BAB III PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

2. Keadaan Fisik Sekolah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo

ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB IV UPAYA KETELADAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI MI MUHAMMADIYAH KARANGASEM UTARA BATANG TAHUN 2010

KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI. Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK

INGAT: DIISI DITANDATANGANI DIKEMBALIKAN KE SEKOLAH

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku

Pedoman Pengumpulan Data. 1. Wawancara Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Kebumen. a. Bagaimana sejarah berdirinya SMP Negeri 7 Kebumen?

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN. A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. mendirikan jenjang SMP. Keinginan itu bukan hanya datang dari para

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

PEDOMAN DOKUMENTASI. 1. Profil SMA Muhammadiyah Kasihan Bantul. 2. Struktur Komite SMA Muhammadiyah Kasihan Bantul

TERWUJUDNYA INSAN PENDIDIKAN YANG BERPRESTASI DALAM ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN SENI BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN. 1. Analisis kondisi fisik sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

Lampiran 1: Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi perilaku kenakalan peserta didik serta membina peserta didik untuk berakhlakul karimah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Singkat SMPN 1 Kemranjen. Kemranjen. Luas sekolah m 2 dan terbagi menjadi dua bagian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Kewajiban Siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB V PENUTUP. Peranan guru PAI dalam pembinaan akhlak peserta didik di SD Negeri 2

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 SMP N 5 SLEMAN Alamat : Karangasem, Pandowoharjo, Sleman BAB I PENDAHULUAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Kewarganegaraan.

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Singkat SMP Negeri 15 Yogyakarta. terletak di jantung kota Yogyakarta yaitu di sebelah Stasiun

dengan penuh hormat. rumah. mata.

BAB III DESKRIPSI MEDITASI ŻIKIR DI SLB. A. Profil SLB Negeri Ungaran Barat

BAB II KONDISI OBJEKTIF LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 MENES

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES

Perihal : Permohonan untuk diangkat Sebagai Guru Tetap Yayasan / Pegawai Tetap Yayasan *** Kepada Yth.: Ketua Yayasan An-Naajiya Di Jambak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

Identifikasi Masalah Siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap laju pendidikan di sekolah-sekolah, terutama di tingkat SMP dan

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran akan kepedulian adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa, mengetahui dan

BAB IV ANALISIS TENTANG INTERNALISASI NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018

IV. GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. SMP Negeri 19 Bandar Lampung merupakan salah satu SMP milik pemerintah

PERATURAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 78 JAKARTA NOMOR 165 TAHUN 2011 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat. mengembangkan potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

LAPORAN OBSERVASI KONDISI SEKOLAH. : SMP N 1 PRAMBANAN KLATEN : Jalan Raya Solo-Yogya km. 47 Kongklangan, Sanggrahan, Prambanan, Klaten

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Berdasarkan hasil Penelitian tentang pengaruh penerapan tata tertib

FORMAT OBSERVASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN OBSERVASI PESERTA DIDIK

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal.


STRATEGI PEMBENTUKAN KARAKTER TOLERANSI OLEH GURU PAI DI SMP NEGERI 7 KEBUMEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

anak didik selalu menjadi persoalan dalam proses pendidikan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Luas tanah untuk bangunan adalah 1,242 M². Sekolah Menegah Pertama

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 3 UNGARAN

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB III PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Gambaran Umum SMP Negeri 3 Warungasem Kabupaten Batang 1. Letak Geografis Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Warungasem terletak di Dukuh Bleder, Desa Sariglagah, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. Dengan luas tanah 7000 m², sekolah ini memiliki batas-batas sebagai berikut: 1 a. Sebelah barat : perkebunan ketela pohon/sengon b. Sebelah timur : perkebunan ketela pohon/sengon c. Sebelah selatan : perkebunan /sengon d. Sebelah utara : perkebunan /sengon 2. Sejarah Singkat Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Warungasem didirikan sebagai upaya memenuhi program pemerintah Wajib Belajar 9 tahun, yakni dengan mendirikan sekolah menengah di lingkungan pedesaan. Awal berdirinya tahun 1997, SMP Negeri 3 Warungasem menggunakan gedung SD Negeri Sariglagah. Setahun kemudian siswa angkatan pertama yang hanya satu kelas mulai menempati gedung baru yang lebih representatif. Pada 5 Januari 1999, SMP Negeri 3 Warungasem mendapatkan status negeri dari pemerintah pusat dengan akte pendirian Nomor 0081/0/1999. 1 Sri Mulyatno, S.Pd. Kepala Sekolah, Wawancara, tgl. 2 September 2014 46

47 Awalnya SMP Negeri 3 Warungasem diampu oleh Bapak B. Sutrisno, S.Pd., yang merupakan Kepala SMP Negeri 2 Warungasem. Baru pada tahun 1999, ada kepala sekolah definitif yakni Bapak Drs. Agus Chalim. 2 Keberadaan SMP Negeri 3 Warungasem benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar, di mana pada tahun-tahun sebelumnya banyak lulusan sekolah dasar yang tidak melanjutkan karena faktor biaya dan jarak sekolah. Denga adanya sekolah menengah di dekat tempat tinggal warga, maka banyak lulusan SD yang bisa meneruskan hingga jenjang SMP. 3. Visi dan Misi Sekolah Visi SMP Negeri 3 Warungasem adalah Mantap dalam Prestasi, Teguh dalam Kemandirian, dengan indikator visi sebagai berikut: 3 a. Mantap dalam pembinaan mental ideologi b. Mantap dalam pembinaan akademik c. Mantap dalam pembinaan nonakademik d. Kuat dalam bersikap e. Santun dalam berkomunikasi dan berperilaku f. Terampil dalam belajar g. Sejuk dalam kerindangan h. Nyaman dalam suasana kebersamaan i. Cepat dan cakap dalam bertindak melaksanakan tugas j. Setia dalam melaksanakan aturan/ ketentuan. Adapun Misi SMP Negeri 3 Warungasem adalah sebagai berikut: 2 Sri Mulyatno, S.Pd. Kepala Sekolah, Wawancara, tgl. 2 September 2014 3 Dokumentasi SMPNegeri 3 Warungasem, diambil tgl. 4 September 2014

48 Menyelenggarakan Pembelajaran yang Efektif dan mengembangkan potensi yang optimal, dengan indicator sebagai berikut: a. Menyelenggarakan pembinaan keagamaan b. Menyelenggarakan pembinaan mental ideologi c. Menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. d. Membantu siswa mengenali potensi dan mengembangkannya secara optimal e. Memberikan layanan kebutuhan minimal siswa yaitu ruang belajar, alat pembelajaran, sarana penunjang pendidikan yang aman dan nyaman f. Menyelenggarakan pembinaan olahraga g. Menyelenggarakan pembinaan PMR/ UKS h. Mengembangkan kreatifitas siswa di bidang seni, kerajinan, dan keterampilan i. Mengembangkan kebiasaan sikap dan perilaku j. Menciptakan 7 K. 4. Struktur Organisasi Struktur organisasi di SMP Negeri 3 Warungasem meliputi jabatan struktural dan jabatan fungsional yang dibawahi oleh seorang kepala sekolah. Jabatan struktural meliputi Kepala Tata Usaha dan bawahannya, sedangkan jabatan fungsional meliputi dewan guru. Dewan guru memegang jabatan tertentu sesuai penunjukan dari kepala sekolah yakni untuk membantu tugas kepala sekolah seperti wakil kepala sekolah, urursan-urusan dan wali kelas. Tugas pokok Tata Usaha adalah mengurusi

49 adminstrasi dan keuangan, sedangkan tugas pokok guru adalah mengajar (oleh guru mapel) dan membimbing (oleh guru bimbingan dan konseling) 4 Struktur organisasi SMP Negeri 3 Warungasem digambarkan dalam bentuk bagan di bawah ini: Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Warungasem 5 Komite Sekolah Temu Widodo, S.Pd. Kepala Sekolah Sri Mulyatno, S.Pd. Kepala Tata Usaha Irma Aini H., S.Pd. Wakil K S Solikhin, S.Pd. Kelompok Jabatan Struktural Kelompok Jabatan Fungsional - Staf Tata Usaha - Penjaga Sekolah - Pesuruh Urs.Kurikulum Tasjirin, S.Pd. Urs.Kesiswaan Aziz Chakim, S.Pd. Urs. Sarpras Pardi, S.Pd. Urs.Humas Drs. M. Hadi Koord. B K Wali Kelas Guru Bimbingan dan Konseling Dewan Guru / Guru Mata Pelajaran 4 Hasil Observasi dan Dokumentasi SMPNegeri 3 Warungasem, tgl. 4 September 2014 5 Dokumentasi SMPNegeri 3 Warungasem, diambil tgl. 4 September 2014

50 5. Keadaan Guru 6 NO MATA PELAJARAN MAPEL PNS GTT KET 1 Sunifah, S.Ag PAI 1 2 Maria Iris A., S.Pd. PPKn 1 3 Moh. Aksin, S.Pd. PPKn 1 4 Drs. Moh. Hadi B. Indonesia 1 5 Alfon Oscar Ch., S.Pd B. Indonesia 1 6 Chairun Nisa, S.Pd. B. Inggris 1 7 Barokah, S.Pd. B. Inggris 1 8 Omiskiyah, S.Pd. Matematika 1 9 Pardi, S.Pd. Matematika 1 10 Aziz Chakim, S.Pd. IPA Fisika 1 11 Sri Mulyatno, S.Pd. IPA Biologi 1 12 Sugiarti, S.Pd. IPA Biologi 1 13 Dra. Kristiningsih IPS Geografi 1 14 Solikhin, S.Pd. IPS Ekonomi 1 15 Dariyah, S.Pd. B. Jawa 1 16 Feni Binartini, S.Pd. Keterampilan 1 17 Rokhiyati, S.Pd. Penjaskes 1 18 Tasjirin, S.Pd. BP/BK 1 19 Vista Rianda Sakti, S.Pd. Mulok, SBY 1 20 Sobirin, S.Kom TIK 1 JUMLAH 16 4 6 Dokumentasi SMPNegeri 3 Warungasem, diambil tgl. 4 September 2014

51 6. Keadaan Siswa 7 NO KELAS PRIA WANITA JUMLAH KET. 1 VII A 14 12 26 2 VII B 14 13 27 3 VII C 14 12 26 4 VIII A 16 13 29 5 VIII B 15 14 29 6 VIII C 16 14 30 7 IX A 16 16 32 8 IX B 13 18 31 9 IX C 14 16 30 JUMLAH 132 128 260 7. Keadaan Sarana dan Prasarana 8 a. Data Buku NO NAMA BUKU JUMLAH KETERANGAN 1 Pelajaran 2.194 2 Penunjang 447 3 Non Bacaan Jumlah 2641 b. Data Alat Bantu Ajar 9 NO NAMA ALAT JUMLAH KETERANGAN 1 Alat-alat praktik 93 2 Alat-alat olahraga 82 3 Alat-alat Kesenian 41 Jumlah 216 7 Dokumentasi SMP Negeri 3 Warungasem, diambil tgl. 4 September 2014 8 Hasil Observasi dan Dokumentasi SMPNegeri 3 Warungasem, tgl. 4 September 2014 9 Dokumentasi SMP Negeri 3 Warungasem, diambil tgl. 4 September 2014

52 c. Data Ruang Sekolah 10 NO JENIS RUANG JUMLAH LUAS KONDISI 1 Ruang Kelas 9 567 Baik 2 Ruang Perpustakaan 1 84 Baik 3 Ruang Serba Guna - - 4 Ruang Tata Usaha 1 70 Baik 5 Ruang K S 1 23 Baik 6 Ruang Guru 1 48 Baik 7 Ruang BP/BK 1 21 Baik 8 Ruang UKS/OSIS 1 33 Baik 9 Ruang Lab. IPA 1 120 Baik 10 Ruang Kantin/ Koperasi 1 12 Baik 11 Ruang Ibadah 1 49 Baik 12 Ruang Keterampilan 1 136 Baik 13 Ruang Dinas KS - - 14 Ruang Penjaga 1 36 Baik 15 Mess Guru - - 16 Mess Murid - - 17 KM/WC Guru 3 21 Baik 18 KM/WC Murid 6 48 Rusak 19 Gudang 3 9 Rusak 20 Tempat parker 4 300 baik 10 Dokumentasi SMP Negeri 3 Warungasem, diambil tgl. 4 September 2014

53 B. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem dilaksanakan dalam lingkup beberapa bidang pengembangan yaitu: 1. Bidang Pengembangan Pribadi 2. Bidang Pengembangan Sosial 3. Bidang Kegiatan Belajar 4. Bidang Pengembangan Karir 5. Bidang Pengembangan Kehidupan Berkeluarga 6. Bidang Pengembangan Kehidupan Beragama Pelaksanaan masing-masing bidang pengembangan di SMP Negeri 3 Warungasem dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Bidang Pengembangan Pribadi Bidang pengembangan ini ditujukan untuk pengembangan pribadi dalam memenuhi tugas-tugas perkembangan pribadi siswa. Hal ini seperti dijelaskan guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 3 Warungasem. Bimbingan dan Konseling menangani bidang pengembangan pribadi untuk membantu siswa dalam pengembangan diri yang positif, sehat, memahami dan dapat menyesuaikan diri dengan setiap perubahan dalam hidupnya 11 Materi pengembangan pribadi yang disampaikan misalnya antara lain reproduksi sehat, penerimaan terhadap perubahan fisik dan psikis remaja, pengenalan identitas jenis kelamin dan tanggung jawab sesuai jenis kelamin, fungsi seks dan peranan gender, pengembangan konsep diri, aktualisasi diri, meningkatkan rasa percaya diri dan menghindari rendah diri, menerima kelebihan dan kekurangan diri. 11 Tasjirin, S.Pd. Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 3 Warungasem, Wawancarad, tgl. 3 September 2014

54 2. Bidang Pengembangan Sosial Bidang pengembangan sosial adalah pembinaan untuk siswa dalam menghadapi kehidupan sosialnya. Sejalan dengan perkembangan pribadi, siswa mudah menghadapi permasalahan dalam kehidupan sosialnya seperti sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, merasa dijauhi teman, menjadi korban gangguan, merasa minder, kesulitan memilih teman, mendapat pengaruh buruk dari teman dan sebagainya. Bimbingan dan konseling di SMP Negeri 3 Warungasem Kabupaten Batang dalam menangani masalah sosial ini dilaksanakan dalam bentuk layanan informasi, layanan bimbingan kelompok dan layanan konseling individual. Lebih lanjut dijelaskan oleh guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 3 Warungasem, Bidang pengembangan sosial penting bagi siswa karena anak akan hidup di lingkungan sosial, dan mau tidak mau dia harus bisa menyesuaikan diri di lingkungannya. Ketidakmampuan anak dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sosial, akan berakibat buruk pada perkembangan hidup anak 12 Materi bidang bimbingan pengembangan sosial yaitu cara memilih teman, sikap dalam pergaulan, menghargai pendapat orang lain, upaya penyesuaian diri yang sehat, cara menangkal pengaruh buruk teman, menjadi pembicara dan pendengar yang baik dalam lingkungan sosial. 3. Bidang Kegiatan Belajar Bidang kegiatan belajar diarahkan untuk membantu siswa siswa mampu memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Materi dalam Kegiatan bimbingan dan konseling dalam bidang ini antara lain cara belajar yang baik, cara membuat jadwal belajar di rumah, pemanfaatan waktu luang, 12 Ibid

55 mengembangkan sikap yang baik dalam belajar, meningkatkan konsentrasi belajar, melengkapi keperluan dan fasilitas belajar. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 3 Warungasem, Siswa sering mengalami hambatan dalam belajar bukan karena dia bodoh, atau inteligensinya kurang, melainkan karena tidak memahami cara belajar yang baik, karena fasilitas dan lingkungan belajar yang tidak mendukung. Karena itulah perlu bimbingan belajar bukan sekadar agar nilai anak bagus, tapi juga pemahaman mengenai factorfaktor yang mendukung keberhasilan belajar 13 Pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam bentuk layanan informasi secara klasikal, layanan konseling kelompok, layanan bimbingan kelompok, konseling individual dan layanan home visit (kunjungan rumah). Semua ditujukan untuk membantu siswa dalam mengatasi gangguan belajar, mengatasi gangguan pada komponen belajar seperti menurunnya motivasi belajar, kurangnya minat belajar, kurang bisa konsentrasi dalam belajar san sebagainya. 4. Bidang Pengembangan Karir Bidang pengembangan karir dimaksudkan untuk membantu siswa dalam pemilihan karir atau bidang kerja di masa depan, atau juga dalam proses penentuan sekolah lanjutan. Kegiatan pengembangan karir dilaksanakan dalam bentuk layanan informasi dan orientasi siswa. Materi yang diberikan antara lain gambaran mengenai seluk beluk sekolah tertentu yang bisa dipilih siswa sesuai dengan minat dan kemampuan akademiknya. Siswa harus bisa menentukan studi lanjut tanpa terpengaruh oleh teman lain atau hanya asal senang saja, harus didasari pertimbangan banyak hlm. 13 Ibid

56 Ditegaskan oleh guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 3 Warungasem, Pengembangan karir bagi anak penting agar anak tidak asal bekerja untuk mendapatkan uang, atau asal sekolah seperti teman-teman lain. Tapi pilihan karir, baik sekolah lanjutan atau memasuki dunia kerja, benar-benar memiliki pertimbangan kuat dan memiliki prospek ke depan yang baik. 14 5. Bidang Pengembangan Kehidupan Berkeluarga Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga dimaksudkan untuk memberikan bekal pada siswa mengenai situasi dalam dunia berkeluarga serta tanggungjawab yang ada di dalamnya. Pada diri laki-laki dan perempuan ada tanggungjawab yang besar dalam dunia berkeluarga, karena itu harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Ditegaskan juga oleh guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 3 Warungasem, Siswa perlu memperoleh pembekalan kehidupan berkeluarga, karena banyak juga siswa tidak melanjutkan dan memilih menikah di usia muda. Mereka perlu memperoleh pemhaman bahwa berkeluarga memiliki tanggung jawab yang besar. Jangan sampai timbul permasalahan di belakang hari, atau terjadi perceraian di usia muda 15 Siswa SMP Negeri sudah cukup intensif diberikan pembekalan mengenai dunia keluarga karena banyak lulusan sekolah ini yang tidak melanjutkan dan menikah dalam usia muda. 6. Bidang Pengembangan Kehidupan Beragama Bidang pengembangan kehidupan beragama dimaksudkan agar anak memperoleh bantuan untuk memperdalam agama yang diyakininya. Para siswa SMP Negeri 3 Warungasem semuanya beragama Islam, maka pengembangan kehidupan beragama diarahkan pada pendalaman 14 Ibid 15 Ibid

57 kehidupan beragama Islam. Materi yang disampaikan dalam bimbingan dan konseling antara lain, pengenalan Tuhan, toleransi kehidupan beragama, penanaman nilai-nilai akhlak yang baik, menghormati sesama, berlaku adil dan jujur, tidak sombong dan sebagainya. Berkenaan dengan hal ini guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 3 Warungasem menjelaskan, Setiap individu perlu memiliki dasar agama yang kuat untuk mengarungi hidupnya di masa depan. Setiap gerak langkah dan kegiatan seseorang harus didasari oleh nilai-nilai agama, agar hasil yang diperoleh bukan untuk kepentingan dunia saja tapi juga untuk mencari keridoaan Allah dan kebahagiaan di akhirat. 16 Layanan bidang pengembangan kehidupan beragama dilaksanakan dalam bentuk layanan informasi, bekerja sama dengan guru Agama Islam dalam penyelenggaraan peringatan hari-hari besar Islam, shalat dhuhur berjamaah, tadarus Al Qur an sebelum pelajaran dimulai, berdoa ketika memulai dan mengakhiri pembelajaran, ekstrakurikuler seni baca al Qur an dan sebagainya. C. Pembinaan Kedisiplinan Siswa di SMP Negeri 3 Warungasem Pembinaan kedisiplinan siswa di SMP Negeri 3 Warungasem, dilakukan dalam berbagai tujuan sebagaimana diuraikan di bawah ini. 1. Mengatasi keterlambatan siswa Pembinaan kedisiplinan ditujukan agar anak tidak datang terlambat ke sekolah. Bagaimana mengatasi jarak rumah yang jauh, tidak bangun kesiangan. Anak dibina untuk tidak selalu berasalan mengenai sebab keterlambatan mereka. Hal ini sebagaimana disampaikan salah seorang siswa, 16 Ibid

58 Ya hampir setiap hari guru menunggu para siswa di halaman sekolah. Para siswa tentu lama-lama jadi sungkan jika datang terlambat. Apalagi kalau yang terlambat disuruh mengambil rumput dan sampah di sekotar sekolah. Siswa yang terlambat sebelum masuk harus minta ijin tertulis dulu dari guru BK, dan biasanya siswa dibina dulu 17 2. Membina kerapian dan kelengkapan atribut seragam sekolah Masalah kerapian dan kelengkapan atribut seragam sekolah juga menjadi kendala dalam penanaman kedisiplinan di SMP Negeri 3 Warungasem. Berbagai alasan yang diajukan anak mengenai ketidaktertiban mereka dalam berpakaian lebih sering karena kedisiplinan siswa yang rendah. Seperti diucapkan siswa, Setiap siswa yang tidak rapi atau tidak lengkap atributnya akan ditegur oleh guru, khususnya oleh guru BK. Setiap berpapasan dengan guru, siswa yang tidak rapi selalu diingatkan. Guru BK juga mengingatkan soal kerapian dan kebersihan berpakaian saat mengajar di kelas. 18 3. Membiasakan mengerjakan PR Dalam hal menyelesaikan pekerjaan rumah, siswa di SMP Negeri 3 Warungasem tergolong cukup memprihatinkan. Kesungguhan mereka dalam menyelesaikan tugas sangat rendah. Sehingga sering terjadi siswa satu kelas dihukum oleh guru pengajar karena semuanya tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Hal ini sebagaimana dikatakan salah seorang siswa, Ya, selalu. Guru BK juga mendorong siswa belajar rutin, memiliki jadwal belajar sendiri di rumah 19 2014 17 Caputra, Ketua OSIS dan siswa SMP Negeri 3 Warungasem, Wawancara, 5 September 18 Ibid. 19 Ibid.

59 4. Membina perilaku dan tutur kata sopan pada guru dan staf TU Siswa pada dasarnya bisa berperilaku dan bertutur kata yang baik dengan guru dan staf tata usaha. Namun jika terlalu akrab dan dekat dengan siswa, biasanya mereka cenderung bersikap seenaknya terhadap guru dan staf tata usaha seperti mengajak bergurau berlebihan atau berbicara dengan bahasa jawa kasar. Hal ini diungkapkan oleh siswa, Guru BK sering menyinggung soal perilaku dan tutur kata yang sopan di rumah. Pak guru melarang siswa menggunakan bahasa jawa ngoko pada guru dan karyawan tata usaha 20 5. Membiasakan mengerjakan tugas guru dengan tuntas Anak bisa menuntaskan tugas guru bergantung pada arahan dan ketegasan guru. Kadang juga bergantung pada jenis mata pelajarannya, Jika berupa tugas kerajinan tangan seperti membuat anyaman, kliping, pot bunga, biasanya bisa dikerjakan siswa dengan tuntas. Tapi untuk tugastugas menyelesaikan soal, apalagi pada mata pelajaran yang sulit, seringkali tidak tuntas. Hal senada disampaikan oleh siswa, Kalau tidak tuntas berarti tidak disiplin, itu yang diungkapkan guru BK di kelas. Pokoknya kita tidak boleh mengerjakan sesuatu setengah jadi, atau cuma separuh-separuh 21 6. Membina siswa selalu membawa kelengkapan belajar ke sekolah Secara umum siswa sudah membawa kelengkapan belajar, khususnya berupa buku tulis, buku paket, peralatan tulis. Namun masih sering terjadi buku atau peralatan yang dibawa tidak sesuai yang dibutuhkan sehingga anak minta ijin pulang untuk mengambil peralatan yang tertinggal. Seperti dikatakan seorang siswa, Ya karena kelengkapan 20 Ibid. 21 Ibid.

60 belajar itu penting untuk mendukung keberhasilan belajar. Pak guru BK selalu menasehati soal itu 22 7. Membina anak agar tidak membuat kegaduhan di kelas Kegaduhan di kelas masih sering terjadi, khususnya jika guru tidak hadir, pergantian jam pelajaran, guru terlambat masuk kelas, atau guru yang tidak bisa mengelola kelas. Kegaduhan sering dilakukan oleh anak laki-laki, khususnya siswa yang memang agak bandel. Menurut salah seorang siswa, Kalau pak guru BK sendiri yang mengajar di kelas, siswa tidak berani gaduh karena pasti langsung akan ditegur 23 8. Membina siswa membuang sampah pada tempatnya Secara umum siswa sudah membuang sampah pada tempatnya, karena di depan tiap kelas sudah disediakan tempat sampah. Namun begitu, masih ada siswa yang membuang sampah lewat jendela, membuang bungkus makanan di atas tutup tempat sampah, atau membuang sampah pembalut di lubang kloset. Seperti dikatakan siswa, Menurut pak guru BK, kebersihan itu adalah sebagian dari iman. Maka membuang sampah pada tempatnya juga harus diutamakan 24 9. Membina siswa ikut menjaga kebersihan dan keamanan fasilitas sekolah Siswa masih bisa dilibatkan dalam kebersihan dan keamanan fasilitas sekolah. Namun masih ada segelintir siswa yang berbuat usil dengan mencoret-coret tembok, pintu kamar mandi, meja belajar atau bermain bola di teras atau di dalam kelas. Seperti dikatakan siswa, 22 Ibid. 23 Ibid. 24 Ibid.

61 Ya guru malah mengingatkan kalau fasilitas sekolah rusak atau kotor karena tindakan siswa, siswa sendiri yang rugi karena suasana sekolah menjadi tidak nyaman. Orangtua kita juga rugi karena sebagian besar perawatan bangunan sekolah adalah hasil dari sumbangan orangtua. 25 10. Membina siswa memiliki jadwal belajar di rumah. Jadwal belajar di rumah yang dibuat siswa sendiri bisa mendorong siswa belajar rutin di rumah. Namun hal ini sulit dipantau oleh guru meskipun guru sudah mendorong siswa untuk membuat jadwal belajar di rumah. Sebagaimana dikatakan siswa, Ya itu yang selalu dianjurkan bahkan diajarkan oleh guru BK. Membuat jadwalnya saja sulit, apalagi harus memenuhinya. Saya sendiri tidak memiliki jadwal belajar di rumah 26 Kedisiplinan akan tumbuh dan berkembang dengan baik apabila berdasarkan atas kesadaran diri sendiri. Disiplin yang tidak bersumber dari hati nurani manusia akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak akan dapat bertahan dengan lama. Disiplin yang tumbuh atas dasar kesadaran diri sendiri yang demikian itulah yang diharapkan selalu tertanam dalam diri setiap orang. Disiplin belajar berkaitan erat dengan kepatuhan siswa terhadap peraturan-peraturan tertentu, baik yang ditetapkan oleh diri sendiri maupun pihak lain. Dalam belajar siswa harus memiliki kesadaran sendiri untuk mematuhinya tanpa harus ada paksaan dari orang lain. 27 Berdasarkan penjelasan dari Kepala SMP Negeri 3 Warungasem, kedisiplinan siswa di sekolah ini sudah relatif baik, meskipun tentu saja masih perlu dilakukan pembinaan lebih lanjut. Dalam hal kedatangan siswa ke 25 Ibid. 26 Ibid. 27 Tasjirin, S.Pd., Guru BK SMP Negeri 3 Warungasem, Wawancara, 3 September 2014

62 sekolah misalnya, Masih ada satu dua anak yang masih terlambat. Tapi secara umum, sudah sedikit sekali anak yang terlambat ke sekolah. 28 Kemudian dalam hal berseragam, Soal kerapian dan atribut memang masih membutuhkan perhatian. Hal ini tampaknya bisa dipahami mengingat siswa SMP Negeri 3 Warungasem berasal dari keluarga sederhana, yang tentu saja kurang memberikan perhatian pada soal berpakaian dan kerapian. Lingkungan sosial dan keluarga itu juga berpengaruh pada soal sopan santun siswa pada guru dan orang yang lebih tua. Bisa dikata tata krama dan sopan santun anak masih butuh pembinaankhususnya pada siswa laki-laki. Mereka masih suka berperilaku seenaknya. Namun banyak juga yang bisa menjaga perilaku dan tutur katanya. Kurangnya motivasi siswa untuk menempuh pendidikan secara sungguhsungguh juga ikut berpengaruh pada motivasi belajar siswa. Saat mendapatkan tugas dari guru, hanya sedikit siswa yang sungguh-sungguh mengerjakan. Sebagian besar lebih suka mencontek teman lain, bahkan tidak sedikit yang tidak mengerjakan dengan tuntas. Mereka umumnya lebih serius bila mendapatkan tugas yang bersifat kreatifitas seperti kerajinan tangan, membuat kliping bisa mereka tuntaskan. Tapi untuk tugas seperti menjawab soal, pekerjaan rumah, masih sering diabaikan. Kondisi ekonomi keluarga yang umumnya sederhana, menjadikan anak agak kurang dalam melengkapi keperluan belajar mereka. Tapi lebih banyak yang berperilaku tertib, dan memenuhi kelengkapan belajar setelah adanya bantuan dari sekolah semisal beasiswa untuk siswa miskin. Berkenaan kondisi pembelajaran di kelas, sudah relatif kondusif. Siswa mau belajar dengan sungguh-sungguh. Namun peran dan profil guru di kelas 28 Sri Mulyatno, S.Pd., Kepala SMP Negeri 3 Warungasem, Wawancara, 2 September 2014

63 juga ikut menentukan situasi kelas. Guru yang kurang bisa mengelola kelas dengan baik biasanya cenderung membuat siswa kurang tertarik pada pelajaran yang akhirnya mendorong mereka untuk berlaku tidak tertib. Mengenai kebersihan lingkungan sekolah, siswa sudah terbiasa untuk turut menjaganya. Hal ini tampak dari kebiasaan siswa membuang sampah pada tempat, memenuhi tugas piket harian dan terlibat dalam kebersihan kelas mingguan. Namun masih ada beberapa anak yang kurang peduli membuang sampah seperti menumpuk sampah di atas tutup tempat sampah atau membuang sampah melalui jendela kelas. Kedisiplinan siswa semestinya juga tampak pada kebiasaan belajar mereka di rumah. Namun sayang sebagian besar siswa tidak memiliki jadwal belajar di rumah. Siswa umumnya hanya belajar di rumah jika mau ulangan atau ujian. Akibatnya hasil belajar mereka tidak maksimal, karena tidak didukung tata cara yang sistematis. Siswa yang sudah terbiasa belajar yang teratur otaknya akan terlatih setiap hari. Dengan seringnya daya pikir mendapat latihan maka akan menyababkan ketajaman daya pikir, sehingga siswa mudah untuk menerima materi pelajaran. Tetapi sebaliknya siswa yang malas belajar otaknya menjadi kaku karena jarang dilatih sehingga daya pikirnya menjadi lemah. Kedisiplinan memang akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau pananaman kebiasaan dalam keteladanan-keteladanan tertentu yang harus dimulai sejak ada dalam lingkungan kekuarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus berkembang sehingga menjadi bentuk disiplin yang semakin kuat. 29 29 Ibid.

64 D. Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pembinaan Kedisiplinan Siswa di SMP Negeri 3 Warungasem Guru bimbingan dan konseling atau guru pembimbing merupakan guru yang sangat memiliki peran penting dalam sebuah sekolah. Guru ini merupakan seorang yang ahli serta professional dalam hal pendidikan, karena guru tersebut akan mendidik, mengajar, serta melatih anak didik. Untuk memperoleh gelar ahli dan professional tersebut, guru tersebut haruslah menjalani pendidikan terlebih dahulu dan mendapatkan gelar sarjana baik sarjana strata satu ataupun strata dua. Lebih lanjut dijelaskan oleh Tasjirin, Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 3 Warungasem, Guru Bimbingan dan Konseling harus memiliki kemampuan untuk membantu, dan membimbing para siswanya dalam memahami dirinya sendiri, serta mengenal potensi, bakat, dan minat serta kelemahan yang berguna untuk menentukan karir di masa depan. Selain itu membantu dalam mengatasi segala kesulitan-kesulitan yang menghambat proses belajar mengajarnya. 30 Dalam pembinaan kedisiplinan siswa di SMP Negeri 3 Warungasem, guru Bimbingan dan Konseling melakukan berbagai bentuk layanan seperti layanan informasi dan orientasi yang diberikan kepada siswa secara terjadwal dalam bentuk klasikal 2 jam per minggu per kelas. Layanan informasi dan orientasi memberikan materi sebagai bahan untuk pemahaman siswa. Dijelaskan oleh Tasjirin, Guru bimbingan dan konseling memiliki peran penting dalam pembinaan kedisiplinan siswa. Hal ini karena dalam masalah pembinaan kedisiplinan ini, guru bimbingan dan konseling tidak hanya melakukan penghukuman atau pemberian sanksi agar anak berdisiplin, tapi juga mencari penyebab mengapa anak tidak bisa bersikap disiplin di sekolah. 31 30 Tasjirin, S.Pd., Guru BK SMPNegeri 3 Warungasem, Wawancara, 3 September 2014 31 Ibid.

65 Dalam tugasnya membina kedisiplinan siswa, guru bimbingan dan konseling memberikan berbagai layanan seperti layanan informasi dan orientasi, layanan konseling individu, layanan konseling kelompok dan layanan bimbingan kelompok. Lebih lanjut Tasjirin menjelaskan, Bagi siswa yang sering tidak masuk tanpa keterangan, guru Bimbingan dan Konseling melakukan layanan home visit (kunjungan rumah) bersama wali kelas. Dari kegiatan itu, seringkali didapati kenyataan bahwa siswa dari rumah berangkat dan pulang sesuai jam sekolah. Dalam kegiatan ini guru bimbingan dan konseling melakukan komunikasi dan bekerjasama untuk mendorong anak agar mau bersekolah kembali dan anak bisa memahami pentingnya bersekolah untuk masa depan mereka.. 32 Guru Bimbingan dan Konseling juga melakukan pemanggilan orangtua siswa yang bermasalah. Dalam hal ini guru Bimbingan dan Konseling meminta kesediaan orangtua untuk bekerja sama dalam pembinaan anak, karena pengawasan guru terhadap siswa sangat terbatas waktunya, dan sebagian waktu anak bersama keluarga dan lingkungan sosialnya. Berdasarkan penjelasan dari guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 3 Warungasem, guru Bimbingan dan Konseling memiliki tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan dalam membina kedisiplinan anak. Dalam hal ini secara lebih rinci tugas dan tanggungjawab guru Bimbingan dan Konseling terhadap anak adalah: 1. Bertanggungjawab atas keseluruhan pelaksanaan layanan konseling di sekolah. 2. Mengumpulkan, menyusun, mengolah serta menafsirkan data yang kemudian dapat dipergunakan untuk semua staff bimbingan di sekolah. 32 Ibid.

66 3. Memilih dan mempergunakan berbagai instrument tes psikologis untuk memperoleh berbagai informasi mengenai bakat khusus, minat, kepribadian, intelegensi masing-masing siswa dan hambatan-hambatan dalam pengembangan kedisiplinan anak. 4. Melaksanakan bimbingan kelompok maupun bimbingan individual (wawancara konseling). 5. Membantu petugas layanan bimbingan lainnya untuk mengumpulkan, menyusun, mengolah, dan mempergunakan informasi tentang berbagai masalah pendidikan, pekerjaan, permasalahan karir yang dibutuhkan oleh guru bidang studi dalam proses belajar mengajar. 6. Melayani orang tua atau wali dari siswa yang ingin mengadakan konsultasi mengenai anak-anaknya.. 33 Selain memberikan berbagai layanan, yang tidak kalah pentingnya adalah keteladanan yang ditunjukkan guru Bimbingan dan Konseling itu sendiri. Hal ini juga diakui sendiri oleh guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 3 Warungasem. Keteladanan memberikan gambaran secara nyata bagaimana seseorang harus bertindak. Keteladanan berarti kesediaan setiap orang untuk menjadi contoh dan gambaran yang sesungguhnya dari sebuah perilaku. Keteladanan harus dimulai dari diri sendiri. Dalam pembinaan kedisiplinan, guru bimbingan konseling mempraktikkan strategi-strategi agar siswa dapat membiasakan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya sebagai siswa. Untuk membiasakan disiplin tersebut, guru bimbingan konseling dapat menggunakan strategi pengelolaan diri. Strategi Pengelolaan Diri adalah suatu proses dimana konseli mengarahkan 33 Ibid.

67 perubahan tingkah laku mereka sendiri, dengan menggunakan satu strategi atau kombinasi strategi.. 34 Bentuk latihan strategi pengelolaan diri ada tiga antara lain: 1. Pemantauan Diri Pemantauan diri adalah proses dimana konseli mengobservasi dan mencatat segala sesuatu tentang dirinya dan interaksinya dengan situasi lingkungan. Langkah-langkah dalam pemantauan diri yaitu rasional strategi, memilih respon, memetakan respon, memepertunjukkan data, dan melaksanakannya. 2. Pengendalian Rangsangan Penggunaan pengendalian rangsangan yaitu dapat digunakan untuk mengurangi perilaku-perilaku yang tidak diinginkan dan dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan. 3. Penghargaan diri Proses penghargaan diri digunakan untuk membantu klien mengatur dan menguatkan tingkah laku mereka sesuai konsekuensi yang telah ditetapkan. Sebelum melakukan strategi tersebut, sebaiknya guru bimbingan konseling harus mengetahui siapa saja peserta didiknya, agar terjadi kedekatan psikologi antara guru dan siswa, sehingga memudahkan pendidik dalam membiasakan disiplin tersebut kepada siswanya. Dalam pelaksanaan kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling, guru Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem mendasarkan pada beberapa hal antara lain: 1. Keterangan pribadi anak, nama orang tua/wali, tanggal masuk 2. Kepandaian: angka rapor, hasil-hasil tes dan tingkat kelas 34 Ibid.

68 3. Kesehatan: penyakit-penyakit, cacat badan dan kebiasaan hidup, serta perkembangan berat badan, tinggi badan dan sebagainya 4. Keadaan rumah, pekerjaan ibu, bapak, pendidikan orang tua, agama orang tua, suasana rumah dan sebagainya 5. Riwayat sekolah: kerajinan bersekolah, kemangkiran, hukuman yang diperoleh, hadiah dan pujian 6. Kesanggupan siswa istimewa, hobi 7. Sifat-sifat pribadi (watak), suka bergaul, pendiam, jujur dan sebagainya 8. Cita-cita untuk kemudian hari.. 35 Setelah guru memberikan keteladanan, membangun kesepakatan nilai unggul, dan melakukan strategi pengelolaan diri serta mengetahui siapa saja siswanya maka guru akan lebih mudah untuk mengajak siswanya untuk membiasakan disiplin dalam setiap aktivitasnya. Beberapa upaya yang dilakukan guru bimbingan konseling di SMP Negeri 3 Warungasem secara lebih rinci dalam rangka pembinaan kedisiplinan siswa adalah sebagai berikut: 36 1. Memberikan layanan orientasi kepada siswa tentang aturan-aturan yang ada di lingkungan sekolah agar siswa mengetahui apa saja aturan yang harus ditaati dan apa yang tidak boleh diperbuat sebagi seorang siswa sesuai dengan nilai dan norma masyarakat. 2. Memberikan layanan informasi kepada siswa tentang perlunya disiplin dalam setiap aktivitasnya dan apa saja dampak negatif dari dirinya jika siswa tersebut tidak disiplin. 35 Ibid. 36 Hasil Observasi dan Dokumentasi Administrasi BK, diambil tgl. 4 September 2014

69 3. Memberikan layanan penguasaan konten kepada siswa mengenai cara-cara agar selalu disiplin dalam setiap aktivitasnya. 4. Memberikan layanan konseling kelompok kepada siswa mengenai masalah-masalah dalam membiasakan disiplin dalam beraktivitas sehingga guru pembimbing dapat memberikan cara-cara agar selalu membiasakan disiplin dalam setiap aktivitasnya. 5. Memberikan layanan bimbingan kelompok kepada siswa yang membahas tentang ciri-ciri siswa yang tidak membiasakan disiplin dalam setiap aktivitasnya. 6. Memberikan layanan konseling perorangan kepada siswa yang tidak pernah membiasakan disiplin dalam setiap aktivitasnya. 7. Memberikan layanan mediasi antara siswa dan orangtuanya, agar orangtua juga dapat membantu guru pembimbing untuk membiasakan disiplin dalam setiap aktivitas siswa. Karena orangtua adalah pendidik yang sangat dekat dan lebih mengetahui karakter anaknya. 8. Memberikan instrumentasi non tes berupa angket yang berkaitan tentang disiplin siswa, sehingga konselor mengetahui siapa saja siswanya yang mengalami permasalahan dalam kedisiplinan. 37 37 Tasjirin, S.Pd., Guru BK SMPNegeri 3 Warungasem, Wawancara, 3 September 2014