MEMASANG KATETER. A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine.

dokumen-dokumen yang mirip
6. Botol kecil steril untuk bahan pemeriksaan steril

MEMASANG KATETER. A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine.

Nama : Riadus Solihin.S.kep. Npm : VULVA HYGIENE STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat inisaya sedang

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPENTENSI ASPEK KETRAMPILAN LATIHAN GERAK SENDI (ROM) EKSTREMITAS BAWAH

BUKU SKILL LAB MATA AJAR ILMU KEPERAWATAN DASAR I PERAWATAN PERINEAL HIEGINE/VULVA HIEGINE

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENGENDALIAN INFEKSI PADA HIPOSPADIA

Blok Gastroenterohepatologi Manual Keterampilan Prosedur Enema

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

Teknik pemberian obat melalui:

PERMOHONAN PARTISIPAN PENELITIAN

PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien

No. Dokumen 04 / 05 / 01. Tanggal Terbit 23 Juli 2006

PRAKTIKUM 7 PERAWATAN PASIEN YANG MENGGUNAKAN TRAKSI DAN ELASTIS BANDAGE

SOP PERAWATAN LUKA GANGREN

PENCABUTAN IMPLANT. No Sikap dan Prilaku. 1. Menyambut klien dan memperkenalkan diri dengan ramah

PENUNTUN PEMBELAJARAN TEKNIK MEMASANG KATETER

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN

1 PEMBERIAN NEBULIZER 1.1 Pengertian

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT)

165

Pengertian. Tujuan. Ditetapkan Direktur Operasional STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Tanggal Terbit 15 Februari 2011

- Memberi rasa nyaman pada klien. - Meningkatkan proses penyembuhan luka. Perawatan luka dilakukan jika luka kotor/luka basah

INJEKSI SUB CUTAN (SC)

PENUNTUN PEMBELAJARAN ASPIRASI SUPRAPUBIK

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP

C. Indikasi Pada bayi atau anak sehat usia di bawah 5 tahun untuk imunisasi dasar atau sesuai pemberian imunisasi

MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA No. Dokumen No. Revisi Halaman :1/1 PROSEDUR TETAP

Ns. Marlina. M.Kep. Sp. KMB*) & Rony A Samad **)

PANDUAN PRAKTIKUM. Akademi Keperawatan Al Ikhlas Cisarua Bogor Jl. Hankam desa Jogjogan kecamatan Cisarua kabupaten Bogor Telp/fax 0251.

KATETER URIN TUJUAN PEMBELAJARAN :

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jln. Pierre Tendean No.24 Telp , Semarang, 50131

SOP PERAWATAN LUKA A. KLASIFIKASI LUKA BEDAH

Nomer Station 1 Judul Station Perawatan Jenazah di RS Waktu yang

AKADEMI KEBIDANAN BAKTI INDONESIA BOGOR

Kegiatan Belajar TUJUAN. Pembelajaran Umum

BAB XXIII. Masalah pada Saluran Kencing. Infeksi saluran kencing. Darah pada urin/air kencing. Keharusan sering kencing. Perembesan urin/air kencing

SIRKUMSISI TUJUAN PEMBELAJARAN

Disusun Oleh : MITRA DWI PURYANA

TUGAS MADIRI BLADDER TRAINING

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENUNTUN KETRAMPILAN KLINIK 5 BAGIAN 1 BLOK 3.1 SEMESTER 5

VULNUS LACERATUM. 1. Pengertian

SOP/ PROTAP PENGUKURAN TEKANAN DARAH

Kebutuhan cairan dan elektrolit

DAFTAR TILIK UJIAN LABORATORIUM KEPERAWATAN MATERNITAS

INFORMED CONSENT. Medan, September Sri Wulandari. Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN DASAR KLINIK

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN

Komponen MENCUCI TANGAN DENGAN 7 LANGKAH

TEMPLATE OSCE STATION

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

BAB III PEMBAHASAN. Laporan Prakerin SMK Hassina Program Keahlian : Keperawatan

JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR. ( Revisi )

PERSYARATAN PRAKTIK BIDAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN

MODUL PRAKTIK KLINIK KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN

SOP Tanda Tanda Vital

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE ( NGT )

PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD

BUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN

Lembar Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perawatan Luka Post Operasi Sectio Caesarea. Fitri Yuliana, SST

OLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD

PRODI D-III KEPERAWATAN POLTEKKES

PENUNTUN PEMBELAJARAN

PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN SUNTIKAN ( INJEKSI )

PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR PERSALINAN NORMAL. Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:

MODUL KETERAMPILAN KLINIK ASUHAN KEBIDANAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III STANDAR OPERATIONAL PROSEDURE BLADDER TRAINING

BAB IV METODE PENELITIAN

DAFTAR TILIK ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) PETUNJUK

TUGAS SISTEM INTEGUMEN I STANDART PROSEDUR OPERASIONAL KOMPRES

PEMASANGAN AKDR. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB 1 PENDAHULUAN. 2006). Kateterisasi urin ini dilakukan dengan cara memasukkan selang plastik


Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

ISBN:

Aspirasi Vakum Manual (AVM)

BAB I PENDAHULUAN. urin (Brockop dan Marrie, 1999 dalam Jevuska, 2006). Kateterisasi urin ini

STUDI KOMPARASI NYERI PADA PASIEN YANG DIPASANG KATETER MENGGUNAKAN JELLY DENGAN LUBRICATION ADEKUAT DI IGD RSUD

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN SUHU

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Asuhan Persalinan Normal (APN)


Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Tindakan keperawatan (Implementasi)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL. No. Dokumen : No. Revisi : Hal.:1/5. Tgl. Terbit :

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN

BUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN TA.2016/2017 PROGRAM STUDI KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG 2017

Kompresi Bimanual. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

CHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA LAKI-LAKI. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :

Transkripsi:

MEMASANG KATETER A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine. B. TUJUAN 1. Menghilangkan distensi kandung kemih. 2. Sebagai penatalaksanaan kandung kemih inkompeten. 3. Mendapatkan specimen urine steril. 4. Sebagai pengkajian jumlah residu urine, bila kandung kemih tidak mampu untuk dikosongkan secara lengkap. C. DILAKUKAN PADA 1. Pasien dengan retensi/incontinensia urine. 2. Pasien yang akan dilakukan pemeriksaan urine steril. 3. Pasien yang akan dilakukan foto kandung kemih. 4. Pasien pre dan post operasi besar. 5. Pasien dengan penurunan kesadaran. 6. Pasien dengan fraktur tulang belakang. 7. Pasien dengan trauma kandung kemih. D. TIDAK BOLEH DILAKUKAN PADA 1. Pasien dengan infeksi pada saluran kemih. 2. Pasien dengan stictur uretra. E. MACAM-MACAM JENIS KATETER 1. Kateter plastik, karet. 2. Kateter logam. 3. Kateter sutera yang ditenun (untuk pria). 4. Kateter nelaton. 5. Kateter silicon. F. PEMAKAIAN UKURAN KATETER 1. Untuk wanita dewasa No 14, 16 2. Untuk pria dewasa No 18, 20, 3. Untuk anak-anak No 6, 8,10 4. Untuk irigasi kandung kemih continue No. 6, 12, 20, 22, 24 G. PEMASANGAN KATETER 1. PEMASANGAN KATETER PADA WANITA a. Persiapan Alat 1) Bak instrument steril berisi : a) Pinset anatomis 1

b) Duk 2) Kateter sesuai ukuran 3) Sarung tangan /handscoen steril 2 pasang 4) Desinfektan dalam tempatnya 5) Aquadest 6) Spuit 20 cc 7) Pelumas 8) Kapas 9) Urine bag 10) Plester dan gunting 11) Selimut mandi 12) Perlak dan pengalas 13) Bak berisi air hangat / NaCl 14) Waslap, sabun, handuk 15) Bengkok 16) Pispot b. Prosedur Pelaksanaan 1) Tahap Pra Interaksi a) Verifikasi data sebelumnya. b) Mencuci tangan c) Mengidentifikasi pasien dengan tepat (nama, nomor kamar). d) Menyiapkan alat. e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi a) Mengucap salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri. b) Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik c) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien. 3) Tahap Kerja a) Memasang sampiran / menjaga privacy pasien. b) Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa kepada c) Mengatur posisi dorsal recumbent dan melepas pakaian bawah (bila pasien tidak dapat mengabduksikan tungkainya pada sendi panggul mis, artritis sendi, baringkan pasien pada posisi miring (sim s) dengan tungkai atas fleksi pada lutut dan panggul). d) Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi (letakkan selimut dalam bentuk intan di atas tubuh pasien, satu ujung pada setiap kaki dan ujung lain di atas perineum). e) Memasang perlak dan pengalas. f) Memasang pispot di bawah bokong pasien. g) Memakai sarung tangan/ handscoen. h) Mencuci area perineal dengan sabun dan air hangat dengan menggunakan waslap sesuai dengan kebutuhan lalu keringkan dengan handuk. 2

i) Mengangkat pispot dari bokong pasien. j) Melepas sarung tangan dan mencuci tangan. k) Membuka kantung kateter sesuai petunjuk, jaga agar bagian dasar wadah tetap steril. l) Memakai sarung tangan (handscoen) steril. m) Memasang duk steril. Letakkan duk diatas tempat tidur diantara paha klien, sisipkan tepi duk tepat di bawah bokong pasien, perhatikan untuk tidak menyentuh permukaan terkontaminasi dengan tangan yang telah mengenakan sarung tangan steril. Pasang duk steril fanestrated (duk dengan lubang di tengahnya) di atas perineum. n) Memberi pelumas 2,5-5 cm pada ujung kateter. o) Meregangkan labia sedemikian sehingga meatus uretra terlihat dengan sempurna. p) Mengambil kapas dengan pinset, membersihkan perineum dengan air hangat/ NaCl dengan cara mengusap dari depan ke belakang dari klitoris ke arah anus. Gunakan bola kapas bersih baru untuk tiap usapan, sepanjang dekat lipatan labia dan sepanjang area yang jauh dari lipatan labia dan pada meatus. q) Memasukkan kateter 5 7,5 cm atau sampai keluar urine, minta pasien untuk tidak mengejan dengan cara menarik nafas panjang. r) Menampung urine pada bengkok, biarkan sampai kandung kemih kosong (jika diperlukan urine steril untuk dilakukan pemeriksaan maka urine dialirkan ke botol steril setelah urine yang pertama dialirkan ke bengkok terlebih dahulu). s) Mengisi balon dengan aquadest sesuai ukuran. t) Menyambungkan kateter dengan urine bag dan menggantungnya di sisi tempat tidur. u) Menarik perlahan kateter untuk memastikan kateter tertahan. v) Memfiksasi kateter ke arah paha, biarkan mengendur agar saat paha bergerak kateter tidak teregang. w) Melepas duk, pengalas dan sarung tangan. 4) Tahap Terminasi a) Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b) Menyampaikan rencana tindak lanjut c) Merapikan pasien dan lingkungan. d) Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada e) Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan datang f) Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. g) Mencuci tangan. h) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan. 3

2. PEMASANGAN KATETER PADA PRIA a. Persiapan Alat 1) Bak Instrumen steril berisi : a) Pinset anatomis b) Duk steril 2) Kateter sesuai ukuran 3) Sarung tangan(handscoen) steril 2 pasang 4) Desinfektan dalam tempatnya 5) Aquadest 6) Spuit 20 cc 7) Pelumas 8) Urine Bag 9) Plester dan gunting 10) Selimut mandi 11) Perlak dan Pengalas 12) Bak berisi air hangat, waslap, sabun, handuk 13) Bengkok 14) Pispot b. Prosedur Pelaksanaan 1) Tahap Pra Interaksi a) Verifikasi data sebelumnya. b) Mencuci tangan c) Mengidentifikasi pasien dengan tepat d) Menyiapkan alat. e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi a) Mengucap salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri. b) Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik c) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien. 3) Tahap Kerja a) Memasang sampiran/menjaga privacy. b) Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa kepada c) Menyiapkan pasien dengan posisi dorsal recumbent dan melepaskan pakaian bawah. d) Menyelimuti tubuh atas pasien dengan selimut mandi dan tutup ejstremitas bawah dengan selimut tidur (hanya memajankan bagian genetalia). e) Memasang perlak, pengalas, dan pispot. f) Memakai sarung tangan. g) Membersihkan genetalia dengan sabun dan air hangat, (pada pria yang tidak di sirkumsisi yakinkan untuk meretraksi (menarik prepisium untuk membersihkan meatus uretra). h) Mengangkat pispot. 4

i) Melepas sarung tangan dan mencuci tangan. j) Membuka kantong kateter, pertahankan tetap steril. k) Memakai sarung tangan steril, memasang duk steril. l) Memberi pelumas pada ujung kateter. m) Memegang penis pada batang tepat di bawah glans dan regangkan meatus uretra. Regangkan preputium pria yang tidak disirkumsisi. n) Mengambil kapas dengan pinset dan membersihkan penis dengan air hangat dengan gerakan melingkar dari meatus bawah ke arah glans. Ulangi dua kali menggunakan kapas yang bersih. o) Mengarahkan penis tegak ke atas. p) Meminta pasien untuk tidak mengejan dengan cara menarik nafas panjang. q) Memasukkan kateter perlahan-lahan sedalam 15-23 cm atau hingga urine keluar. r) Menampung urine pada bengkok, biarkan sampai kandung kemih kosong (jika diperlukan urine steril untuk dilakukan pemeriksaan maka urine dialirkan ke botol steril setelah urine yang pertama dialirkan ke bengkok terlebih dahulu). s) Mengisi balon dengan aquadest sesuai ukuran. t) Menyambungkan kateter dengan urine bag dan menggantungnya di pinggir tempat tidur. u) Menarik keteter parlahan, pastikan kateter tertahan. v) Memfiksasi kateter ke arah perut. w) Melepas duk, pengalas dan sarung tangan. x) Mengganti selimut mandi dengan selimut pasien. 4) Tahap Terminasi a) Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b) Menyampaikan rencana tindak lanjut c) Merapikan pasien dan lingkungan. d) Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa pada e) Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan datang. f) Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. g) Mencuci tangan. h) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan. H. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Jangan mendorong paksa kateter bila terjadi tahanan karena hal tersebut dapat mengindikasikan terjadinya strictur uretra. Pada pria lansia, hipertropi prostate dapat menyumbat uretre secara parsial dan menghambat masuknya kateter. Bila terjadi tahanan beritahu dokter. 2. Pada wanita pastikan meatus uretra terlihat jelas, jangan sampai salah memasukkan kateter pada vagina. 5