I. PENDAHULUAN. Di alam terdapat ribuan jenis bakteri dan setiap jenis mempunyai sifat-sifat

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Dewasa ini modifikasi sifat polimer telah banyak dikembangkan dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan April 2010 di

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan pestisida selama aktifitas pertanian umumnya digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun memerlukan bahan pangan yang semakin meningkat

I. PENDAHULUAN. Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan

I PENDAHULUAN. menerapkan gelombang elektromagnetik, yang bertujuan untuk mengurangi

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. sinar matahari berlebih, asap kendaraan bermotor, obat-obat tertentu, racun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang cukup, kehidupan manusia akan terganggu sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan pestisida dari tahun ke tahun semakin meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN BAHAN IPN MENGGUNAKAN CAMPURAN POLIMETILMETAKRILAT DAN POLISTIREN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

I. PENDAHULUAN. makanan (foodborne disease) (Susanna, 2003). Foodborne disease tidak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Penggunaan plastik sebagai pengemas telah mengalami perkembangan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Total Bakteri Daging Sapi

BAB I PENDAHULUAN. Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi alam tropis Indonesia sangat menunjang pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan air panas. Susu kedelai berwarna putih seperti susu sapi dan

PENGARUH EKSTRAK KULIT MANGGIS TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAGING SAPI YANG DIRADIASI GAMMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universita Sumatera Utara

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

et al., 2005). Menurut Wan Ngah et al (2005), sambung silang menggunakan glutaraldehida, epiklorohidrin, etilen glikol diglisidil eter, atau agen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme patogen dari zat-zat kimia yang bersifat racun, sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari lautan yang menghasilkan berbagai macam hasil perikanan yang terus

I. PENDAHULUAN. Produk yang dihasilkan oleh itik yang bernilai ekonomis antara lain: telur, daging,

STUDI KASUS KADAR FORMALIN PADA TAHU DAN KADAR PROTEIN TERLARUT TAHU DI SENTRA INDUSTRI TAHU DUKUH PURWOGONDO KECAMATAN KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. Sehat merupakan salah satu hal terpenting dalam hidup. Bebas dari segala penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang mudah dimasak

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

Makalah Pendamping: Kimia Paralel E PENGARUH KONSENTRASI KITOSAN DARI CANGKANG UDANG TERHADAP EFISIENSI PENJERAPAN LOGAM BERAT

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Struktur molekul kolesterol

PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. beberapa manfaat salah satunya adalah sebagai probiotik. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS INSTRUKSIONAL GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) KONTRAK PERKULIAHAN MATA KULIAH KIMIA UMUM TIM DOSEN KIMIA UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CHARACTERISTIC OF ACRYLIC ACID GRAFTED POLYETHYLENE FILM PREPARED BY GAMMA IRRADIATION METHOD

BAB 7. MIKROBIOLOGI HASIL PERIKANAN. 7.1 Jenis-jenis Mikroba Pada Produk Perikanan

BAB I PENDAHULUAN. Kitosan merupakan kitin yang dihilangkan gugus asetilnya dan termasuk

I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tomat dapat dijadikan sebagai bahan dasar kosmetik atau obat-obatan. Selain

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

PENDAHULUAN. Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan. kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Jumlah Bakteri Asam Laktat pada Media Susu Skim.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat

BAB I PENDAHULUAN. seperti asam karboksilat, karbokamida, hidroksil, amina, imida, dan gugus lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

4 Hasil dan pembahasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Susu Kambing. Dipasteurisasi 70 o C. Didinginkan 40 o C. Diinokulasi. Diinkubasi (sampai menggumpal) Yoghurt.

kimia Yang berbeda untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping itu, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama pada permukaan air yang dekat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

PROSES PEMBENTUKAN BIOGAS

DAFTAR ISI. Halaman PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI PENGESAHAN DEDIKASI RIWAYAT HIDUP PENULIS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

I. PENDAHULUAN. dicampur dengan tapioka dan bumbu yaitu: santan, garam, gula, lada, bawang

BAB I PENDAHULUAN. Kitin dan kitosan merupakan biopolimer yang secara komersial potensial

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

PENDAHULUAN. alam yang besar. Berbagai jenis tanaman seperti buah-buahan dan sayuran yang beragam

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Zaki, Aboe. 2013

Pengaruh Royal Jelly Terhadap Kandungan Protein Daging Sapi yang Dipapar Radiasi Gamma

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya.

I. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

BAB 1 PENDAHULUAN. secara optimal (Direktorat Pengelolaan Hasil Perikanan, 2007 dalam Marada, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan cairan dalam tubuhnya (Suriawiria, U., 1996). Sekitar 70 % tubuh

PENGAWETAN. Pengawetan Termal Pengawetan Non Thermal. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Pengolahan Non Thermal 1. Pengolahan Non Thermal

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di alam terdapat ribuan jenis bakteri dan setiap jenis mempunyai sifat-sifat sendiri. Sebagian besar dari jenis bakteri tersebut tidak berbahaya bagi manusia, bahkan ada yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia seperti bakteri pencernaan Lactobacillus bulgaricus yang digunakan dalam pembuatan youghurt, dan lain-lain (Alaerts dan Santika, 1984). Namun, terdapat juga bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia (bersifat patogen) seperti Escherichia coli dan Salmonella typhosa (bakteri gram negatif) yang menyebabkan keracunan pada bahan pangan melalui kontaminasi pada peralatan yang berhubungan langsung dengan bahan pangan tersebut. Salah satu peralatan yang penggunaanya sangat luas tetapi permukaanya rentan terkontaminan bakteri adalah peralatan yang dibuat dari bahan polimer, seperti bahan kemasan makanan dan minuman. Penggunaan bahan polimer sebagai kemasan makanan dan minuman segar perlu mendapat perhatian karena makanan dan minuman segar umumnya sangat rentan terhadap kontaminasi mikrobiologis, sementara polimer yang digunakan sebagai kemasan tak memiliki sifat antibakteri. Contoh paling jelas adalah kemasan yang terbuat dari polipropilen (PP). Polimer ini dimanfaatkan secara luas karena diketahui memiliki sifat yang

2 mudah dibentuk, ringan, awet, lentur, dan murah (Peacock, 2000). Kelemahan praktis polimer ini adalah tidak adanya sifat antibakteri dan kemampuannya mengadsorpsi protein, sehingga permukaannya menjadi lingkungan yang baik bagi pertumbuhan bakteri. Luasnya penggunaan bahan polimer, termasuk polipropilen (PP), dan adanya ancaman kontaminasi mikrobiologis dalam penggunaannya telah mendorong berkembangnya upaya untuk merekayasa permukaan polimer agar mempunyai sifat antibakteri. Salah satu perwujudan upaya tersebut adalah penempelan gugus pengemban sifat antibakteri pada permukaan polimer. Untuk tujuan tersebut, beberapa metode telah dikembangkan, antara lain blending (Paul and Bucknall, 2000), IPN (Interpenetrating Polymer Networking), dan grafting (Rohman, 2006). Dari berbagai metode diatas, metode grafting merupakan metode yang paling luas dimanfaatkan karena memiliki sejumlah keunggulan dibanding yang lain. Metode grafting diketahui efisien dan efektif untuk memodifikasi dan membuat polimer memiliki sifat yang diinginkan dalam pemanfaatannya (Kubota et al., 2000). Kelebihan metode grafting ini adalah polimer dapat difungsionalisasi berdasarkan sifat yang dimiliki monomer yang terikat secara kovalen ke polimer substrat tanpa mempengaruhi struktur dasar polimer induk. Kunci utama untuk melakukan polimerisasi grafting adalah dengan membentuk situs aktif berupa radikal bebas atau ion terlebih dahulu pada polimer induk. Pembentukan situs aktif pada polimer induk dapat dilakukan dengan dua cara, yakni metode kimia dan metode fisika. Dengan metode kimia, pembentukan radikal terjadi akibat abstraksi atom hidrogen oleh radikal inisiator seperti BPO (dibenzoilperoksida), AIBN (azobisisobutironitril) (Irwan et al., 2002), atau bahan pengoksidasi seperti garam

3 cerium (Mi et al, 1998). Sedangkan pembentukan situs aktif dengan metode fisika dapat dilakukan dengan berbagai cara, meliputi radiasi laser, elektron beam, sinar UV, plasma dan radiasi energi tinggi seperti sinar-. Luasnya pemanfaatan polipropilen (PP) sebagai kemasan makanan dan minuman serta keunggulan metode grafting merupakan dasar upaya modifikasi permukaan plastik kemasan dengan metode grafting. Pada penelitian ini, grafting dilakukan dengan radiasi gamma sebagai tahap inisiasi. Grafting dengan menggunakan radiasi gamma cenderung lebih cepat dan dapat bersaing langsung dengan homopolimerisasi dari monomer-monomer. Hal ini disebabkan radiasi energi tidak selektif, efisiensi grafting diperoleh hanya jika polimer substrat dapat berinteraksi lebih cepat dengan radiasi gamma dibandingkan dengan monomer (Dworjanyn et al., 1993). Selain itu, teknik ini juga memiliki keuntungan yaitu minimnya kontaminan zat kimia pada polimer induk. Modifikasi polimer dengan teknik ini dapat dilakukan pada polimer berbentuk film/membran, karena teknik ini tidak terpengaruh oleh masalah reologi polimer yang mungkin timbul sebagai akibat gugus yang digraftingkan pada sampel. Selain polimer induk, faktor penentu unjuk kerja suatu polimer antibakteri adalah jenis monomer yang dicangkokkan pada polimer tersebut. Dewasa ini, berbagai senyawa yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri telah dikenal, antara lain kitosan (Annissa, 2007), glisidil metakrilat dan 4-vinilpiridin (Juan et al., 2000). Pada penelitian ini, senyawa yang digunakan adalah 4-vinilpiridin dikarenakan kemudahannya membentuk ikatan kovalen dengan polimer induk dibandingkan senyawa yang lain (Apriati, 2010). 4-vinilpiridin merupakan senyawa polikationik (polycationic antibacterial) yang telah dikembangkan dan

4 pemanfaatannya mampu menangani beragam bakteri patogen (Shevenko and Engel, 1998; Lee et al., 1998; Cen et al., 2004). Atom nitrogen yang dimiliki dapat di kuaternasi dengan cara yang sederhana menghasilkan kation poliammonium yang bersifat sebagai antibakterial. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, 4-vinilpiridin memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme (Juan et al., 2000; Tiller et al., 2002; Cen et al., 2004). Pada penelitian sebelumnya (Apriati, 2010) telah dilakukan grafting 4-vinilpiridin pada film polietilen (PE) dengan penekanan pada kajian faktor-faktor yang mempengaruhi persen grafting antara lain dosis radiasi, konsentrasi monomer, jenis pelarut, suhu, dan waktu. Pada penelitian tersebut, 4-vinilpiridin berhasil digrafting pada permukaan film polietilen (PE) berdasarkan hasil karakterisasinya dengan menggunakan FT-IR. Selain itu, uji aktivitas antibakteri dengan menggunakan metode difusi agar, menunjukkan polipropilen tergrafting 4-vinilpiridin memiliki kemampuan daya hambat terhadap bakteri patogen. Pada penelitian ini, grafting akan dilakukan pada bahan polimer yaitu polipropilen (PP) yang berbentuk kemasan minuman agar dapat langsung diaplikasikan dalam pemanfaatannya sebagai antibakteri. Grafting dilakukan melalui pengontrolan faktor-faktor yang mempengaruhi persen grafting seperti pada penelitian sebelumnya. Selanjutnya, akan ditentukan pengaruh persen grafting dan kuaternasi dari polipropilen tergrafting 4-vinilpiridin terhadap kemampuannya sebagai antibakterial. Untuk mengevaluasi kemampuan antibakterial dari polipropilen (PP) tergrafting 4-vinilpiridin dilakukan uji aktivitas antibakteri dengan metode Colony Forming

5. Dengan metode ini, dapat diketahui apakah polipropilen (PP) tergrafting 4-vinilpiridin mampu menghambat pertumbuhan atau bahkan membunuh bakteri patogen yang ada dalam sampel minuman. Metode ini dianggap lebih baik dibandingkan metode difusi agar yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya (Apriati, 2010) yang hanya memberikan informasi diameter daya hambat bakteri dan tanpa menggunakan substrat. Pada penelitian ini, digunakan substrat bahan minuman, yakni air baku, susu hewani, dan susu nabati. Untuk mengevaluasi reaksi polimerisasi grafting 4-vinilpiridin pada polipropilen (PP) dikarakterisasi dengan FTIR yang mampu menunjukkan perubahan gugus yang terjadi pada permukaan polipropilen (PP). 1.2. Tujuan Penelitian

6 1. Mengetahui jumlah 4-vinilpiridin yang paling optimum tergrafting pada polipropilen (PP) tanpa harus mengubah struktur polimer. 2. Mempelajari aktivitas antibakteri polipropilen (PP) tergrafting 4-vinilpiridin terhadap bakteri Escherichia coli dan Salmonella typhosa. 3. Mengetahui pengaruh kuaternasi 4-vinilpiridin yang tergrafting pada polipropilen (PP) terhadap aktivitas antibakteri. 1.3. Manfaat Dari rangkaian percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini diharapkan diperoleh berbagai informasi ilmiah yang bermanfaat sebagai landasan bagi pengembangan plastik kemasan antibakteri hingga skala yang lebih luas.