Hasil Perhitungan. Sumber Data dan Sectoral Re-segregation

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERANAN SEKTOR KEHUTANAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA: SEBUAH PENDEKATAN MODEL INPUT-OUTPUT

BAB 11. PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER 11. REGIONAL INCOME

TABEL POKOK PDRB / GRDP PRIMER TABLES OF MUSI BANYUASIN. Tabel / Table 11.1

PENDAPATAN REGIONAL 574 Jambi Dalam Angka 2009/Jambi in Figures 2009

Tabel/Table Sektor/Sub Sektor Sectors/Sub Sectors

Figur Data Kota Surakarta Tahun

Pendapatan Regional/ Regional Income

Gross Domestic Regional Product

BAB 10. PENDAPATAN REGIONAL

Pendapatan Regional/ Regional Income

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

Pendapatan Regional/ Regional Income

Analisa dan Diskusi. Neraca gas bumi

ANALISIS DAYA PENYEBARAN DAN DERAJAT KEPEKAAN SEKTOR EKONOMI DI JAWA TENGAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran A : Daftar Pertanyaan. Lampiran B : Transkrip Wawancara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. Halaman Kata Pengantar Daftar Isi... iii Daftar Tabel.. v Daftar Gambar ix

penduduk pertengahan tahun tersebut sebesar person jiwa. Jawa Barat Dalam Angka / Jawa Barat in Figures

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

I.9 POSISI PINJAMAN MODAL KERJA RUPIAH YANG DIBERIKAN BANK UMUM DAN BPR MENURUT KELOMPOK BANK & LAPANGAN USAHA (Miliar Rp)

Pendapatan Regional/ Regional Income

I.4. POSISI PINJAMAN RUPIAH & VALAS YANG DIBERIKAN BANK UMUM DAN BPR MENURUT KELOMPOK BANK & LAPANGAN USAHA (Miliar Rp)

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

Pendapatan Regional Regional Income

I.9 POSISI PINJAMAN MODAL KERJA RUPIAH YANG DIBERIKAN BANK UMUM DAN BPR MENURUT KELOMPOK BANK & LAPANGAN USAHA (Miliar Rp)

I.8 POSISI PINJAMAN MODAL KERJA RUPIAH & VALAS YANG DIBERIKAN BANK UMUM (Miliar Rp)

I.6 POSISI PINJAMAN INVESTASI RUPIAH & VALAS YANG DIBERIKAN BANK UMUM DAN BPR MENURUT KELOMPOK BANK & LAPANGAN USAHA (Miliar Rp)

I.6 POSISI PINJAMAN INVESTASI RUPIAH & VALAS YANG DIBERIKAN BANK UMUM DAN BPR MENURUT KELOMPOK BANK DAN LAPANGAN USAHA (Miliar Rp)

ANALISIS MODEL INPUT-OUTPUT

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian perusahaan ini melibatkan peranan manajer keuangan, dimana. mengambil keputusan merupakan kegiatan para manajer.

BAB X PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER X REGIONAL INCOME

III. METODE PENELITIAN. deskriptif analitik. Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan

PENGGUNAAN METODA STEPWISE FORWARD UNTUK MENENTUKAN PERSAMAAN REGRESI LINIER BERGANDA (Studi Kasus : Jumlah Pendapatan di Kabupaten Tapanuli Utara)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI-PROVINSI Dl INDONESIA MENURUT LAPANGAN USAHA 2OO9-2OO9

menciptakan stabilitas ekonomi (economic stability) melalui retribusi

6.1. Perdagangan/Trade , , Hotel , , Restoran/Restaurants ,

2010**) 2009*) Lapangan Usaha/Industrial Origin (3)

I.5 POSISI PINJAMAN/KREDIT RUPIAH YANG DIBERIKAN BANK UMUM DAN BPR MENURUT KELOMPOK BANK & LAPANGAN USAHA (Miliar Rp)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sektor, total permintaan Provinsi Jambi pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 61,85

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Hotel dan Restoran Terhadap Perekonomian Kota Cirebon Berdasarkan Struktur Permintaan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi.

BAB. XI. PENDAPATAN REGIONAL Regional Income


PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME BAB IX PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER IX REGIONAL INCOME Struktur Ekonomi. 9.1.

BAB 4 METODE PENELITIAN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Contoh Tabel Input-Output untuk Sistem Perekonomian dengan Dua Sektor Produksi. Alokasi Output Permintaan Antara Sektor Produksi Struktur Input 1 2

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BONTANG

PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

3.6. Struktur Ekonomi Surakarta 3.6. Surakarta Economic Structure Produk Domestik Regional Bruto Kota Surakarta Tahun 2011

Sumber : Tabel I-O Kota Tarakan Updating 2007, Data diolah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, Dinas Pertanian Kota Bogor,

III. METODE PENELITIAN

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur

Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Sumatera Selatan ABSTRACT

KESIMPULAN DAN SARAN

Indonesia Stock Exchange (IDX) Taxonomy 2014 Illustrasi Pembuatan Instance Document XBRL JAKARTA

PDRB / GDRP BAB XII PDRB GDRP. Berau Dalam Angka 2013 Page 265

Sebagai suatu model kuantitatif, Tabel IO akan memberikan gambaran menyeluruh mengenai: mencakup struktur output dan nilai tambah masingmasing

11. PENDAPATAN REGIONAL/Regional Incomes

Okto Dasa Matra Suharjo NRP Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN DAN EKOLABEL

Keuangan dan Harga-harga / Finance and Price

BAB I PENDAHULUAN. ketertinggalan dibandingkan dengan negara maju dalam pembangunan

Produk Domestik Regional Bruto BAB X PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

APLIKASI INPUT OUTPUT

DAMPAK SEKTOR PERTAMBANGAN TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH DI KABUPATEN LUWU TIMUR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data tabel FSNSE pada tahun Jenis data

ANALISIS STRUKTUR DAN PERILAKU EKONOMI UNTUK MENENTUKAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN DI PROPINSI JAWA TIMUR ABSTRACT

PENGARUH INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

Economics Development Analysis Journal

ANALISIS INPUT-OUTPUT KOMODITAS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL HABITAT ISSN: (p); (e), Volume 27, No. 2, Agustus 2016, Hal DOI: /ub.habitat

ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA (ANALISIS INPUT OUPUT)

II. TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan

PERBANDINGAN MULTIPLIER ANGKUTAN JALAN DAN INFRASTRUKTUR JALAN MENGGUNAKAN MODEL INPUT-OUTPUT

Kata Kunci: investasi, sektor pertanian, input-output.

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1.1 Kontribusi Sektor Kehutanan terhadap PDB Nasional Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Distribusi Input dan Output Produksi

PERANAN DAN DAMPAK INVESTASI SEKTOR PETERNAKAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA SKRIPSI FAHMI ISMAIL

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

SEMINAR PERAN SISTEM MANUFAKTUR DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI DI INDONESIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK, 8 OKTOBER 2012 PT.

VII. ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR BERBASIS KEHUTANAN Keterkaitan Sektor Berbasis Kehutanan

ANALISIS KETERKAITAN DAN DAMPAK SEKTOR PERDAGANGAN DAN INDUSTRI TERHADAP PDRB JAWA TIMUR

oleh nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan besarnya inflansi.

DAMPAK INVESTASI SWASTA YANG TERCATAT DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

Population And Manpower

TUGAS MODEL EKONOMI Dosen : Dr. Djoni Hartono

III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

PROYEKSI EKONOMI MAKRO : Masukan bagi Pengelola BUMN Biro Riset LMFEUI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

PEREKONOMIAN WILAYAH

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS INPUT OUTPUT PENGOLAHAN TEMBAKAU DI PROVINSI JAWA TIMUR. Input Output Analysis of Tobacco Proccessing in Jawa Timur Regency

Transkripsi:

BAB III Hasil Perhitungan III.1 Sumber Data dan Sectoral Re-segregation Data yang digunakan untuk perhitungan dan analisis berasal dari Tabel Input-Output Indonesia 2000 yang dikeluarkan oleh BPS (Badan Pusat Statistik) Indonesia. Data Tabel Input-Output Tahun 2000 ini merupakan data resmi terbaru hasil survai yang dikeluarkan oleh BPS, sementara Tabel Input-Output Tahun 2005 sedang dalam proses perhitungan dan belum secara resmi diterbitkan oleh BPS. Data yang dipakai merupakan data resmi terakhir sehingga diharapkan perubahan teknologi belum terlalu banyak. Pada dasarnya besaran multiplier yang dipakai dihitung berdasarkan matriks teknologi Leontief sebagaimana dijelaskan dalam bab sebelumnya. Data yang digunakan adalah Transaksi Total Atas Dasar Harga Pembeli. Pada tabel ini, semua nilai transaksi yang disajikan merupakan nilai total transaksi yang terjadi dan dinilai atas dasar harga pembeli yang menunjukkan transaksi pasar yang sebenarnya antar sektor ekonomi, karena semua barang dan jasa dalam tabel ini dinilai berdasarkan harga yang dibayar oleh pembeli. Dengan demikian nilai transaksi pada tabel ini sudah mencakup margin perdagangan dan biaya transportasi serta komponen impor. Segregasi (pembagian) sektor dalam data Tabel Input-Output yang tersedia adalah 19 sektor, 66 sektor, dan 175 sektor. Dalam kajian ini digunakan pembagian sektor terkecil, yaitu 19 sektor, yaitu seperti ditunjukkan Tabel III.1. 51

Tabel III.1 Pembagian 19 dalam Tabel Input-Output 2000 No. 1 PADDY 2 OTHER FOOD CROPS 3 OTHER AGRICULTURE 4 LIVESTOCK AND ITS PRODUCTS 5 FORESTRY 6 FISHERY 7 MINING AND QUARRYING 8 MANUFACTURE OF FOOD, BEVERAGES AND TOBACCO 9 OTHER MANUFACTURING 10 PETROLEUM REFINERY 11 ELECTRICITY, GAS AND WATER SUPPLY 12 CONSTRUCTION 13 TRADE 14 RESTAURANT AND HOTEL 15 TRANSPORT AND COMMUNICATION 16 FINANCIAL INTERMEDIARIES, REAL ESTATE, AND BUSINESS SERVICE 17 GENERAL GOVERMENT AND DEFENSE 18 OTHER SERVICES 19 UNSPECIFIED SECTOR Di dalam Table Input-Output 19, sektor gas bumi tercakup di sektor nomor 7 (mining and quarrying), sedangkan sektor-sektor yang menggunakan gas bumi, yaitu Kimia Dasar, Pupuk, LNG, dan Listrik masing-masing berada di sektor 9 (other 52

manufacturing), 10 (petroleum refinery) dan 11 (electricity, gas and water supply). Untuk melihat transaksi lebih rinci, digunakan Tabel Input-Output 66 sektor. Di dalam Table Input-Output 66, sektor gas bumi tercakup di sektor nomor 25 (crude oil, natural gas and geothermal mining), sedangkan sektor-sektor yang menggunakan gas bumi, yaitu Kimia Dasar, Pupuk, LNG, dan Listrik masing-masing berada di sektor 40 (manufacture of chemicals), 39 (manufacture of fertilizer and pesticide), 41 (petroleum refinery) dan 51 (electricity, gas and water supply). Hal yang sama dilakukan terhadap Tabel Input-Output 175 sektor, sehingga diperoleh korelasi pembagian sektor antara Tabel Input-Output 19 sektor, 66 sektor dan 175 sektor sebagaimana terlihat pada lampiran. Data transaksi antar industri, atau Tabel Input-Output dengan 175 sektor digunakan sebagai input perhitungan untuk memperoleh direct output coefficients, dan direct input coefficients,. Kedua variabel ini selanjutnya digunakan untuk menghitung output inverse, dan input inverse,. III.2 Output multiplier Direct Backward Linkage,, dihitung dengan menjumlahkan elemen-elemen dari kolom pada tabel direct output coefficient pada matriks (di Lampiran B) untuk sektor pengguna gas bumi yang ditinjau. Hasil perhitungan Direct Backward Linkage untuk sektor-sektor utama yang menerima input dari gas bumi, yaitu sektorsektor Kimia Dasar, Pupuk, LNG dan Listrik, diperlihatkan pada Tabel III.2 berikut. Tabel III.2 Hasil Perhitungan Direct Backward Linkage Direct Backward Linkage Kimia dasar 0,67 Pupuk 0,71 53

LNG 0,44 Listrik 0,76 Angka-angka di atas menunjukkan implikasi dari penggunaan gas bumi terhadap kegiatan ekonomi yang menunjang kegiatan penggunaan gas bumi di sektor yang bersangkutan. Sebagai contoh angka backward linkage sektor Pupuk dalam penggunaan gas bumi adalah 0,71; artinya setiap dollar nilai gas bumi yang digunakan (input) oleh industri pupuk didukung oleh kegiatan ekonomi lain (transportasi, jasa dan lain-lain) senilai US$ 0,71. Angka ini merupakan nilai tambah yang diciptakan oleh sektor pendukung langsung (backward) industri pupuk untuk setiap dolar gas yang masuk ke sektor pupuk. Dari perbandingan angka di Tabel III.2 tersebut, sektor LNG memberikan angka backward linkage terendah, artinya nilai tambah kegiatan penunjangnya paling kecil dibandingkan dengan sektor-sektor lain untuk setiap dolar nilai gas bumi yang dikonsumsi. Angka backward linkage yang terbesar diberikan oleh sektor pembangkitan listrik. Output Multiplier sama dengan Total Backward Linkage, menjumlahkan elemen-elemen dari kolom pada tabel ouput inverse, dihitung dengan. Hasil perhitungan Output Multiplier untuk sektor-sektor utama yang menerima input dari gas bumi dapat dilihat pada Tabel III.3. Tabel III.3 Hasil Perhitungan Output Multiplier Output Multiplier Kimia Dasar 1,85 Pupuk 1,87 LNG 1,52 54

Listrik 2,08 Output multiplier menunjukkan total nilai output yang terbentuk untuk setiap dolar kenaikan permintaan produk sektor yang bersangkutan. Sebagai contoh angka output multiplier sektor Pupuk adalah 1,87; artinya setiap dollar penambahan permintaan pupuk akan mengakibatkan penambahan output dari kegiatan total ekonomi senilai US$ 1,86652. Angka ini merupakan nilai tambah sebesar US$ 1 dari permintaan pupuk, ditambah US$ 0,87 nilai tambah yang diciptakan oleh kegiatan sektor lain yang langsung dan tidak langsung bertransaksi dengan sektor Pupuk. Dari perbandingan angka di Tabel III.3 tersebut, sektor LNG memberikan angka output multiplier terkecil, artinya nilai tambah yang diciptakan sektor ini paling kecil dibandingkan dengan sektor-sektor lain untuk setiap dolar nilai gas bumi yang dikonsumsi oleh kilang LNG. Yang terbesar diberikan oleh sektor pembangkitan listrik. III.3 Input multiplier Direct Forward Linkage, dihitung dengan menjumlahkan elemen-elemen dari baris pada tabel direct input coefficient. Hasil perhitungan Direct Forward Linkage untuk sektor-sektor utama yang menerima input dari gas bumi dapat dilihat pada Tabel III.4. Tabel III.4 Hasil Perhitungan Direct Forward Linkage Direct Forward Linkage Kimia Dasar 1,98 Pupuk 0,99 LNG 0,04 Listrik 0,74 55

Angka-angka di atas menunjukkan implikasi dari penggunaan gas bumi terhadap kegiatan ekonomi yang terjadi yang memanfaatkan produk hasil kegiatan penggunaan gas bumi di sektor yang bersangkutan. Sebagai contoh angka forward linkage sektor Pupuk dalam penggunaan gas bumi adalah 0,99; artinya setiap dollar nilai gas bumi yang digunakan (input) oleh industri pupuk akan mengakibatkan munculnya kegiatan ekonomi lain (industri, transportasi, jasa dan lain-lain) yang memanfaatkan produknya senilai US$ 0,99. Angka ini merupakan nilai tambah yang diciptakan oleh kegiatan ekonomi yang memanfaatkan produk (forward) industri pupuk untuk setiap dolar gas yang masuk ke sektor pupuk. Dari perbandingan angka tersebut, sektor LNG memberikan angka forward linkage terendah, artinya nilai tambah kegiatan yang ditunjangnya paling kecil dibandingkan dengan sektor-sektor lain untuk setiap dolar nilai gas bumi yang dikonsumsi. Angka forward linkage yang terbesar diberikan oleh industri Kimia Dasar. Input Multiplier sama dengan Total Forward Linkage, menjumlahkan elemen-elemen dari baris pada tabel ouput inverse, dihitung dengan. Hasil perhitungan Input Multiplier untuk sektor-sektor utama yang menerima input dari gas bumi dapat dilihat pada Tabel III.5. Tabel III.5 Hasil Perhitungan Input Multiplier Input Multiplier Kimia Dasar 5,63 Pupuk 3,51 LNG 1,04 Listrik 2,41 56

Input multiplier menunjukkan total nilai input yang terbentuk untuk setiap dolar input gas bumi yang dikonsumsi sektor yang bersangkutan. Sebagai contoh angka input multiplier sektor Pupuk adalah 3,51; artinya setiap dollar input gas bumi ke pabrik pupuk akan mengakibatkan kegiatan total ekonomi senilai US$ 3,51. Angka ini merupakan nilai tambah sebesar US$ 1 dari konsumsi gas bumi oleh pabrik pupuk, ditambah US$ 2,51 nilai tambah yang diciptakan oleh kegiatan sektor lain yang langsung dan tidak langsung bertransaksi dengan sektor Pupuk. Dari perbandingan angka di Tabel III.5 tersebut, sektor LNG memberikan angka input multiplier terkecil, artinya nilai tambah yang diciptakan sektor-sektor lain yang ditunjangnya paling kecil untuk setiap dolar nilai gas bumi yang dikonsumsi oleh kilang LNG. Yang terbesar diberikan oleh sektor Kimia Dasar. Input Multiplier dari suatu sektor tersebut dapat dibandingkan dengan Input Multiplier sektor lain untuk mengetahui kekuatan relatifnya. Matriks yang menunjukkan perbandingan atau rasio input multiplier dari sektor-sektor yang menerima input dari gas bumi di atas dapat dilihat pada Tabel III.6. Nilai pada Tabel III.6 diperoleh dengan membagi output multiplier sektor sumbu horisontal dengan sektor sumbu vertikal. Tabel III.6 Perbandingan Input Multiplier Kimia Dasar Pupuk LNG Listrik Kimia Dasar 1 0,62 0,18 0,43 Pupuk 1,60 1 0,30 0,69 LNG 5,42 3,38 1 2,32 Listrik 2,34 1,46 0,43 1 57