Kondisi Hukum SETELAH KASUS BG LSI DENNY JA FEBRUARI 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Matahari Kembar Kapolri? LSI DENNY JA Januari 2015

Paska PAN Gabung Pemerintah LSI DENNY JA SEPTEMBER 2015

AHOK VS DPRD. LSI DENNY JA Maret 2015

Mayoritas Publik Ingin DPR Tandingan Segara Bubarkan Diri. LSI DENNY JA November 2014

Tiga Isu Menanti Kabinet Jokowi. LSI DENNY JA Oktober 2014

Jokowi Pasca Naiknya BBM. LSI DENNY JA November 2014

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

GOLKAR PASCA PUTUSAN MENKUMHAM. LSI DENNY JA Desember 2014

PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

100 HARI JOKOWI : 3 RAPOR MERAH, 2 RAPOR BIRU LSI DENNY JA JANUARI 2015

ENAM REVISI PILKADA USULAN PUBLIK LSI DENNY JA FEBRUARI 2015

Mayoritas Publik Khawatir Terorisme Merembet ke Indonesia

Head to Head Dukungan Capres Pasca Penetapan Resmi KPU

Paska Setahun Jokowi JK Dibutuhkan Menteri Utama? LSI DENNY JA Oktober

MAYORITAS PUBLIK INGIN CAPRES SIAP TERIMA KEKALAHAN. Konpers LSI Juli 2014

Legacy SBY Di Bidang Politik dan Demokrasi. LSI DENNY JA Oktober 2014

KEPERCAYAAN TERHADAP DPR DI TITIK TERENDAH. LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Desember 2015

HARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK

Publik Cemas dengan Pemerintahan yang Terbelah

13 HARI YANG MENENTUKAN HEAD TO HEAD PRABOWO HATTA VS JOKOWI - JK. Lingkaran Survei Indonesia Juni 2014

Pertarungan Wilayah Strategis Dan Efek Cawapres

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

MAYORITAS PUBLIK DUKUNG SBY KELUARKAN PERPPU PILKADA LANGSUNG. LSI DENNY JA Oktober 2014

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

Kebangkitan Seminggu Terakhir. Head to Head Jokowi-JK vs Prabowo-Hatta

PRAHARA PARTAI DEMOKRAT DAN KEKHAWATIRAN PUBLIK TERHADAP KINERJA PRESIDEN SBY

PUBLIK MAKIN KHAWATIR DENGAN KINERJA KABINET DI TAHUN POLITIK

MAYORITAS PUBLIK KHAWATIR PEMERINTAHAN LUMPUH DI TAHUN Lingkaran Survei Indonesia Desember

ISU AGAMA KALAHKAN AHOK?

MUNAS GOLKAR DI MATA PUBLIK. LSI DENNY JA Desember 2014

AKANKAH LAJU PRABOWO TERHENTI? KASUS AKTIVIS GATE. Juni 2014

PEROLEHAN KURSI PARTAI DAN PETA KOALISI CAPRES Lingkaran Survei Indonesia Jumat, 11 April 2014

AHOK KEMBALI KE JALUR PARTAI KAH?

ROBOHNYA MK KAMI. Lingkaran Survei Indonesi Oktober

KAMPANYE NEGATIF DAN PREDIKSI HASIL PILEG Lingkaran Survei Indonesia April 2014

2014 : PEMERINTAHAN GOLKAR ATAU PEMERINTAHAN PDIP? Lingkaran Survei Indonesia Februari 2014

KRISIS CAPRES DAN CAWAPRES PARTAI ISLAM : SIAPAKAH PASANGAN CAPRES- CAWAPRES TERKUAT PEMILU 2014? Lingkaran Survei Indonesia Maret 2013

Massa Mengambang Tentukan Pemenang Pilpres Deklarasi

LAPORAN SURVEI DKI JAKARTA AHOK POTENSIAL KALAH? Agus Harimurti Yudhoyono Kuda Hitam? Lingkaran Survei Indonesia, Oktober 2016

MAKIN SURAMNYA PARTAI & CAPRES ISLAM DI PEMILU Lingkaran Survei Indonesia Oktober 2012

POLITIK KEBIJAKAN BBM, BLSM & EFEK ELEKTORALNYA. Lingkaran Survei Indonesia Juni 2013

TERANCAMNYA KONVENSI DEMOKRAT: DARI HERO KE ZERO-KAH NASIB DEMOKRAT? Lingkaran Survei Indonesia November 2013

MAYORITAS PUBLIK INGIN TAHU PROGRAM CAPRES 2014

MORALITAS PUBLIK PARA ELITE DI TITIK NADIR. Lingkaran Survei Indonesia Juli 2013

3 Sukses LSI di Pilpres 2014

INDEKS CAPRES PEMILU 2014 : CAPRES RIIL VERSUS CAPRES WACANA. Lingkaran Survei Indonesia Oktober 2013

PKB 4,5%, PPP 3,4%, PAN 3,3%, NASDEM 3,3%, PERINDO

2014: Momentum Reformasi Jilid Dua. Lingkaran Survei Indonesia MEI

Merosotnya Leadership SBY di Mata Publik. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Juni 2011

Skandal Wisma Atlet Dan Tiga Skenario Demokrat. Lingkaran Survei Indonesia Feb

Blunder Politik Demokrat???? Kasus Nazaruddin dan Perubahan Dukungan Partai. Analisis Survei Nasional Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Juni 2011

Publik Sangat Kecewa Kiprah Politisi Muda

ISU KEBANGKITAN PKI SEBUAH PENILAIAN PUBLIK NASIONAL. Temuan Survei September 2017

LENGSERKAH DOMINASI DEMOKRAT DARI KEKUASAAN 2014? Lingkaran Survei Indonesia Juni 2012

MEDIA SURVEI NASIONAL

MAKIN BANYAK ORANGTUA YANG TAK INGIN ANAKNYA JADI ANGGOTA DPR. Lingkaran Survei Indonesia November

Lima Rapor Merah Satu Rapor Biru

Jokowi dan Skenario Kapolri Selasa, 20 Januari 2015

SURVEI NASIONAL PEMILIH MUDA: EVALUASI PEMERINTAHAN, CITRA DAN PILIHAN PARPOL DI KALANGAN PEMILIH MUDA JELANG PEMILU 2014

JURNAL BRIEF AKSI KOALISI MASYARAKAT SIPIL ANTIKORUPSI INDONESIA FEBRUARI 2015

PROSPEK KABINET DAN KOALISI PARPOL

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

Peran Pemerintah Minimal Saja

LAPORAN EKSEKUTIF SURVEI NASIONAL MEI 2014

HASIL SURVEI NASIONAL PROGRAM PARTAI POLITIK DAN KOMPETENSI CALON PRESIDEN 2014 SURVEI DAN POLING INDONESIA

BBM, BLT Dan Efek Elektoralnya. Lingkaran Survei Indonesia Maret

KOMISI PEMILIHAN UMUM

MENYIMAK PEMBERITAAN PARTAI POLITIK DI MASA KAMPANYE TERBUKA (16 Maret 1 April 2014)

KOMISI PEMILIHAN UMUM

Siapa di Belakang Ide Praperadilankan KPK?

Pilpres Siapa yang Menang? Bisakah ada dua pemenang di Pilpres? Tidak mungkin. Pemenang Pilpres hanya satu, kalau bukan Prabowo- Hatta ya Jokowi- JK.

KAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA. Temuan Survei Juli 2007

PEMILIH MENGAMBANG DAN PROSPEK PERUBAHAN KEKUATAN PARTAI POLITIK

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

RILIS SURVEI NASIONAL 24 MARET 6 APRIL 2018

PROTES MASSA DAN KEPEMIMPINAN NASIONAL SEBUAH EVALUASI PUBLIK

Jokowi Diuji, KPK Diamputasi Selasa, 17 Pebruari 2015

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pada awal pemerintahan Jokowi di tahun 2015, muncul konflik antara KPK dan Polri. Hal ini berawal dari

MEDIA MONITORING 100 HARI PEMERINTAHAN JOKOWI-JK

Perubahan Politik 2014: Trend Sentimen Pemilih pada Partai Politik

EVALUASI 13 TAHUN REFORMASI DAN 18 BULAN PEMERINTAHAN SBY - BOEDIONO

SPLIT VOTING DALAM PEMILIHAN PRESIDEN 2009

PT. Universal Broker Indonesia 1 MARKET OUTLOOK MEI: PILPRES. Oleh: Satrio Utomo PT. Universal Broker Indonesia. 26 April 2014

Laporan Survei PREFERENSI POLITIK MASYARAKAT Menuju Pemilihan Langsung Gubernur/Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta 2017

Pemilu 2014, Partai Islam Bakal 'Keok'

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

EFEK PENCAPRESAN JOKO WIDODO PADA ELEKTABILITAS PARTAI POLITIK

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

Menurunnya Kinerja Pemerintah dan Disilusi terhadap Partai Politik

Kekuatan Elektoral Partai-Partai Islam Menjelang Pemilu 2009

PREDIKSI PEROLEHAN SUARA PEMILIH PADA PILKADA DKI JAKARTA 2007

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

KPK vs Budi Gunawan.

Memahami Kebingungan Jokowi. Written by Mudjia Rahardjo Tuesday, 10 February :50 -

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

LAPORAN SURVEI NASIONAL & MEDIA MONITORING RESAERCH PREDIKSI ELEKTABILITAS PARTAI PADA PEMILU 2014

I. PENDAHULUAN. Ada hal yang berbeda pada pelaksanaan pilpres tahun 2014, dimana kita

BAB I PENDAHULUAN. negara di masa yang akan datang, sebab kebijakan di masa depan akan sangat

Transkripsi:

Kondisi Hukum SETELAH KASUS BG LSI DENNY JA FEBRUARI 2015

Setelah Kasus BG Pencalonan Budi Gunawan (BG) sebagai Kapolri merupakan salah satu isu paling menarik dan paling menyita perhatian publik dalam 100 hari pemerintahan Jokowi. Pasalnya setelah resmi dicalonkan sebagai calon tunggal Kapolri, Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Budi Gunawan kemudian melakukan gugatan prapradilan terhadap KPK dan dikabulkan pengadilan. Meski penetapan Budi Gunawan oleh KPK dinyatakan tidak sah oleh pengadilan, namun Jokowi akhirnya mengambil sikap tidak melantik Budi Gunawan, dan mengusulkan nama baru yaitu Badroidin Haiti (BH) sebagai calon tunggal Kapolri. Mayoritas publik menilai keputusan Jokowi untuk tidak melantik Budi Gunawan (BG) sebagai Kapolri dan mengusulkan Badroidin Haiti sebagai Kapolri merupakan keputusan yang tepat. Mayoritas publik yaitu sebesar 70.29 % menyatakan bahwa mereka mendukung keputusan Jokowi untuk tidak melantik BG sebagai Kapolri. Hanya 18.03 % yang menyatakan keputusan Jokowi untuk mengajukan nama lain yaitu Badroidin Haiti dan tidak melantik Budi Gunawan merupakan keputusan yang keliru.

Demikian salah satu temuan survei terbaru (quickpoll) LSI Denny JA. Survei secara khusus ingin memotret opini publik terkait dengan keputusan Jokowi terhadap Kasus BG. Survei dilakukan pada tanggal 20 22 Februari 2015 di 33 Provinsi di Indonesia. Survei menggunakan multistage random sampling dalam menarik sample sebanyak 1200 responden. Dengan estimasi margin of error sebesar 2.9 %. Selain survei, kami pun melengkapi data dan analisis melalui riset kualitatif yaitu dengan metode in depth interview, FGD, dan analisis media. Survei ini dibiayai sendiri oleh LSI Denny JA. Meski mengapresiasi sikap Jokowi dalam menyelesaikan kasus BG, mayoritas publik menyatakan bahwa mereka semakin prihatin dengan kondisi hukum di Indonesia. Sebesar 66.89 % publik menyatakan bahwa kondisi hukum di Indonesia akhir-akhir ini makin memprihatinkan. Sebesar 22.52 % menyatakan kondisi hukum saat ini sama saja dengan periode sebelumnya. Dan hanya sebesar 3.97 % publik yang menyatakan bahwa kondisi hukum di Indonesia makin baik. Mereka yang prihatin terhadap kondisi hukum merata di semua segmen masyarakat Indonesia. Baik mereka yang laki-laki maupun perempuan, tinggal di pedesaan maupun perkotaan, berpendidikan tinggi maupun rendah, berekonomi mapan maupun para wong cilik. Namun demikian, mereka yang lelaki, berpendidikan tinggi, dan tinggal di perkotaan lebih tinggi tingkat keprihatinannya dibanding dengan mereka yang tinggal di pedesaan.

***** Dari hasil riset yang dilakukan oleh LSI Denny JA ada empat alasan yang membuat publik makin prihatin dengan kondisi hukum di Indonesia. Keempat alasan tersebut adalah: Pertama, publik percaya ada upaya pelemahan KPK. Penetapan Bambang Widjayanto dan Abraham Samad sebagai tersangka oleh Polri mendapat perhatian luas publik. Meskipun Polri beralasan bahwa ada bukti hukum yang menjerat dua pimpinan KPK tersebut, namun publik memiliki pandangan berbeda. Publik menilai bahwa penetapan dua pimpinan KPK tersebut lebih besar nuansa politisnya dibanding nuansa hukumnya. Publik melihat bahwa penetapan kedua pimpinan KPK tersebut sebagai tersangka adalah upaya sistematis pelemahan KPK. Munculnya persepsi publik bahwa ada upaya pelemahan KPK didukung oleh data survei yang menunjukan bahwa sebesar 75.37 % menyatakan setuju bahwa ada upaya melemahkan KPK. Hanya sebesar 10.45 % yang menyatakan bahwa tidak ada kesan pelemahan KPK.

Kedua, merosotnya wibawa institusi Polri. Kelembagaan Polri pun tak luput dari sorotan publik. Wibawa Polri pun tergerus akibat kasus hukum BG dan kesan ingin melemahkan KPK. Kasus yang menimpa Budi Gunawan memperoleh sentimen negatif publik. Institusi Polri hampir saja kehilangan kewibawaanya jika BG tetap dilantik sebagai Kapolri. Meskipun pengadilan telah memutuskan bahwa penetapan tersangka oleh KPK tidak sah. Namun publik percaya bahwa BG punya cacat hukum sehingga sebaiknya tidak dilantik sebagai Kapolri. Selain penetapan BG sebagai tersangka, upaya kriminalisasi pimpinan KPK oleh Polri pun direspon negatif oleh publik. Publik melihat ada misi balas dendam Polri terhadap KPK dengan penetapan pimpinannya sebagai tersangka. Polri secara resmi telah mengumumkan Abraham Samad dan Bambang Widjayanto sebagai tersangka. Bahkan Bambang Widjayanto pernah ditahan oleh Bareskrim Polri yang akhirnya dilepas karena kuatnya protes publik. Tergerusnya wibawa Polri ini pun terekam dalam survei LSI Denny JA. Survei menunjukan bahwa sebesar 73.02 % publik setuju bahwa penetapan calon Kapolri Budi Gunawan sebagai tersangka mengurangi wibawa institusi Polri. Hanya 18.25 % publik yang menyatakan bahwa kasus BG tidak merusak wibawa Polri.

Ketiga, Presiden Jokowi dinilai lamban. Sejak awal kasus KPK vs Polri, publik telah berharap Presiden Jokowi bersikap tegas dan meredam konflik antara kedua institusi hukum tersebut. Presiden Jokowi pun sempat dinilai tidak tegas terhadap status pencalonan Budi Gunawan sebagai kapolri. Pasca penetapan tersangka oleh KPK, Jokowi justru mengungkap ke publik bahwa dirinya hanya menunda pelantikan Budi Gunawan sebagai Kapolri bukan membatalkan. Sikap Jokowi ini memperoleh respon negatif publik. Publik menilai Presiden Jokowi melanggar komitmennya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih. Bimbangnya Presiden Jokowi terhadap status pencalonan BG pun dinilai publik karena Jokowi diintervensi oleh pihak-pihak lain. Presiden dinilai mudah berkompromi dan tunduk terhadap tekanan orang-orang di sekitarnya. Survei menunjukan bahwa sebesar 55.65 % publik menyatakan bahwa Presiden Jokowi lamban dan kurang tegas dalam mengambil sikap soal polemik KPK vs Polri. Hanya 33.87 % yang menyatakan sebaliknya yaitu sudah cukup tegas dan cepat dalam mengambil sikap soal polemik tersebut.

Keempat, Publik kecewa atas sikap KIH. Sikap partai-partai pendukung pemerintahan yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang terus mendesak Jokowi tetap melantik Budi Gunawan pun direspon negatif oleh publik. Mayoritas publik yaitu sebesar 73. 17 % publik menyatakan bahwa mereka menyayangkan sikap KIH yang ngotot mendesak Jokowi melantik Budi Gunawan. Padahal bagi publik, meski belum terbukti, BG punya cacat hukum. Akhirnya dengan adanya kesan pelemahan KPK, publik pun makin khawatir dengan masa depan pemberantasan korupsi di Indonesia. Survei menunjukan bahwa sebesar 77.50 % publik menyatakan bahwa mereka khawatir korupsi makin merajalela jika KPK dilemahkan. Hanya 17.50 % publik yang menyatakan bahwa mereka tidak khawatir dengan masa depan pemberantasan korupsi di Indonesia. Selasa, 24 Februari 2015 Lingkaran Survei Indonesia - Denny JA Narasumber : Rully Akbar (0856.8049.040) Moderator : Fitri Hari (0813.8014.0260) Tim Riset LSI : Adjie Alfaraby, Ardian Sopa, Ade Mulyana, Rully Akbar, Fitri Hari, Dewi Arum.

Track Record LSI Prediksi Survei Yang Diiklankan Sebelum PILEG 2014 NAMA PARTAI PREDIKSI LSI* HASIL KPU TERBUKTI/TIDAK TERBUKTI PDIP DIATAS 16% 18.95% TERBUKTI GOLKAR DIATAS 16% 14.75% *Selisih 1,3% GERINDRA 8-16% 11.81% TERBUKTI DEMOKRAT 8-16% 10.19% TERBUKTI PKB 3,5%-8% 9.04% * Selisih 1.05% PAN 3,5%-8% 7.59% TERBUKTI PKS 3,5%-8% 6.79% TERBUKTI NASDEM 3,5%-8% 6.72% TERBUKTI PPP 3,5%-8% 6.53% TERBUKTI HANURA 3,5%-8% 5.26% TERBUKTI PBB TIDAK LOLOS PT 1.46% TERBUKTI PKPI TIDAK LOLOS PT 0.91% TERBUKTI Dimuat, antara lain di Rakyat Merdeka 8 April 2014, hal 12 Sehari Sebelum PILEG Hanya 2 partai dari 12 partai yang selisih 1.3% 8

Track Record LSI Prediksi Survei Yang Diiklankan Sebelum PILPRES 2009 DUKUNGAN PEMILIH SURVEI LSI AWAL JUNI 2009 SURVEI LSI AKHIR JUNI 2009 PREDIKSI PEMENANG PILPRES 2009 HASIL KPU DI ATAS 50% SBY- BOEDIONO SBY- BOEDIONO SBY-BOEDIONO TERBUKTI 30%-50% - - - - DI BAWAH 30% MEGA- PRABOWO JK-WIRANTO MEGA- PRABOWO JK-WIRANTO - TERBUKTI Dimuat di KOMPAS pada tanggal 3 Juli 2009 halaman 3. Tepat 5 hari sebelum Pemilihan Presiden 2009. 9

Track Record LSI Quick Count Paling Akurat Pasangan Capres- Cawapres Quick Count LSI (Data 100 %) Hasil Resmi KPU 22 Juli 2014 Prabowo-Hatta 46. 70 % 46. 85 % Jokowi-JK 53. 30 % 53. 15 % *Simpangan baku antara hasil KPU vs LSI hanya 0. 15 %

METODOLOGI SURVEI Pengumpulan Data : 20 22 Februari 2015 Quickpoll (smartphone LSI) Metode sampling : multistage random sampling Jumlah responden : 1200 responden Margin of error : ± 2.9 % Survei dilengkapi dengan Riset Kualitatif FGD di tujuh ibu kota propinsi terbesar In Depth Interview Analsis media nasional Semua pemilih di Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi responden 11

Tak Melantik BG, Jokowi Didukung Publik Q : Presiden Jokowi akhirnya memutuskan tidak melantik Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri. Dan memutuskan mengajukan nama baru yaitu Badroidin Haiti sebagai Kapolri. Menurut bapak/ibu apakah keputusan Jokowi tersebut merupakan keputusan yang tepat ataukah keputusan yang tidak tepat? Hanya dibawah 20 % yang menilai keputusan Presiden Jokowi keliru

Publik Makin Prihatin Kondisi Hukum Q : Menurut bapak/ibu, bagaimanakah kondisi hukum di Indonesia akhir-akhir ini. Apakah makin baik, sama saja dengan sebelumnya, atau makin buruk/memprihatinkan?

Laki-Laki Lebih Prihatin Q : Menurut bapak/ibu, bagaimanakah kondisi hukum di Indonesia akhir-akhir ini. Apakah makin baik, sama saja dengan sebelumnya, atau makin buruk/memprihatinkan? Gender Base Lebih Memprihatinkan Sama Saja Lebih Baik TT/TJ Laki-laki 50 % 71. 79 % 21. 79 % 2. 56 % 3. 86 % Perempuan 50 % 61. 64 % 23. 29 % 5. 48 % 9. 59 % Baik laki-laki maupun perempuan diatas 60 % yang makin prihatin dengan kondisi hukum di Indonesia. Laki-Laki lebih intens mengikuti berita politik

Publik Di Perkotaan Lebih Prihatin Q : Menurut bapak/ibu, bagaimanakah kondisi hukum di Indonesia akhir-akhir ini. Apakah makin baik, sama saja dengan sebelumnya, atau makin buruk/memprihatinkan? Status Wilayah Base Lebih Memprihatinkan Sama Saja Lebih Baik TT/TJ Desa 75.89 % 64. 86 % 18. 92 % 5. 41 % 10. 81 % Kota 24.11 % 67. 54 % 23.68 % 3.52 % 5. 26 % Publik di Perkotaan lebih tinggi tingkat keprihatinannya terhadap masa depan hukum karena akses informasi yang luas dan intens.

Kelas Menengah Atas Makin Prihatin Q : Menurut bapak/ibu, bagaimanakah kondisi hukum di Indonesia akhir-akhir ini. Apakah makin baik, sama saja dengan sebelumnya, atau makin buruk/memprihatinkan? Tingkat Pendapatan Menengah Bawah Base 45.89 % Menengah 29.11 % Menengah Atas 24.63 % Lebih Memprihatinkan Sama Saja Lebih Baik TT/TJ 61. 54 % 28. 85 % 1.92 % 7. 69 % 67. 95 % 20. 51 % 3. 85 % 7. 69 % 75. 00 % 15. 00 % 9. 99 % 0. 10 % Di semua segmen ekonomi diatas 60 % yang menyatakan makin khawatir dengan kondisi hukum di Indonesia.

Kelas Terpelajar Makin Prihatin Q : Menurut bapak/ibu, bagaimanakah kondisi hukum di Indonesia akhir-akhir ini. Apakah makin baik, sama saja dengan sebelumnya, atau makin buruk/memprihatinkan? Tingkat Pendidikan Base Lebih Memprihatinkan Sama Saja Lebih Baik TT/TJ SMP Kebawah 45.69 % 65. 78 % 21. 05 % 7.91 % 5. 26 % SMA Kebawah 41.72 % 74. 61 % 22. 22 % 1. 58 % 1. 59 % Pernah Kuliah 12.59 % 78. 94 % 10. 53 % 0. 00 % 10.53 % Di semua segmen pendidikan diatas 65 % yang menyatakan makin khawatir dengan kondisi hukum di Indonesia.

4 Alasan Publik Makin Prihatin dengan Masa Depan Hukum 18

1. Publik Percaya Ada Pelemahan KPK # Cicak Vs Buaya Jilid 2 Penetapan Bambang Widjayanto (BW) dan Abraham Samad (AS) sebagai tersangka oleh Bareskrim Polri dengan kasus-kasus lama. Pimpinan KPK dan Penyidik KPK pun terancam menjadi tersangka. Upaya kriminalisasi KPK. Mayoritas publik yaitu sebesar 75.37 % percaya bahwa ada upaya melemahkan KPK.

2. Wibawa Institusi Polri Merosot Ada dua alasan : 1. Budi Gunawan calon kapolri ditetapkan tersangka. 2. Kesan melakukan kriminalisasi terhadap pimpinan KPK / balas dendam atas penetapan tersangka BG Survei menunjukan mayoritas publik yaitu sebesar 73.02 % publik menyatakan setuju bahwa penetapan tersangka BG oleh KPK dan sebaliknya penetapan tersangka beberapa pimpinan KPK telah merusak kewibawaan Polri.

3. Jokowi Dinilai Lamban & Kurang Tegas Polemik KPK vs Polri yang berkepanjang dinilai akibat dari ketidaktegasan Jokowi dalam bersikap. Jokowi terlihat ragu membatalkan pencalonan BG yang telah dinyatakan tersangka oleh KPK. Survei menunjukan bahwa sebesar 55.65 % publik menyatakan bahwa Presiden Jokowi lamban dan kurang tegas dalam mengambil sikap soal polemik KPK vs Polri.

4. Publik Kecewa Dengan Sikap KIH KIH yang terus mendesak Jokowi melantik Budi Gunawan memperoleh respon negatif dari publik. KIH dinilai tidak sensitif dengan rasa keadilan publik dan hanya mementingkan kepentingan kelompok tertentu. Mayoritas publik yaitu sebesar 73. 17 % publik menyatakan bahwa mereka menyayangkan sikap KIH yang ngotot mendesak Jokowi melantik Budi Gunawan.

Publik Khawatir Korupsi Merajalela Q : Ada yang mengatakan bahwa jika KPK dilemahkan (pimpinannya ditakuti dengan kasus hukum, kewenangan dikurangi) maka korupsi akan merajalela. Apakah bapak/ibu setuju atau tidak setuju dengan pernyataan tersebut? Ya Setuju 77.50% Tidak Setuju 17.50% Tidak Tahu/Tidak Jawab 5.00%