Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi.

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

BAB III METODE PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

3 METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

3 Metodologi Penelitian

LAMPIRAN. I. SKEMA KERJA 1. Pencucian Abu Layang Batubara

3 Percobaan. 3.1 Alat dan Bahan Alat Bahan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

3 Metodologi penelitian

3. Metodologi Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi sampel dan

ZAHRA NURI NADA YUDHO JATI PRASETYO

METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak)

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Bahan katalis yang digunakan pada penelitian ini adalah zeolit alam yang berasal dari Tasikmalaya Jawa Barat dan phospotungstic acid (HPW, H 3 PW 12 O 40 ) dari supplier (Merck). Sebelum dimodifikasi dengan HPW zeolit mengalami proses pengaktifan menggunakan aquades, HF 1%, HCl 6M dan NH 4 Cl. Sebagai bahan awal digunakan HMF dari supplier (Sigma Aldrich) dengan kemurnian 99,99%, serta d-fruktosa p.a (pro analyst) dan etanol p.a dari supplier (Merck). Alat yang akan digunakan untuk proses sintesis dan reaksi dalam penelitian ini gelas kimia, set neraca analitik, labu erlenmeyer berpenghisap, vakum, set alat refluks, microorganic kit, gelas ukur, heater, stirrer, penangas, ph indicator, kertas saring, pipet tetes, thermometer, batu didih serta magnetic stirrer. Proses analisis hasil produk HMF digunakan instrumen FTIR-8400 SHIMADZU, GCMS HITACHI. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Preparasi Zeolit Zeolit Alam Dihaluskan Diayak dengan ayakan 100mesh Zeolit alam yang. lolos dari ayakan Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih Zeolit alam yang sudah dicuci 18

Dikeringkan dalam oven pada temperatur 130 o C selama 3 jam ZA 3.2.2 Pengaktifan Zeolit ZA Direndam dalam HF 1% selama 10 menit Disaring Residu Filtrat Dicuci dengan aquades sampai ph filtrat = 6 Residu I. Filtrat ph 6 Dikeringkan dalam oven pada temperatur 130 o C selama 3 jam ZA kering I Direfluks dengan HCl 6M pada suhu 90 o C selama 30 menit Residu Didiamkan pada suhu kamar selama semalam Disaring Filtrat Dicuci dengan aquades sampai ph filtrat = 6. Residu II Filtrat ph 6 Dikeringkan dalam oven pada temperatur 130 o C selama 3 jam ZA kering II. Direfluks dengan NH4Cl 0,1M selama 3 jam/hari selama 1 minggu pada suhu 90 o C Disaring Residu Filtrat Dicuci dengan aquades sampai ph filtrat = 6 19

Residu III Filtrat ph 6 Dikeringkan dalam oven pada temperatur 130 o C selama 3 jam ZA kering III. Dikalsinasi (tanpa gas N 2 ) pada suhu 500 o C selama 4 jam Zeolit Alam Aktif (ZAA) 3.2.3 Penyisipan HPW HPW Ditimbang sebanyak 0,03 ; 0,15 ; dan 0,3 gram ke dalam gelas kimia berbeda Ditambahkan aquades Diaduk dengan magnetic stirrer sampai HPW melarut Larutan HPW Ditambahkan ZAA sebanyak 3 gram ke dalam masing-masing gelas kimia Diaduk beberapa saat Didiamkan selama 72 jam pada temperature kamar Dipisahkan dengan airnya Dikeringkan pada suhu 100 o C selama 1 jam ZAA-W1, ZAA-W5, ZAA-W10 3.2.4 Karakterisasi Keasaman Katalis Cawan Krus Ditimbang massanya (W o ) Ditambahkan katalis sebanyak + 0,1 gram Cawan krus berisi katalis Dioven pada suhu 120 o C selama 1,5 jam 20

Dimasukkan ke dalam desikator sampai bersuhu ruangan Ditimbang (W 1 ) Dimasukkan ke dalam desikator kembali Cawan krus berisi katalis di dalam desikator Divakum Dijenuhkan dengan uap NH 3 Didiamkan selama 24 jam Ditimbang kembali (W 2 ) 3.2.5 Data untuk Konversi menghitung Fruktosa keasaman menjadi katalis Furfural dan Derivatnya 0,180 gram d-fruktosa Dilarutkan dalam 5 ml etanol itambahkan katalis 0,018 gram Direfluks pada suhu 90 o C selama 8 jam Campuran yang.. diduga mengandung senyawa furfural dan derivatnya Dianalisis dengan instrumen GC-MS Hasil 3.2.6 Konversi HMF menjadi EMF 0,150 gram HMF Dilarutkan dalam 3 ml etanol Ditambahkan katalis 0,015 gram Direfluks pada suhu 120 o C selama 2 jam Campuran yang.. diduga mengandung EMF Dianalisis dengan instrumen GC-MS Hasil 21

3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Preparasi Zeolit Zeolit alam lampung mengalami pencucian dengan aquades setelah sebelumnya dihancurkan terlebih dahulu dengan menggunakan mortar dan alu dan melewati proses pengayakan dengan ayakan berukuran 100 mesh. Zeolit alam hasil dari tahap ini kemudian disebut ZA. 3.3.2 Pengaktifan Zeolit ZA mengalami modifikasi dealuminasi dengan menggunakan HF 1%, HCl 6M dan pertukaran ion dengan NH4Cl 0,1M serta mengalami kalsinasi pada suhu 500 o C selama 4 jam menjadi Zeolit Alam Aktif (ZAA) 3.3.3 Penyisipan HPW HPW disisipkan ke dalam ZAA dengan menggunakan metode impregnasi basah sebesar 1% dari berat ZAA yang digunakan (ZAA-W1), 5% dari berat ZAA yang digunakan (ZAA-W5), dan 10% dari berat ZAA yang digunakan (ZAA- W10). Perendaman dilakukan selama 72 jam dan kemudian dikeringkan pada suhu 100 o C selama 1 jam. 3.3.4 Karakterisasi Keasaman Katalis Jumlah situs asam katalis ditentukan secara kuantitatif dengan metode gravimetri menggunakan NH3 sebagai basa adsorbatnya. Mulamula ditimbang krus proselin kosong, Wo kemudian diisi dengan 0,1 g katalis dan dipanaskan dalam oven pada temperatur 120 o C selama 1,5 jam. Krus proselin beserta isinya dimasukkan ke dalam desikator hingga dingin kemudian ditimbang untuk mendapatkan berat padatan katalis sebenarnya, W1 kemudian divakumkan. Uap basa adsorbat dialirkan ke dalam desikator hingga jenuh dan dibiarkan selama 22

semalam (24 jam). Desikator dibuka dan dibiarkan selama 1,5 jam untuk menguapkan basa yang tidak teradsorpsi atau teradsorpsi sangat lemah. Krus proselin dan isi kemudian ditimbang sebagai W 2, untuk menentukan berat basa yang teradsorpsi pada padatan katalis. Keasaman katalis (K kat ) dihitung dengan persamaan: ( ) ( ) (persamaan 3.1) K kat adalah jumlah situs asam katalis (mmol/g) dan Mb adalah massa rumus molekul basa adsorbat (Rodiansono dan Wega, 2005). Dalam penelitian ini digunakan NH 3 maka Mb bernilai 17 g/mol. Skema set alat untuk karakterisasi keasaman katalis ditunjukkan pada Gambar 3.1. Gambar 3. 1 Skema set alat karakterisasi keasaman katalis 3.3.5 Konversi Fruktosa menjadi Furfural dan Derivatnya Konversi fruktosa menjadi EMF dilakukan dengan menggunakan set alat refluks berukuran micro didalam penangas minyak. Untuk reaksi ini, labu dasar bulat dari set alat refluks tadi diisi dengan fruktosa sebanyak 0,18 gram, dan 23

katalis sebanyak 0,018 gram (10% dari berat fruktosa) yang telah dilarutkan dalam etanol sebanyak 5 ml, katalis yang digunakan H2SO4, ZA, ZAA, ZAA- W1, ZAA-W5 dan ZAA-W10, kemudian direfluks dengan terus menerus pada suhu 90 o C selama 8 jam. Hasil refluks didiamkan sampai mencapai suhu ruangan, etanol yang tidak bereaksi diuapkan atau didestilasi agar tepisah dari hasil reaksi, kemudian diuji dengan instrument GCMS 3.3.6 Konversi HMF menjadi EMF Konversi HMF menjadi EMF dilakukan untuk dilakukan dengan menggunakan set alat refluks berukuran micro didalam penangas minyak. Untuk reaksi ini, labu dasar bulat dari set alat refluks tadi diisi dengan HMF sebanyak 0,15 gram, dan katalis sebanyak 0,015 gram (10% dari berat HMF) yang telah dilarutkan dalam etanol sebanyak 3 ml, katalis yang digunakan H2SO4, ZA, ZAA, ZAA-W1, ZAA-W5 dan ZAA-W10, kemudian direfluks dengan terus menerus pada suhu 120 o C selama 2 jam. Hasil refluks didiamkan sampai mencapai suhu ruangan, etanol yang tidak bereaksi diuapkan atau didestilasi agar tepisah dari hasil reaksi, kemudian diuji dengan instrument GCMS. Uji FTIR juga dilakukan terhadap hasil reaksi yang menggunakan katalis H 2 SO 4 dan ZAA-W10. 24