan rata- rata dan hasil penelitian Analisis data dengan menggunakan korelasi Kesimpulan Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

3 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA SMA N 4 JAMBI yang terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri dari 7 kelas. Rincian jumlah siswa kelas X dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Rincian Populasi Penelitian Kelas Jumlah Siswa Jumlah Seluruh L P Siswa X MIA X MIA X MIA X MIA X MIA X MIA X MIA Sumber : SMA N 4 JAMBI Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara simple random sampling secara undian, dan diambil satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu X MIA Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 2, yaitu: X = Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pembelajaran ikatan kimia. Y = Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. 3.5 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan lembar post-test hasil belajar siswa. Lembar observasi digunakan observer sebagai pedoman untuk memperoleh informasi bagaimana proses keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikelas. Lembar post-test digunakan untuk

4 34 melihat hasil belajar siswa dan menggambarkan sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Lembar observasi ini disusun berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kriteria skor dalam pilihan jawaban yaitu 4,3,2,1. Observer dapat memilih jawaban dengan memberikan checklist () pada salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai. Langkah-langkah atau sintaks dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD digunakan sebagai dasar untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran. Adapun kisi-kisi lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD oleh guru seperti dalam tabel 3.2 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Model oleh Guru No Aspek Indikator Jumlah Item 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran 1 Memberikan motivasi dan apersepsi 1 2 Menyampaikan informas Mendemonstrasikan materi pembelajaran 3 Mengontrol pengetahuan Mengontrol pengetahuan siswa siswadengan latihan dengan latihan terbimbing terbimbing 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Membagi siswa dalam kelompok 1 Membimbing kelompok belajar siswa 1 5 Evaluasi Memanggil siswa untuk 1 mempresentasikan jawaban soal di LKS Menyimpulkan LKS 1 Kuis 1 6 Memberikan penghargaan Menghargai hasil belajar siswa 1 Total

5 35 Adapun kisi-kisi lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tiep STAD oleh siswa seperti dalam tabel 3.3 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Model oleh Siswa No Aspek Indikator 1 Tujuan dan motivasi Mendengarkan tujuan dan motivasi dan apersepsi 2 Penerimaan informasi Menyimak penyampaian informasi dari guru. Jumlah Item 1 3 Pembentukan kelompok Membentuk kelompok belajar 1-5 siswa 1 belajar 4 Kerja kelompok Mengerjakan LKS 1 1 Mendiskusikan jawaban soal dalam kelompok Bertanya materi yang tidak dimengerti 1 kepada guru 5 Evaluasi Mempresentasikan jawaban soal di LKS 1 Menyimpulkan jawaban akhir dari 1 semua soal di LKS Mengevaluasi hasil diskusi kelompok 1 6 Kuis Mengerjakan kuis 1 Total Lembar Post-Test Hasil Belajar Siswa Instrumen penilaian hasil belajar siswa yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar adalah dengan menggunakan tes objektif. Tes terdiri dari soal-soal dengan 4 pilihan jawaban. Langkah penyusunan tes dimulai dengan penyusunan kisi-kisi dan uji coba soal. Kisi-kisi yang disusun mencangkup sub pokok materi, indikator, dan jenjang kognitif. Adapun kisi-kisi soal yang digunakan untuk soal uji coba dapat dilihat pada tabel 3.4

6 36 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Uji Coba Indikator 1. Menjelaskan komponen-komponen terbentuknya ikatan ion, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam 2. Mampu mendeskripsikan perpindahan elektron suatu unsur dalam membentuk suatu ikatan 3. Mampu menganalisa pembentukan suatu jenis ikatan beserta rumus kimia dan rumus elektron dari penggabungan beberapa unsur 4. Mampu membuktikan jenis ikatan yang terbentuk dari beberapa unsur Jumlah Soal Aspek Kognitif C2 C3 C4 Jumlah Soal JUMLAH 40 Soal yang diberikan sesuai dengan meteri pada RPP serta telah memenuhi kriteria validitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan reliabilitas, Adapun penentuan mengenai validitas, tingkat tingkat kesukaran, daya beda, dan reliabilitas soal uji coba adalah sebagai berikut: Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mampu mengukur apa yang akan diukur. Dalam menentuan tingkat validitas butir soal digunakan korelasi product moment pearson dengan mengkorelasikan antar skor yang didapat siswa

7 37 pada suatu butir soal dengan skor total yang didapat. Rumus yang digunakan: r xy = Keterangan: r xy = KoefisienValiditas X = Skor untuk item soal (jikat betul = 1, jika salah = 0) Y = Skor total siswa N = Jumlah siswa Untuk dapat menentukan besarnya koefesien validitas soal maka dapat dilihat pada tabel. Tabel 3.5 Klasifikasi Harga Koefisien Korelasi Interval Koefisien Korelasi Tingkat Korelasi 0,000-0,199 SangatRendah 0,200-0,399 Rendah 0,400-0,599 Cukup 0,600-0,799 Tinggi 0,800-1,00 SangatTinggi Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal dengan kriteria validitas lebih besar dari 0,400. (Jihad dan Haris, 2012) Tingkat Kesukaran Untuk menegtahui mana tingkat kesukaran item soal dapat dihitung dengan rumus: P = Keterangan : P B Js = Tingkat kesukaran = Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar = Jumlah seluruh siswa peserta tes

8 38 Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Harga Tingkat Kesukaran 0,00-0,29 Sukar 0,30-0,69 Sedang 0,70-1,00 Mudah Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal dengan kriteria tingkat kesukaran sedang yaitu: 0,30-0,69 (Jihad dan Haris, 2012) Daya Beda Keterangan : Tingkat Kesukaran Untuk menentukan daya beda butir soal digunakan rumus: D = - = P A - P B D = Daya pembeda J A = Banyak peserta kelompok atas J B = Banyak peserta kelompok bawah B A = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar B B = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar P A P B = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar =Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar Tabel 3.7 Kriteria Daya Pembeda Soal Harga DP DayaPembeda 0,00-0,20 Jelek 0,21-0,40 Cukup 0,41-0,70 Baik 0,71-1,00 BaikSekali Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal dengan kriteria daya beda lebih besar dari 0,21 (Jihad dan Haris, 2012)

9 Reliabilitas Reliabilitas yang ditentukan untuk soal-soal yang terpilih yaitu soal-soal yang telah memenuhi kriteria validitas, daya beda, dan tingkat kesukaran. Untuk mengetahui reliabilitas belajar digunakan rumus KR-20 yaitu: r 11 S 2 = = Keterangan : R11 = Reliabilitas p q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p) pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q S n N x = Standar deviasi dari tes (Standar deviasi adalah akar varians) = Banyaknya item = Banyaknya subjek pengikut tes = Simpangan X dan X rata-rata, yang dicari dari X X rata-rata (Arikunto, 2013) Tabel 3.8 Klasifikasi Reliabilitas Harga R Kriteria 0,00-0,20 SangatRendah 0,21-0,40 Rendah 0,41-0,60 Cukup 0,61-0,80 Tinggi 0,81-1,00 SangatTinggi 3.6 Teknik Pengumpulan Data (Jihad danharis, 2012) Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan memberikan lembar post-test berupa soal objektif untuk melihat hasil belajar siswa, serta

10 40 lembar observasi untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dinilai dari aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa. Data keterlaksanaan model pembelajaran tersebut dikumpulkan dengan cara pengamatan langsung tiap pertemuan saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Pengamatan dilakukan oleh 5 orang observer, 4 diantaranya mengamati keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD oleh siswa, masing-masing mengamati 10 orang siswa, dan 1 orang mengamati keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD oleh guru. 3.7 Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah: a. Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD oleh Guru dan Siswa. Lembar observasi guru berisi 10 pernyataan dengan skor minimal 10 dan maksimal 40. Untuk lembar observasi siswa terdapat 10 pernyataan dengan skor minimal 10 dan maksimal 40. Skor minimum : 1 x 10 = 10 Skor maksimum : 4 x 10 = 40 Kategori kriteria : 4 Rentang nilai : = 7,5 Tabel 3.9 kategori keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Skala Nilai Skor % Nilai Kategori keterlaksanaan keterlaksanaan model Sangat baik Baik Cukup baik Kurangbaik

11 41 Pada lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan rumus untuk mencari persentase rata-rata seperti di bawah ini: Presentase = "#$%& '(#)* %+#,&-(#) #$%&.($#)./. x 100% Hubungan yang akan dilihat adalah keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan hasil belajar siswa. Keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD seharusnya ditinjau dari guru dan siswa, namun dapat diwakili dari data keterlaksanaan model oleh siswa, karena aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses belajar mengajar adalah akibat dari aktivitas yang dilakukan oleh guru. Namun, untuk meyakinkan hal tersebut perlu dilakukan uji kesamaan dua rata-rata keterlaksanaan ditinjau baik dari guru maupun ditinjau dari siswa dengan menggunakan rumus: t hitung = 2( dengan S 2 = (Sudjana, 2012) dimana: X 1 = rata-rata keterlaksanaan model oleh guru X 2 = rata-rata keterlaksanaan model oleh siswa n 1 = jumlah pertemuan guru n 2 = jumlah pertemuan siswa S = nilai simpangan baku gabungan S 1 = nilai simpangan baku keterlaksanaan model oleh guru S 2 = nilai simpangan baku keterlaksanaan model oleh siswa

12 42 Menurut teori distribusi sampling, maka statistik t tersebut berdistribusi student dengan dk = (n 1 + n 2 2). Kriteria pengujian adalah X 1 = X 2, jika -t tabel < t <t tabel. Dimana t tabel didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n 1 + n 2 2) dan peluang (1-1/2ά ) untuk α = 0,05. b. Lembar Post-Test Hasil Belajar Siswa Data yang dianalisis adalah hasil post-test siswa pada kelas eksperimen. Setelah data penelitian diperoleh maka selanjutnya data diuji normalitas dengan menggunakan uji liliefors dan uji homogenitas dengan menggunakan uji F. 3.8 Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H 0 = µ = 0 (tidak ada hubungan) H a = µ 0 (ada hubungan) Cara pengujian hipotesis adalah dengan mencari korelasi antara keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD oleh siswa dan hasil belajar siswa dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun rumusnya sebagai berikut: ;<= =)(?) 8 9: 7 ( =) 7 (;<? 7 (<?) 7 } (Sugiyono, 2012) Keterangan: 8 9: = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y x y N = Variabel bebas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD = Variabel terikat yaitu hasil belajar yang diperoleh siswa = Jumlah siswa ΣXY = Jumlah skor hasil kali skor X dengan Y yang berpasangan

13 43 ΣX ΣY ΣX 2 ΣY 2 = Jumlah skor dalam sebaran X = Jumlah skor dalam sebaran Y = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y Setelah didapatkan nilai 8 9:, selanjutnya nilai tersebut dapat diinterpretasikan dengan menggunakan pedoman interpretasi koefisien korelasi pada tabel Tabel 3.10 Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi Interval koefesien 0,00 0,199 0,20 0,399 0,40 0,599 0,60 0,799 0,80 1,000 Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat Untuk melihat signifikansi pengaruh variabel X dan variabel Y maka dilakukan uji lanjut dengan uji t. Namun sebelum dilakukan uji t, data harus di uji normalitas dan homogenitasnya terlebih dahulu. Adapun rumus untuk uji t adalah sebagai berikut: Keterangan : (Sugiyono, 2012) r = Koefesien korelasi n = Banyak sampel Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel, untuk α 5% dengan dk = n 2. Kriteria penerimaan hipotesis, terima H 0 jika t hitung < t tabel, sebaliknya tolak H 0 dan terima Ha. Syarat untuk uji t, data harus bersifat normal dan homogen. Sebelum dilakukan uji t, dilakukan uji Normalitas dan uji Homogenitas.

14 44 a. Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Skor hasil belajar diperoleh dan disusun dari data yang terkecil sampai yang terbesar. 2. Menghitung rata-rata masing-masing kelas sampel. 3. Menghitung standar deviasi masing-masing kelompok sampel. 4. Mencari skor baku dari skor mentah dengan rumus: Zi = 9)9 5. Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, dihitung peluang dengan rumus : F(Zi) = P (Z<Zi). 6. Dengan menggunakan proporsi Z 1, Z 2, Z 3, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi dinyatakan dengan: S(Zi) = S(Zi) = F C) (:($ C,C7 C :(2 EC) 7. Hitung selisih F(Zi) S(Zi), kemudian ditentukan harga mutlaknya. 8. Ambil yang terbesar dari harga mutlak selisih tersebut, harga terbesar ini disebut Lo. 9. Membandingkan Lo dengan harga kritis L yang ada pada tabel dengan tingkat kepercayaan 95%, kriteria pangujian adalah: Jika L o < L tabel maka data berdistribusi normal. Jika L o > L tabel maka data tidak berdistribusi normal. Jika data tidak normal maka dilakukan transformasi data.(sudjana, 2012) #

15 45 b. Uji Homogenitas Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Bagi data menjadi dua kelompok 2. Tentukan simpangan baku dari masing-masing kelompok 3. Tentukan F hitung dengan rumus: F = 0 Keterangan : S 2 1 = Varians terbesar S 2 2 = Varians terkecil Jika F hitung sudah diketahui, maka harga tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel yang terdapat dalam daftar distribusi F pada tingkat kepercayaan 95%. Jika F hitung lebih kecil dari harga F tabel berarti kelas tersebut mempunyai varians yang homogen.