HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang mendapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. (Wibowo, 2009). Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Tabel 2 No Analisis Metode Hasil Status Hara

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

JURNAL SAINS AGRO

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Bobot isi tanah pada berbagai dosis pemberian mulsa.

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan terhadap jumlah anakan rumput Gajah mini Pennisetum

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

A. PENDAHULUAN. Jurnal Geografi Vol. 1 No.1 Agustus

IV. HASIL PENELITIAN

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah Varietas Biru Lancor (Allium

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa, Laboratorium Kesuburan dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Terak Baja terhadap Sifat Kimia Tanah

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

PENGARUH BAHAN ORGANIK DAN PUPUK NPK TERHADAP SERAPAN HARA DAN PRODUKSI JAGUNG DI INCEPTISOL TERNATE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. pokok bagi sebagian besar rakyat di Indonesia. Keberadaan padi sulit untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Limbah Cair Tahu pada Tinggi Tanaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

REHABILITASI LAHAN KERING ALANG ALANG DENGAN OLAH TANAH DAN AMANDEMEN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

Transkripsi:

17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Bobot Segar Daun, Akar, dan Daun + Akar Berdasarkan hasil analisis ragam (Tabel Lampiran 8, 9 dan 10), pemberian pupuk Mikro-Biostimulant Cair berpengaruh sangat nyata pada ketiga parameter diatas. Hasil analisis lanjut bobot segar daun, akar, dan daun + akar tanaman caisim akibat pengaruh pemberian pupuk Mikro-Biostimulant Cair disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Bobot Segar Daun, Akar, dan Daun Beserta Akar Tanaman Caisim Akibat Pemberian Pupuk Mikro-Biostimulant Cair Bobot Segar Daun Akar Daun + Akar ----------------------- (g/pot) ------------------------ MBC 0% 90.64 b 3.85 a 94.49 b MBC 50% 104.03 ab 4.73 a 108.75 ab MBC 100% 110.27 a 4.42 a 114.69 a MBC 150% 61.59 c 2.38 b 63.97 c Tabel 2 menunjukkan bahwa bobot segar daun serta daun + akar tanaman caisim pada perlakuan MBC 100% nyata lebih tinggi daripada perlakuan MBC 0% dan MBC 150%, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan MBC 50%, walaupun efek perlakuan MBC 100% cenderung lebih tinggi dibandingkan perlakuan MBC 50%. MBC 150% nyata menunjukkan hasil bobot segar daun, akar dan daun + akar terendah. Secara umum, perlakuan MBC 0%, MBC 50% dan MBC 100% tidak berbeda nyata terhadap bobot segar akar. Pemberian bahan organik berpengaruh nyata pada bobot segar daun serta daun+akar tanaman caisim tetapi tidak berbeda nyata pada bobot segar akar tanaman caisim. Hasil analisis lanjut bobot segar daun, akar dan daun + akar, serta rataan akar akibat pengaruh pemberian bahan organik disajikan pada Tabel 3.

18 Tabel 3. Bobot Segar Daun, Akar, dan Daun Beserta Akar Tanaman Caisim Akibat Pemberian Bahan Organik Bobot Segar (ton/ha) Daun Akar Daun + Akar ----------------------- (g/pot) ------------------------ BO-0 83.27 b 3.51 86.78 b BO-2.5 88.62 ab 3.85 92.47 ab BO-5.0 103.01 a 4.18 107.19 a Dari Tabel 3 diatas dapat ditunjukkan bahwa bobot segar daun serta daun + akar tanaman pada pemberian 5 t/ha bahan organik (BO-5.0) tertinggi, namun perlakuan 5 t/ha tidak berbeda dengan 2.5 t/ha. Namun, pemberian bahan organik tidak nyata berpengaruh terhadap bobot segar akar. Berdasarkan hasil analisis ragam tersebut, tidak ada pengaruh interaksi antara pupuk Mikro-Biostimulant Cair dan bahan organik terhadap ketiga parameter diatas. Keragaan tanaman caisim akibat pemberian pupuk Mikro-Biostimulant Cair dan bahan organik pada setiap perlakuan ditunjukkan pada Gambar Lampiran 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8. 4.1.2. Kadar dan Serapan N, P, dan K Daun Caisim Hasil analisis ragam kadar hara N, P dan K daun tanaman caisim akibat pemberian pupuk Mikro-Biostimulant Cair dan bahan organik disajikan pada Tabel Lampiran 11, 12 dan 13. Hasil analisis lanjut kadar N, P dan K akibat pemberian pupuk Mikro-Biostimulant Cair disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Kadar Hara N, P, dan K Daun Tanaman Caisim Akibat Pemberian Pupuk Mikro-Biostimulant Cair Kadar Hara ----------------------- (%) ------------------------ MBC 0% 3.53 ab 0.57 b 3.05 b MBC 50% 3.54 ab 0.56 b 2.80 bc MBC 100% 3.38 b 0.55 b 2.76 c MBC 150% 3.66 a 0.64 a 3.49 a

19 pupuk Mikro-Biostimulant Cair setara dengan 150 x dosis anjuran (MBC 150%) nyata memberikan kadar N, P dan K paling tinggi. Hal ini berkaitan dengan rendahnya pertumbuhan pada dosis tersebut (Tabel 3). bahan organik, tidak nyata berpengaruh terhadap kadar hara N, P, dan K daun tanaman caisim. Rataan kadar hara N, P dan K daun tanaman caisim disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Kadar Hara N, P, dan K Daun Tanaman Caisim Akibat Pemberian Bahan Organik Kadar Hara (t/ha) ----------------------- (%) ------------------------ BO-0 3.60 0.58 2.99 BO-2.5 3.45 0.57 3.15 BO-5.0 3.53 0.58 2.94 Hasil analisis ragam serapan hara N, P dan K daun tanaman caisim akibat pemberian pupuk Mikro-Biostimulant Cair dan bahan organik disajikan pada Tabel Lampiran 14, 15, dan 16. Serapan hara N, P dan K tanaman sangat nyata dipengaruhi oleh pemberian pupuk Mikro-Biostimulant Cair dan uji lanjutnya disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Serapan Hara N, P, dan K Tanaman Caisim Akibat Pemberian Pupuk Mikro-Biostimulant Cair Serapan ----------------------- (mg/pot) ----------------------- MBC-0% 232.61 b 37.53 bc 200.90 bc MBC-50% 285.28 a 44.68 ab 225.23 ab MBC-100% 296.67 a 48.43 a 242.00 a MBC-150% 176.42 c 30.23 c 165.91 c

20 Tabel 6 menunjukkan bahwa pemberian pupuk MBC sampai dosis 100% nyata meningkatkan serapan N, P dan K daun tanaman caisim namun perlakuan MBC 150%, terjadi penurunan serapan N, P dan K dan lebih rendah daripada perlakuan MBC 0%. Hal ini sesuai dengan kadar hara N, P dan K (Tabel 5) dan bobot segar daun serta daun + akar (Tabel 3). Namun perlakuan MBC-100% dan 50% tidak berbeda. Pemberian bahan organik berpengaruh nyata terhadap serapan hara N, P dan K daun tanaman caisim. Hasil analisis lanjut serapan N, P dan K daun tanaman caisim disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Serapan Hara N, P, dan K Tanaman Caisim Akibat Pemberian Bahan Organik Serapan (t/ha) ----------------------- (mg/pot) ----------------------- BO-0 226.12 b 36.55 b 182.64 b BO-2.5 239.36 b 38.87 ab 214.54 a BO-5.0 277.75 a 45.23 a 228.35 a Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf nyata 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT) Pemberian bahan organik nyata meningkatkan serapan hara N, P dan K daun tanaman caisim. Pemberian 5 t/ha bahan organik (BO-5.0 ton/ha) terhadap serapan N, P dan K nyata lebih tinggi daripada tanpa bahan organik (BO-0). Namun untuk serapan N dan P BO-0 tidak berbeda dengan BO-2.5 sedangkan serapan K BO-5.0 t/ha tidak berbeda dengan BO-2.5 t/ha tetapi nyata lebih tinggi daripada BO-0 t/ha. Berdasarkan hasil analisis ragam tersebut, tidak ada pengaruh interaksi antara pupuk Mikro-Biostimulant Cair dan bahan organik terhadap parameter diatas. 4.2. Pembahasan Pemberian pupuk MBC 100% nyata memberikan hasil bobot segar dan serapan N, P dan K tanaman paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain. Pemberian pada perlakuan tersebut nyata meningkatkan bobot segar daun, daun + akar sebesar 21% dan serapan N, P dan K masing-masing sebesar 27%, 29% dan

21 20% dibandingkan dengan MBC 0%. Pengaruh pemberian pupuk MBC menunjukkan hasil yang positif sebagaimana yang dilakukan di beberapa negara. Pemberian MBC pada dosis yang sama (MBC 100%) mampu meningkatkan hasil, kualitas, warna buah dan pertumbuhan anggur dan gandum di Chili. Di Vietnam, pemberian MBC pada padi mengalami kenaikan produksi 19% dan kedelai meningkatkan hasil 10%. Di New York (Amerika Serikat) pemberian MBC memberikan kenaikan produksi apel sebesar 9% dan meningkatkan hasil umbi kentang sebesar 6%. Di Australia Pemberian MBC pada wortel mengalami kenaikan produksi 17% dan meningkatkan jumlah dan ukuran buah jeruk dan memberikan peningkatan 44% hasil panen. Di Ukraina pemberian MBC pada jagung memberikan peningkatan hasil panen 15% (Syltie, 2011). Lebih tingginya pengaruh perlakuan MBC 100 % menunjukkan bahwa perlakuan tersebut mampu memacu metabolisme pada tanaman caisim. MBC mengadung senyawa organik dan unsur mikro yang mampu memacu proses metabolisme seperti proses fotosintesis, serapan hara dan aktivitas enzim pada tanaman (Syltie, 2011). Respons yang tinggi terhadap pertumbuhan pada perlakuan tersebut didukung oleh tingginya serapan N, P dan K tanaman. Rendahnya kadar N, P dan K pada perlakuan tersebut, menunjukkan bahwa MBC berperan sebagai stimulant (merangsang pertumbuhan). Namun, pada pemberian MBC 150% pertumbuhan tanaman nyata tertekan dibandingkan dengan perlakuan MBC lainnya. Hal ini disebabkan karena pupuk MBC 150% yang diberikan melebihi kapasitas yang dibutuhkan tanaman, sehingga tanaman mengalami gangguan metabolisme. Ini ditandai dengan pertumbuhan tanaman yang terlihat kerdil dengan kondisi daun berwana hijau tua dan mengkerut (Gambar Lampiran 4). bahan organik (pukan) 5.0 t/ha menunjukkan hasil tanaman dan serapan N, P dan K yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan bahan organik lainnya. Pemberian bahan organik pada perlakuan tersebut nyata meningkatkan bobot segar daun dan daun + akar sebesar 24% dan serapan N, P dan K masing-masing sebesar 23%, 24% dan 25% dibandingkan dengan tanpa bahan organik. Diduga semakin besar bahan organik yang diberikan maka makin besar perbaikan sifat fisik, kimia, dan dan biologi tanah, sehingga pengaruhnya lebih baik terhadap pertumbuhan tanaman. Penelitian Suhendi (dalam Idris, 2003)

22 menunjukkan bahwa pemberian 10 ton pupuk kandang dari kotoran sapi pada tanah Latosol Darmaga meningkatkan ph dari 5.15 menjadi 5.20, Ca dari 2.70 + menjadi 3.05, Mg dari 0.40 menjadi 0.49, KTK dari 12.83 menjadi 13.47, NH 4 dari 16.05 menjadi 21.35 dan P dari 13.60 menjadi 14.10, sedangkan bobot biji kedelai naik dari 11.93 menjadi 14.60 g/pot. Penelitian Siti Leomo (dalam Idris, 2003) pada Ultisol Kendari menunjukkan bahwa pemberian 5 ton pupuk kandang (kotoran sapi) menaikkan total pori tanah dari 48.8 menjadi 49.9 %. Syukur (2005) menunjukkan bahwa pemberian bahan organik (pupuk kandang sapi) sampai 20 ton/ha mampu memperbaiki kualitas tanah yaitu meningkatkan + - kemampuan mengikat air dan ketersediaan NH 4 dan NO 3 sehingga meningkatkan hasil caisim pada tanah pasir pantai. Selanjutnya, Rachman et al. (2008), menunjukkan bahwa pemberian bahan organik sampai dengan 20 ton/ha yang disertai dengan pupuk NPK pada Inceptisol dapat meningkatkan produksi 7.83 ton/ha serta serapan N, P dan K pada tanaman jagung. Meskipun perlakuan pupuk Mikro-Biostimulant Cair (MBC) dan bahan organik tidak nyata berinteraksi, tetapi ada kecendrungan bahwa pemberian MBC 100% dan bahan organik 5.0 t/ha menunjukkan bobot segar daun dan daun + akar yang paling tinggi dibandingkan dengan kombinasi perlakuan lainnya (Tabel Lampiran 6). Hal ini juga ditunjang dengan tingginya serapan hara N, P dan K tanaman pada kombinasi perlakuan tersebut (Tabel Lampiran 7).