BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tanaman yang banyak ditanam masyarakat yaitu tanaman jagung.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Pengambilan Data Mikrohabitat Belalang pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam suatu komunitas atau ekosistem tertentu (Indriyanto, 2006). Relung ekologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

Lampiran 1. Analisis Ragam Peubah Tinggi Tanaman Tebu Sumber Keragaman. db JK KT F Hitung Pr > F

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kacang Hijau secara Umum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Parameter. (cm) (hari) 1 6 0, , , Jumlah = 27 0, Rata-rata = 9 0,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan berkembang baik secara optimal. Ruang atau tempat yang dimaksud diatas

TINGKAT SERANGAN HAMA PENGGEREK TONGKOL, ULAT GRAYAK, DAN BELALANG PADA JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. Abdul Fattah 1) dan Hamka 2)

tunda satu bulan (lag 2) berarti faktor iklim mempengaruhi luas serangan pada WBC pada fase telur.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda merupakan tanaman herba aquatic yang termasuk dalam keluarga

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data Iklim Lahan Penelitian, Kelembaban Udara (%)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA Botani

H. Sudarsono: Hama belalang kembara (Locusta migratoria manilensis) di Provinsi Lampung 53

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia produksi nanas memiliki prospek yang baik. Hal ini dilihat dari

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Tabel 1.1. Letak geografi dan administratif Kota Balikpapan. LS BT Utara Timur Selatan Barat. Selat Makasar

PENDAHULUAN. Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L.,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan

1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Materi 04 Pertimbangan dalam Pemilihan Komoditas. Benyamin Lakitan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGAIRAN BAWANG MERAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

3. PENANAMAN TANAMAN JAGUNG

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

IV KONDISI UMUM TAPAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. FUNDAMENTAL OF PLANTS CULTIVATION

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan komoditas yang menjadi salah

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Secara geografis lokasi penelitian 00 0 35 10.0 LU- 123 0 06 55.8 BT. Umumnya di Desa ini masyarakat melakukan aktifitas berkebun. Salah satu jenis tanaman yang banyak ditanam masyarakat yaitu tanaman jagung. 4.2 Hasil Penelitian Hasil penelitian relung ekologi yang terdiri dari relung makan dan relung waktu belalang pada tanaman jagung yang dilakukan Desa Motilango Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolongo, pada fase pertumbuhan vegetatif dan generatif dari umur jagung 5 hari sampai 76 hari mendapatkan hasil yang berbeda. Seperti yang disajikan pada Tabel berikut : Table 4.1. Tabel Relung Ekologi Belalang Pada Tanaman Jagung Fase pertumbuhan Jagung Relung Makan Relung Waktu Daun Batang Buah Pagi Sore Vegetatif Generatif Jumlah 153 5 0 96 65 Belalang Rata-Rata 4 1 0 3 2 Jumlah 639 103 6 303 452 Belalang Rata - Rata 16 3 1 8 12 Sumbe : Data primer, 2013 Tabel 4.1 menunjukkan adanya perbedaan antara fase pertumbuhan vegetatif dan generatif. Pada fase pertumbuhan vegetatif rata-rata nilai relung makan bagian daun 4 ekor/231m 2, batang 1 ekor/231m 2 dan untuk relung waktu pada pagi hari 1

nilai rata-rata 3 ekor/231m 2 dan sore hari mencapai nilai rata-rata 2 ekor/231 m 2. Pada fase pertumbuhan generatif rata-rata nilai relung makan bagian daun 16 ekor/231m 2, batang 3 ekor/231m 2, buah 1ekor/231m 2 dan untuk relung waktu pada pagi hari nilai rata-rata 8 ekor/231m 2 dan sore hari nilai rata-rata 12 ekor/m 2. 4.3 Pembahasan Berdasarkan Hasil penelitian antara relung makan dan relung waktu belalang pada tanaman jagung pada fase pertumbuhan vegetatif dan generatif, maka terdapat perbedaan jumlah belalang yang beraktivitas untuk memanfaatkan sumber daya. Fase pertumbuhan vegetatif tanaman jagung yang berumur 5-40 hari, didapatkan jumlah belalang pada relung makan bagian daun tanaman jagung mencapai nilai rata-rata tertinggi sebesar 4 ekor/231m 2 dibandingkan pada bagian batang tanaman jagung 1 ekor/231m 2 dan pada fase pertumbuhan genartif terdapat lebih banyak juga pada bagian daun tanaman jagung yaitu mencapai nilai rata-rata 16 ekor/231m 2. Hal ini disebabakan bagian daun tanaman jagung memiliki banyak nutrisi yang memberikan kebutuhan yang optimum bagi belalang dibandingkan dengan bagian batang dan buah (Fattah dan Hamka, 2011). Jumlah belalang pada fase pertumbuhan vegetatif pada relung relung waktu terdapat lebih banyak beraktivitas pada pagi hari dengan nilai rata-rata 3 ekor /231m 2. Banyaknya jumlah belalang yang beraktivitas pada pagi hari karena sesuai dengan aktivitas belalang pada pagi hari untuk memanfaatkan sumber daya (Widodo, 1986). Penelitian sebelumnya Budiharsanto, (2006) tentang Mikrohabitat dan relung ekologi belalang ( Orthoptera: Locus sp ) pada tanaman padi di sawah, hasil penelitiannya bahwa aktivitas belalang yang lebih banyak 2

untuk memanfaatkan sumber daya yaitu pagi hari pada fase pertumbuhan vegetatif dan yang lebih banyak terdapat pada bagian daun (Budiharsanto, 2006). Berdasarkan pengukuran kondisi lingkungan (lampiran 2) fase vegetatif tanaman jagung yaitu rata-rata suhu berkisar 27 0 C-30 0 C pada umur jagung 5 hari- 40 hari, intensitas cahaya 1,07-2,40 mw/cm, dengan kelembaban kering 27 0 C -29 0 C, serta kelembaban basah 25 0 C-29 0 C. Kondisi lingkungan ini sangat berpengaruh untuk aktivitas belalang untuk memanfaatkan sumber daya. Selain beraktivitas pada pagi hari belalang juga bisa beraktivitas pada sore hari sesuai dengan kondisi lingkungan dan iklim yang memungkinkan bagi belalang beraktivitas untuk memanfaatkan sumber daya. Biasanya pada sore hari belalang jika sudah menjadi belalang dewasa, belalang tersebut akan bertelur pada lahan-lahan yang kosong dan berpasir dan makan tanaman yang dihinggapi (Adnan, 2009). Fase pertumbuhan generatif relung makan terlihat lebih banyak dari fase pertumbuhan vegetatif, hal ini disebabkan pada fase pertumbuhan vegetatif sering turun hujan sehingga membuat aktivitas belalang terlihat lebih sedikit dari fase pertumbuhan generatif. Menurut Rukmana dan Sugandi (1997), curah hujan yang tinggi bisa mempengaruhi aktivitas belalang. Aktvitas belalang untuk memanfaatkan sumber daya sebenarnya terdapat lebih banyak beraktivitas pada fase pertumbuhan vegetatif, karena belalang lebih suka menyerang tanaman jagung pada bagian daun muda (Subiyanto, 1991). Hasil penelitian ini, didapatkan aktivitas belalang dalam memanfaatkan sumber daya terdapat lebih banyak pada fase pertumbuhan generatif, karena pada 3

saat penelitian yang dilakukan pada fase pertumbuhan vegetatif sering turun hujan sehingga menyebabkan aktivitas belalang untuk memanfaatkan sumber daya terdapat lebih sedikit pada fase pertumbuhan vegetatif dibandingkan pada fase pertumbuhan generatif. Fase pertumbuhan generatif tanaman jagung yang berumur 41-76 hari, kondisi lingkungan dan kondisi iklim sudah mulai normal kembali dengan cuaca cerah yang dapat memengaruhi belalang beraktivitas untuk memanfaatkan sumber daya, sehingga membuat aktivitas belalang terdapat lebih banyak beraktivitas pada fase pertumbuhan generatif didapatkan jumlah belalang pada relung makan bagian daun tanaman mencapai nilai rata-rata 16 ekor/231 m 2. Berdasarkan kondisi iklim dan lingkungan pada lokasi penelitian dengan rata-rata suhu 27 0 C- 30 0 C, intensitas cahaya 0,04-0,19 mw/cm, dan kelembaban kering 28 0 C-29 0 C, serta kelembaban basah 26 0 C -29 0 C, lingkungan 28 0 C, intensitas cahaya 0,08 mw/mc, kelembaban kering 28 0 C, dan kelembaban basah 27 0 C. Kondisi ini sangat berpengaruh pada aktivitas belalang untuk memanfaatkan sumber daya. Pengaruh lain juga terjadi akibat telur-telur belalang yang menetas pada fase pertumbuhna vegetatif yang dibantu dengan curah hujan. Dari telur menetas akan keluar nimfa, bentuknya seperti belalng tetapi berukuruan kecil. Ia akan naik ke atas tanaman sambil makan daun. Apabila ada cahaya matahari, belalang akan lebih bergerak aktif dan berkumpul di ladang jagung yang terbuka dan makan tanaman yang dihinggapi (Widodo, 1986). Perkembangan belalang akan berlanjut jika kondisi lingkungan memungkinkan baginya untuk berkembang dan akan menjadi belalang dewasa 4

ketika selalu ada cahaya matahari. Pada sore hari belalang dewasa ini akan bertelur kembali, pada lahan-lahan yang kosong dan berpasir dan makan tanaman yang dihinggapi (Adnan. 2009). Sehingga mempengaruhi jumlah belalang banyak beraktivitas untuk memanfaatkan sumber daya pada fase pertumbuhan generatif. 5