Pengantar Ekonomi Pembangunan. Strategi Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi

dokumen-dokumen yang mirip
Makalah Ekonomi Pembangunan. Disusun oleh: Reno ( ) Piawati ( )

STRATEGI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

STRATEGI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

Pengantar Ekonomi Pembangunan PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Pengantar Ekonomi Pembangunan. Perubahan Struktural dalam Proses Pembangunan

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

PEMBANGUNAN PERTANIAN & KEBIJAKAN PEMERINTAH

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

Pengantar Ekonomi Pembangunan. Masalah Pokok Pembangunan

Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM

I. KONSEP DASAR PEMBANGUNAN

KEBIJAKAN PEMERINTAH dalam EKONOMI PERTANIAN

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

MASALAH POKOK ILMU EKONOMI

Jenis Sistem Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara defenitif, pada awalnya pengertian pembangunan ekonomi diberi

TABUNGAN DALAM NEGERI

Paradigma Pertumbuhan Berimbang & Tidak Berimbang

1.1 Latar Belakang Hasalah

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

alah satu dinamika pembangunan suatu wilayah diindikasikan dengan laju pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Oleh karena

MATERI KULIAH EKONOMIKA PEMBANGUNAN Dosen: Endang Mulyani, M.Si. dan Mustofa, M.Sc.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian memegang peran stretegis dalam pembangunan

PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Hotel dan Restoran Terhadap Perekonomian Kota Cirebon Berdasarkan Struktur Permintaan

AKTIVITAS EKONOMI HULU-HILIR DI PERBATASAN. ARIS SUBAGIYO Halama n

Indikator Inflasi Beberapa indeks yang sering digunakan untuk mengukur inflasi seperti;.

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

15. Mata Pelajaran Ekonomi Untuk Paket C Program IPS

Arus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur

BAB I PENDAHULUAN. terdapat juga transfer, seperti tunjangan sosial yang merupakan bantuan

PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI. pertemuan kedua (matrikulasi) 1

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI

POLA KEGIATAN PEREKONOMIAN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016


CAKUPAN MATERI 1. KONSEP DASAR KEBIJAKAN FISKAL 2. PERAN KEBIJAKAN FISKAL DI INDONESIA 3. KONSEP APBN 4. GAMBARAN UMUM APBN 5. STUDI IMPLEMENTASI

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Suatu Negara

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

Peran Pemerintah dalam Perekonomian

Variabel, Masalah dan Kebijakan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Perlunya inflasi dikendalikan rasanya tidak perlu dipertanyakan lagi.

BAB I PENDAHULUAN. dihindarkan. Hal ini disebabkan karena pemerintah merupakan salah satu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

Daerah dan Pusat, merupakan wujud komitmen dalam menjabarkan desentralisasi.

BAB I PENDAHULUAN. haruslah ditekankan pada pembangunan produksi dan infrastruktur untuk memacu

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara sedang berkembang di kawasan

68. Mata Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

II. TINJAUAN PUSTAKA

TRANSFORMASI STRUKTURAL PEREKONOMIAN INDONESIA BY : DIANA MA RIFAH

TEORI PUSAT PERTUMBUHAN (GROWTH POLE THEORY)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1995 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1995/1996

VII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1995 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1995/96

ekonomi K-13 INFLASI K e l a s A. INFLASI DAN GEJALA INFLASI Tujuan Pembelajaran

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

Pendidikan Ekonomi (B) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

Pengantar Ekonomi Pembangunan. Unsur-unsur Pokok dalam Kebijakan Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

Katalog BPS :

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya.

Soal A. 1. Apa kebijakan pemerintah waktu mengatasi masalah dibidang ekonomi?

MASALAH DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Pembangunan Nasional difasilitasi oleh

Transkripsi:

Pengantar Ekonomi Pembangunan Strategi Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Tuesday, November 1, 16

Sub Pokok bahasan pertemuan ke-4 l l l l l Kebijakan Ekonomi Dalam Negeri Kebijakan Ekonomi Luar Negeri Strategi Upaya Minimum Strategi Pembangunan Seimbang Strategi Pembangunan Tak Seimbang

Kebijakan Ekonomi Dalam Negeri Inpres menginstruksikan kepada 29 pejabat mulai dari menteri hingga bupati untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan fokus program ekonomi tahun 2008-2009. Pemerintah juga menetapkan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal untuk mengatur keuangan dan perekonomian negara agar tidak terjadi inflasi ataupun deflasi. Penaikan pendapatan per kapita negara juga menjadi salah satu isi dari kebijakan ekonomi dalam negeri.

Kebijakan Ekonomi Luar Negeri Adalah serangkaian sasaran yang menjelaskan bagaimana suatu negara berinteraksi dengan negara lain di bidang ekonomi, politik, sosial, dan militer. Kebijakan ekonomi luar negeri bisa juga di definisikan sebagai tindakan pemerintah yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi : komposisi, arah serta bentuk dari perdagangan dan pembayaran internasional. Kebijakan ekonomi luar negeri mencakup tindakan pemerintah terhadap current account dari neraca pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor dan impor barang/jasa. Misalnya : tarif terhadap impor, perjanjian bilateral, dll

Strategi Upaya Minimum Kritis l l l l Menaikkan pendapatan perkapita pada tingkat pembangunan berkesinambungan (SUSTAINABLE) terjadi HARVEY LEIBSTEIN. Setiap ekonomi tergantung HAMBATAN & RANGSANGAN. Hambatan menurunkan pendapatan perkapita dari tingkat sebelumnya Rangsangan menaikkan pendapatan perkapita

Strategi Upaya lanjutan... l Harvey Leibenstein di dalam tesisnya membahas tentang NSB dicekam oleh lingkaran setan kemiskinan yang membuat mereka tetap pada tingkat keseimbangan pendapatan per kapita rendah l Upaya yg lakukan adalah dengan melakukan suatu upaya minimum kritis (critical minimum effort) tertentu yang akan menaikkan pendapatan per kapita pada tingkat di mana pembangunan yang berkesinambungan (sustainable) dapat dipertahankan. Tuesday, November 1, 16

Strategi Upaya lanjutan... Menurut Leibenstein, setiap ekonomi tunduk pada hambatan dan rangsangan Hambatan berdampak menurunkan pendapatan per kapita sebelumnya, sementara rangsangan cenderung akan meningkatkan. Suatu negara menjadi terbelakang karena besarnya rangsangan terlalu kecil dibandingkan besarnya hambatan yang dihadapi. Hanya bila faktor- faktor yang dapat meningkatkan pendapatan itu mendapat rangsangan yang lebih kuat daripada faktor-faktor yang dapat menurunkan pendapatan maka usaha minimum kritis itu dapat tercapai dan ekonvi akan berada pada garis pembangunan.

Pertumbuhan Penduduk Fungsi dari Pendapatan per Kapita Tesis Leibenstein didasarkan pada bukti empiris bahwa laju pertumbuhan penduduk merupakan fungsi dari laju pendapatan per kapita. Awalnya tingkat keseimbangan subsisten. yaitu pendapatan, kesuburan dan kematian sesuai dengan tingkat kelangsungan hidup penduduk. Jika pendapatan per kapita naik di atas posisi keseimbangan tersebut maka tingkat mortalitas akan turun tanpa dibarengi penurunan tingkat kesuburan. Akibatnya laju pertumbuhan penduduk meningkat. Jadi, kenaikan pendapatan per kapita cenderung menaikkan laju pertumbuhan penduduk. Namun kecenderungan ini akan hanya sampai titik tertentu. Melebihi titik tsb maka kenaikan pendapatan per kapita akan menurunkan tingkat kesuburan dan ketika pembangunan sudah mencapai tahap maju maka laju pertumbuhan penduduk akan menurun. Tuesday, November 1, 16

Pertumbuhan Penduduk lanjutan Pendapatan naik, meningkatkan laju pertumbuhan penduduk. Hanya pada titik tertentu, jika melampaui titik tsb, kenaikan pendapatan perkapita menurunkan tingkat kesuburan. Dan ketika pembangunan mencapai tahap maju, maka laju pertumbuhan penduduk turun (LEIBSTEIN). Dengan kenaikan pendapatan perkapita, keinginan memperoleh anak semakin berkurang. Spesialisasi meningkat dan Mobilitas ekonomi & sosial ; kenyataan mengurus anak sangat sulit dan mahal. Maka laju pertumbuhan penduduk KONSTAN dan menurun (TESIS KAPILARITAS SOSIAL DUMONT).

Laju pertumbuhan penduduk Laju pendapatan per kapita Ye : tingkat pendapatan per kapita minimum kritis yang diperlukan untuk menggerakkan pembangunan ekonomi yang berkesinambungan. Titik keseimbangan subsisten Ybb=Ycc Ycg>Ycc

Faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan pendapatan perkapita dari pelaksanaan Upaya Minimum Kritis 1. Skala disekonomis internal ; akibat tidak dapat dibaginya faktor produksi. 2. Skala disekonomis external ; akibat ketergantungan eksternal, hambatan budaya dan kelembagaan di negara berkembang.

AGEN PERTUMBUHAN Pengusaha Investor Penabung Inovator

Kegiatan tersebut membantu pertumbuhan sehingga memunculkan : Kewiraswastaan Peningkatan sumber pengetahuan Pengembangan keterampilan produktif masyarakat Peningkatan laju tabungan dan investasi

Rangsangan Pertumbuhan Menurut Leibenstein, apakah agen pertumbuhan itu berkembang atau tidak akan tergantung pada hasil yang diharapkan dari kegiatan seperti itu dan pada rangsangan untuk pengembangan atau penyusutan selanjutnya yang timbul melalui interaksi antara harapan, kegiatan, dan hasil.

Rangsangan Pertumbuhan 1. RANGSANGAN ZERO-SUM yang tidak meningkatkan pendapatan nasional tetapi hanya bersifat upaya distributif : 1) Kegiatan bukan dagang ; posisi monopolistik, kekuatan politik & prestise sosial 2) Kegiatan dagang, tidak menambah sumber agregat 3) Kegiatan spekulatif, memboroskan sumber kewiraswastaan yang langka 4) Kegiatan tabungan netto ; nilai sosial nibil / lebih rendah dari privatnya. 2. RANGSANGAN POSITIVE-SUM yang menuju pada pengembangan pendapatan nasional.

Kritik terhadap Teori Leibenstein 1. Laju pertumbuhan penduduk berkaitan dengan tingkat kematian. Asumninya laju pertumbuhan penduduk adalah fungsi yang semakin meningkat dari tingkat pendapatan per kapita sampai ke suatu titik, ketika melewati maka fungsinya semakin menurun 2. Penurunan tingkat kelahiran bukan dikarenakan kenaikan pendapatan per kapita. NSB masalah penurunan tingkat kelahiran sebagian besar bersifat sosio-budaya. Apa yang diperlukan adalah perubahan "sikap, pemahaman, pendidikan, lembaga sosial dan bahkan persepsi intelektual tertentu". 3. Mengabaikan usaha pemerintah untuk menurunkan tingkat kelahiran. 4. Tingkat pertumbuhan > daripada 3% tidak menyebabkan lepas landas. 5. Mengabaikan unsur waktu. 6. Hubungan kompleks antara pendapatan perkapita dan laju pertumbuhan. Juga, menurut Myint, hubungan fungsional antara laju pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan pendapatan total lebih kompleks dan tidak sesederhana seperti yang ditunjukkan Leibenstein 7. Dapat diterapkan pada ekonomi tertutup. Teori Leibenstein tidak dapat menjelaskan secara tegas pengaruh modal asing dan kekuatan eksternal lainnya pada tingkat pendapatan, tabungan can investasi di NSB.

Dalam ekonomi terbelakang, ada pengaruh bersifat anti perubahan yang menekan pendapatan perkapita : Kegiatan usaha ZERO-SUM, pembatasan peluang ekonomi Tindakan konservatif para buruh yg terorganisir menentang perubahan Perlawanan thd gagasan dan pengetahuan baru dan daya tarik pengtahuan Kenaikan pengeluaran konsumsi mewah pribadi / publik ; tidak produktif Pertumbuhan penduduk & Angkatan buruh.

Upaya minimum kritis mengatasi pengaruh perekonomian terbelakang agar laju pertumbuhan ekonomi merangsang POSITIVE-SUM menjadi lebih besar dari ZERO-SUM, shg pendapatan perkapita naik, tabungan & investasi naik: 1. Ekspansi agen pertumbuhan 2. Sumbangan masyarakat terhadap per unit modal naik seiring rasio modal output turun. 3. Berkurangnya keefektifan faktor-faktor penghambat pertumbuhan 4. Penciptaan kondisi lingkungan dan sosial ; mobilitas ekonomi dan sosial naik. 5. Peningkatan spesialisasi dan perkembangan sektor sekunder dan tersier.

STRATEGI PEMBANGUNAN SEIMBANG Para ekonom Teori Dorongan Besar-Besaran (BIG PUSH THEORY) Yaitu pembangunan di berbagai jenis industri secara bersamaan (SIMULTANEOUS) sehingga industri tersebut saling menciptakan pasar. Diperlukan keseimbangan antara DEMAND & SUPPLY. TUJUAN UTAMA : menciptakan jenis industri yg berkaitan erat satu dgn yg lain shg setiap industri memperoleh EKSTERNALITAS EKONOMI sbg akibat INDUSTRIALISASI.

lanjutan Tuesday, November 1, 16 Menurut REINSTEIN-RODAN, pembangunan industri besar-besaran menciptakan 3 macam eksternalitas ekonomi, yaitu : 1. Yang diakibatkan oleh perluasan pasar 2. Karena industri yang sama letaknya berdekatan 3. Karena adanya industri lain dalam perekonomian tersebut. SCITOVSKY Eksternalitas : jasa-jasa yg diperoleh dgn cuma-cuma oleh suatu industri dari satu atau beberapa industri.

lanjutan Tuesday, November 1, 16 Strategi pembangunan seimbang bisa diartikan sebagai pembangunan berbagai jenis industri secara berbarengan (simultaneous) sehingga industri tersebut saling menciptakan pasar bagi yang lain. Selain itu, strategi pembangunan seimbang ini dapat juga diartikan sebagai keseimbangan pembangunan di berbagai sektor. Misalnya antara sektor industri dan sektor pertanian, sektor luar negeri dan sektor domestik, dan antara sektor produktif dan sektor prasarana. Singkatnya, teori pembangunan seimbang ini mengharuskan adanya pembangunan yang serentak dan harmonis di berbagai sektor ekonomi sehingga semua sektor tumbuh bersama. Sisi Permintaan & Sisi Penawaran (balance)

lanjutan Sisi penawaran memberikan tekanan pada pembangunan serentak dari semua sektor yang saling berkaitan dan berfungsi meningkatkan penawaran barang. Ini meliputi pembangunan serentak dan harmonis dari barang setengah jadi, bahan baku, sumberdaya energi, pertanian, pengairan, transportasi, dan lainlain serta semua industri yang memproduksi barang konsumen. sisi permintaan berhubungan dengan penyediaan kesempatan kerja yang lebih besar dan penambahan pendapatan agar permintaan barang dan jasa dapat tumbuh. Sisi ini berkaitan dengan industri yang sifatnya saling melengkapi, industri barang konsumen, khususnya produk pertanian can industri manufaktur. Jika semua industri dibangun secara serentak maka jumlah tenaga kerja yang terserap akan sangat besar. Dengan cara ini akan tercipta permintaan barang- barang dari masing-masing industri satu sama lain, dan semua barang akan habis terjual.

Pembangunan seimbang ini biasanya dilaksanakan dengan maksud untuk menjaga agar proses pembangunan tidak menghadapi hambatan-hambatan dalam: 1. memperoleh bahan baku, tenaga ahli, sumberdaya energi (air dan listrik), dan fasilitas- fasilitas untuk mengangkut hasilhasil produksi ke pasar. 2. memperoleh pasar untuk barang-barang yang telah dan yang akan diproduksikan.

Pembangunan seimbang itu dapatlah didefinisikan sebagai usaha pembangunan yang berupaya untuk mengatur program investasi sedemikian rupa sehingga sepanjang proses pembangunan tidak akan timbul hambatan-hambatan yang bersumber dari penawaran maupun permintaan. Pembangunan tak seimbang merupakan keadaan yang berlawanan dengan keadaan pada pembangunan seimbang.

STRATEGI PEMBANGUNAN TAK SEIMBANG ALBERT O. HIRSCHMAN dan PAUL STREETEN pola yang lebih cocok untuk mempercepat pembangunan di NYSB, karena : 1. Secara historis pemb. ekonomi coraknya tidak seimbang 2. Mempertinggi efesiensi penggunaan Sumber daya tersedia 3. Pembangunan tak seimbang menimbulkan KEMACETAN (BETTLENECKS) yaitu gangguan dlm proses pembangunan tetapi akan menjadi pendorong pembangunan selanjutnya.

Pembangunan tak seimbang antara sektor prasarana & sektor produktif Cara pengalokasian sumber daya ada 2 bagian : 1. Cara pilihan pengganti (SUBSTITUTION CHOICES) Menentukan proyek yang harus dilaksanakan 2. Cara pilihan penundaan (POSTPONEMENT CHOICES) Menentukan urutan proyek yang harus didahulukan pelaksanaannya.

HIRSCHMAN Menganalisis alokasi sumber daya sektor prasarana (Social Everhead Capital = SOC) dgn sektor produktif yg menghasilkan brg kebutuhan masy. (Directly Productive Activities = DPA). Ada 3 pendekatan : 1. Pemberdayaan yg seimbang antar kedua sektor 2. Pemberdayaan tidak seimbang dimana sektor prasarana lebih ditekankan. 3. Pemberdayaan tidak seimbang dimana sektor produktif lebih ditekankan

Kegiatan ekonomi mencapai efisien & optimal, jika : 1. Sumber daya dialokasikan DPA & SOC, pd tingkat produksi maksimum 2. Pada tingkat produksi tertentu, jumlah sumber daya digunakan DPA sedangkan SOC jumlahnya menurun.

PEMBANGUNAN TAK SEIMBANG DALAM SEKTOR PRODUKTIF Mekanisme pendorong pembangunan (INDUCEMENT MECHANISM) ada 2 : 1. Pengaruh keterkaitan ke belakang (Backward Linkage Effects) Tingkat rangsangan yang diciptakan pembangunan industri terhadap perkembangan industri yang menyediakan input bagi industri tersebut. 2. Pengaruh keterkaitan ke depan (Forward Linkage Effects) Rangsangan yang diciptakan oleh pembangunan industri terhadap perkembangn industri yang menggunakan produk industri yang pertama sebagian input mereka.

Berdasarkan pada tingkat keterkaitan antar industri, ada 2 golongan : 1. Industri SATELIT (SATELITY INDUSTRY) 1. Lokasi berdekatan dgn industri induk mempertinggi efisiensi 2. Input utama berasal dari produk industri induk 3. Besarnya industri tidak melebihi industri induk. 2. Industri NON SATELIT (NON SATELITY INDUSTRY)

CHENERY & WATANABE Penggolongan industri ada 4 golongan : 1. Industri barang setengah jadi 2. Industri barang jadi 3. Industri barang setengah jadi sektor primer 4. Industri barang jadi sektor primer.

Perencanaan Pembangunan di Indonesia 1. Tata cara pembangunan 1) GBHN, merupakan dokumen yang didalamnya terdapat pola dasar pembangunan nasional, pola umum pembangunan jangka panjang, dan pola umum pembangunan lima tahun. GBHN merupakan pedoman dasar bagi seluruh kebijaksanaan dan kegiatan pemerintah. 2) REPELITA. Setelah pemerintah menyusun rencana Repelita, rancangan tersebut disebarluaskan ke seluruh lapisan masyarakat melalui kelompok organisasi profesi, organisasi sosial, organisasi politik, pemerintah daerah, media massa dan sebagainya. Prosedur ini dimaksudkan agar Repelita itu memasyarakat menampung aspirasi dan pikiran masyarakat luas. 3) APBN, disusun oleh pemerintah yang kemudian disetujui oleh DPR dan disahkan oleh Presiden dalam bentuk undang-undang, sebagai pedoman pelaksanaan program tahunan nasional 2. Rencana Pembangunan Daerah 1) Pola dasar pembangunan daerah 2) Repelita daerah 3) Rencana tahunan dan APBD 3.Lembaga Perencanaan 1) Lembaga Perencanaan Pembangunan di Tingkat Nasional 2) Lembaga Perencanaan Pembangunan di Tingkat Daerah