PRODI D-III KEPERAWATAN POLTEKKES

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRODI D-III KEPERAWATAN POLTEKKES"

Transkripsi

1 PANDUAN PRAKTIKUM PRODI D-III KEPERAWATAN POLTEKKES dr. SOEPRAOEN PANDUAN LABORATORIUM SKILL FARMAKOLOGI TA. 2014/2015 POLITEKNIK KESEHATAN RS dr SOEPRAOEN MALANG 2015

2 JENIS KETRAMPILAN : PEMBERIAN INJEKSI INTRA CUTAN (IC) ASPEK YANG DINILAI Persiapan alat - Bak instrumen injeksi - Spuit disposibel ukuran sesuai keperluan - Desinfektan/kapas alkohol - Jarum injeksi untuk keperluan oplos obat - Kasa steril - Obat yang dimasukkan sesuai etiket - Aquadest/aquabides - Buku catatan pengobatan klien - Perlak + pengalas kain - Bengkok NILAI PEMBERIAN INJEKSI INTRA CUTAN (IC) A. Tahap Pre Interaksi 1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien 2. Siapkan alat alat dan privacy ruangan 3. Cuci tangan B. Tahap Orientasi 1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya. 2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga. C. Tahap Kerja - Baca daftar obat klien yang menyatakan nama obat, dosis dan waktu pemberian - Ambil obat dari tempatnya,cek labelnya - Hitung dosis yang akan dipakai secara tepat - Mencuci tangan - Buka ampul/vial, jika vial buka penutupnya kemudian karet didesinfeksi dengan kapas alkohol. Jika ampul jentikkan ampul untuk menurunkan obat yang terjepit leher ampul didesinfeksi dengan kapas alkohol kemudian dipatahkan dgn menggunakan kapas alkohol / kassa - Ambil spuit dan jarum dari tempatnya dengan korentang - Jarum dipasang pada spuit /cek bila posisi jarumsudah benar pas dan tidak tersumbat - Bila obat dari vial maka spuit dimasuki udara lalu dimasukkan kedalam vial - Isap obat sesuai dengan kebutuhan - Buka jarum dan ganti yang baru (jika obat vial) lalu letakkan di dalam bak injeksi yang telah disediakan - Kembalikan sisa obat pada tempatnya tulis tanggal membuka vial/ampul/oplosing obat tersebut - Buanglah ampul kosong/vial dan kotoran lain kedalam bengkok yang tersedia - Perawat mencuci tangan - Bawalah obat yang disiapkan dalam spuit dan masukkan kedalam bak injeksi kedekat klien, serta kapas alkohol dan daftar observasinya/ daftar suntikan obat - Sebelum obat diberikan identifikasi klien, cek kembali intruksi pemberian obat, nama obat, dosis & waktu pada lembar observasi - Jelaskan tujuan dari tindakan Panduan Farmakologi Page 1

3 - Pintu, jendela ditutup k/p pakai sampiran - Atur posisi klien sesuai dengan lokasi suntikan yang akan dilakukan - Tentukan lokasi suntikan dengan tepat pasang pengalas - Lakukan desinfeksi pada lokasi suntikan dengan kapas alkohol dengan cara memutar - Ambil spuit yang berisikan obat, pegang spuit dengan lubang jarum menghadap ke atas - Suntikkan obat dengan posisi 15 derajat - Lakukan test untuk mengetaui apakah jarum mengenai pembuluh darah, dengan cara menarik penghisap spuit, jika tidak ada darah, masukkanlah obat secara perlahan, jika terdapat darah tarik jarum sedikit keatas lalu kesamping - Bila sudah selesai tarikkah jarum dengan cepat - Spuit dan jarum bekas dipakai direndam dalam larutan desinfektan yang tersedia - Alat-alat dibereskan - Bantu klien menggunakan pakaian bawah, merapikan klien, pintu, jendela, sampiran dibuka - Amati keadaan klien, tanyakan hal yang dirasakan setelah suntikan diberikan - Catat: tanggal, jam, obat, dosis, cara pemberian, petugas yang memberi serta reaksi klien terhadap pemberian obat - Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya D. Tahap Terminasi 1. Evaluasi perasaan klien 2. Simpulkan hasil kegiatan 3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya. 4. Akhiri kegiatan 5. Cuci tangan E. Dokumentasi Catat hasil perawatan payudara didalam catatan keperawatan. KETERANGAN: 0= Tidak dilakukan sama sekali 1= Dilakukan tetapi tidak sempurna 2= Dilakukan dengan sempurna Nilai Batas Lulus = 75% Pembimbing ( ) Panduan Farmakologi Page 2

4 JENIS KETRAMPILAN : PEMBERIAN OBAT SUPPOSITORIA REKTAL ASPEK YANG DINILAI Persiapan alat - Mangkuk obat - Obat yang dimasukkan sesuai etiket - Sarung tangan bersih - Tissue - Buku catatan pengobatan klien - Pelumas NILAI PEMBERIAN OBAT SUPPOSITORIA REKTAL A. Tahap Pre Interaksi 1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien 2. Siapkan alat alat dan privacy ruangan 3. Cuci tangan B. Tahap Orientasi 1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya. 2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga. D. Tahap Kerja - Baca daftar obat klien yang menyatakan nama obat, dosis dan waktu pemberian - Ambil obat dari tempatnya,cek labelnya sesuaikan dengan gelang nama klien - Mencuci tangan - Pakai sarung tangan bersih - Posisikan klien miring ( sim) senyaman mungkin dengan kaki yang ada diatas dalam kondisi fleksi - Keluarkan obat dari bungkusnya - Lumasi bagian ujung obat dengan pelumas - Lumasi jari telunjuk perawat yang memakai sarung tangan - Masukan obat suppositoria dengan meminta klien untuk ambil nafas panjang dan keluarkan nafas melalui mulut - Masukan obat suppositoria secara pelahan lebih kurang 10 cm - Keluarkan jari dan tekan bokong klien secara bersamaan beberapa detik - Lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah medis - Anjurkan klien tetap pada posisi miring minimal 5 menit dan hindari mengejan - Perawat mencuci tangan - Amati keadaan klien, tanyakan hal yang dirasakan klien - Catat: tanggal, jam, obat, dosis, cara pemberian, petugas yang memberi serta reaksi klien terhadap pemberian obat - Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya D. Tahap Terminasi 1. Evaluasi perasaan klien 2. Simpulkan hasil kegiatan 3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya. 4. Akhiri kegiatan 5. Cuci tangan Panduan Farmakologi Page 3

5 F. Dokumentasi Catat hasil perawatan payudara didalam catatan keperawatan. TOTAL NILAI KETERANGAN: 0 = Tidak dilakukan sama sekali 1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna 2 = Dilakukan dengan sempurna Nilai Batas Lulus = 75% Pembimbing ( ) Panduan Farmakologi Page 4

6 PANDUAN KETRAMPILAN JENIS KETRAMPILAN : PEMBERIAN INJEKSI SUB CUTAN (SC) ASPEK YANG DINILAI Persiapan alat - Bak instrumen injeksi - Spuit disposibel ukuran sesuai keperluan - Desinfektan/kapas alkohol - Jarum injeksi untuk keperluan oplos obat - Kasa steril - Obat yang dimasukkan sesuai etiket - Aquadest/aquabides - Buku catatan pengobatan klien - Perlak + pengalas kain - Bengkok NILAI PEMBERIAN INJEKSI SUB CUTAN (SC) A. Tahap Pre Interaksi 1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien 2. Siapkan alat alat dan privacy ruangan 3. Cuci tangan B. Tahap Orientasi 1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya. 2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga. C. Tahap Kerja - Baca daftar obat klien yang menyatakan nama obat, dosis dan waktu pemberian - Ambil obat dari tempatnya,cek labelnya - Hitung dosis yang akan dipakai secara tepat - Mencuci tangan - Buka ampul/vial, jika vial buka penutupnya kemudian karet didesinfeksi dengan kapas alkohol. Jika ampul jentikkan ampul untuk menurunkan obat yang terjepit leher ampul didesinfeksi dengan kapas alkohol kemudian dipatahkan dngan menggunakan kapas alkohol / kassa - Ambil spuit dan jarum dari tempatnya dengan korentang - Jarum dipasang pada spuit /cek bila posisi jarumsudah benar pas dan tidak tersumbat - Bila obat dari vial maka spuit dimasuki udara lalu dimasukkan kedalam vial - Isap obat sesuai dengan kebutuhan - Buka jarum dan ganti yang baru (jika obat vial) lalu letakkan di dalam bak injeksi yang telah disediakan - Kembalikan sisa obat pada tempatnya tulis tanggal membuka vial/ampul/oplosing obat tersebut - Buanglah ampul kosong/vial dan kotoran lain kedalam bengkok yang tersedia - Perawat mencuci tangan - Bawalah obat yang disiapkan dalam spuit dan masukkan kedalam bak injeksi kedekat klien, serta kapas alkohol dan daftar observasinya/ daftar suntikan obat - Sebelum obat diberikan identifikasi klien, cek kembali Panduan Farmakologi Page 5

7 intruksi pemberian obat, nama obat, dosis & waktu pada lembar observasi - Jelaskan tujuan dari tindakan - Pintu, jendela ditutup k/p pakai sampiran - Atur posisi klien sesuai dengan lokasi suntikan yang akan dilakukan - Tentukan lokasi suntikan dengan tepat pasang pengalas - Lakukan desinfeksi pada lokasi suntikan dengan kapas alkohol dengan cara memutar - Ambil spuit yang berisikan obat, pegang spuit dengan lubang jarum menghadap ke atas - Suntikkan obat dengan posisi 45 derajat - Lakukan test untuk mengetaui apakah jarum mengenai pembuluh darah, dengan cara menarik penghisap spuit, jika tidak ada darah, masukkanlah obat secara perlahan, jika terdapat darah tarik jarum sedikit keatas lalu kesamping - Bila sudah selesai tarikkah jarum dengan cepat - Spuit dan jarum bekas dipakai direndam dalam larutan desinfektan yang tersedia - Alat-alat dibereskan - Bantu klien menggunakan pakaian bawah, merapikan klien, pintu, jendela, sampiran dibuka - Amati keadaan klien, tanyakan hal yang dirasakan setelah suntikan diberikan - Catat: tanggal, jam, obat, dosis, cara pemberian, petugas yang memberi serta reaksi klien terhadap pemberian obat - Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya - Perawat mencuci tangan D. Tahap Terminasi 1. Evaluasi perasaan klien 2. Simpulkan hasil kegiatan 3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya. 4. Akhiri kegiatan 5. Cuci tangan E. Dokumentasi Catat hasil perawatan didalam catatan keperawatan. KETERANGAN: 0 = Tidak dilakukan sama sekali 1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna 2 = Dilakukan dengan sempurna Nilai Batas Lulus = 75% Pembimbing ( ) Panduan Farmakologi Page 6

8 PANDUAN KETRAMPILAN JENIS KETRAMPILAN : PEMBERIAN INJEKSI INTRA MUSCULER (IM) ASPEK YANG DINILAI Persiapan alat - Bak instrumen injeksi - Spuit disposibel ukuran sesuai keperluan - Desinfektan/kapas alkohol - Jarum injeksi untuk keperluan oplos obat - Kasa steril - Obat yang dimasukkan sesuai etiket - Aquadest/aquabides - Buku catatan pengobatan klien - Perlak + pengalas kain - Bengkok NILAI PEMBERIAN INJEKSI INTRA MUSCULER (IM) A. Tahap Pre Interaksi 1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien 2. Siapkan alat alat dan privacy ruangan 3. Cuci tangan B. Tahap Orientasi 1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya. 2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga. C. Tahap Kerja - Baca daftar obat klien yang menyatakan nama obat, dosis & waktu pemberian - Ambil obat dari tempatnya, cek labelnya - Hitung dosis yg akan dipakai scr tepat - Mencuci tangan - Buka ampul/vial, jika vial buka penutupnya kemudian karet didesinfeksi dengan kapas alkohol. Jika ampul jentikkan ampul untuk menurunkan obat yang terjepit, leher ampul didesinfeksi dengan kapas alkohol kemudian dipatahkan dengan menggunakan kapas alkohol atau kassa - Ambil spuit dan jarum dari tempatnya dengan korentang - Jarum dipasang pd spuit/cek bila posisi jarum sdh benar/pas & tidak tersumbat - Bila obat dari vial maka spuit dimasuki udara lalu dimasukkan dalam vial - Isap obat sesuai dengan kebutuhan - Buka jarum dan ganti yang baru (jika obat vial) lalu letakkan di dalam bak injeksi yang telah disediakan - Kembalikan sisa obat pada tempatnya, tulis tangggal membuka vial /ampul/oplosing obat tersebut - Buanglah ampul kosong/vial & kotoran lain kedalam bengkok yg tersedia - Perawat mencuci tangan - Bawalah obat yang disiapkan dalam spuit dan masukkan kedalam bak injeksi kedekat klien, serta kapas alkohol dan daftar observasinya/ daftar suntikan obat - Sebelum obat diberikan, identifikasi klien, cek kembali intruksi pemberian obat, nama obat, dosis & waktu pada Panduan Farmakologi Page 7

9 lembar observasi - Jelaskan tujuan dari tindakan - Pintu, jendela ditutup k/p pakai sampiran - Atur posisi klien sesuai dengan lokasi suntikan yang akan dilakukan - Tentukan lokasi suntikan dengan tepat pasang pengalas - Lakukan desinfeksi pada lokasi suntikan dengan kapas alkohol dgn cara memutar - Ambil spuit yang berisikan obat, pegang spuit dengan lubang jarum menghadap ke atas - Suntikkan obat dengan posisi 90 derajat - Lakukan test untuk mengetaui apakah jarum mengenai pembuluh darah, dengan cara menarik penghisap spuit, jika tidak ada darah, masukkanlah obat secara perlahan, jika terdapat darah tarik jarum sedikit keatas lalu kesamping lalu diaspirasi lagi - Bila sudah selesai tarikkah jarum dengan cepat - Spuit dan jarum bekas dipakai direndam dalam larutan desinfektan clorin 0,5% yang tersedia - Bantu klien menggunakan pakaian bawah merapihkan klien - Amati keadaan klien, tanyakan hal yang dirasakan setelah suntikan diberikan - Catat: tanggal, jam, obat, dosis, cara pemberian, petugas yang memberi serta reaksi klien terhadap pemberian obat - Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya. Pintu, jendela, sampiran dibuka D. Tahap Terminasi 1. Evaluasi perasaan klien 2. Simpulkan hasil kegiatan 3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya. 4. Akhiri kegiatan 5. Cuci tangan E. Dokumentasi Catat hasil perawatan didalam catatan keperawatan. KETERANGAN: 0= Tidak dilakukan sama sekali 1= Dilakukan tetapi tidak sempurna 2= Dilakukan dengan sempurna Nilai Batas Lulus = 75% Pembimbing ( ) Panduan Farmakologi Page 8

10 PANDUAN KETRAMPILAN JENIS KETRAMPILAN : PEMBERIAN INJEKSI INTRA VENA (IV) ASPEK YANG DINILAI Persiapan alat - Bak instrumen injeksi - Spuit disposibel uk. sesuai keperluan - Desinfektan/kapas alkohol - Jarum injeksi utk keprluan oplos obat - Kassa steril - Torniquet - Obat yg dimasukkan sesuai dgn etiket - Aquadest/aquabides - Buku catatan pengobatan klien - Perlak + pengalas kain - Bengkok NILAI PEMBERIAN INJEKSI INTRA VENA (IV) A. Tahap Pre Interaksi 1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien 2. Siapkan alat alat dan privacy ruangan 3. Cuci tangan B. Tahap Orientasi 1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya. 2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga. C. Tahap Kerja - Baca daftar obat klien yang menyatakan nama obat, dosis & waktu pemberian - Ambil obat dr tempatnya, cek labelnya - Hitung dosis yg akan dipakai scara tepat - Mencuci tangan - Buka ampul/vial, jika vial buka penutupnya kemudian karet didesinfeksi dgn kapas alkohol. Jika ampul jentikkan ampul untuk menurunkan obat yang terjepit, leher ampul didesinfeksi dgan kapas alkohol kemudian dipatahkan dgn menggunakan kapas alkohol / kassa - Ambil spuit dan jarum dari tempatnya dengan korentang - Jarum dipasang pda spuit/cek bila posisi jarum sdh benar pas & tidak tersumbat - Bila obat dari vial maka spuit dimasuki udara lalu dimasukkan dalam vial - Isap obat sesuai dengan kebutuhan - Buka jarum dan ganti yang baru (jika obat vial) lalu letakkan di dalam bak injeksi yang telah disediakan - Kembalikan sisa obat pada tempatnya, tulis tangggal membuka vial /ampul/oplosing obat tersebut - Buanglah ampul kosong/vial & kotoran lain kedalam bengkok yang tersedia - Perawat mencuci tangan - Bawalah obat yang disiapkan dalam spuit dan masukkan kedalam bak injeksi kedekat klien, serta kapas alkohol dan daftar observasinya/daftar suntikan obat - Sebelum obat diberikan identifikasi klien, cek kembali Panduan Farmakologi Page 9

11 intruksi pemberian obat, nama obat, dosis & waktu pada lembar observasi - Jelaskan tujuan dari tindakan - Atur posisi klien sesuai dengan lokasi suntikan yang akan dilakukan - Tentukan lokasi suntikan dengan tepat pasang pengalas - Lakukan pembendungan dibagian atas daerah yg akandisuntik/pasang steuwing - Lakukan desinfeksi pada lokasi suntikan dgn kapas alkohol dengan cara memutar - Ambil spuit yang berisikan obat - Jarum ditusukkan kedalam pembuluh darah vena dengan sudut 45 derajat - Lakukan test untuk mengetahui apakah jarum sudah masuk pembuluh darah vena, dengan cara menarik penghisap spuit, bila berhasil darah akan masuk kedalam spuit mengalir sendiri. Bila tdk ada darah keluar, berarti tidak berhasil. - Bila berhasil, karet pembendung segera dibuka, obat dimasukkan perlahan-lahan sampai habis. - Bila sudah selesai tariklah jarum dengan cepat, bekas tusukan ditahan dengan kapas alkohol. - Spuit dan jarum bekas dipakai direndam dalam larutan desinfektan yang tersedia - Alat-alat dibereskan - Amati keadaan klien, tanyakan hal yang dirasakan setelah suntikan diberikan - Catat: tanggal, jam, obat, dosis, cara pemberian, petugas yang memberi serta reaksi klien terhadap pemberian obat - Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya. Pintu, jendela, sampiran dibuka D. Tahap Terminasi 1. Evaluasi perasaan klien 2. Simpulkan hasil kegiatan 3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya. 4. Akhiri kegiatan 5. Cuci tangan E. Dokumentasi Catat hasil perawatan didalam catatan keperawatan. KETERANGAN: 0= Tidak dilakukan sama sekali 1= Dilakukan tetapi tidak sempurna 2= Dilakukan dengan sempurna Nilai Batas Lulus = 75% Pembimbing ( ) Panduan Farmakologi Page 10

12 PANDUAN KETRAMPILAN JENIS KETRAMPILAN : MEMASANG INFUS ASPEK YANG DINILAI Persiapan Alat - Cairan infus sesuai program medis - Selang infus (infus set) - Surflow (abocath) - Kapas alkohol 70% - Kassa steril dalam tromol - Bethadin 10% & kapas lidi steril - Korentang steril dalam tempat - Tourniquet - Sarung tangan bersih - Standart infus - Bengkok NILAI MEMASANG INFUS A. Tahap Pre Interaksi 1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien 2. Siapkan alat alat dan privacy ruangan 3. Cuci tangan B. Tahap Orientasi 1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya. 2. Memberitahu pasien tentang prosedur yang akan dilaksanakan 3. Memasang tabir sekeliling tempat tidur C. Tahap Kerja Perawat mencuci tangan Membuka infus set, kemudian klem dipindahkan ke bagian atas slang infus (ruang drip ditutup) Menghubungkan infus set dan cairan infus dengan tetap menjaga sterilitas tempat dan penusukan pada botol cairan infus Menggantung cairan infus pada standart infus (dengan ketinggian kurang lebih 1 m dari kepala pasien) Mengisi ruang drip dengan cairan infus dengan cara menekan perlahan-lahan ruang drip hingga terisi setengah bagian Mengisi selang infus dgn membuka klem dan memastikan bahwa tidak ada udara lagi dalam selang, kemudian menutup kembali klem Memilih dan menyiapkan tempat vena punksi (dimulai dari vena bag. distal) Mendilatasi vena yang akan dipunksi dengan cara: Memasang tourniquet kurang lebih diatas tempat vena polesi ; jika cara tersbt. tidak berhasil, lakukan masage pada vena yang akan punksi atau anjurkan pasien untuk melakukan gerakan kontraksi relaksasi otot tempat vena punksi Memakai sarung tangan Membersihkan kulit tempat vena punksi dengan cairan antiseptik (alkohol), kemudian larutan anti-infectif (bethadin) dengan gerakan melingkar dari pusat (dalam) keluar, kemudian tunggu hingga kering Panduan Farmakologi Page 11

13 Memasukkan kateter (surflow/abocat) dengan cara : menusukkan jarum kateter pada tempat vena punksi dengan sudut insersi antara derajat; jika tampak darah pada lumen kateter, tarik jarum & masukkan/ dorong kateter kurang lebih 2,5 cm Melepaskan torniquet Menghubungkan kateter dan selang infus Memfiksasi kateter (surflow/abocath) dengan plester Mendesinfeksi tempat vena punksi dengan antiseptik (bethadin) kemudian menutup dengan steril Melepas sarung tangan Mengatur aliran infus (sesuai program medis) Memberi label (tanggal dan jam pemasangan) pada tempat vena punksi (diatas kassa) Merapikan klien Membereskan alat Perawat mencuci tangan Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan D. Tahap Terminasi 1. Evaluasi perasaan klien 2. Simpulkan hasil kegiatan 3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya E. Dokumentasi Catat hasil perawatan didalam catatan keperawatan. KETERANGAN: 0= Tidak dilakukan sama sekali 1= Dilakukan tetapi tidak sempurna 2= Dilakukan dengan sempurna Nilai Batas Lulus = 75% Pembimbing ( ) Panduan Farmakologi Page 12

14 PANDUAN KETRAMPILAN JENIS KETRAMPILAN : PEMBERIAN OBAT ORAL ASPEK YANG DINILAI Persiapan Alat - Baki berisi obat obatan / kereta dorong obat (bergantung pada sarana yang ada) - Kartu atau buku rencana pengobatan - Mangkuk sekali pakai untuk tempat obat - Pemotong obat (jika diperlukan) - Martil dan lumpang penggerus (jika diperlukan) - Gelas pengukur (jika diperlukan) - Gelas dan air minum - Sedotan - Sendok - Pipet - Spuit sesuai ukuran mulut anak anak PEMBERIAN OBAT ORAL A. Tahap Pre Interaksi 1. Baca catatan medis klien dan daftar makanan/diet pasien 2. Siapkan alat alat dan privacy ruangan 3. Cuci tangan B. Tahap Orientasi 1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya. 2. Memberitahu pasien tentang hal yang akan dilakukan 3. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin dengan posisi kepala lebih tinggi C. Tahap Kerja - Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (kemampuan menelan, mual atau muntah, adanya program NPO / tahan makan dan minum, akan dilakukan penghisapan lambung, tidak terdapat bunyi usus) - Periksa kembali order pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara pemberian), periksa tanggal kedaluwarsa obat. Jika ada keraguan pada order pengobatan, laporkan pada perawat berwenang atau dokter sesuai dengan kebijakan masing masing institusi - Ambil obat sesuai keperluan (baca order pengobatan dan ambil obat di almari, rak, atau lemari es sesuai yang diperlukan) - Siapkan obat obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa mengontaminasi obat (gunakan teknik aseptik untuk menjaga kebersihan obat) D. Tahap Terminasi 1. Evaluasi perasaan klien 2. Simpulkan hasil kegiatan 3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya E. Dokumentasi Catat hasil perawatan didalam catatan keperawatan KETERANGAN: 0= Tidak dilakukan sama sekali 1= Dilakukan tetapi tidak sempurna 2= Dilakukan dengan sempurna NILAI Nilai Batas Lulus = 75% Pembimbing ( ) Panduan Farmakologi Page 13

15 JENIS KETRAMPILAN PANDUAN KETRAMPILAN : PEMBERIAN OBAT SECARA SUB LINGUAL ASPEK YANG DINILAI Persiapan Alat - Baki berisi obat obatan / kereta dorong obat (bergantung pada sarana yang ada) - Kartu atau buku rencana pengobatan - Mangkuk sekali pakai untuk tempat obat - Pemotong obat (jika diperlukan) - Martil dan lumpang penggerus (jika diperlukan) NILAI PEMBERIAN OBAT SECARA SUB LINGUAL A. Tahap Pre Interaksi 1. Baca catatan medis klien dan daftar makanan/diet pasien 2. Siapkan alat alat dan privacy ruangan 3. Cuci tangan B. Tahap Orientasi 1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya. 2. Memberitahu pasien tentang hal yang akan dilakukan 3. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin dengan posisi kepala lebih tinggi C. Tahap Kerja - Secara umum sama dengan pemberian obat per oral, yang perlu diperhatikan klien perlu diberi penjelasan untuk meletakkan obat di bawah lidah, obat tidak boleh ditelan, dan biarkan berada di bawah lidah sampai habis diabsorbsi seluruhnya D. Tahap Terminasi 1. Evaluasi perasaan klien 2. Simpulkan hasil kegiatan 3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya E. Dokumentasi Catat hasil perawatan didalam catatan keperawatan KETERANGAN: 0= Tidak dilakukan sama sekali 1= Dilakukan tetapi tidak sempurna 2= Dilakukan dengan sempurna Nilai Batas Lulus = 75% Pembimbing ( ) Panduan Farmakologi Page 14

16 JENIS KETRAMPILAN : PEMBERIAN OBAT SECARA TOPIKAL ASPEK YANG DINILAI Persiapan Alat - Obat topikal sesuai yang dipesankan (krim, lotion, aerosol, bubuk, spray) - Buku obat - Kasa kecil steril (sesuai kebutuhan) - Sarung tangan sekali pakai / steril (jika perlu) - Lidi kapas atau sudip lidah - Baskom dengan air hangat, waslap, handuk, dan sabun basah - Kasa balutan, penutup plastik, dan plester (sesuai kebutuhan) NILAI PEMBERIAN OBAT SECARA TOPIKAL A. Tahap Pre Interaksi 1. Baca catatan medis klien dan daftar makanan/diet pasien 2. Siapkan alat alat dan privacy ruangan 3. Cuci tangan B. Tahap Orientasi 1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya. 2. Memberitahu pasien tentang hal yang akan dilakukan 3. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin dengan posisi kepala lebih tinggi C. Tahap Kerja - Cek order dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja, dan tempat pemberian obat Memastikan bahwa obat tersebut akan diberikan dengan aman dan akurat - Cuci tangan Mengurangi transmisi mikroorganisme - Atur peralatan di samping tempat tidur klien Agens topikal biasanya tidak disiapkan di ruang obat - Tutup gorden atau pintu ruangan Memberikan privasi pada klien - Identifikasi klien secara tepat - Memastikan bahwa klien yang benar menerima obat yang tepat - Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area yang akan diberikan obat - Memberikan kemudahan pada saat pengobatan dan menjaga privasi - Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan semua debris dan kerak pada kulit (gunakan sabun basah ringan) - Menentukan perubahan kondisi kulit setelah terapi, dan pelepasan debris, meningkatkan penetrasi obat topikal pada kulit sehingga menghilangkan semua mikroorganisme - Keringkan atau biarkan area mengering - Kelembapan yang berlebihan dapat mempengaruhi daya kerja agens topikal - Jika kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan agens topikal saat kulit masih basah - Mempertahankan kelembapan pada lapisan kulit Panduan Farmakologi Page 15

17 - Gunakan sarung tangan jika terdapat indikasi - Sarung tangan steril digunakan bila obat diberikan pada lesi kulit terbuka dan tidak terinfeksi. Sarung tangan sekali pakai mencegah kontaminasi silang infeksi atau tertularnya lesi - Oleskan agens topikal: a. Krim, salep dan lotion yang mengandung minyak - Letakkan satu sampai dengan dua sendok teh obat di obat telapak tangan kemudian lunakkan dengan menggosokkan obat secara lembut diantara kedua tangan - Pelunakan mempermudah kita menggosokkan obat pada kulit - Usapkan merata diatas permukaan kulit, lakukan gerakan memanjang searah pertumbuhan bulu - Memastikan penyebaran obat yang merata. Mencegah iritasi folikel rambut - Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah pemberian obat - Salep sering mengandung minyak a. Losion yang mengandung suspensi - Kocok wadah dengan kuat - Agar suspensi dapat tercampur dengan lunak - Oleskan sejumlah kecil lotion pada kasa balutan atau bantalan kecil dan oleskan pada kulit serta tekan secara merata searah pertumbuhan bulu - Metode ini memberikan lapisan bubuk pelindung pada kulit setelah suspensi mengering. Mencegahiritasi folikel rambut - Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin dan kering - Air akan menguap untuk meninggalkan lapisan tipis bubuk c. Bubuk - Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh - Meminimalkan pengembangan dan pengerasan bubuk - Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit, seperti diantara ibu jari atau bagian bawah lengan - Memperlihatkan dengan baik permukaan kulit untuk pemberian obat - Bubuhkan secara tipis pada area yang bersangkutan - Lapisan tipis bubuk lebih mudah diserap dan mengurangi friksi dengan meningkatkan area kelembapan evaporasi a. Spray aerosol - Kocok wadah dengan keras - Mencampurkan isi agar distribusi spray halus - Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang spray menjauh area (biasanya cm) - Jarak yang tepat memastikan bahwa semprotan halus menerpa permukaan kulit. Jika wadah dipegang terlalu dekat, distribusi semprotan akan sempit dan berair - Jika leher atau bagian atas dada harus disemprot, minta Panduan Farmakologi Page 16

18 klien untuk memalingkan wajah dari arah spray - Mencegah inhalasi spray - Semprotkan obat dengan merata pada bagian yang sakit (pada beberapa kasus, penyemprotan ditetapkan waktunya selama beberapa detik) - Keseluruhan area yang sakit pada kulit harus dilapisi dengan spray tipis - Tutup area kulit dengan balutan bila ada instruksi dokter - Dapat membantu mencegah obat terlepas dari kulit - Bantu klien pada posisi yang nyaman, kenakan kembali pakaian dan tutup dengan linen tempat tidut sesuai keinginan - Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang peralatan yang sudah tidak digunakan pada tempat yang sesuai - Cuci tangan D. Tahap Terminasi - Evaluasi perasaan klien - Simpulkan hasil kegiatan - Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya E. Dokumentasi Catat hasil perawatan didalam catatan keperawatan KETERANGAN: 0= Tidak dilakukan sama sekali 1= Dilakukan tetapi tidak sempurna 2= Dilakukan dengan sempurna Nilai Batas Lulus = 75% Pembimbing ( ) Panduan Farmakologi Page 17

INJEKSI SUB CUTAN (SC)

INJEKSI SUB CUTAN (SC) INJEKSI SUB CUTAN (SC) NO ASPEK NG DI BOBOT.... Menempatkan alat dekat klien 2.. 1 Mengatur posisi klien sesuai penyuntikan 2 Memasang perlak/pengalas 2 Mendekatkan bengkok 2 4 Memilih tempat penyuntikan

Lebih terperinci

Pengertian. Tujuan. Ditetapkan Direktur Operasional STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Tanggal Terbit 15 Februari 2011

Pengertian. Tujuan. Ditetapkan Direktur Operasional STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Tanggal Terbit 15 Februari 2011 LAMPIRAN RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT 2 Jl. Wates Km 5.5 Gamping, Sleman-55294 Telp 0274 6499706 Fax. 6499727 No Dokumen : Kep. 032/II/2011 MEMASANG INFUS No Revisi : 0 Halaman : 37 / 106 STANDAR

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP Untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Medikal Bedah I yang dibina oleh Bapak Rudi Hamarno, M.Kep Oleh Kelompok 11 Pradnja Paramitha

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT)

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT) PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT) A. Definisi Prosedur dan pemeriksaan khusus dalam keperawatan merupakan bagian dari tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dilaksanakan secara rutin. Perawatan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Pemberian Obat. Basyariah Lubis, SST, MKes

Konsep Dasar Pemberian Obat. Basyariah Lubis, SST, MKes Konsep Dasar Pemberian Obat Basyariah Lubis, SST, MKes PENGERTIAN OBAT Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi gejala atau menyembuhkan penyakit. JENIS DAN BENTUK OBAT 1. Obat obatan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH 1. Pengertian Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi

Lebih terperinci

PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL

PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL Pemberian obat parenteral merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut ke jaringan tubuh. Pemberian obat melalui parenteral dapat dilakukan

Lebih terperinci

PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN SUNTIKAN ( INJEKSI )

PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN SUNTIKAN ( INJEKSI ) SOP INJEKSI PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN SUNTIKAN ( INJEKSI ) A. INJEKSI INTRA VENA Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat kedalam pembuluh darah vena Injeksi intravena diberikan jika diperlukan

Lebih terperinci

MEMASANG KATETER. A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine.

MEMASANG KATETER. A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine. MEMASANG KATETER A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine. B. TUJUAN 1. Menghilangkan distensi kandung kemih. 2. Sebagai penatalaksanaan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIK KLINIK KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN

MODUL PRAKTIK KLINIK KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN MODUL PRAKTIK KLINIK KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN 2015 A K A D E M I K E B I D A N A N G R I Y A H U S A D A S U R A B A Y A KETERAMPILAN KLINIK INJEKSI I. DISKRIPSI MODUL Pendahuluan Tujuan Metode Penuntun

Lebih terperinci

MODUL KETERAMPILAN KLINIK ASUHAN KEBIDANAN

MODUL KETERAMPILAN KLINIK ASUHAN KEBIDANAN MODUL KETERAMPILAN KLINIK ASUHAN KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN GRIYA HUSADA SURABAYA PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TAHUN 2013 i KATA PENGANTAR Dengan memanjadkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

Lebih terperinci

SOP PERAWATAN LUKA GANGREN

SOP PERAWATAN LUKA GANGREN SOP PERAWATAN LUKA GANGREN A. Alat dan Bahan Steril 1. Bak Instrument 1 buah 2. Pinset Anatomi 1 buah 3. Pinset Chirurgis 1 buah 4. Gunting 1 buah 5. Handschoon 1 pasang 6. Kasa, deppers 7. Korentang dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kepatuhan 2.1.1 Defenisi Kepatuhan Kepatuhan perawat profesional adalah sejauh mana perilaku seorang perawat sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan pimpinan perawat

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH Oleh: MEITY MASITHA ANGGRAINI KESUMA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN

Lebih terperinci

SOP Tanda Tanda Vital

SOP Tanda Tanda Vital SOP Tanda Tanda Vital N o I II III Aspek yang Dinilai Ya Tidak PERSIAPAN ALAT 1. Termometer dalam tempatnya (axila, oral, rektal) 2. Tiga buah botol berisi larutan sabun, desinfektan, dan air bersih 3.

Lebih terperinci

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1. Keterampilan Menyuntik Rini Rachmawarni Bachtiar Baedah Madjid

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1. Keterampilan Menyuntik Rini Rachmawarni Bachtiar Baedah Madjid Buku Panduan Keterampilan Menyuntik Rini Rachmawarni Bachtiar Baedah Madjid Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2015 KETERAMPILAN MENYIAPKAN OBAT SUNTIKAN DARI AMPUL DAN VIAL PENGERTIAN Ampul adalah

Lebih terperinci

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan Rahmawati Minhajat Dimas Bayu Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2014 KETERAMPILAN SANITASI

Lebih terperinci

Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan, gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya

Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan, gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan, bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya .1 PRINSIP PENGOBATAN

Lebih terperinci

PENCABUTAN IMPLANT. No Sikap dan Prilaku. 1. Menyambut klien dan memperkenalkan diri dengan ramah

PENCABUTAN IMPLANT. No Sikap dan Prilaku. 1. Menyambut klien dan memperkenalkan diri dengan ramah PENCABUTAN IMPLANT No Sikap dan Prilaku. 1. Menyambut klien dan memperkenalkan diri dengan ramah Gambar 2. Menjelaskan tujuan dan proedur yang akan dilakukan kepada keluarga 3. Komunikasi dan kontak mata

Lebih terperinci

Teknik pemberian obat melalui:

Teknik pemberian obat melalui: Teknik pemberian obat melalui: Oral Inhalasi Mata Rektum Vagina Non-parenteral - 2 Menyiapkan dan memberikan obat untuk pasien melalui mulut dan selanjutnya ditelan. Tujuan: Memberikan obat kepada pasien

Lebih terperinci

SOP PERAWATAN LUKA A. KLASIFIKASI LUKA BEDAH

SOP PERAWATAN LUKA A. KLASIFIKASI LUKA BEDAH SOP PERAWATAN LUKA A. KLASIFIKASI LUKA BEDAH 1. Luka bersih Luka operasi yang tidak terinfeksi, dimana tidak ditemukan adanya inflamasi dan tidak ada infeksi saluran pernafasan, pencernaan, dan urogenital.

Lebih terperinci

PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien

PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian * Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991) * Pembuatan lubang sementara atau permanen dari

Lebih terperinci

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE ( NGT )

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE ( NGT ) PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE ( NGT ) Definisi Tujuan Persiapan alat 1. Naso gastric tube ukuran sesuai dengan kebutuhan 2. Sarung tangan bersih (steril) 3. Tissue 4. Plester 5. Gunting 6. Jelli yang dilarutkan

Lebih terperinci

- Memberi rasa nyaman pada klien. - Meningkatkan proses penyembuhan luka. Perawatan luka dilakukan jika luka kotor/luka basah

- Memberi rasa nyaman pada klien. - Meningkatkan proses penyembuhan luka. Perawatan luka dilakukan jika luka kotor/luka basah SOP perawatan luka ganggren SOP Perawatan Luka Ganggren Tujuan perawatan gangren: - Mencegah meluasnya infeksi - Memberi rasa nyaman pada klien - Mengurangi nyeri - Meningkatkan proses penyembuhan luka

Lebih terperinci

Kebutuhan cairan dan elektrolit

Kebutuhan cairan dan elektrolit Kebutuhan cairan dan elektrolit Cairan adalah suatu kebutuhan pokok dan sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan. Bila tubuh kehilangan cairan dalam jumlah yang besar maka akan terjadi perubahan

Lebih terperinci

Pengertian Persiapan:

Pengertian Persiapan: Pengertian Persiapan: Syringe Jarum (needle) Medication: Ampul Vial Mencampur obat dalam satu syringe Parenteral Medication - 2 Parenteral medication (pengobatan secara parenteral) adalah pemberian obat

Lebih terperinci

C. Indikasi Pada bayi atau anak sehat usia di bawah 5 tahun untuk imunisasi dasar atau sesuai pemberian imunisasi

C. Indikasi Pada bayi atau anak sehat usia di bawah 5 tahun untuk imunisasi dasar atau sesuai pemberian imunisasi STANDAR OPERASIONAL PEROSEDUR PEMBERIAN IMUNISASI PADA BAYI ATAU ANAK A. Pengertian Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan atau vaksin (sustu obat yang digunakan untuk

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD

PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD Sebelum melakukan percobaan, praktikan menonton video tentang suction orofaringeal dan perawatan WSD. Station 1:

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jln. Pierre Tendean No.24 Telp , Semarang, 50131

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jln. Pierre Tendean No.24 Telp , Semarang, 50131 NO SET : 1/K1/KOM NAMA TANGGAL STASE OBSERVER INSTITUSI PENKES : DIET ANEMI IBU HAMIL NO ASPEK YANG DI BOBOT 3 Kontrak waktu 2 4 Menjelaskan tujuan umum penkes 2 B FASE KERJA ( 65 % ) 1 Validasi pengetahuan

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR STANDART OPERASIONAL PROSEDUR ILMU DASAR KEPERAWATAN II Disusun Oleh Kelompok SDL 1 S1 / 1B 1. Ardiana Nungki A 101.0008 2. Desi Artika R 101.0018 3. Diah Rustanti 101.0022 4. Diyan Maulid 101.0026 5.

Lebih terperinci

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPENTENSI ASPEK KETRAMPILAN LATIHAN GERAK SENDI (ROM) EKSTREMITAS BAWAH

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPENTENSI ASPEK KETRAMPILAN LATIHAN GERAK SENDI (ROM) EKSTREMITAS BAWAH PEAN PENCAPAIAN KOMPENTENSI ASPEK KETRAMPILAN LATIHAN GERAK SENDI (ROM) EKSTREMITAS BAWAH NO ASPEK YANG DI BOBOT 1 Penghangat/ buli-buli panas dan sarungnya 2 1 Melakukan verifikasi data dan program terapi

Lebih terperinci

1 PEMBERIAN NEBULIZER 1.1 Pengertian

1 PEMBERIAN NEBULIZER 1.1 Pengertian Pengertian Suction adalah : Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau mulut. Kebijakan : Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lendir, mengeluarkan lendir, melonggarkan jalan nafas.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penginjeksian medikasi adalah prosedur invasi yang melibatkan deposisi obat melalui jarum steril yang diinsersikan kedalam jaringan tubuh. Teknik aseptic harus dipertahankan

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM INTEGUMEN I STANDART PROSEDUR OPERASIONAL KOMPRES

TUGAS SISTEM INTEGUMEN I STANDART PROSEDUR OPERASIONAL KOMPRES TUGAS SISTEM INTEGUMEN I STANDART PROSEDUR OPERASIONAL KOMPRES Kelompok 2 (S1-3A) 1. Adhelita Ratu F.V (121.0001) 2. Alika Fitrianti (121.0009) 3. Desy Evarani (121.0023) 4. Faisal Nursheha (121.0035)

Lebih terperinci

Nomer Station 1 Judul Station Perawatan Jenazah di RS Waktu yang

Nomer Station 1 Judul Station Perawatan Jenazah di RS Waktu yang Nomer Station 1 Judul Station Perawatan Jenazah di RS Waktu yang 7 menit dibutuhkan Tujuan station Menilai kemampuan prosedur perawatan jenazah HIV/AIDS di RS Area kompetensi 1. Komunikasi efektif pada

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN No Set : Bedah 1 ( K.1 ) Nama Tanggal Inst. Observer Stase Tandatangan FORMAT PEAN ANAMNESA RIWAYAT HIPERTHIROI NO ASPEK YANG I BOBOT YA TIAK A B FASE ORIENTASI 1 Memberi salam/menyapa klien 2 Memperkenalkan

Lebih terperinci

Dalam bentuk tablet, kaplet, pil, sirup, kapsul, atau puyer. Kelemahannya : Aksinya lambat, tidak dapat digunakan pada keadaan gawat.

Dalam bentuk tablet, kaplet, pil, sirup, kapsul, atau puyer. Kelemahannya : Aksinya lambat, tidak dapat digunakan pada keadaan gawat. Dalam bentuk tablet, kaplet, pil, sirup, kapsul, atau puyer. Kelemahannya : Aksinya lambat, tidak dapat digunakan pada keadaan gawat. Waktu absorsinya 30-45 menit, efek puncak setelah 1-1,5 jam. Rasa dan

Lebih terperinci

6. Botol kecil steril untuk bahan pemeriksaan steril

6. Botol kecil steril untuk bahan pemeriksaan steril Prosedur Pemasangan Kateter Urin Ditulis pada Senin, 15 Februari 2016 00:50 WIB oleh fatima dalam katergori Kebutuhan Dasar tag KDM, Kateter, Eliminasi Uri http://fales.co/blog/prosedur-pemasangan-kateter-urin.html

Lebih terperinci

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM INJEKSI INSULIN. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM INJEKSI INSULIN. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM INJEKSI INSULIN Oleh Tim Endokrin dan Metabolik PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 TATA TERTIB Sebelum Praktikum

Lebih terperinci

DAFTAR TILIK PEMASANGAN IMPLAN JADENA. Beri nilai setiap langkah klinik dengan mengunakan kriteria sebadai berikut :

DAFTAR TILIK PEMASANGAN IMPLAN JADENA. Beri nilai setiap langkah klinik dengan mengunakan kriteria sebadai berikut : DAFTAR TILIK PEMASANGAN IMPLAN JADENA Beri nilai setiap langkah klinik dengan mengunakan kriteria sebadai berikut 1. Perlu perbaikan 2. Mampu 3. Mahir Langkah langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau

Lebih terperinci

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN SUHU

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN SUHU PEMERIKSAAN SUHU 10 Menentukan letak aksila dan membersihkan daerah aksila dengan menggunakan tisue 11 Menurunkan reservoir di bawah suhu 35 C 12 Meletakkan termometer pada daerah aksila (reservoir tepat

Lebih terperinci

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal Persalinan Normal 60 Langkah Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal PERSALINAN NORMAL 60 Langkah Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat KEGIATAN I. MELIHAT

Lebih terperinci

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK BUKU PANDUAN KERJA MANUAL KETERAMPILAN KLINIK SISTEM REPRODUKSI PEMERIKSAAN PAPSMEAR Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fak. Kedokteran Unhas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017 DAFTAR TILIK

Lebih terperinci

Nama : Riadus Solihin.S.kep. Npm : VULVA HYGIENE STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Nama : Riadus Solihin.S.kep. Npm : VULVA HYGIENE STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Nama : Riadus Solihin.S.kep Npm : 15350035 Stase : Maternitas VULVA HYGIENE STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PERALATAN Memberikan tindakan pada vulva untuk menjaga kebersihannya

Lebih terperinci

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal I. MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA DUA 1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Phlebotomy. 2. Tempat phlebotomy yang dilakukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Phlebotomy. 2. Tempat phlebotomy yang dilakukan. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Phlebotomy 1. Pelaksanaan phlebotomy. 2. Tempat phlebotomy yang dilakukan. 3. Peralatan phlebotomy dan cara penggunaanya. 4. Keadaan pasien.

Lebih terperinci

6/3/2011 DOKTER FARMASIS PERAWAT. 1. Independen 2. Interdependen 3. Dependen 4. Peneliti

6/3/2011 DOKTER FARMASIS PERAWAT. 1. Independen 2. Interdependen 3. Dependen 4. Peneliti Mengidentifikasi peran perawat dalam terapi obat Mengidentifikasi langkah-langkah proses keperawatan dalam terapi obat Menentukan prinsip-prinsip pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan rencana terapi

Lebih terperinci

Aspirasi Vakum Manual (AVM)

Aspirasi Vakum Manual (AVM) Aspirasi Vakum Manual (AVM) Aspirasi Vakum Manual (AVM) merupakan salah satu cara efektif evakuasi sisa konsepsi pada abortus inkomplit. Evakuasi dilakukan dengan mengisap sisa konsepsi dari kavum uteri

Lebih terperinci

MEMISAHKAN ALAT YANG BERSIH DAN ALAT YANG KOTOR, ALAT YANG MEMERLUKAN STERILISASI, ALAT YANG MEBUTUHKAN PERAWATAN YANG LEBIH LANJUT

MEMISAHKAN ALAT YANG BERSIH DAN ALAT YANG KOTOR, ALAT YANG MEMERLUKAN STERILISASI, ALAT YANG MEBUTUHKAN PERAWATAN YANG LEBIH LANJUT ERAWATAN YANG LEBIH LANJUT 1. engertian Melaksanakan pemeliharaan alat-alat keperawatan dan alat alat kedokteran dengan cara memisahkan, membersihkan, mendesinfektan, menyeterilkan dan menyimpannya. 2.

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721) PANDUAN CUCI TANGAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) 787799, Fax (0721) 787799 Email : rsia_pbh2@yahoo.co.id BAB I DEFINISI Kebersihan

Lebih terperinci

Pertolongan Pertama. pada Keracunan Pestisida

Pertolongan Pertama. pada Keracunan Pestisida INDONESIA Peranan CropLife Indonesia Pertolongan Pertama Dalam Meminimalkan Pemalsuan Pestisida pada Keracunan Pestisida CROPLIFE INDONESIA - vegimpact Deddy Djuniadi Executive Director CropLife Indonesia

Lebih terperinci

INGATLAH... DA GU SI BU. Kami Para Apoteker siap membantu masyarakat

INGATLAH... DA GU SI BU. Kami Para Apoteker siap membantu masyarakat INGATLAH... DA GU SI BU Kami Para Apoteker siap membantu masyarakat DAPATKAN OBAT DENGAN BENAR SIMPAN OBAT DENGAN BENAR GUNAKAN OBAT DENGAN BENAR BUANG OBAT DENGAN BENAR DAPATKAN OBAT DENGAN BENAR APOTIK

Lebih terperinci

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Kala I Bantu ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan Jika ibu tampak kesakitan, dukungan yg dapat dierikan : Perubahan posisi, tetapi jika

Lebih terperinci

PROSEDUR STANDAR Tanggal Terbit : / /200

PROSEDUR STANDAR Tanggal Terbit : / /200 PENGERTIAN : 1. Dekontaminasi adalah langkah awal untuk memproses benda mati agar lebih aman ditangani petugas sebelum dicuci. 2. Pembersihan adalah proses menghilangkan secara fisik seluruh kotoran, darah

Lebih terperinci

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD Nama : NPM : Tanggal Ujian : Penguji : 1. Nilai 2 : Memuaskan : Memperagakan langkah langkah atau tugas sesuai Dengan prosedur standar atau pedoman 2. Nilai 1 :

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kewaspadaan Umum/Universal Precaution 2.1.1. Defenisi Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga

Lebih terperinci

AGAR OBAT MEMBERIKAN MANFAAT DAN KEAMANAN BAGI ANDA

AGAR OBAT MEMBERIKAN MANFAAT DAN KEAMANAN BAGI ANDA DAGU SIBU AGAR OBAT MEMBERIKAN MANFAAT DAN KEAMANAN BAGI ANDA INGATLAH... DA GU SI BU Kami Para Apoteker siap membantu masyarakat DAPATKAN OBAT DENGAN BENAR GUNAKAN OBAT DENGAN BENAR SIMPAN OBAT DENGAN

Lebih terperinci

Aspirasi Vakum Manual (AVM) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Aspirasi Vakum Manual (AVM) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Aspirasi Vakum Manual (AVM) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi No. Langkah/Kegiatan 1. Persiapan Lakukan konseling dan lengkapi persetujuan tindakan medis. 2. Persiapkan alat,

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN DAN PEMBUATAN PREPARAT PAP SMEAR Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fak. Kedokteran Unhas Disusun oleh dr. Deviana Riu, SpOG Prof. Dr. dr.

Lebih terperinci

IMPLIKASI FARMAKOLOGI KEPERAWATAN 1

IMPLIKASI FARMAKOLOGI KEPERAWATAN 1 IMPLIKASI FARMAKOLOGI KEPERAWATAN 1 RINA ANGGRAINI INDAH SETYAWATI PSIK FK UNLAM 2010 PERAN PERAN : tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem,

Lebih terperinci

PENUNTUN PEMBELAJARAN

PENUNTUN PEMBELAJARAN PENUNTUN PEMBELAJARAN TEKNIK PENGAMBILAN, PEMBUATAN PRAPARAT LANGSUNG DAN PENGIRIMAN SEKRET URETHRA Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakulytas Kedokteran Unhas SISTEM UROGENITAL FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 7 PERAWATAN PASIEN YANG MENGGUNAKAN TRAKSI DAN ELASTIS BANDAGE

PRAKTIKUM 7 PERAWATAN PASIEN YANG MENGGUNAKAN TRAKSI DAN ELASTIS BANDAGE PRAKTIKUM 7 PERAWATAN PASIEN YANG MENGGUNAKAN TRAKSI DAN ELASTIS BANDAGE Station 1: Perawatan Pasien yang Menggunakan Traksi Gambaran Umum Traksi merupakan alat immobilisasi yang menggunakan kekuatan tarikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik. BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik. 2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian di lakukan di laboratorium klinik

Lebih terperinci

TIM PRODI D-IV KEBIDANAN UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA

TIM PRODI D-IV KEBIDANAN UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA DAFTAR TILIK TK I SEMESTER GANJIL PRODI D-IV KEBIDANAN 2015/2016 DISUSUN OLEH : TIM PRODI D-IV KEBIDANAN UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA PRODI D-IV KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS UBUDIYAH

Lebih terperinci

Blok Gastroenterohepatologi Manual Keterampilan Prosedur Enema

Blok Gastroenterohepatologi Manual Keterampilan Prosedur Enema Blok Gastroenterohepatologi Manual Keterampilan Prosedur Enema Ibrahim Labeda Nurhaya Nurdin Asty Amalia Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2015 PROSEDUR ENEMA/HUKNAH I. TUJUAN Setelah pelatihan

Lebih terperinci

PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 4.3 ELEKTIF Topik 2.A KESEHATAN INTERNASIONAL DAN KARANTINA

PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 4.3 ELEKTIF Topik 2.A KESEHATAN INTERNASIONAL DAN KARANTINA PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 4.3 ELEKTIF Topik 2.A KESEHATAN INTERNASIONAL DAN KARANTINA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2016 1. PANDUAN KESELAMATAN UNTUK PETUGAS KESEHATAN I. Pengantar Panduan

Lebih terperinci

Tabel 2.3 Pungsi Vena dengan Menggunakan Jarum Berlapis Kateter Plastik

Tabel 2.3 Pungsi Vena dengan Menggunakan Jarum Berlapis Kateter Plastik 100 101 Lampiran 1. Tabel 2.3 Pungsi Vena dengan Menggunakan Jarum Berlapis Kateter Plastik Langkah-Langkah 1. Observasi tanda dan gejala yang mengindikasikan keseimbangan cairan dan elektrolit a. mata

Lebih terperinci

Perawatan Luka Post Operasi Sectio Caesarea. Fitri Yuliana, SST

Perawatan Luka Post Operasi Sectio Caesarea. Fitri Yuliana, SST Perawatan Luka Post Operasi Sectio Caesarea Fitri Yuliana, SST Pendahuluan Tak semua persalinan dapat berlangsung mulus, kadang terdapat indikasi medis yang mengharuskan seorang ibu melewati proses persalinan

Lebih terperinci

JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR. ( Revisi )

JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR. ( Revisi ) JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR ( Revisi ) PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN MENGGUNAKAN PENUNTUN BELAJAR. Perubahan Buku

Lebih terperinci

DAFTAR TILIK CUCI TANGAN MEDIS

DAFTAR TILIK CUCI TANGAN MEDIS CUCI TANGAN MEDIS N0 PROSEDUR TINDAKAN NILAI 1 Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan 2 Melepas semua perhiasan yang menempel di tangan dan lengan 3 Membasahi kedua belah tangan dengan air mengalir 4 Memberi

Lebih terperinci

AKADEMI KEBIDANAN BAKTI INDONESIA BOGOR

AKADEMI KEBIDANAN BAKTI INDONESIA BOGOR YAYASAN PENDIDIKAN KESEHATAN BAKTI INDONESIA AKADEMI KEBIDANAN BAKTI INDONESIA BOGOR No. Izin : 50/D/O/2007 Akreditasi BAN-PT No : 021/BAN-PT/Ak-XII/DpI-III/VIII/2012 Kampus : Jl. Raya Bojong Kulur No.32,

Lebih terperinci

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING IMPLAN-2

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING IMPLAN-2 PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING IMPLAN-2 MENGGUNAKAN PENUNTUN BELAJAR Penuntun belajar keterampilan klinik dan konseling Implan-2 ini dirancang untuk membantu peserta mempelajari langkah-langkah

Lebih terperinci

165

165 164 165 166 167 168 169 LEMBAR PERMOHONAN PARTISIPAN Kepada Yth Calon Partisipan Penelitian Semarang, Jawa Tengah Dengan hormat, saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Stevano V. Salawaney NIM

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian

Lembar Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian Kepatuhan Perawat dalam Penerapan Prosedur Tetap Perawatan Luka Post Operasi Sectio Caesarea di RSUD Langsa Tahun 212 Saya adalah mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

VULNUS LACERATUM. 1. Pengertian

VULNUS LACERATUM. 1. Pengertian VULNUS LACERATUM No Dokumen : SOP No.Revisi : 0 TanggalTerbit : Halaman :1 dari 4 1. Pengertian Vulnus atau lukaadalah hilang atau rusaknya sebagian kontinuitas jaringan yang dapat disebabkan oleh trauma

Lebih terperinci

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PERTOLONGAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PERTOLONGAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PERTOLONGAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) Nama : NPM : Tanggal Ujian : Penguji : a) Nilai 2 : Memuaskan :Memperagakan langkah-langkah atau tugas sesuai dengan prosedur standar

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar TUJUAN. Pembelajaran Umum

Kegiatan Belajar TUJUAN. Pembelajaran Umum Perawatan Luka Bersih (Luka Kering) Kegiatan Belajar III Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus TUJUAN Pembelajaran Umum Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini, Anda diharapkan mampu

Lebih terperinci

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum TOKSIKOLOGI Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik Sola dosis facit venenum 1 KLASIFIKASI Berdasarkan cara: Self-poisoning Attempted poisoning Accidental poisoning

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL. No. Dokumen : No. Revisi : Hal.:1/5. Tgl. Terbit :

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL. No. Dokumen : No. Revisi : Hal.:1/5. Tgl. Terbit : SOP Program Kesehatan Ibu dan Anak STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN KEBIDANAN LOGO BPS / RB / PKM PERSALINAN NORMAL No. Dokumen : No. Revisi : Hal.:1/5 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ASUHAN PERSALINAN

Lebih terperinci

SOP PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

SOP PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL Status Revisi : 00 Halaman : 1 dari 11 Disiapkan Oleh: Diperiksa Oleh: Disetujui Oleh: Ka. Laboratorium Gugus Kendali Mutu Ka. Prodi Pengertian : Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)

Lebih terperinci

PHLEBOTOMY. Oleh. Novian Andriyanti ( ) PSIK Reguler 2. Fakultas Kedokteran. Universitas Brawijaya. Malang

PHLEBOTOMY. Oleh. Novian Andriyanti ( ) PSIK Reguler 2. Fakultas Kedokteran. Universitas Brawijaya. Malang PHLEBOTOMY Oleh Novian Andriyanti (125070200111036) PSIK Reguler 2 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 2013 Komplikasi Phlebotomy Phlebotomy ternyata juga dapat mengakibatkan komplikasi pada

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK Penyusun : Jastro Situmorang, S.Kep, Ns Elfrida Nainggolan, SKM AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE PROVINSI SUMATERA UTARA BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.

BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri. BAB I DEFINISI APD adalah Alat Pelindung Diri. Pelindung yang baik adalah yang terbuat dari bahan yang telah diolah atau bahan sintetik yang tidak tembus air atau cairan lain (darah atau cairan tubuh).

Lebih terperinci

KUESIONER PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN OBAT TERHADAP PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN PRINSIP SEPULUH BENAR PEMBERIAN OBAT DI RSI IBNU SINA PADANG

KUESIONER PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN OBAT TERHADAP PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN PRINSIP SEPULUH BENAR PEMBERIAN OBAT DI RSI IBNU SINA PADANG Lampiran 0 KUESIONER PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN OBAT TERHADAP PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN PRINSIP SEPULUH BENAR PEMBERIAN OBAT DI RSI IBNU SINA PADANG No. Kode : Petunjuk pengisian:. Bacalah setiap

Lebih terperinci

SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE

SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE Disusun Oleh : 1. Agustia Hastami P17420108041 2. Arsyad Sauqi P17420108044 3. Asih Murdiyanti P17420108045 4. Diah Ariful Khikmah P17420108048 5. Dyah Faria Utami P17420108050

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar TUJUAN. Pembelajaran Umum. Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda dapat mengaplikasikan prosedur mencuci tangan yang benar

Kegiatan Belajar TUJUAN. Pembelajaran Umum. Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda dapat mengaplikasikan prosedur mencuci tangan yang benar Mencuci Tangan Kegiatan Belajar I Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus TUJUAN Pembelajaran Umum Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda dapat mengaplikasikan prosedur mencuci tangan

Lebih terperinci

TEKNIK ASEPTIK. Sebelum melakukan preparasi sediaan steril hal-hal yang harus dilakukan adalah Cuci tangan Memakai APD Mengoperasikan LAF Mengusap LAF

TEKNIK ASEPTIK. Sebelum melakukan preparasi sediaan steril hal-hal yang harus dilakukan adalah Cuci tangan Memakai APD Mengoperasikan LAF Mengusap LAF TEKNIK ASEPTIK Sebelum melakukan preparasi sediaan steril hal-hal yang harus dilakukan adalah Cuci tangan Memakai APD Mengoperasikan LAF Mengusap LAF Pastikan tidak memakai aksesoris Tidak boleh berkuku

Lebih terperinci

SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD)

SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD) SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD) 1. Analisa Gas Darah Gas darah arteri memungkinkan utnuk pengukuran ph (dan juga keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi

Lebih terperinci

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE TUJUAN: Setelah menyelesaikan topik ini, mahasiswa mampu melakukan pemasangan pipa lambung/ngt. Tujuan pemasangan pipa lambung adalah Dekompresi lambung Mengambil sekret lambung

Lebih terperinci

SOP/ PROTAP PENGUKURAN TEKANAN DARAH

SOP/ PROTAP PENGUKURAN TEKANAN DARAH Puskesmas Kendit SOP/ PENGUKURAN TEKANAN DARAH RAWAT JALAN... drg. DINA FITRYA, M.Kes 19731026 200501 2 006 Pengerti Tatacara mengukur tekanan darah dengan menggunakan Tensimeter an Untuk mengetahui ukuran

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1

LAMPIRAN. Lampiran 1 LAMPIRAN Lampiran 1 407 408 Lampiran 2 408 409 Lampiran 3 409 410 Lampiran 4 BUKU KIA 410 411 412 413 414 Lampiran 5 KSPR 414 415 416 Lampiran 6 416 LEAFLET PERSIAPAN PERSALINAN 417 418 LEAFLET TANDA-TANDA

Lebih terperinci

No. Dokumen 04 / 05 / 01. Tanggal Terbit 23 Juli 2006

No. Dokumen 04 / 05 / 01. Tanggal Terbit 23 Juli 2006 PROSEDUR Pengertian 23 Juli 2006 MENGHITUNG DENYUT NADI 1/1 Suatu cara untuk menentukan jumlah denyut nadi dengan cara palpasi. 1. Menilai kemampuan fungsi kardiovaskular 2. Mengetahui denyut nadi (irama,

Lebih terperinci

Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : HK.0.0/MENKES/49/I/00 Tanggal : 7 Januari 00 PERSYARATAN PRAKTIK BIDAN A. TEMPAT PRAKTIK. Tempat untuk praktik bidan perorangan/berkelompok terpisah dari ruangan

Lebih terperinci

PERSYARATAN PRAKTIK BIDAN

PERSYARATAN PRAKTIK BIDAN Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : /MENKES/PER/X/00 Tanggal : Oktober 00 PERSYARATAN PRAKTIK BIDAN A. TEMPAT PRAKTIK. Tempat untuk praktik bidan mandiri terpisah dari ruangan keluarga terdiri

Lebih terperinci

Lampiran 2

Lampiran 2 Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 58 ANGKAH PERSALINAN NORMAL 1. Melihat adanya tanda persalinan kala II: a. Ibu

Lebih terperinci

PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR PERSALINAN NORMAL. Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:

PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR PERSALINAN NORMAL. Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.: PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR PERSALINAN NORMAL Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.: 1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan seharusnya

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH PERAWATAN MINGGUAN Selain perawatan harian, lakukan juga perawatan seminggu sekali untuk kulit wajah kita agar kulit terawat dengan maksimal. Langkah I Membersihkan

Lebih terperinci

DAFTAR TILIK ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) PETUNJUK

DAFTAR TILIK ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) PETUNJUK PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MITRA RIA HUSADA Komplek Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan Jl. Karya Bhakti No.3 Cibubur Jakarta Timur Telp (021) 873 0818, 8775

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan.

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan. BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Tindakan Defenisi tindakan adalah mekanisme dari suatu pengamatan yang muncul dari persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan. Tindakan mempunyai beberapa

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Asuhan Persalinan Normal (APN)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Asuhan Persalinan Normal (APN) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Asuhan Persalinan Normal (APN) Aspek Yang Dinilai Nilai MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA 1 2 3 4 1. Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala dua Ibu merasa

Lebih terperinci