BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kasus bunuh diri di Indonesia belakangan ini. dinilai cukup memprihatinkan karena angkanya cenderung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian tidak wajar yang kadang-kadang belum. diketahui penyebabnya saat ini semakin meningkat.

Gambaran Tanda Kardinal Asfiksia Pada Kasus Kematian Gantung Diri di Departemen Forensik RSU Dr. Muhammad Hoesin Palembang Periode Tahun

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu. lintas banyak terjadi di dunia. Tidak hanya di dunia,

Gambaran Kasus Kematian dengan Asfiksia di Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado Periode

BAB I PENDAHULUAN. Infantisid yaitu pembunuhan dengan sengaja. terhadap bayi baru lahir oleh ibunya (Knight, 1997).

PEMBEKAPAN. Disusun oleh : Shinta Febriana Yustisiari G Pembimbing : dr. Hari Wujoso, Sp. F, MM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini. sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia menurut laporan hak asasi manusia

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Kejahatan merupakan perilaku anti sosial dan juga

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Senjata tajam adalah hal yang tidak asing yang. digunakan dalam banyak kegiatan sehari-hari, seperti

Angka Kejadian Korban Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Luar Visum Et Repertum

ABSTRAK GAMBARAN BUKTI MEDIS INFANTICIDE YANG DIPERIKASA DI INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK RSUP SANGLAH PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Otopsi merupakan pemeriksaan yang diperlukan untuk. mengetahui penyebab kematian jenazah.

BAB I PENDAHULUAN. jalan yang cukup serius, menurut data dari Mabes Polri pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia, jumlah. kriminalitas yang disertai kekerasan juga ikut

BAB I PENDAHULUAN. Negara tertinggi kasus kecelakaan Indonesia setelah India ( WHO, 2012). Hasil

BAB I PENDAHULUAN. dan penyebab pertama kematian pada remaja usia tahun (WHO, 2013).

Pencatatan, Pelaporan Kasus Keracunan dan Penanganan Keracunan. Toksikologi (Teori)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan 5 besar negara dengan populasi. penduduk terbanyak di dunia. Jumlah penduduk yang

KARAKTERISTIK SEBAB DAN MEKANISME KEMATIAN PADA KORBAN YANG DIDUGA DIBUNUH YANG DIOTOPSI DI INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK RSUP SANGLAH TAHUN

DAFTAR ISI PERSETUJUAN PEMBIMBING PENETAPAN PANITIA PENGUJI PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ABSTRAK ABSTRACT RINGKASAN SUMMARY KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Masalah lalu lintas melalui darat, laut, dan udara

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Fenomena maraknya kriminalitas di era globalisasi. semakin merisaukan segala pihak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata. membawa dampak sampingan terhadap jenis, kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Di rumah sakit Dr. Sardjito, angka kejadian kasus forensik klinik (hidup) yang dilakukan

BAB I LATAR BELAKANG. dalam kondisi aktivitas fisik yang kurang. Frekuensi aktivitas fisik yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab. terbanyak terjadinya cedera di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penyalahgunaan konsumsi alkohol sudah. sangat marak di kalangan masyarakat awam. Di Negara maju

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Alkohol adalah zat adiktif yang sering. disalahgunakan di masyarakat. Alkohol banyak terkandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi. yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Trauma toraks merupakan trauma yang mengenai dinding toraks atau

TANDA KARDINAL ASFIKSIA PADA KASUS GANTUNG DIRI YANG DIPERIKSA DI DEPARTEMEN FORENSIK FK USU RSUP H

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan manusia, kesehatan merupakan hal yang sangat

CEDERA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC,

BAB I PENDAHULUAN. umumnya. Seseorang bisa kehilangan nyawanya hanya karena serangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan kasus yang sering ditemui. di Instalasi Rawat Darurat. Cedera kepala adalah salah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

Jessica R. Labora Erwin G. Kristanto James F. Siwu

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.36. Januari-Juni

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL YANG MENJALANI PERSALINAN SPONTAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD SRAGEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

CARA KEMATIAN WARGA NEGARA ASING DI BALI MENURUT DATA RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI 2010-OKTOBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan aliran udara yang menetap pada saluran napas dan bersifat progresif.

BAB I PENDAHULUAN. Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi. yang berasal dari alam ataupun buatan yang pada dosis

BAB I PENDAHULUAN. American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

REFERAT PEMBEKAPAN. Disusun oleh : Shinta Febriana Yustisiari G Pembimbing : dr. Hari Wujoso, Sp.F, MM

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. M DENGAN POST OPERASI ORIF FRAKTUR FEMUR DISTAL DEXTRA DI BANGSAL AB RSU PANDANARANG BOYOLALI

BAB I LATAR BELAKANG. A. Latar Belakang Masalah. Analisis Gas Darah merupakan salah satu alat. diagnosis dan penatalaksanaan penting bagi pasien untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diduga meninggal akibat suatu sebab yang tidak wajar. Pemeriksaan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. muka sekitar 40%. Lokasi hidung di tengah dan kedudukan di bagian anterior

TINJAUAN TERHADAP LANGKAH JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM MEMBUKTIKAN PERKARA TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA YANG MENGGUNAKAN RACUN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sering timbul dikalangan masyarakat. Data Report Word Healt Organitation

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

SOAL-SOAL PELATIHAN BLS RS PUSURA SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

JENIS KEKERASAN DAN POLA LUKA PADA KORBAN MATI KECELAKAAN LALU LINTAS DI RSUD ARIFIN ACHMAD PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan kepadatan penduduk mengakibatkan peningkatan akan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di dunia dan. penyebab kematian nomor dua di Amerika Serikat.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tahun, menjadi penyebab tertinggi kedua kematian manusia pada usia 5-14 tahun,

BAB I PENDAHULUAN. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa. maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian. Lebih dari satu juta orang per tahun di dunia meninggal

STATUS PEMERIKSAAN PENELITIAN : ANALISIS KUALITAS HIDUP PENDERITA PPOK SETELAH DILAKUKAN PROGRAM REHABILITASI PARU No : RS/No.

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. batuk, mengi dan sesak nafas (Somatri, 2009). Sampai saat ini asma masih

BAB I PENDAHULUAN. Cedera kepala istilah antara lain Traumatic Brain Injury adalah suatu cedera akut

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sakit antara lain pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undangundang

Kualitas Visum et Repertum Perlukaan di RSUD Indrasari Kabupaten Indragiri Hulu Periode 1 Januari Desember 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Berbagai peristiwa yang terjadi ditanah air seperti. kecelakaan pesawat, kecelakaan mobil, pencurian organ,

Kesetimbangan asam basa tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

CAIRAN AMNION TERCAMPUR MEKONIUM SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pola Kekerasan Senjata Api di Sulawesi Utara Periode

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) atau COPD (Chronic

PROFIL KASUS AUTOPSI PADA ANAK DI PROVINSI RIAU PERIODE TAHUN

Kriteria Infanticide

EFEK PENUAAN TERHADAP FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk pasien yang membutuhkan perawatan akut atau mendesak. (Queensland

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasus bunuh diri di Indonesia belakangan ini dinilai cukup memprihatinkan karena angkanya cenderung meningkat. Kasus bunuh diri menempati 1 dari 10 penyebab kematian di setiap negara (Ruslan, 2012). Salah satu bentuk bunuh diri yang paling sering dilakukan adalah dalam bentuk gantung diri. Pada tahun 2011, tercatat telah tejadi 142 kasus bunuh diri di Jakarta dengan bentuk gantung diri sebanyak 82 kasus dan pada tahun 2010 angkanya sebanyak 177 kasus dengan cara gantung diri sebanyak 101 kasus (Nurdiansyah, 2012). Di Yogyakarta sendiri kasus bunuh diri juga termasuk tinggi. Salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki angka bunuh diri yang cukup tinggi adalah Gunung Kidul. Dalam kurun waktu Januari 2012 hingga Oktober 2012 tercatat 34 kasus bunuh diri, dan selama kurun 2001-2011 terdapat 314 kasus (Ismiyanto, 2012). Kasus bunuh diri sering terjadi tidak hanya di Indonesia yang merupakan negara berkembang, tetapi juga di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Bunuh 1

2 diri merupakan kasus kematian yang menempati peringkat ke-10 di Amerika Serikat, sementara pembunuhan menempati peringkat ke-16. Di negara itu, rata-rata dalam setiap 13,7 menit terjadi satu kasus bunuh diri (McIntosh & Drapeau,2012). Dalam ilmu kedokteran forensik, gantung diri termasuk dalam kategori kematian karena asfiksia (Dolinak et al., 2005). Istilah asfiksia secara umum dikaitkan dengan kekurangan oksigen, meskipun makna sebenarnya adalah tidak adanya pulsasi (Knight & Saukko, 2004). Menurut penyebabnya, asfiksia yang menyebabkan kematian dapat dikategorikan menjadi beberapa kelompok. Kasus gantung diri merupakan salah satu bentuk dari asfiksia mekanik. Asfiksia mekanik adalah istilah luas yang digunakan untuk mencakup kondisi-kondisi asfiksia yang berbeda-beda, namun pada umumnya jenazah berada pada posisi yang tidak memungkinkan untuk terjadinya proses respirasi atau terdapat tekanan pada dada, leher, atau area tubuh yang lain yang bisa menyebabkan proses respirasi menjadi sulit atau sama sekali tidak dimungkinkan (Dolinak et al., 2005). Tujuan dasar dari respirasi adalah untuk membawa oksigen sampai ke jaringan sel perifer. Segala kondisi

3 dimana terjadi gangguan pada distribusi oksigen bisa disebut sebagai asfiksia, meskipun sebenarnya terdapat istilah lain yang lebih tepat, seperti hipoksia atau anoksia (Knight & Saukko, 2004). Kekurangan oksigen dapat disebabkan oleh beberapa kondisi. Kondisi-kondisi yang bisa mengganggu proses respirasi dan bisa dianggap menyebabkan asfiksia antara lain adalah kurangnya oksigen yang ada di lingkungan, obstruksi jalan napas eksternal dan internal, keterbatasan pada pergerakan dinding dada, penyakit pada paru-paru yang menghambat pertukaran gas, penurunan fungsi jantung, berkurangnya kemampuan darah untuk mendistribusikan oksigen, dan ketidakmampuan sel pada jaringan perifer untuk menggunakan oksigen yang sudah dibawa oleh darah (Knight & Saukko, 2004). RSUP dr.sardjito adalah salah satu rumah sakit di Yogyakarta yang memiliki instalasi forensik. Di antara tahun 2001-2010, terdapat 1820 kasus yang ditangani di Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit dr.sardjito (Hou, 2012). Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana gambaran kasus asfiksia mekanik yang ditangani di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP dr.sardjito pada tahun 2007-2012.

4 B. Perumusan Masalah Bagaimanakah gambaran kasus asfiksia mekanik yang ditangani di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP dr.sardjito pada tahun 2007-2012? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui gambaran kasus asfiksia mekanik yang ditangani di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP dr.sardjito pada tahun 2007-2012. D. Keaslian Penelitian Ada beberapa penelitian sejenis yang pernah dilakukan, antara lain: 1. Penelitian Hou (2012) yang berjudul Profile of Drowning Cases During Year 2001 Until 2010 in Forensic Department of dr.sardjito Hospital. Hasil penelitian adalah terdapat 67 kematian yang ditemukan di dalam atau di dekat sumber air dari 1820 kasus yang dikirimkan ke Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit dr.sardjito dari tahun 2001 hingga tahun 2010. Korban laki-laki sebanyak 50 orang dan perempuan sebanyak 17 orang. 2. Penelitian Kurniawan (2011) yang berjudul Gambaran Kasus Kecelakaan Lalu Lintas yang

5 Dimintakan Visum et repertum di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medicolegal RSUP dr.sardjito tahun 2009-2010. Hasil penelitian ini adalah kasus kecelakaan lalu lintas yang diperiksa di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medicolegal RSUP dr.sardjito paling banyak terjadi di Kabupaten Sleman dan prevalensi korban laki-laki lebih banyak daripada korban perempuan. 3. Penelitian Reddy et al. (2012) yang berjudul Asphyxial Deaths at District Hospital, Tumkur: A Retrospective Study. Hasil penelitian ini adalah didapatkan 438 kasus asfiksia dari total 2288 kasus yang diperiksa di Rumah Sakit Tumkur, India. Kasus asfiksia yang paling sering terjadi adalah kasus gantung diri sebanyak 268 kasus. 4. Penelitian Nixon et al. (1995) yang berjudul Suffocation, choking, and strangulation in childhood in England and Wales: epidemiology and prevention. Hasil penelitian ini adalah didapatkan 136 kasus asfiksia pada anak di Inggris dan Wales pada tahun 1990-1991. Kasus asfiksia yang paling sering terjadi adalah kasus gantung diri sebanyak 268 kasus. Pada kasus itu didapatkan 21 kasus karena tersedak, 39 kasus karena inhalasi

6 muntahan, 29 kasus karena suffocation (mati lemas kekurangan oksigen karena terdapat sumbatan saluran nafas dari luar), dan 47 kasus karena cekikan dan gantung diri. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis terletak pada kasus yang diteliti, tempat penelitian, dan tahun yang diteliti. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang bisa didapat dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang gambaran kasus asfiksia mekanik yang ditangani di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP dr.sardjito pada tahun 2007-2012.