BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tipe kepemilikan berkaitan dengan tipe konflik keagenan yang dialami perusahaan. Perusahaan keluarga memiliki karakteristik kepemilikan yang berbeda dengan perusahaan lainnya. Perbedaan tersebut terlihat pada manajemen puncak, dewan direksi, atau pemegang saham terbesar merupakan keturunan dari pendiri perusahaan tersebut (Ali, Chen, & Radhakrishnan, 2007). Keunikan perusahaan keluarga mencakup tiga hal yaitu portofolio yang cenderung kurang terdiversifikasi karena kepemilikan terkonsentrasi, pemilik sekaligus anggota keluarga memiliki horizon investasi yang lebih panjang, dan keterlibatan anggota keluarga pada manajemen (Cheng, 2014). Hubungan keagenan pada perusahaan keluarga terjadi antara pemegang saham non-keluarga (minoritas) dan anggota keluarga yang menjalankan perusahaan. Anggota keluarga memiliki kontrol yang lebih besar pada kebijakan perusahaan. Kepemilikan mempengaruhi pengelolaan perusahaan dalam bentuk tata kelola perusahaan yang merupakan perwujudan tanggung jawab manajer pada kontrak dengan pemilik. Asia diidentifikasi sebagai wilayah dengan persentase kepemilikan keluarga yang besar, 75% untuk perusahaan Indonesia dan 76% untuk perusahaan Malaysia (Driffield, Mahambare, & Pal, 2007). Claessens, Djankov, & Lang, (2000) menunjukkan angka 68,6% perusahaan publik di Indonesia dikendalikan oleh keluarga untuk data tahun 1996. Rentang waktu 2005-2010 angka 1
kepemilikan keluarga di Indonesia sebesar 67,71% untuk kategori perusahaan manufaktur (Andayani, 2014). Persentase kepemilikan keluarga memiliki proporsi yang cukup besar di Indonesia yang akan berdampak pada tata kelola perusahaan dan penciptaan kesejahteraan melalui sektor bisnis. Lebih dari 95% bisnis di Indonesia dimiliki oleh keluarga dan khusus sektor manufaktur sebesar 50% di tahun 2014 (PwC, 2014). Survei PwC tahun 2014 menunjukkan bahwa 87% perusahaan keluarga di Indonesia menempatkan anggota keluarga sebagai manajer sekaligus pemilik dan 13% yang hanya menjadi pemilik (bukan manajemen). Hal tersebut menunjukkan peranan penting anggota keluarga dalam perusahaan keluarga. Perusahaan keluarga cenderung mengalami pertumbuhan bisnis yang signifikan. Hal tersebut didukung dengan pertumbuhan penjualan tahun 2014 yang dicapai oleh 83% perusahaan keluarga di Indonesia dan lima tahun ke depan sebanyak 96% perusahaan keluarga menargetkan untuk terus bertumbuh (PwC, 2014). Perkembangan perusahaan keluarga turut berperan dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Pemerintah dan badan regulasi terkait tentunya harus meregulasi aktivitas perusahaan keluarga dalam penciptaan iklim bisnis yang kondusif. Asia, khususnya Indonesia adalah negara anggota G-20 yang berkomitmen mendukung pengembangan standar pelaporan keuangan global. Tren kebutuhan pelaporan keuangan global terus berkembang dan berdampak pada lingkungan ekonomi Indonesia, khususnya pada aktivitas keuangan. Internasional Accounting Standards Board (IASB) memiliki tujuan spesifik untuk memenuhi kepentingan 2
publik terhadap satu standar yang berkualitas tinggi, dapat dipahami, dan penerapan standar akuntansi global dengan informasi keuangan berkualitas tinggi, jelas, dan dapat dibandingkan untuk membantu pelaku pasar modal di seluruh dunia dan pengguna lain dalam membuat keputusan ekonomi. 1 Tujuan tersebut mengarahkan IASB untuk mengeluarkan standar pelaporan keuangan internasional yang lebih dikenal dengan istilah Internasional Financial Reporting Standards (IFRS). 2 Analisis 138 negara menunjukkan 114 negara dinyatakan telah mengadopsi IFRS (82%) untuk seluruh atau mayoritas entitas akuntabilitas publik (IFRS, 2014). Negara yang belum mengadopsi menerapkan aturan mengijinkan penggunaan IFRS tetapi tidak mewajibkan, dalam proses menuju adopsi secara penuh, penyesuaian dengan standar lokal, atau mengijinkan penggunaan IFRS atau standar regional. Tahun 2008-2013, Indonesia melakukan proses perubahan standar pelaporan keuangan mengacu pada IFRS. Penelitian kualitas laba terkait penerapan IFRS belum menunjukkan hasil yang konsisten. Beberapa penelitian menunjukkan peningkatan kualitas akuntansi dengan pengadopsian IFRS (Armstrong, Barth, Jagolinzer, & Riedl, 2010; Doukakis, 2010; Ismail, Kamarudin, Zijl, & Dunstan, 2013; Ta, 2014), namun ada pula yang menunjukkan bahwa IFRS tidak mempengaruhi kualitas informasi akuntansi (Ahmed, Neel, & Wang, 2013; Tendeloo & Vanstraelen, 2005). Penelitian lain menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga berdampak pada nilai 1 The International Accounting Standards Board (IASB) adalah badan independen yang mengembangkan dan menyetujui Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IASB, 2014). 2 International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah satu set standar akuntansi yang dikembangkan oleh IASB yang menjadi standar global untuk penyusunan laporan keuangan perusahaan publik (AICPA, 2015). 3
perusahaan, tata kelola, dan kualitas informasi (Ball & Shivakumar, 2005; Cascino, Pugliese, Mussolino, & Sansone, 2010; King & Santor, 2008; Wang, 2006). Penelitian ini menginvestigasi hubungan yang terkait antara kualitas laba, perusahaan keluarga, dan nilai perusahaan pada periode perubahan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 3 di Indonesia tahun 2008-2013 4. Periode observasi ditentukan berdasarkan road map Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) 5 yaitu, tahun 2008-2010 (tahap adopsi), tahun 2011 (tahap persiapan akhir), dan tahun 2012 (tahap implementasi). Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya pada konteks spesifik periode perubahan standar pelaporan keuangan. Perbedaan lain adalah penelitian ini tidak hanya menguji perbedaan kualitas laba, tetapi juga dampaknya terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini dimotivasi oleh beberapa faktor. Pertama, literatur telah banyak yang menguji perbedaan kualitas laba perusahaan keluarga dan non keluarga (Ali et al., 2007; Ball & Shivakumar, 2005; Cascino et al., 2010; Wang, 2006), namun masih sedikit penelitian tentang dampak perbedaan evaluasi yang berbeda antara perusahan keluarga dan non-keluarga (Salvato & Moores, 2010). Salvato & Moores (2010) mengkaji 47 penelitian yang menghubungkan topik akuntansi dan perusahaan keluarga menemukan bahwa belum banyak yang 3 Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan 4 Ikatan Akuntan Indonesia adalah wadah yang mewakili profesi akuntan Indonesia secara keseluruhan (IAI, 2015). 5 Periode perubahan standar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah periode selama IAI ikut aktif melakukan perubahan standar akuntansi Indonesia dalam pencapaian satu standar global IFRS yaitu sejak pernyataan komitmen tahun 2008. 4
meneliti dampak perbedaan kualitas laba perusahaan keluarga terhadap penilaian perusahaan. Kedua, persentase perusahaan keluarga dan perubahan standar akuntansi keuangan selama tahun 2008-2013 di Indonesia. Indonesia termasuk negara dengan proporsi kepemilikan keluarga yang cukup besar. Konteks tersebut menjadi latar belakang yang mendukung penelitian di bidang kepemilikan keluarga. Karakteristik kepemilikan keluarga dalam lingkungan bisnis di Indonesia menjadi konteks yang menarik untuk diteliti sejalan dengan adanya perubahan standar akuntansi keuangan. Selain itu, perusahaan keluarga dan non keluarga mengalami konflik keagenan yang berbeda, tetapi dihadapkan pada satu standar global pelaporan keuangan yaitu IFRS. Ketiga, penelitian (Cascino et al., 2010) dan (Gaio & Raposo, 2011). Penelitian Cascino et al. (2010) menunjukkan bahwa perusahaan keluarga memiliki kualitas laba yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan non keluarga. Penelitian Gaio & Raposo (2011) menunjukkan bahwa kualitas laba berhubungan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (diukur dengan Tobins Q). Givoly, Hayn, & Katz (2010) menunjukkan perbedaan kualitas laba perusahaan publik dan privat perusahaan di US. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Cascino et al. (2010) yang membuktikan bahwa selain faktor standar pelaporan keuangan, struktur kepemilikan perlu diperhatikan dalam menilai kualitas laba dan nilai perusahaan. Penelitian ini berkontribusi terhadap literatur dengan memberikan bukti empiris kualitas laba sepanjang perubahan standar akuntansi keuangan secara 5
global pada bentuk struktur kepemilikan keluarga. Bukti empiris yang diperoleh juga dapat menjelaskan kepemilikan keluarga yang mempengaruhi nilai perusahaan melalui kualitas laba dari laporan keuangan yang disusun berdasarkan IFRS. Penelitian ini juga memberikan bukti tentang perbedaan kualitas laba perusahaan keluarga dan non-keluarga. Bukti tersebut memberikan tambahan literatur terkait entrechment dan alignment effect. Hasil pengujian diharapkan dapat menambah kajian isu perbedaan kualitas pelaporan keuangan berdasarkan IFRS dan evaluasi pencapaian tujuan IASB untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Analisis dan bukti empiris penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menilai manfaat IFRS dan pengembangan standar pelaporan global. Selain itu, faktor unik atau karakteristik tertentu dalam suatu negara, misalnya kepemilikan keluarga, diharapkan menjadi pertimbangan untuk penyusun standar. 1.2. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian yang diajukan berdasarkan latar belakang masalah di atas adalah sebagai berikut: 1. Apakah kualitas laba perusahaan keluarga lebih tinggi dibandingkan perusahaan non-keluarga? 2. Apakah kualitas laba berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan? 3. Apakah perusahaan keluarga memiliki nilai perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan non-keluarga? 4. Apakah semakin tinggi kualitas laba, maka nilai perusahaan pada perusahaan keluarga akan semakin tinggi? 6
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menguji perbedaan kualitas laba perusahaan keluarga dan non-keluarga. 2. Menguji pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan. 3. Menguji nilai perusahaan pada perusahaan keluarga dan non-keluarga. 4. Menguji apakah semakin tinggi kualitas laba, maka nilai perusahaan pada perusahaan keluarga semakin tinggi. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat terkait: 1. Literatur a. Pengujian terhadap kualitas laba dan kepemilikan keluarga diidentifikasi dapat meningkatkan nilai perusahaan. b. Pengembangan penelitian tentang valuasi perbedaan kualitas laba dari struktur kepemilikan perusahaan khususnya kepemilikan keluarga. c. Penjelasan efek entrenchment dan alignment, serta ketidakkonsistenan hasil penelitian hasil adopsi IFRS terhadap kualitas laba. 2. Praktik a. Pertimbangan penyusunan regulasi dalam konteks IFRS secara spesifik pada negara dengan kepemilikan keluarga yang tinggi. b. Pertimbangan tentang konsentrasi kepemilikan dengan dominasi keluarga dalam penetapan kebijakan pemerintah terhadap perlindungan praktik bisnis bagi pemegang saham minoritas. 7
1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis ini terdiri dari lima bab, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini berisi tentang kajian literatur dan pengembanagan hipotesis terkait kualitas laba, perusahaan keluarga, dan nilai perusahaan. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai metoda penelitian yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Metoda penelitian ini berisi rincian mengenai sampel dan data, metode pengujian hipotesis, dan pengukuran variabel. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan mengenai analisis data, pengujian asumsi klasik model yang digunakan, deskriptif variabel, dan hasil pengujian hipotesis. BAB V : KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan penelitian ini. Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya yang mungkin tertarik untuk mengembangkan penelitian ini. 8