BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang cukup diminati oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. terlaksanannya fungsi rekruitmen. Seperti halnya fungsi rekruitmen, proses seleksi

MANAJEMEN : A. Pengertian Management : Bhs. Indon : tatlaksana, pengurusan, manajemen. Sudut pandang ada 3 : Proses, Kolektifitas orang, Seni & ilmu.

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan

BAB II KAJIAN TEORITIK

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja (prestasi kerja) menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2001 :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ARTIKEL MANAJEMEN SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB II BAHAN RUJUKAN

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. terlebih dahulu dibahas pengertian dari MSDM itu sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB II BAHAN RUJUKAN

Banyak ahli yang memberikan definisi tentang manajemen, diantaranya:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Harold Koontz & Cyril O Donnell

BAB I PENDAH ULUAN 1.1 Ga G mb m a b ra r n n Umu m m m Obj b ek k Pene n lit e ian a. Pro r fil Org r anis n a is sis

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. yang menitik beratkan perhatiannya terhadap masalah yang berhubungan

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Sebelum memberikan pengertian tentang Manajemen Sumber Daya

BAB II BAHAN RUJUKAN. manajemen, disebut manajemen sumber daya manusia karena bergerak di bidang

Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki barbagai macam kebutuhan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kompensasi merupakan seseuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari

BAB II LANDASAN TEORI

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

2015 EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK JOHARI WINDOW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB 2 LANDASAN TEORI

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

PENGERTIAN MANAJEMEN Manajemen sebagai ilmu pengatahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. LANDASAN TEORI. mencapai keberhasilan. Tanpa aspek manusia sulit kiranya tujuan organisasi dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi dikemukakan

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB II BAHAN RUJUKAN

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kemudian menurut George R Terry (1994:5) dalam bukunya Principal of Management :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ACARA 4. ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

WAHYU INDRIANI PUTRI A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

} Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno

Oleh : Sri Handayani NIM K

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien. Tingkat kompetisi yang tinggi menuntut pula suatu organisasi

BAB II URAIAN TEORITIS. Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja

MANAJEMEN PENGANTAR. PENNY RAHMAWATY, M.Si. Pengantar Manajemen - Penny Rahmawaty

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. efisien untuk mencapai tujuan tertentu didalam suatu organisasi. Dasar-dasar manajemen adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

BAB IV PERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN MUTU GURU DI MTs NEGERI JEKETRO GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Manullang (2004:5) menyatakan bahwa : Manajemen adalah seni dan

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

5 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Manajemen Kata Manajemen merupakan kata serapan dari kata bahasa inggris Management, dalam bahasa Indonesia padanan kata yang cocok adalah Tata Laksana yang berarti Penganturan atau Cara kerja. George R.Terry berpendapat bahwa Manajemen adalah pencapaian tujuan (organisasi) yang sudah ditentukan sebelumnya dengan mempergunakan bantuan orang lain. Dengan makin berkembang pola pikir manusia dan semakin besar atau mahal biaya-biaya operasional, membuat manusia (kita) perlu menata ulang kebijakan dalam bekerja untuk lebih efisien dan efektif. Berdasar pandangan tersebut, manusia akan lebih banyak bekerja dengan sarana pendukung (alat-alat) kerja daripada dengan manusia lainnya agar lebih cepat dan lebih baik hasil produk (Barang atau Jasa)nya. Pengaturan dan kerja sama (satu) manusia dengan sarana penudukung (alat) kerja dapat termasuk dalam pengertian manajemen. (Iman, Indra Siswandi, 2009, 1).

6 2.1.1 Fungsi Manajemen Agar manajemen dapat memberikan manfaat bagi organisasi maka manajemen perlu difungsikan atau perlu dioperasionalisasikan. Setiap fungsi yang ada di dalam manajemen di sebut dengan fungsi manajemen. Para pakar manajemen memberikan unsur fungsi manajemen yang berbeda. Fungsi manajemen yang diusulkan oleh para pakar manajemen seperti berikut: Tabel 2.1 Fungsi Manajemen Nama Pakar George A Terry Unsur Fungsi Manajemen Planning, Organizing, Actuating, and Controlling Haimann & Scot Planning, Organizing, Staffiing, Influencing, and Controlling Henry Fayol Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Reporting & Budgeting Koontz & O Donnel Planning, Staffing, Directing, and Controlling Louis A Alien Leading, Planning, Organizing, and Controlling Lutter Gullich Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating Reporting, and

7 Budgeting Lyndal F Urwick Forecasting, Planning, Organizing, Commanding, Coordinating and Controlling William H Newman Planning, Organizing, Assembling, Resources, Directing and Controlling Jika disimpulkan pendapat para pakar tersebut di atas maka pada dasarnya fungsi manajemen adalah sebagai berikut: Forecasting, Planning, Organizing, Staffing, Actuating, Commanding, Coordinating, Influencing, Assembling, Resources, Directing, Reporting, and Budgeting and Controlling. Iman, Indra Siswandi, 2009, 39 2.2 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manjemen sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan terahadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenagan kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan pula sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu (pegawai). Pengelolaan dan pendayagunaan tersebut dikembangan secara maksial didalam

8 dunia kerja untuk mencapai tujuan organisasi dan pengembangan individu pegawai. (Anwar, 2011, 2). 2.2.1 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Fungsi adalah kerja yang dapat dibedakan dari kerja yang lain. Fungsi dari manajemen sumber daya manusia berarti apa saja yang dilakukan bila orang bekerja di bagian sumber daya manusia atau sebagai manajer HRD (Human Reseources Develoopment). Secara umum fungsi manajamen sumber daya manusia terdiri dari: 1. Analisa Jabatan Analisa jabatan merupakan upaya untuk menilai jabatan yang ada di dalam organisasi secara menyeluruh. Di dalamnya berisi mengenai nama jabatan yang ada, job description (uraian pekerjaan) dan job specification (spesifikasi jabatan), jumlah orang yang memegang jabatan tertentu, dan hubungan antar jabatan yang ada. 2. Pengadaan tenaga kerja Pengadaan tenaga kerja merupakan upaya mencari tenaga kerja sesuai dengan pedoman dan manajemen sumber daya manusia yaitu The right man in the right place atau mencari orang yang tepat untuk suatu jabatan yang tepat pula. Pengadaan tenaga kerja dimulai dan analisis penjuala dan arahan kebutuhan tenaga kerja.

9 Setelah itu dilanjutkan dengan pemahaman sumber tenaga kerja, seleksi serangkaian tes sampai pada masa induksi atau orientasi. Semua itu harus dilakukan setransparan dan seobyektif mungkin dan menghindari praktek KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). 3. Pengembangan tenaga kerja Pengembangan tenaga kerja merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan pekerja sesuai kebutuhan organisasi. Harus disadari bersama, sebagus apapun metode pengajaran di jenjang pendidikan umum apapun, selalu terjadi jaraj (gap) antara kemampuan lulusan dengan kebutuhan organisasi. Ini selalu terjadi karena lembaga pendidikan (walaupun telah melakukan upaya maksimum) memberikan materi yang bersifat umu saja, sementara perusahaan membutuhkan keahlian khusus. Pengembangan tenaga kerja dimulai dan pemahaman keahlian atau keterampilan apa yang diharapkan ditingkatkan, dilanjutkan pemilian metode pengembangan yang tepat, dan instruktur. Pengembangan harus dilakukan secara hati-hati karena, seperti kita ketahui bersama berbiaya sangat besar setelah dijalankan tidak menghasilkan seperti diharapkan sebelumnya. Inilah alasan mengapa perlu dilakukan evaluasi pengembangan agar diketahui sejauh mana keberhasilan pelaksanaan. Evaluasi juga diperlukan untuk merancang program pengembangan di masa yang akan datang.

10 4. Pemberian Kompensasi atau pengupahan Harus dimaklumi bersama, bahwa tujuan orang bekerja hamper 100 % adalah untuk mendapatkan penghasilan. Selain itu, sebagian besar pekerja, bekerja di suatu tempat saja. Kondisi ini secara ekonomis dan psikologis tentu mempunyai pengaruh besar. Inilah alasan utama mengapa upah berperan di dalam meningkatkan motivasi kerja pekerja. Struktur upah harus dibuat sedemikian rupa sehingga memacu produktivitas kerja. Aspek pengupahan juga harus memerhatikan aspek keadilan baik internal (dalam perusahaan) maupun eksternal (di luar lingkungan perusahaan). Penentuan upah juga harus dilakukan setransparan dan seobyektif mungkin, bahkan seharusnya pekerja bisa menghitung sendiri secara mudah berapa yang akan diterima. 5. Evaluasi atau penilian kerja pegawai Evaluasi atau penilaian kerja pegawai adalah evaluasi pekerja setelah menjalankan aktivitas didalam jangka waktu tertentu. Evaluasi dilakukan untuk melihat kemampuan dan dari pekerja. Evaluasi juga digunakan sebagai dasar berbagai macam perencanaan. Berbagai perencanaan tersebut misalnya, perencanaan recruitment, promosi (kenaikan jabatan), mutasi (perpindahan pekerja), dan demosi (penurunan jabatan), program pelatihan dan pengembangan, dan sebagainya. Evaluasi kerja pegawai digunakan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan kepegawaian menjadi lebih baik lagi di masa datang.

11 (Achmad, Zaenuddin, 2009, 7) 2.2.2 Kepentingan Perencanaan Sumber Daya Manusia Ada tiga kepentingan dalam perencanaan sumber daya manusia (pegawai), yaitu kepentingan individu, kepentingan organisasi, dan kepentingan nasional. 1. Kepentingan Individu Perencanaan sumber daya manusia sangat penting bagi individu pegawai, karena dapat membantu meningkatkan potensinya, begitu pula kepuasan pegawai dapat dicapai melalui perencanaan karir. 2. Kepentingan Organisasi Perencanaan sumber daya manusia sangat penting bagi organisasi (perusahaan) dalam mendapatkan calon pegawai yang memenuhi kualifikasi. Dengan adanya perencanaan sumber daya manusia, dapat dipersiapkan caloncalon pegawai yang berpotensi untuk menduduki posisis manajer untuk masa yang akan datang. 3. Kepentingan Nasional Perencanaan sumber daya manusia sangat bermanfaat bagi kepentingan nasional. Hal ini karena pegawai-pegawai yang berpotensi tinggi dapat dimanfaatkan pula oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional. Mereka dapat dijadikan tenga-tenaga ahli dalam bidang tertentu untuk membantu program pemerintah. (Mangkunegara, 2011, 5)

12 2.2.3 Sistem Perencanaan Sumber Daya Manusia Ada dua kegiatan dalam system perencanaan sumer daya manusia, yaitu penyusunan anggaran tenaga kerja (manpower budgeting), dan penyusunan program tenaga kerja (manpower programming). Penyusunan anggaran sumber daya manusia merupakan kegiatan memadukan jumlah tenaga kerja yang tersedia dengan jumlah tenaga kerja yang diperlukan. Tujuannya, untuk mendapatkan gambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja. Penyusunan anggaran tenaga kerja disebut pula dengan penyusunan formasi. Dalam penyusunan formasi perlu diperhatikan dasar penyusunan, system penyusunan, analisis kebutuhan tengan kerja, dan anggaran yang tersedia. 1) Dasar Penyusunan Formasi Penyusnan formasi harus didasarkan pada jenis pekerjaan, sifat pekerjaan, perkiraan beban kerja, perkiraan kapasitas pegawai, jenjang dan jumlah jabatan yang tersedia, dan alat yang diperlukan dalam pelaksanaannya. 2) Sistem Penyusunan Formasi Sistem penyusunan formasi dapat digunakan system sama dan sistem ruang lingkup. Sistem sama merupakan sistem yang menentukan jumlah dan kualitas pegawai yang sama bagi semua satuan organisasi tanpa membedakan besar kecilnya beban kerja. Sedangkan sistem ruang lingkup merupakan suatu sistem yang menentukan jumlah dan kualitas pegawai berdasarkan jenis, sifat, dan beban kerja yang dibebankan pada suatu organisasi.

13 3) Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Analisis kebutuhan pegawai merupakan suatu proses analisis yang logis dan teratur untuk mengetahui jumlah dan kualitas pegawai yang diperlukan dalam suatu unit organisasi. Tujuannya, agar setiap pegawai pada semua unit organisasi mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan tugas dan wewenang tanggung jawabnya. 4) Anggaran Belanja Pegawai Anggaran belanja pegawai harus disusun disesuaikan dengan kemampuan perusahaan. Maka dari itu, dalam menentukan anggaran belanja pegawai ini perlu didasarkan dengan skala prioritas bagian-bagian yang sangat penting untuk terlebih dahulu dilaksanakan oleh perusahaan. Penyusunan program tenaga kerja. Merupakan kegiatan-kegiatan untuk mengisi formasi yang meliputi program pengadaan tenaga kerja, promosi jabatan yang meliputi program pengadaan tenaga kerja, pengembangan karier, program pemeliharaan pegawai, dan program pemberhentian pegawai. (Mangkunegara, 2011, 8) 2.3 Pengertian Kinerja Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

14 yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. (Mangkunegara, Prabu, Anwar, 2011, 67). 2.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis, (1964:484) yang merumuskan bahwa: Human Performance = ability + Motivation Motivation = Attitude + Situation Ability = Knowledge + Skill 1. Faktor kemampuan Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, pegawai memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110 120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan seharihari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right in the right place, the right man on the right job).

15 2. Faktor Motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi. Merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seseorang pegawai harus sikap mental yang siap secara psikofisik (siap secara mental, fisik tujuan, dan situasi). Artinya, seorang pegawai harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan, dan menciptakan situasi kerja. Sikap mental yang siap secara psikofisik terbentuk karena pegawai mempunyai MODAL dan KREATIF. Modal merupakan singkatan dari M = Mengolah, O = Otak, D = Dengan, A = Aktif, L = Lincah, sedangkan Kreatif singkatan dari K = Keinginan maju, R = Rasa ingin tahu tinggi, E = Energik, A = Analisis sistematik, T = Terbuka dari kekurangan, I = Inisiatif tinggi, da P = Pikiran luas. Dengan demikian, pegawai tersebut mampu mengolah otak dengan aktif dan lincah, memiliki keinginan maju, rasa ingin tahu tinggi, energik, analisis sistematik, terbuka untuk menerima pendapat, inisiatif tinggi, dan pikiran luas terarah. David C. McClelland (2003) berpendapat bahwa ada hubungan yang positif antara motig berprestasi dengan pencapaian kinerja.

16 Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri pegawai untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Selanjutnya, McClelland mengemukakan 6 karakteristik dari pegawai yang memiliki motif berprestasi tinggi, yaitu Pertama, memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi. Kedua, berani mengambil risiko. Ketiga, memiiki tujuan yang realistis. Keempat, memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya. Kelima, memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkret dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya. Keenam, mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. Berdasarkan pendapat McClelland tersebut, pegawai akan mampu mencapai kinerja maksimal jiga ia memiliki motif berprestasi tinggi. Motif berprestasi yang perlu dimiliki oleh pegawai harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri selain dari lingkungan kerja. Hal ini karena motif berprestasi yang ditumbuhkan dari dalam diri sendiri akan membentuk suatu kekuatan diri dan jika situasi lingkungan kerja turut menunjang maka pencapaian kinerja akan lebih mudah. Oleh karena itu, kembangkanlah motif berprestasi dalam diri dan manfaatkan serta ciptakan situasi yang ada pada lingkungan kerja guna mencapai kinerja maksimal. (Mangkunegara, Prabu, Anwar, 2011, 68).

17 2.4 Latar Belakang Pendidikan Idris (2006:102), mendefinisikan pendidikan adalah sebagai berikut : Serangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan antara manusia dewasa dengan anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam memberikan bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya, dalam arti supaya dapat mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, agar menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Bahwa "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara" 2.4.1. Jenis Jenis Pendidikan Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai dengan sifat dan tujuanya. Menurut Undang undang Sistem Pendidikan Nasional, pelaksanaan pendidikan dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu :

18 a. Pendidikan formal Yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. 1. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat. 2. Pendidikan menengah Pendidikan menengah yang terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan ini diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan social, budaya alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi. Pendidikan menengah terdiri atas : pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, dan pendidikan keagamaan. Fungsi pendidikan menengah umum mempersiapkan untuk mengikuti pendidikan tinggi.

19 Sedangkan fungsi pendidikan menengah kejuruan adalah mempersiapkan untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan pendidikan kejuruan yang diikutinya atau mengikuti pendidikan keprofesian pada tingkat pendidikan tinggi. 3. Pendidikan tinggi Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi adalah lanjutan pendidikan menengah yang dipersiapkan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. b. pendidikan non formal Yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Manajemen sekolah dan perguruan tinggi berada dalam sebuah konteks khusus social, ekonomi dan pendidikan. Sebagai suatu organisasi sosial, biasanya dalam sektor publik, institusi pendidikan merupakan subyek bagi perubahan legislative yang muncul dari masyarakat yang luas. Perubahan pendidikan terjadi begitu cepat pada tahun 1980-an dan 1990-an, yang menjanjikan suatu masa

20 depan yang stabil di awal tahun millennium baru. Pendidikan dihubungankan dengan ekonomi, dan pemerintah mengakui bahwa seorang tenaga kerja yang terampil dan terdidik merupakan sarat utama dalam kompetisi ekonomi: Perkembangan ekonomi dituntut untuk berjalan secara efisien agar mampu bersaing secara efektif dalam panggung dunia yang menuntut adanya kesadaran yang tinggi terhadap hubungan antara kecakapan pendidikan dan penyelenggaraan ekonomi. Seorang tenaga kerja terampil sangat bergantung pada output sekolah dan perguruan tinggi. Konsekuensinya, pemerintah membuat perundang-undangan khusus tentang standar-standar pendidikan. (Bush, 2002.25). 2.5 Pengertian Status Perkawinan Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi - yang biasanya intim dan seksual.perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan upacara pernikahan. Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga. Tergantung budaya setempat bentuk perkawinan bisa berbeda-beda dan tujuannya bisa berbeda-beda juga. Tapi umumnya perkawinan itu ekslusif dan mengenal konsep perselingkuhan sebagai pelanggaran terhadap perkawinan.

21 Perkawinan umumnya dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga. Umumnya perkawinan harus diresmikan dengan pernikahan. (Wikipedia.org) Menurut Soetojo Prawirihamidjojo (2002), perkawinan merupakan persekutuan hidup antara seorang pria dan seorang wanita yang dikukuhkan secara formal dengan undang-undang (yuridis) dan kebanyakan relegius. 2.6 Kerangka Pemikiran Melalui kerangka pemikiran maka akan menemukan bagaimana langka-langkah untuk menuju hasil yang ingin dicapai. Berikut kerangka pemikiran yang penulis buat : Latar Belakang Pendidikan Kinerja Karyawan Status Perkawinan Analisis Latar Belakang Pendidikan dan Status Perkawinan yang dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan Kesimpulan terhadap latar belakang dan status perkawinan yang baik untuk karyawan. Gambar 2.1 : Gambar Kerangka Pemikiran

22 2.7 Hipotesis Komparatif kinerja karyawan dapat diukur dengan dengan metode SPSS (Statistical Package for the Social Sciences), dengan begitu dapat mengetahui pengaruh kinerja karyawan berdasarkan latar belakang dan status perkawinan yang benar-benar pengaruh terhadap pekerjaan karyawan frontliner. Hipotesis adalah jawaban sementara, artinya dapat benar maupun salah. Jika terbukti benar yang harus diterima yaitu Ha, tetapi jika salah satu harus ditolak yaitu Ho. Dan hipotesis terbentuk sebagai hubungan antara dua variable atau lebih. Dari uji data koesioner tersebut ada dua kemungkinan, yaitu : Ho1 : Tidak ada perbedaan kinerja antara Latar Belakang Pendidikan terhadap Kinerja Karyawan Ha1 : Terdapat perbedaan kinerja antara latar belakang pendidikan dengan kinerja karyawan Ho2 : Tidak ada perbedaan kinerja karyawan antara status perkawinan terhadap kinerja karyawan Ha2 : Terdapat perbedaan kinerja antara status perkawinan terhadap kinerja karyawan Ho3 : Tidak ada perbedaan antara kinerja dengan latar belakang pendidikan dan status perkawinan Ha3 : Terdapat perbedaan kinerja dengan latar belakang pendidikan dan status perkawinan

23 2.8 Penelitian Terdahulu Tita Yulianti (2013) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Budaya Organisasi dan Pendidikan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Infomedia Nusantara. Menemukan bahwa pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan menunjukkan hasil yang signifikan. Sondan Asima (2013) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kecerdasaan Emosi dan Latar Belakang Pendidikan Terhadap Kinerja Karyawan Call Center di PT. XYZ. Menemukan bahwa ada pengaruh signifikan antara kinerja karyawan dengan latar belakang pendidikan.