BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ekologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang interaksi antara

ANALISA KUALITATIF MODEL MATEMATIKA FISHERY

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KESTABILAN MODEL BIOEKONOMI SISTEM MANGSA PEMANGSA SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN PEMANENAN PADA POPULASI PEMANGSA

VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP. Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan

5.5 Status dan Tingkat Keseimbangan Upaya Penangkapan Udang

KELAYAKAN PENANGKAPAN IKAN DENGAN JARING PAYANG DI PALABUHANRATU MENGGUNAKAN MODEL BIOEKONOMI GORDON- SCHAEFER

7 KONSEP PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN TELUK BONE

BAB II KAJIAN TEORI. Persamaan diferensial sangat penting dalam pemodelan matematika khususnya

PENDUGAAN STOK IKAN LAYUR

1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis bifurkasi pada model predator-prey dengan dua

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup lainnya. Interaksi yang terjadi antara individu dalam satu spesies atau

Created By Aristastory.Wordpress.com BAB I PENDAHULUAN. Teori sistem dinamik adalah bidang matematika terapan yang digunakan untuk

ANALISIS BIOEKONOMI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger spp) DI KOTA MAKASSAR Hartati Tamti dan Hasriyani Hafid ABSTRAK

KESTABILAN MODEL BIOEKONOMI SISTEM MANGSA PEMANGSA SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN PEMANENAN PADA POPULASI PEMANGSA

Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Udang Penaeid Sp. Di Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan

5 POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DEMERSAL

BAB II KAJIAN TEORI. dinamik, sistem linear, sistem nonlinear, titik ekuilibrium, analisis kestabilan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2012 TENTANG

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS DINAMIK SISTEM PREDATOR-PREY MODEL LESLIE-GOWER DENGAN PEMANENAN SECARA KONSTAN TERHADAP PREDATOR

VI. ANALISIS BIOEKONOMI

BAB II LANDASAN TEORI. pada bab pembahasan. Materi-materi yang akan dibahas yaitu pemodelan

PEMANENAN OPTIMAL PADA MODEL REAKSI DINAMIK SISTEM MANGSA-PEMANGSA DENGAN TAHAPAN STRUKTUR. Yuliani, Marwan Sam

Keragaan dan alokasi optimum alat penangkapan cakalang (Katsuwonus pelamis) di perairan Selat Makassar

ANALISIS BIFURKASI PADA MODEL MATEMATIS PREDATOR PREY DENGAN DUA PREDATOR SKRIPSI

ANALISA KESEIMBANGAN INTERAKSI POPULASI TERUMBU KARANG, SIPUT DRUPELLA DAN PREDATORNYA MELALUI PHASE PORTRAIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KONSEP PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP CAKALANG (Katsuwonus pelamis)di KAWASAN TELUK BONE DALAM PERSPEKTIF KEBERLANJUTAN

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan 3.3 Metode Penelitian

POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN DI SELATAN JAWA TIMUR

ANALISIS MODEL MANGSA PEMANGSA PADA PENANGKAPAN IKAN YANG DIPENGARUHI OLEH KONSERVASI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: PER.15/MEN/2005 TENTANG

PENDAHULUAN. Sumberdaya tersebut diolah dan digunakan sepuasnya. Tidak satupun pihak yang

PENDUGAAN STOK IKAN TONGKOL DI SELAT MAKASSAR SULAWESI SELATAN

Analisis Potensi Lestari Sumberdaya Perikanan Tuna Longline di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah

POTENSI BERKELANJUTAN SUMBER DAYA IKAN PELAGIS BESAR DI KABUPATEN MALUKU TENGAH

Pengelolaan SD Pulih -SD Ikan- Luh Putu Suciati

PENDUGAAN POTENSI LESTARI KEMBUNG (Rastrelliger spp.) DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN SUMATERA UTARA ABSTRACT

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2 Peta lokasi penelitian PETA LOKASI PENELITIAN

Code Of Conduct For Responsible Fisheries (CCRF) Tata Laksana Perikanan Yang Bertanggung Jawab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Interaksi Dalam Perikanan Multijenis

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1982, tepatnya tanggal 10 Desember 1982 bertempat di Jamaika

ANALISIS KAPASITAS PENANGKAPAN (FISHING CAPACITY) PADA PERIKANAN PURSE SEINE DI KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Y U S T O M

MAXIMUM SUSTAINABLE YIELD (MSY) PADA PERIKANAN DENGAN STRUKTUR PREY-PREDATOR

STUDI BIOEKONOMI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger spp) DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN GABION KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS BIOEKONOMI RAJUNGAN (Portunus pelagicus) MENGGUNAKAN PENDEKATAN SWEPT AREA DAN GORDON-SCHAEFER DI PERAIRAN DEMAK

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ex-situ observation & analysis: catch effort data survey for stock assessment

5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) ANALISIS POTENSI LESTARI PERIKANAN TANGKAP DI KOTA DUMAI

ANALISIS POTENSI PERIKANAN PELAGIS KECIL DI KOTA TERNATE

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Gambar 7. Peta kawasan perairan Teluk Banten dan letak fishing ground rajungan oleh nelayan Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu

Ex-situ observation & analysis: catch effort data survey for stock assessment -SCHAEFER AND FOX-

Simulasi Kestabilan Model Predator Prey Tipe Holling II dengan Faktor Pemanenan

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.2 Oktober 2009 ISSN : PENDEKATAN SISTEM DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA DAN PEMANFAATAN RUANG PESISIR DAN LAUTAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MASPARI JOURNAL Januari 2017, 9(1):43-50

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Populasi adalah kumpulan individu dari suatu spesies yang sama yang

METODE PENELITIAN STOCK. Analisis Bio-ekonomi Model Gordon Schaefer

Agriekonomika, ISSN e ISSN Volume 4, Nomor 1

MODEL PREDATOR-PREY DENGAN DUA PREDATOR

PENDAHULUAN. Sumberdaya ikan merupakan salah satu jenis sumberdaya alam yang

Catch per unit effort (CPUE) periode lima tahunan perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung

1 PENDAHULUAN. Potensi lestari dan tingkat pemanfaatan sumberdaya udang laut di Indonesia dan Laut Jawa. Pemanfaatan (%) 131,93 49,58

Potensi Lestari Ikan Kakap di Perairan Kabupaten Sambas

Lebih khusus, dalam skripsi ini persamaan differensial tundaan yang dipelajari mempunyai bentuk umum sebagai berikut :

2 KERANGKA PEMIKIRAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini, akan dibahas system predator-prey dengan respon fungsi tak

Universitas Bung Hatta, **) Staf Pengejar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Bung Hatta ABSTRACT

ABSTRACT. Key word : bio-economic analysis, lemuru resources, bali strait, purse seine, resource rent tax, user fee

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persamaan diferensial sebagai model matematika terbentuk karena

ANALISIS DINAMIK MODEL POPULASI MANGSA PEMANGSA DENGAN WILAYAH RESERVASI DAN PEMANENAN PEMANGSA Aidil Awal 1*), Syamsuddin Toaha 2), Khaeruddin 2)

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii

3. METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3. METODE PENELITIAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengendalian Populasi Hama pada Model Mangsa-Pemangsa dengan Musuh Alaminya

ANALISIS TINGKAT PEMANFAATAN DAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN PELAGIS DI PERAIRAN PRIGI JAWA TIMUR Hari Ilhamdi 1, Riena Telussa 2, Dwi Ernaningsih 3

Penangkapan Tuna dan Cakalang... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.)

FISHING GEAR PERFORMANCE ON SKIPJACK TUNA IN BONE BAY DISTRICT LUWU

Local Stability of Predator Prey Models With Harvesting On The Prey. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan sistem dinamik kontinu dan sistem dinamik yang. menggunakan waktu diskrit disebut dengan sistem dinamik diskrit.

1 PENDAHULUAN. Gambar 1 Perkembangan Global Perikanan Tangkap Sejak 1974

Transkripsi:

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar dan melakukan pengamatan-pengamatan. Matematika juga merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat diterapkan pada disiplin ilmu lainnya seperti pada bidang biologi, kimia, dan fisika. Matematika yang seperti ini disebut dengan matematika terapan. Matematika terapan tidak bisa lepas dari pemodelan matematika. Pemodelan matematika yang mengandung parameter parameter yang saling berhubungan dan terdapat suatu perubahan nilai pada variabel terhadap waktu disebut dengan sistem dinamik. Persamaan yang biasa digunakan pada sistem dinamik adalah persamaan diferensial. Dari suatu persamaan diferensial dapat ditentukan solusi equilibriumnya serta stabilitas dari solusi equilibrium tersebut. Parameter pada persamaan diferensial kadang juga mengalami perubahan yang akan akan berpengaruh pada keadaan solusi equilibrium dan stabilitasnya. Perubahan tersebut disebut dengan bifurkasi. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dari bifurkasi yaitu perubahan stabilitas dan muncul atau hilangnya solusi equilibrium sehingga terdapat berbagai macam bifurkasi yang terjadi pada persamaaan diferensial. Ilmu matematika sering diterapkan pada bidang biologi seperti pada proses perubahan populasi ikan dari waktu ke waktu. Jumlah individu pada populasi ikan bisa bertambah ataupun berkurang. Populasi ikan akan bertambah karena adanya kelahiran. Sedangkan pengurangan populasi ikan dipengaruhi oleh banyak hal diantaranya kematian alami yang disebabkan oleh adanya interaksi antar individu seperti persaingan makanan dan ruang, prey-predator dan perubahan lingkungan. Pengaruh lainnya ialah adanya penangkapan dan kerusakan lingkungan. Salah satu hal yang dapat mempercepat pengurangan populasi ikan adalah penangkapan tanpa adanya suatu perencanaan dan perhitungan yang matang yang dapat menyebabkan overfishing. Overfishing atau penangkapan secara berlebih adalah laju penangkapan ikan yang melebihi laju kecepatan kemampuan sumberdaya ikan untuk melakukan pemulihan. Hal ini akan membuat populasi ikan berkurang sangat cepat bahkan menghilang pada suatu waktu tertentu. Sebagai contoh, jurnal yang berjudul Konsep Pengelolaan Perikanan Tangkap Cakalang (Katsuwonus Pelamis) di Kawasan Teluk Bone dalam Perspektif Keberlanjutan. Dalam jurnal ini, Jamal (2014:199) menyatakan bahwa di Kabupaten Luwu (zona utara), Kabupaten Bone (zona tengah) dan Kabupaten Sinjai (zona selatan) produksi tertinggi Cakalang dicapai pada bulan Oktober sampai dengan Desember. Pada kisaran bulan ini terjadi over exploited sehingga nilai CPUE (catch per unit effort) semakin menurun dengan adanya penambahan upaya (trip). Demikian juga dengan nilai MSY (maximum suistainable yield) dan upaya optimum yang sudah terlampaui. Oleh karena itu perlu dilakukan penurunan tingkat eksploitasi yang sudah melebihi MSY dengan cara menurunkan tingkat upaya penangkapan dengan mempertimbangkan faktor kehati-hatian. Sesuai ketentuan dalam CCRF (code of conduct responsible fisheries) jumlah tangkapan total yang diperbolehkan adalah 80% dari MSY. Dengan adanya pembatasan tersebut diharapkan kontinuitas sumberdaya Cakalang pada waktu yang akan datang tetap terjaga. 1

Hal ini ditetapkan dalam Undang-Undang No.31/2004 junto No. 45/2009 tentang perikanan yang menyatakan bahwa pengelolaan perikanan adalah semua upaya termasuk proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya ikan dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan di bidang perikanan yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan untuk mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati. Pengelolaan sumberdaya ikan keberlanjutan tidak melarang aktivitas penangkapan yang bersifat ekonomi atau komersil tetapi menganjurkan dengan persyaratan bahwa tingkat pemanfaatan tidak melampaui daya dukung (carrying capacity) lingkungan. Pertimbangan ekosistem juga dapat dimasukkan ke dalam manajemen perikanan dengan memodifikasi paradigma overfishing atau dengan mengembangkan pendekatan baru untuk menjelaskan struktur dan fungsi ekosistem dalam kaitannya dengan pemanenan. Jika berbasis ekosistem, konsep overfishing digunakan untuk mengambil peran yang lebih besar dalam manajemen, tindakan dan prediksi kondisi ekosistem. Hal ini dikemukakan oleh Murawski (2000:649) dalam jurnalnya yang berjudul Definitions of Overfishing from an Ecosystem Perspective. Dampak dari overfishing yang paling fatal adalah terjadinya pertikaian internasional. Seperti yang terjadi pada tahun 1999 pada jurnal yang berjudul International Concern for The World s Fisheries: United Nations Efforts to Combat Overfishing and International Debate Over State Fishing Subsidies. Penelitian yang dilakukan oleh Nelson (1999: 157) ini mengatakan bahwa Australia dan Selandia Baru meminta agar kapal tuna Jepang menghentikan kegiatan memancing secara total karena telah terjadi overfishing. Contoh lainnya yaitu jurnal yang berjudul Potensi Sumberdaya Perikanan dan Tingkat Eksploitasi (Kajian Terhadap Danau Pulau Besar dan Danau Bawah Zamrud Kabupaten Siak Provinsi Riau). Pada penelitian ini, Hendrik (2010:121) menyatakan bahwa jumlah produksi perikanan pada tahun 2010 sebesar 38.300 kg dengan MSY sebesar 43.148,24 kg/tahun. Artinya telah terjadi kelebihan tangkap (overfishing). Tingkat eksploitasi telah mencapai 89% dari MSY sehingga mengakibatkan penurunan produksi ikan. Dari permasalahan di atas, perlu dibuat suatu model matematika fishery untuk mengendalikan perubahan populasi ikan agar tidak mengalami kepunahan pada tahun tahun berikutnya. Model matematika fishery terdiri atas dua jenis, yaitu tanpa adanya penangkapan dan dengan adanya penangkapan. Model ini akan dikombinasikan dengan model pertumbuhan logistik. Melalui model matematika tersebut dapat ditentukan persentase jumlah ikan yang boleh ditangkap agar pada masa yang akan datang tidak terjadi kepunahan. Dari model ini akan ditentukan pula solusi equilibrium dan stabilitasnya. Kestabilan inilah yang nantinya digunakan untuk memprediksi jumlah populasi ikan pada tahun tahun berikutnya setelah dilakukan penangkapan. Pada kasus perikanan diberikan parameter α yang didefinisikan sebagai tingkat kesulitan ikan untuk ditangkap yang akan digunakan untuk menentukan batasan jumlah ikan yang boleh ditangkap agar s yang didefinisikan sebagai kuota menangkap ikan dapat dicapai secara optimum dan tidak terjadi overfishing. 2

3 Pada kasus ini terdapat hubungan antara bifurkasi dan model matematika fishery. Bifurkasi digunakan untuk menganalisa pada parameter berapa terjadi perubahan kestabilan maupun muncul atau hilangnya solusi equilibrium. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa batasan kuota menangkap ikan yang optimum dengan tingkat kesulitan menangkap ikan yang telah ditentukan. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana terjadinya berbagai macam bifurkasi pada sistem tak linear. 2. Bagaimana peranan parameter α dan s yang masing masing didefinisikan sebagai tingkat kesulitan ikan untuk ditangkap dan persentase jumlah ikan yang ditangkap pada model matematika fishery untuk menentukan solusi equilibrium dan stabilitasnya. 3. Pada keadaan seperti apa kuota menangkap ikan dapat dicapai secara optimum dan tidak terjadi overfishing. 1.3. Batasan Masalah Penulisan skripsi ini memiliki batasan masalah sebagai berikut: 1. Hanya akan dibahas bifurkasi dengan satu dimensi yang meliputi bifurkasi saddlenode, bifurkasi transkritikal, bifurkasi superkritikal pitchfork dan bifurkasi subkritikal pitchfork. 2. Stabilitas solusi equilibrium hanya ditentukan dengan menggunakan derivatif pertama dari persamaan diferensial, trajektori dan analisis tanda melalui kurva x versus x. 3. Dalam model matematika fishery hanya akan dibahas perubahan populasi ikan karena adanya faktor penangkapan. 4. Tidak adanya faktor lain yang mempengaruhi pengurangan populasi ikan selain factor penangkapan. 5. Jumlah individu yang lahir diasumsikan sama dengan jumlah individu yang mati. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, masalah yang akan dibahas pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana terjadinya berbagai macam bifurkasi pada sistem tak linear dimensi satu dan bagaimana pula pola grafis dari bifurkasi tersebut? 2. Bagaimana kestabilan solusi equilibrium pada model matematika fishery dengan adanya penangkapan? 3. Jenis bifurkasi satu dimensi apa saja yang terjadi pada model matematika fishery dan pada keadaan seperti apa kuota menangkap ikan dapat dicapai secara optimum? 1.5. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian mengenai bifurkasi satu dimensi dan model matematika fishery ini adalah sebagai berikut:

4 1. Mengetahui terjadinya berbagai macam bifurkasi pada sistem tak linear dimensi satu yang meliputi bifurkasi saddle-node, bifurkasi transkritikal, bifurkasi superkritikal pitchfork dan bifurkasi subkritikal pitchfork. 2. Mengetahui kestabilan dari solusi setimbang pada model matematika fishery dengan adanya penangkapan. 3. Mengetahui jenis bifurkasi satu dimensi yang diterapkan pada model matematika fishery dan pada keadaan seperti apa kuota menangkap ikan dapat dicapai secara optimum. 1.6. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Menambah pengetahuan dan wawasan untuk penulis dan juga pembaca tentang konsep bifurkasi satu dimensi. 2. Memberikan sumbangsih dan motivasi kepada pihak pihak yang ingin mengembangkan ilmu matematika pada cabang ilmu lainnya khususnya di perikanan dengan menganalisis model matematika fishery. 1.7. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah studi literatur, yaitu segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi-informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang sedang diteliti dengan cara mempelajari beberapa buku, makalah, jurnal, hasil penelitian sebelumnya, atau tulisan-tulisan yang berkaitan dengan topik penelitian yang sedang dibahas oleh peneliti. 2. Data dan Sumber Data Data yang digunakan penulis pada penelitian ini diambil dari buku-buku teks dan jurnaljurnal ilmiah. Sedangkan sumber utama yang digunakan penulis berasal dari buku Introduction to Differential Equations oleh Jeffrey R. Chasnov. 3. Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah dengan membaca sumber-sumber data yang relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis. Dari sumber-sumber bahan tersebut kemudian dianalisis dan dirumuskan sebagai data penunjang di dalam penelitian. 4. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, diawali dengan mengumpulkan referensi-referensi mengenai bifurkasi satu dimensi. Selanjutkan peneliti memilih masalah pada dunia nyata yang dapat diselesaikan dengan menggunakan konsep bifurkasi satu dimensi. Masalah yang dipilih peneliti berupa masalah pada dunia perikanan dengan menerapkan pula model matematika fishery dengan adanya penangkapan. Model matematika yang dipilih dikombinasikan dengan model matematika logistik. Dalam hal ini, yang akan diteliti adalah perubahan kestabilan dari solusi setimbang pada kondisi atau parameter tertentu. Kestabilan tersebut

5 dicari dengan melakukan penghitungan numerik yang selanjutnya ditunjukkan dengan trajektori yang digambarkan pada aplikasi Maple dan ilustrasi grafis pada aplikasi GeoGebra. Ditunjukkan pula bifurkasi yang muncul pada analisis kestabilan dari solusi setimbang dalam model matematika fishery sederhana tersebut. 1.8. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis mengemukakan teori yang mendasari materi sebagai landasan melakukan penelitian. Landasan teori yang disajikan meliputi definisidefinisi serta konsep-konsep dasar yang berkaitan dengan bifurkasi dan model matematika fishery sederhana. BAB III : PEMBAHASAN Pada bab ini dijabarkan mengenai pembahasan dan hasil dari proses meneliti. Berdasarkan rumusan masalah yang diteliti, didapat hasil bagaimana konsep bifurkasi satu dimensi, model, kesetimbangan dan kestabilan model matematika fishery sederhana serta jenis bifurkasi yang diterapkan pada model tersebut. BAB IV : PENUTUP Pada bab ini penulis memaparkan kesimpulan yang diperoleh dari keseluruhan hasil pembahasan, serta saran-saran yang dapat penulis sampaikan kepada pihak yang terkait dengan bahasan penulisan penelitian ini.