BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom dan. dukungan berbagai fungsi dalam bisnis dan akuntansi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Ellen, dkk (2002;1) Pengertian Anggaran Ellen, dkk (2002;1)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang

UNIVERSITAS BENGKULU

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

KONSEP DASAR BUDGETING

Penganggaran Perusahaan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

KONSEP DASAR SISTEM PENGGARAN MENYELURUH

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB ll TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

Penganggaran Perusahaan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS. biaya telah banyak dibahas dalam buku-buku akuntansi khususnya akuntansi biaya. Menurut pendapat Carter dan Usry (2006 : 33) :

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

BAB II BAHAN RUJUKAN. dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian

TUGAS ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. biaya dalam arti cost dan biaya dalam arti expense. Biaya atau cost adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis.

BAB II LANDASAN TEORI

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya Operasional. berbagai jenis biaya diantaranya adalah biaya bahan, upah langsung dan biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu. jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang.

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III TOPIK PENELITIAN. A. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan. PT TELKOM merupakan langkah awal dalam menetapkan anggaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Agar dapat bersaing, koperasi harus melaksanakan fungsi-fungsi dalam manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tertentu, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan

BAB II BAHAN RUJUKAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Pengolongan Biaya Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom dan insinyur, dimana informasi biaya sangat penting untuk penetapan harga, efisiensi penggunaan sumber daya, dan bahkan evaluasi tentang produk yang paling menguntungkan. Jumlah biaya juga sangat diperlukan untuk memantau dukungan berbagai fungsi dalam bisnis dan akuntansi. Istilah biaya dan beban yang dikenal dalam akuntansi Indonesia identik dengan istilah cost dalam literature akuntansi berbahasa Inggris. Dan sering ditemukan istilah biaya dan beban digunakan saling bergantian dengan pengertian yang sama. Namun sebenarnya keduanya mengandung arti yang berbeda. Menurut Hansen dan Mowen (2006:40) Biaya (cost) adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang dan jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau masa yang akan datang bagi organisasi. Sedangkan pengertian beban menurut Simamora (2000:47) adalah Beban (expense) adalah biaya yang sudah terpakai. Biaya diukur dengan satuan moneter yang musti dibayar untuk barang dan jasa dan dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat dimasa depan. Biaya (cost) dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat dimasa depan. Dalam perusahaan penghasil laba, manfaat dimasa depan berarti pendapatan. Karena biaya digunakan untuk memproduksi pendapatan maka biaya ini

dimaksudkan untuk kadaluarsa. Biaya yang kadaluarsa inilah yang nantinya disebut beban (expense). Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya macam biaya terjadi dan cara klasifikasinya tergantung pada tipe organisasi. Hal ini diperjelas dalam Standar Akuntansi Keuangan No.1 (IAI; 2007:15) : Perusahaan menyajikan di laporan laba rugi atau catatan atas laporan keuangan, rincian beban dengan menggunakan klasifikasi yang didasarkan pada sifat atau fungsi beban didalam perusahaan. Pos-pos beban di subklasifikasikan lebih lanjut dalam rangka menonjolkan cakupan komponen-komponen kinerja keuangan yang berbeda dalam hal stabilitas, potensi menghasilkan laba atau rugi dan prediksi. Dalam penulisan skripsi ini, penulis memfokuskan pada perusahaan yang bergerak dibidang Pemasaran Produk Bahan Bakar Minyak. Perusahaan Pemasaran Produk Bahan Bakar Minyak menggunakan data biaya dengan cara yang sama dengan perusahaan manufaktur. Perusahaan dibidang Pemasaran Bahan Bakar Minyak menggunakan biaya untuk menentukan tingkat keuntungan, kelayakan perkenalan produk, dan untuk menelusuri biaya-biaya yang terjadi untuk memastikan bahwa mereka memberikan produk dengan biaya yang efisien. Sebagian besar biaya dalam organisasi adalah biaya tetap. Besarnya tenaga kerja adalah untuk pegawai profesional yang dibayar bulanan. Biaya overhead terdiri dari biaya yang berkaitan dengan fasilitas dan peralatan dengan jumlah tetap untuk masing-masing periode waktu.

Simamora (2000:43) menyatakan elemen-elemen biaya sebagai berikut : Dalam perusahaan pemasaran produk BBM, biaya produk (lebih lazim disebut biaya jasa) meliputi tenaga kerja, keperluan kantor, dan biaya lainnya yang berkaitan langsung dengan penyerahan produk kepada pelanggan dan klien. Dengan demikian perbedaan antara biaya produk dan biaya periode tidaklah berfaedah bagi perusahaan pemasaran. Dalam perusahaan pemasaran BBM biaya-biaya pada umumnya dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung. Dari penjelasan diatas, maka elemen biaya operasional dalam perusahaan pemasaran produk BBM adalah setiap biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan usaha pokok perusahaan yang berkaitan dengan periode waktu dimana biaya dipakai dan berkaitan langsung dengan penyerahan produk. Biaya-biaya tersebut dapat meliputi sumber dari PT.Pertamina (Persero) Region I : Payrol (Biaya Tenaga Kerja) Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja Gaji dan Upah pekerja Organik dan pekerja Non Organik. Travel (Biaya Perjalanan Dinas Merupakan biaya yang terjadi dan berhubungan dengan perjalanan dinas. a. Biaya tiket perjalanan dinas b. Biaya akomodasi c. Biaya Transport lokal

d. Biaya Makan Biaya Kesehatan dan Kursus Merupakan biaya yang timbul untuk kesehatan pekerja dan biaya kursus pekerja Organik. Product Transport (Biaya Transportir) Biaya yang timbul untuk mengangkut produk BBM dari Depot ke SPBU dan dari Kilang ke Depot. Services Biaya yang timbul untuk perbaikan Internet, Telekomunikasi, Mesin dan elektrik. Own Use Biaya yang timbul akibat pemakaian BBM untuk mendukung Operasional Biaya Maintenance Biaya yang timbul untuk perbaikan dan perawatan sarana dan fasilitas di Depot maupun Instalasi seperti Pipa,Tanki Timbun, Kantor, Rumah. Material Consumed Biaya yang timbul untuk sewa tanah, sewa gudang, sewa peralatan berat, sewa mobil truk, sewa boat. Promotion & Corp Image Biaya promosi produk Others Biaya yang timbul diluar dari biaya yang diatas

B. Konsep Anggaran 1. Pengertian Anggaran Setiap unit kegiatan dalam masyarakat, baik yang bermotif laba maupun nirlaba, baik kegiatan perseorangan maupun massa, semuanya menginginkan kemajuan. Bertitik tolak dari hal tersebut diatas maka dapatlah dimengerti bahwa yang diperoleh itu bukanlah suatu hal yang kebetulan saja, melainkan melalui perencanaan kerja yang teliti. Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting yaitu merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Perencanaan ini merupakan proses dasar bagi manajemen untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Perencanaan yang telah dibuat tadi dituangkan dalam bentuk anggaran. Anggaran merupakan kebutuhan yang penting bagi setiap perusahaan sebelum beroperasi, sehingga terlihat jelas misi dan target yang akan dicapai pada periode berikutnya. Hal inilah yang menyebabkan anggaran menjadi sangat dibutuhkan. Bagi perusahaan anggaran adalah untuk mengkoordinasikan kegiatan dan anggaran sangat bermanfaat untuk mensinergikan seluruh sumber dana dan daya yang ada dalam sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan. Pengertian anggaran menurut Garrison dan Noreen (2003:402) bahwa Anggaran adalah rencana rinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya untuk suatu periode tertentu.

Anggaran menggambarkan rencana untuk masa yang akan datang yang diekspresikan dalam istilah-istilah keuangan yang formal. Nafarin (2006:12) mendefinisikan anggaran sebagai berikut : Anggaran adalah sebuah rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Sedangkan Munandar (2001:1) menyatakan Anggaran adalah sebuah rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Pengertian-pengertian anggaran di atas menunjukkan bahwa suatu anggaran mempunyai empat unsur, yaitu : 1. Rencana Rencana adalah sebuah penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang dilakukan diwaktu yang akan datang. 2. Meliputi seluruh organisasi perusahaan Anggaran mencakup semua aktivitas yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam sebuah perusahaan. Secara garis besar kegiatan-kegiatan perusahaan adalah kegiatan pemasaran, produksi, pembelanjaan, administrasi, dan personalia.

3. Dinyatakan dalam unit moneter Anggaran dinyatakan dalam unit atau kesatuan yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Adapun unit moneter yang berlaku di Indonesia adalah rupiah. 4. Jangka waktu tertentu yang akan datang Hal ini menunjukan bahwa anggaran berlaku untuk masa yang akan datang, dengan demikian apa yang dimuat dalam anggaran adalah taksiran-taksiran tentang apa yang akan terjadi serta apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. Anggaran merupakan komponen penting dalam sistem pengendalian manajemen, sebab anggaran berfungsi sebagai operasionalisasi strategi yang diformulasikan dan program-program untuk mencapainya. Dengan demikian, dalam anggaran dijabarkan program-program tertentu dalam rencana-rencana tindakan dan sumber-sumber biaya yang disediakan. 2. Fungsi Anggaran Anggaran hanyalah suatu alat dan bagaimanapun baiknya suatu anggaran tidak akan berfungsi dengan baik apabila manusia yang menggunakan anggaran tersebut tidak dapat menggunakannya dengan baik. Nafarin (2006:12) mengemukakan Anggaran sebagai alat manajemen dalam melaksanakan fungsinya memiliki fungsi yang sama dengan manajemen meliputi fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Fungsi anggaran dijelaskan sebagai berikut :

a. Fungsi Perencanaan Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut pemikiran teliti, karena anggaran memberikan gambaran yang jelas dan nyata dalam unit dan uang, tentang tujuan yang hendak dicapai, sumber-sumber potensial yang menghasilkan keuntungan dan cara-cara untuk merealisasikannya. b. Fungsi Pelaksanaan Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan selaras dalam pencapaian tujuan (laba). Jadi anggaran digunakan untuk menyelaraskan (koordinasi) setiap bagian kegiatan. Dengan demikian tiap bagian harus melaksanakan tugasnya secara selaras, terarah dan terkoordinasi sesuai dengan yang direncanakan atau yang telah ditetapkan dalam anggaran. c. Fungsi Pengawasan Anggaran merupakan alat pengendalian atau pengawasan. Pengawasan dilakukan dengan menilai (evaluasi) pelaksanaan pekerjaannya, yaitu dengan cara : 1) Membandingkan realisasi rencana dengan rencana 2) Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada penyimpangan yang merugikan)

3. Hubungan Anggaran dan Akuntansi Secara sederhana, akuntansi diartikan sebagai suatu cara yang sistematis untuk melakukan pencatatan, penggolongan, peringkasan, penganalisaan serta melakukan interprestasi terhadap peristiwa-peristiwa finansial yang terjadi dan yang akan dilakukan oleh perusahaan. Dari pengertian tersebut nampaklah bahwa akuntansi menyajikan datadata historis, menyajikan peristiwa-peristiwa finansial yang terjadi dari hari ke hari secara teratur dan sistematis. Sedangkan anggaran menyajikan data taksiran-taksiran untuk jangka waktu tertentu yang akan datang. Bilamana dihubungkan, maka terlihatlah bahwa antara anggaran dan akuntansi memiliki kaitan yang sangat erat Nafarin (2006:22-25), yaitu : a. Akuntansi menyajikan data historis yang sangat bermanfaat untuk mengadakan taksiran-taksiran yang akan dituangkan dalam anggaran, yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja diwaktu yang akan datang. Dengan demikian akuntansi sangat bermanfaat di dalam penyusunan anggaran. b. Akuntansi juga melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur tentang pelaksanaan anggaran itu nantinya. Dengan demikian akuntansi menyajikan data realisasi pelaksanaan anggaran secara lengkap. Data realisasi pelaksanaan anggaran inilah yang nantinya dibandingkan dengan apa yang tercantum dalam taksiran anggaran itu sendiri untuk mengadakan penilaian kinerja perusahaan.

Oleh karena data akuntansi sangat diperlukan untuk menyusun anggaran dan sangat diperlukan untuk dibandingkan dengan anggaran dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan kerja, maka semua teknik pencatatan dan semua sistematika yang dipakai dalam akuntansi harus sama dan sejalan serta sistematika yang dipakai dalam anggaran. C. Jenis-jenis Anggaran Nafarin (2006:22-25) menyatakan anggaran dapat dikelompokkan dari berbagai sudut pandang sebagai berikut : 1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari : a. Anggaran variabel yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang beda. Anggaran variabel disebut juga dengan anggaran fleksibel. b. Anggaran tetap yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis. 2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari : a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk suatu periode tertentu, umumnya satu tahun-yang disusun setiap akhir periode anggaran. b. Anggaran kontinu adalah anggaran yang dibuat untuk memperbaiki anggaran yang telah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan. 3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari : a. Anggaran jangka pendek adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek. b. Anggaran jangka panjang adalah anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek. 4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut

anggaran induk. Anggaran induk merupakan konsolidasi rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulanan. Anggaran triwulanan kemudian dipecah lagi menjadi anggaran bulanan. a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan laba-rugi. Anggaran operasional antara lain terdiri dari : 1) Anggaran penjualan 2) Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overhead pabrik. 3) Anggaran beban usaha 4) Anggaran laporan laba-rugi b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan antara lain terdiri dari : 1) Anggaran kas 2) Anggaran piutang 3) Anggaran persediaan 4) Anggaran utang 5) Anggaran neraca 5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari : a. Anggaran komprehensif adalah merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap. b. Anggaran parsial adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan maka yang dapat disusun hanya anggaran operasional. 6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari : a. Anggaran apropriasi adalah anggaran yang dibentuk bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain. b. Anggaran kinerja adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan). Anggaran dapat dibedakan dari berbagai sudut pandang pihak yang menggunakannya. Jenis-jenis anggaran ini dapat digunakan oleh perusahaan lebih dari satu jenis tergantung kepada kebutuhan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

D. Penyusunan Anggaran Biaya Operasional Anggaran berfaedah dalam proses perencanaan karena anggaran meningkatkan komunikasi dan koordinasi. Proses penyusunan anggaran mengharuskan manager mempertimbangkan secara cermat tujuan-tujuan serta sasaran-sasaran mereka dan menetapkan alat untuk mencapainya. Dengan anggaran, para manajer juga diharuskan untuk merencanakan kegiatan dimasa yang akan datang untuk mengembangkan arah keseluruhan organisasi, melihat kemungkinan timbulnya masalah dan untuk mengembangkan kebijakan dimasa datang. Dengan demikian, anggaran merupakan komponen penting dalam sistem pengendalian manajemen. Anggaran berfungsi sebagai operasionalisasi strategi yang diformulasikan dan program-program untuk mencapainya. Anggaran akan menghasilkan keluaran berupa informasi kuantitatif dan kualitatif yang dijabarkan tentang program-program tertentu dalam rencana tindakan sumber-sumber biaya dan rancangan biaya. Anggaran yang disusun perusahaan bertujuan untuk lebih mempermudah perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Dengan menetapkan standar yang ingin dicapai, perusahaan dapat lebih mengetahui langkahlangkah yang akan ditentukan dalam mencapai targetnya, dimana anggaran dapat menjadi patokan atau pedoman bagi karyawan untuk bekerja. Anggaran dapat pula dijadikan sebagai alat pengendali untuk karyawan dan manajemen dalam mengevaluasi hasil kinerjanya. Sebagai bahan pertimbangan untuk bekerja lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

1. Prosedur Penyusunan Anggaran Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atau menyusun anggaran serta melaksanakan kegiatan anggaran lainnya, ada ditangan pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini dikarenakan pimpinan tertinggi perusahaanlah yang paling berwenang dan bertanggung jawab atas kegiatan perusahaan keseluruhan. Namun demikian tugas menyiapkan dan menyusun anggaran dapat didelegasikan kepada bagian-bagian lain dalam perusahaan dan hal ini tergantung pada struktur organisasi masing-masing perusahaan. Akan tetapi menurut Munandar (2001:17) pada garis besarnya tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran ini dapat didelegasikan kepada : a. Bagian administrasi (bagi perusahaan kecil) Hal ini disebabkan karena dalam perusahaan kecil kegiatan-kegiatan tidak terlalu kompleks, sederhana, ruang lingkup terbatas sehingga tugas penyusunan anggaran diserahkan kepada salah satu bagian saja dan tidak perlu melibatkan seluruh bagian yang ada dalam perusahaan. Penunjukan ini didasarkan atas pertimbangan bahwa bagian administrasi terkumpul seluruh kegiatan perusahaan, kegiatan produksi, pembelanjaan dan kegiatan personalia. b. Panitia budget atau komite anggaran (bagi perusahaan yang besar) Kompleksnya kegiatan-kegiatan dan ruang lingkup yang luas menyebabkan bagian administrasi tidak mungkin tidak mampu untuk menyusun anggaran sendiri tanpa partisipasi secara aktif bagianbagian lain dalam perusahaan. Untuk itulah penyusunan anggaran perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian yang ada dalam perusahaan, yang duduk dalam panitia anggaran. Panitia anggaran ini biasanya diketuai oleh salah seorang pemimpin perusahaan dengan anggota-anggotanya mewakili bagian pemasaran, bagian produksi, bagian pembelanjaan dan bagian personalia. Anggota-anggota komite anggaran tidaklah langsung dibebankan suatu anggaran atas sebuah departemen tertentu. Alih-alih mereka bekerjasama dengan setiap departemen untuk menyusun rencanarencana realistik yang konsisten dengan keseluruhan tujuan perusahaan.

Dalam menyusun anggaran, terdapat dua pendekatan yang berbeda yaitu pendekatan atas-bawah (top-down approach) dan pendekatan bawah-atas (bottom-up approach). Dalam pendekatan atas-bawah, anggaran disusun pada jenjang organisasi yang lebih tinggi tanpa adanya masukan yang berarti manajer-manajer jajaran yang lebih rendah. Dalam pendekatan bawah-atas, manajer-manajer jajaran rendah merupakan sumber pokok informasi yang dipakai dalam penyusunan anggaran. Anggaran yang disusun oleh bagian administrasi maupun oleh komisi anggaran, hanya merupakan Rancangan Anggaran. Rancangan ini akan diserahkan kepada pimpinan tertinggi perusahaan untuk disahkan sebagai anggaran yang defentif. Sebelum disahkan, masih dimungkinkan untuk diadakan perubahan-perubahan dan pembahasan terhadap rancangan tersebut. Setelah disahkan maka anggaran tersebut dijadikan sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja. Ditinjau dari pihak-pihak yang dapat terlibat dalam proses penyusunan anggaran, maka terdapat tiga metode yang dikemukakan oleh Atkinson (2001:475) yaitu : a. Authoritative Budgeting Authoritative Budgeting merupakan pendekatan dari atas ke bawah dalam penyusunan anggaran. Dalam metode ini, bawahan tidak diminta keikutsertaannya dalam penyusunan anggaran perusahaan. Kebaikan metode ini adalah proses penyusunan anggaran dalam perusahaan akan berjalan tepat pada sasaran dan lebih efisien, serta memungkinkan adanya koordinasi unit-unit dalam perusahaan. Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah adanya kemungkinan atasan tidak mengetahui dengan pasti target yang sesuai untuk suatu unit perusahaan serta kurangnya motivasi dan komitmen tujuan yang disebabkan ketiadaan partisipasi karyawan dalam penentuan anggaran.

b. Participative Budgeting Participative Budgeting merupakan metode penyusunan anggaran dimana atasan dan bawahan secara bersama-sama menetapkan anggaran perusahaan melalui proses pengambilan keputusan bersama (joint decision-making proces). c. Consultative Budgeting Consultative Budgeting merupakan metode penyusunan anggaran dimana bawahan diminta untuk mendiskusikan pendapat mereka mengenai anggaran, tetapi tidak terjadi proses pengambilan keputusan bersama. Atasan hanya meminta pendapat dari bawahan tetapi tetap menetapkan anggaran secara sendiri dengan atau tanpa mempertimbangkan masukan dari bawahan. 2. Anggaran Biaya Operasional Dalam perusahaan Pemasaran, biaya produk (lebih lazim disebut biaya pemasaran) meliputi biaya tenaga kerja, keperluan kantor dan biaya lainnya yang berkaitan langsung dengan penyerahan produk kepada pelanggan. Keberhasilan perusahaan pemasaran sangatlah tergantung pada mutu produk yang dilakukan sehingga kecakapan dan talenta orang-orang yang terlibat didalamnya sangatlah vital. Dalam industri-industri jasa tidak terdapat persediaan produk dan semua biaya berkaitan dengan periode waktu dimana biaya tersebut dipakai. Dengan demikian perbedaan antara biaya produk dan biaya periode tidaklah berfaedah bagi perusahaaan-perusahaan jasa. Dalam perusahaan jasa, biaya-biaya pada umumnya dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusuri secara fisik ke jasa tertentu. Biaya ini mirip dengan harga pokok penjualan pada perusahaan dagang. Biaya langsung merupakan biaya penyediaan jasa yang dapat dijual

kepada seseorang atau pelanggan. Biaya langsung untuk pelaksanaan jasa tertentu dikaitkan dengan pendapatan yang dihasilkannya. Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri ke jasa, seperti asuransi atau sewa kantor. Seperti halnya biaya periode pada perusahaan dagang, biaya tidak langsung dikurangkan dari pendapatan dalam periode dimana biaya dipakai. E. Anggaran Biaya Operasional Dalam Meningkatkan Efisiensi Salah satu tujuan perusahaan adalah kelangsungan usaha. Dengan demikian perusahaan didirikan untuk suatu jangka waktu yang lama. Agar tujuan ini dapat tercapai maka perusahaan harus dapat beroperasi secara sehat. Untuk menjadi sehat, efisiensi usaha perusahaan menjadi salah satu fokus sentral. Oleh karena itu, biaya operasional yang merupakan pengeluaranpengeluaran perusahaan harus direncanakan dan diawasi dengan sebaikbaiknya. Menurut Collins (2000:89) Efisiensi menyangkut hubungan antara faktor input yang langka dengan output barang dan jasa. Hubungan ini dapat diukur secara fisik atau secara biaya. Konsep efisiensi digunakan sebagai kriteria dalam penilaian seberapa baik pasar mengalokasikan sumber dana. Dalam proses pengendalian, anggaran biaya berfaedah karena menyediakan basis untuk pengevaluasian kinerja. Mengendalikan sebuah perusahaan dan memastikan bahwa perusahaan berada dalam jalur yang benar dan beroperasi secara efisien. Dalam melakukan pengawasan, anggaran biaya

berfungsi sebagai tolak ukur dan alat perbandingan untuk menilai realisasi kegiatan perusahaan nanti. Pengawasan yang dilakukan dengan membandingkan hasil-hasil aktual dengan 2 alternatif sasaran berikut : 1. Kinerja yang diharapkan seperti yang tertera dalam anggaran 2. Kinerja masa lalu Dari perbandingan tersebut dapat pula diketahui sebab-sebab penyimpangan (varians) antara anggaran dan realiasi sehingga dapat pula diketahui kelemahan-kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Dampak penyimpangan terhadap anggaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu penyimpangan menguntungkan dan penyimpangan tidak menguntungkan dalam meningkatkan laba. Suatu penyimpangan diketahui baik penyimpangan menguntungkan maupun merugikan, penyebab penyimpangan haruslah diketahui pula agar penilaian kinerja tersebut dapat berguna dimasa yang akan datang. Bila penyimpangan merugikan, tindakan koreksi akan dapat dilakukan dengan segera. Bila penyimpangan menguntungkan, usaha untuk mempertahankan bahkan meningkatkan dapat diketahui. Ini berarti usaha peningkatan efisiensi biaya dapat dilakukan. Penyebab penyimpangan dapat diketahui dengan cara melakukan analisis terhadap penyimpangan tersebut. Analisis selisih yang mungkin menjadi penyebab terjadinya penyimpangan, manajemen dapat memfokuskan perhatiannya pada bidang-bidang yang ditunjukkan oleh analisis selisih.

Contoh analisis penyimpangan/selisih adalah analisis selisih biaya operasional yang terdiri dari analisis selisih peralatan, analisis selisih pegawai, dan analisis selisih overhead. Apabila segala sesuatunya berjalan sesuai dengan rencana, maka hanya akan terdapat sedikit perbedaan antara hasil sesungguhnya dan hasil yang diharapkan sesuai dengan anggaran dan standar. Salah satu petunjuk yang dapat membantu adalah ukuran selisih tersebut. Suatu selisih yang bernilai $5 mungkin tidak cukup besar untuk meminta perhatian manajemen, sedangkan selisih yang bernilai $5.000 mungkin sebaiknya ditelusuri. Petunjuk lain adalah ukuran selisih terhadap jumlah pengeluaran yang terjadi. Selisih yang hanya 0.1% dari pengeluaran mungkin dianggap baik. Di lain pihak, selisih sebesar 10% dari pengeluaran lebih mungkin merupakan tanda bahwa terjadi suatu kesalahan (Garrison and Noreen, 2003:489). Dalam mempelajari dan mengevaluasi penyimpangan, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan sebab yang mendasarinya (Welsch, Hilton and Gordon, 2000:497) sebagai berikut : 1. Varians tidak material 2. Varians disebabkan oleh kesalahan pelaporan 3. Varians yang disebabkan oleh keputusan khusus manajemen 4. Banyak varians yang dapat dijelaskan dalam hal dampak dari faktor yang tidak dapat dikendalikan yang diidentifikasi. Misalnya seperti kerugian karena terjadi badai 5. Varians yang tidak diketahui penyebabnya harus menjadi perhatian utama dan harus diselidiki secara teliti