ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN ANTARA KONTRAKTOR DAN OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. rapat internal mingguan proyek konstruksi dan hal yang dibahas dalam rapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 12 No. 2

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Manager dan Tukang/ Pekerja Proyek yang berkedudukan sebagai perusahaan

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian mengenai analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan pada

ANALISIS FAKTOR PENAWARAN RENDAH PADA PELELANGAN PROYEK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era sekarang ini, keberhasilan suatu negara bisa diukur dari tingkat

FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PEMBANGUNAN PROYEK GEDUNG NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam pembangunan proyekproyek. konstruksi di Yogyakarta, yaitu:

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA

ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya

ANALISA RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA

PENERAPAN ANALISIS KORELASI KANONIK PADA HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH

PENGARUH FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK TERHADAP PENYELESAIAN REPARASI KAPAL DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. Manokwari adalah Ibu Kota Provinsi Papua Barat, Indonesia. Sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. CPM memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dari sisi kontraktor maupun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut

IDENTIFIKASI DAN EVALUASI FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI SOSIAL MANAJER PROYEK

IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN BATAS KOTA BUKIT TINGGI - LUBUK SIKAPING BATAS SUMUT TESIS.

ANALISIS RESIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN DI KOTA MANADO

BAB V PENUTUP. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu sebagai berikut:

PENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA TERHADAP KINERJA PROYEK BANGUNAN TINGGI DI DKI JAKARTA

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pekerjaan proyek konstruksi, waktu (time) adalah salah satu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil analisis data, yaitu sebagai berikut :

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pembangunan nasional, industri jasa konstruksi mempunyai peran

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 1 Agustus 2015

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA KONTRAK SERVIS TONGKANG DI LINGKUNGAN TOTAL E&P INDONESIE

PENILAIAN BIAYA DAMPAK RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN STUDI KASUS DI PT.WIJAYA KARYA DSU-1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PADA PROYEK PEMERINTAHAN DI KOTA KUPANG

PENERAPAN PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PEMBELIAN MATERIAL KONSTRUKSI

PRESENTASI UJIAN TESIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BULELENG

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

PENGARUH MANAJEMEN PROYEK TERHADAP KEBERHASILAN DESAINER INTERIOR DI SURABAYA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

FAKTOR DOMINAN PENENTU PELAKSANAAN PROYEK PLTU SKALA KECIL

PENGARUH MANAJEMEN PROYEK TERHADAP KEBERHASILAN DESAINER INTERIOR DI SURABAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN KUALITAS PELAKSANAAN PROYEK DERMAGA MILIK PEMERINTAH DI SULAWESI UTARA

SHELLY ATMA DEVINTA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI DINAS PU. BINA MARGA KABUPATEN SUMENEP

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB I PENDAHULUAN. McGraw-Hill, Journal of Construction Engineering and Management, Vol. 119, No.4, December, 1993, pg ), hal.

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. dari hari ke hari. Oleh karenanya strategi menentukan harga penawaran menjadi

ANALISIS FAKTOR KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG TERHADAP MUTU, BIAYA DAN WAKTU DI DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA MANADO

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Profil Perusahaan Visi dan Misi PT. Multi Kreasi Investama

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR

Universitas Indonesia. Pengaruh proses perencanaan..., Leonard, FT UI, 2009

ANALISIS PENERAPAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP LANJUTAN GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN 8 LANTAI UNIVERSITAS TANJUNGPURA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data kuesioner yang diberikan kepada 41 responden,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penyelesaian proyek secara umum sebagai berikut : 2. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan metode mean ( ratarata

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian

Analisa Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Pemerintah di Kabupaten Pamekasan

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil analisis yang didapat dari 30 responden maka didapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia

Faktor-faktor yang mempengaruhi.. I Gusti Made Subrata 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KAJIAN FAKTOR KOMUNIKASI SEBAGAI PENUNJANG KINERJA PERUSAHAAN PENYEDIA JASA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang, baik pembangunan dibidang struktur maupun non

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN TABANAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Kunci : identifikasi risiko, matriks probabilitasdampak, respon risiko, severity indeks. I. PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TURNOVER PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA. Ana Rakhmawati Christiono Utomo, ST, MT, Phd ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STRATEGI PENETAPAN HARGA PROYEK OLEH KONTRAKTOR YOGYAKARTA

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data penelitian yang telah diberikan oleh 35 responden,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA PENGARUH CHANGE ORDER TERHADAP BIAYA, WAKTU DAN MUTU PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA OVERRUN BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI MAKASSAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi

Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Kesimpulan. Kepemimpinan merupakan bagian penting dalam manajemen. Para

FAKTOR-FAKTOR KETERLAMBATAN PROYEK JALAN RAYA DI KOTA KUPANG BERDASARKAN PERSEPSI STAKEHOLDER

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kemakmuran suatu negara nampak dari infrastrukturnya.

ANALISA PENGARUH MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KERJA DAN PENCAPAIAN SASARAN PROYEK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KONTRAKTOR TERHADAP WAKTU PELAKSANAAN PADA PEKERJAAN BIDANG KEAIRAN DI KOTA BUKITTINGGI

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN SISWA SMA MELANJUTKAN STUDI S1 DI UNIVERSITAS UDAYANA

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG Sandro Fanggidae, I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang Keahlian Manajemen Proyek Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12 A, Surabaya 60264 Email: andho_vallent@yahoo.com ABSTRAK Pembuatan rencana suatu proyek konstruksi selalu mengacu pada perkiraan yang ada pada saat rencana pembangunan tersebut dibuat, karena itu masalah dapat timbul apabila ada ketidaksesuaian antara rencana yang telah dibuat dengan pelaksanaannya. Masalah keterlambatan yang biasa dihadapi kontraktor di Kotamadya Kupang adalah tender proyek yang belum tepat waktu sehingga sangat mempengaruhi pengerjaan proyek tersebut. Penelitian ini dilakukan pada proyek-proyek Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kota Kupang yang diselesaikan tahun 2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mengidentifikasi faktor-faktor dominan yang mempengaruhi keterlambatan pekerjaan pada proyek-proyek Dinas Pekerjaan Umum Kotamadya Kupang dan menganalisa penyebab terbesar dari faktor dominan keterlambatan proyek. Penelitian dalam tesis ini adalah penelitian eksploratif dengan melakukan pengumpulan data melalui kuesioner. Metode yang digunakan adalah dengan cara sensus karena jumlah populasi yang relatif sedikit maka seluruh populasi dijadikan sampel. Teknik analisa data menggunakan analisa deskriptif serta teknik analisis faktor pada variabel-variabel yang mempengaruhi keterlambatan proyek. Dari hasil penelitian ini didapatkan tiga faktor utama yaitu faktor manajerial kontraktor, faktor uncertainty condition, dan faktor akibat kelemahan pemilik. Dari ketiga faktor tersebut didapatkan enam variabel yang menjadi penyebab keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi di Kotamadya Kupang, yaitu sebagai berikut: (1) kekurangan material, (2) keterlambatan pengiriman material, (3) kejadian huru -hara, (4) differing site condition, (5) ketidakmampuan manajer proyek, dan (6) kesulitan keuangan pada pemilik. Kata kunci: Keterlambatan Proyek, Faktor Dominan, Kotamadya Kupang PENDAHULUAN Kota Kupang sebagai Ibukota Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang juga sebagai barometer NTT tumbuh sebagai pusat pemerintahan, perekonomian, pendidikan dan sektor jasa sehingga menjadi magnet bagi masyarakat dari daerah-daerah wilayah NTT untuk datang mengadu nasib maupun untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu, ketersediaan sarana dan prasarana sosial yang lengkap sangat dibutuhkan karena fungsinya sebagai ibukota wilayah yang menjadi alasan penduduk untuk bertempat tinggal. Salah satu sarana dan prasarana adalah pembangunan infrastruktur jalan raya yang memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung aktifitas ekonomi, sosial, budaya dalam memfasilitasi interaksi dan komunikasi masyarakat di Kota Kupang. Penyediaan infrastruktur, prasarana dan fasilitas umum di Kota Kupang merupakan salah satu bentuk pengadaan barang dan jasa yang ditangani langsung oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Kupang melalui pelelangan umum maupun penunjukan langsung. Namun, dalam B-5-1

tahapan pelaksanaan proyek di Kota Kupang selalu mendapatkan kendala, baik kendala yang sudah diperhitungkan maupun yang diluar perencana. Kendala itu menjadi terhambatnya pekerjaan proyek konstruksi, sehingga pekerjaan tersebut tidak berlangsung sesuai dengan rencana. Pembuatan rencana suatu proyek konstruksi selalu mengacu pada perkiraan yang ada pada saat rencana pembangunan tersebut dibuat, karena itu masalah dapat timbul apabila ada ketidaksesuaian antara rencana yang telah dibuat dengan pelaksanaannya. Sehingga dampak yang sering terjadi adalah keterlambatan waktu pelaksanaan proyek yang dapat juga disertai dengan meningkatnya biaya pelaksanaan proyek tersebut. Keterlambatan tersebut sangat merugikan pihak-pihak terkait, kontraktor maupun pemilik proyek itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mengidentifikasi faktor-faktor dominan serta menganalisa penyebab keterlambatan terbesar dari faktor dominan pada proyek-proyek Dinas Pekerjaan Umum Kotamadya Kupang. Data dalam penelitian ini didapatkan dari proyek-proyek Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kota Kupang pada tahun 2009 yang berjumlah 48 proyek jalan. METODE Urutan langkah-langkah yang dibuat secara sistematis dan logis dapat dijadikan pedoman yang jelas dan mudah untuk menyelesaikan masalah. Urutan langkah-langkah penelitian ini digambarkan pada diagram alir berikut. MULAI PERUMUSAN MASALAH TINJAUAN PUSTAKA PENENTUAN MODEL DAN VARIABEL PENELITIAN PENYUSUNAN KUESIONER PENYEBARAN KUESIONER ANALISA PENGOLAHAN DATA Analisa Deskriptif Analisa Faktor HASIL DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN SELESAI Gambar 1. Metodologi Penelitian B-5-2

Pengumpulan Data Pengumpulan data terkait dengan keterlambatan proyek di Kotamadya Kupang melalui survei di lapangan, dengan mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan alat bantu berupa kuesioner untuk mengumpulkan data primer. Responden dari survei ini adalah orang-orang yang mempunyai posisi penting dalam suatu perusahaan, yaitu direktur dan manajer proyek. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada prinsipnya analisis faktor digunakan untuk mereduksi data, yaitu proses meringkas sejumlah variabel menjadi beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Analisa faktor pada penelitian ini mereduksi 39 variabel penyebab keterlambatan pada proyek konstruksi jalan di Kotamadya kupang untuk dijadikan beberapa variabel yang lebih ringkas, dan sekumpulan variabel baru tersebut selanjutnya disebut faktor, dimana faktor yang terbentuk tetap mencerminkan variabel aslinya. Beberapa tahap dalam analisa faktor, diantaranya uji kecukupan data, menguji kelayakan variabel, dan pembentukan faktor baru. Tabel 1. KMO dan Uji Bartlett s (Uji Kecukupan Data) Pengujian Ukuran Kecukupan Sampel KMO Uji Bartlett s Kuadrat Signifikansi Khi- Nilai 0,618 2707,127 0,000 Dari hasil pengujian diperoleh nilai KMO sebesar 0,618 dan signifikansi pada uji Bartlett s adalah sebesar 0,000. Dengan hasil tersebut menunjukan bahwa sampel yang ada sudah mencukupi untuk dilakukan analisis faktor. Pada tahap awal analisis faktor terdapat 3 variabel yang mempunyai nilai MSA kurang dari 0,5 yaitu variabel X1 (campur tangan pemilik yang tidak perlu), X4 (ketidakmampuan manajer proyek), dan X14 (ketidakstabilan moneter). Dari ketiga variabel tersebut, variabel X14 mempunyai nilai MSA terendah yaitu 0,474. Setelah dilakukan pertimbangan analisis, diputuskan bahwa dalam analisis selanjutnya variabel X14 dibuang. Selanjutnya dilakukan proses yang sama dan berikutnya diperoleh nilai MSA terendah dibawah 0,5 adalah variabel X9 (kesalahan dalam kontrak) yaitu sebesar 0,462. Hingga setelah membuang ketiga variabel tersebut seluruh variabel mempunyai nilai MSA lebih dari 0,5 dan pada tahap akhir diperoleh variabel-variabel yang layak dimasukan dalam analisis selanjutnya seperti terlihat pada Tabel 2 berikut ini. B-5-3

Tabel 2. Hasil Pemilihan Variabel berdasarkan Nilai MSA Variabel Nilai MSA Variabel Nilai MSA X 1 0.667 X 22 0.774 X 2 0.598 X 23 0.834 X 3 0.728 X 24 0.777 X 4 0.639 X 25 0.644 X 5 0.655 X 26 0.74 X 6 0.708 X 27 0.742 X 7 0.594 X 28 0.69 X 8 0.752 X 29 0.814 X 10 0.742 X 30 0.779 X 12 0.624 X 31 0.735 X 13 0.588 X 32 0.76 X 15 0.766 X 33 0.646 X 16 0.752 X 34 0.736 X 17 0.615 X 35 0.914 X 18 0.791 X 36 0.754 X 19 0.783 X 37 0.803 X 20 0.815 X 38 0.768 X 21 0.866 X 39 0.683 Komunalitas pada dasarnya adalah jumlah keragaman dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. Dari Tabel 3 dibawah ini diketahui bahwa variabel X1 (campur tangan pemerintah yang tidak perlu) mempunyai nilai ekstraksi sebesar 0,749, hal ini berarti 74,9% keragaman dari variabel X1 dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Kemudian untuk variabel X2 (ketidakmampuan pemilik dalam berkoordinasi dengan pihak terkait) sebesar 78,6% keragaman dari variabel ini dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Semakin besar komunalitas sebuah variabel, berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk, sebaliknya semakin kecil komunalitas sebuah variabel maka hubungannya dengan faktor yang terbentuk akan semakin lemah. Tabel 3. Matriks Komunalitas Variabel Nilai MSA Variabel Nilai MSA X 1 0.749 X 22 0.739 X 2 0.786 X 23 0.814 X 3 0.748 X 24 0.85 X 4 0.822 X 25 0.706 X 5 0.689 X 26 0.713 X 6 0.781 X 27 0.824 X 7 0.743 X 28 0.778 X 8 0.719 X 29 0.832 X 10 0.673 X 30 0.805 X 12 0.776 X 31 0.829 X 13 0.776 X 32 0.733 X 15 0.663 X 33 0.805 X 16 0.81 X 34 0.781 X 17 0.692 X 35 0.776 X 18 0.826 X 36 0.759 X 19 0.753 X 37 0.813 X 20 0.745 X 38 0.659 X 21 0.854 X 39 0.673 B-5-4

Total keragaman seperti di tampilkan pada Tabel 4 dibawah ini menunjukan jumlah faktor yang dibentuk melalui hasil analisa faktor, dimana ketentuan yang digunakan adalah faktor yang memiliki nilai eigen lebih dari 1. Sehingga dari hasil analisis diketahui bahwa terdapat 3 faktor yang terbentuk sebagai penyebab keterlambatan pada proyek konstruksi jalan di Kotamadya Kupang. Setelah diketahui bahwa 3 faktor adalah jumlah yang paling optimal dengan total keragaman yang dapat dijelaskan oleh ketiga faktor tersebut cukup tinggi yaitu 74,89%, maka dilakukan pendistribusian variabel asal ke dalam faktor yang terbentuk dengan melihat besar korelasi yang terbentuk (faktor loading) yang diperoleh. Tabel 4. Total Keragaman Yang Dapat Dijelaskan Komponen Nilai Eigen Total % Keragaman % Keragaman Kumulatif 1 13,400 55,832 55,832 2 3,418 14,241 70,072 3 1,158 4,823 74,896 Dari hasil pengelompokan variabel tersebut berdasarkan faktornya adalah sebagai berikut: 1. Faktor 1, terdiri dari variabel X21, X22, X23, X24, X26, X27, X28, X29, X30, X31, X32, X33, X34, X35, X36, X37, X38 dan X39 dengan keragaman yang dapat dijelaskan sebesar 55,83%. Secara berurutan variabel-variabel tersebut adalah kekurangan tenaga kerja, perilaku para pengawas, keterlambatan pengiriman material, kekurangan material, kualitas material, jumlah material yang dikirim tidak tepat, perawatan peralatan yang kurang, kesalahan penempatan peralatan, peralatan tidak sesuai, keterlambatan pengiriman peralatan, kesulitan keuangan pada kontraktor, kesalahan estimasi biaya, metode konstruksi tidak tepat, kurangnya pengalaman kontraktor, site management yang buruk, kurangnya komunikasi dan koordinasi antar pihak yang terlibat dalam proyek dan kurangnya pengawasan terhadap subkontraktor dan supplier. Selanjutnya 18 variabel yang tergabung dalam faktor 1 ini tersebut disebut faktor manajerial kontraktor. 2. Faktor 2, terdiri dari variabel X10, X12, X16 dan X17, dengan keragaman yang dapat dijelaskan sebesar 14,24%. Ketiga variabel tersebut adalah keadaan cuaca, huru-hara, differing site condition dan lack of access. Selanjutnya faktor 2 ini disebut faktor yang tidak dapat diprediksi sebelumnya (uncertainty condition). 3. Faktor 3, terdiri dari variabel X4 dan X6 dengan keragaman yang dapat dijelaskan sebesar 4,82%. Kedua variabel yang membentuk faktor 3 ini adalah ketidakmampuan manajer proyek dan kesulitan keuangan pada pemilik. Selanjutnya faktor 3 ini disebut sebagai faktor kelemahan pemilik. B-5-5

KESIMPULAN DAN SARAN Tabel 5. Pembentukan Faktor Factor Loading Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3 X 6.748 X 10.791 X 12.807 X 16.869 X 17.729 X 21.875 X 22.829 X 23.900 X 24.921 X 26.826 X 27.894 X 28.857 X 29.840 X 30.833 X 31.842 X 32.824 X 33.840 X 34.824 X 35.890 X 36.860 X 37.898 X 38.797 X 39.733 X 4.869 Kesimpulan yang dapat diambil terkait penelitian ini adalah: 1. Faktor pertama yang berkontribusi paling besar terhadap keterlambatan proyek konstruksi di Kotamadya Kupang adalah faktor manajerial kontraktor sebesar 55,85%, dimana variabel yang menonjol dan mempunyai korelasi cukup tinggi dalam membentuk faktor ini adalah variabel kekurangan material (X24) yang memiliki factor loading sebesar 0,921. Faktor kedua yaitu keterlambatan akibat dari keadaan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya ( uncertainty condition), dimana 14,24% keterlambatan proyek konstruksi disebabkan oleh faktor ini. Adapun variabel yang cukup menonjol sebagai pembentuk utama faktor ini dengan nilai factor loading yang cukup tinggi adalah variabel kejadian huru-hara (X12) yang memiliki factor loading sebesar 0,807. Faktor ketiga yang menjadi faktor penyebab keterlambatan adalah faktor kelemahan pemilik dimana sebesar 4,82% keterlambatan proyek konstruksi disebabkan oleh faktor ini. Variabel utama yang cukup menonjol membentuk faktor ini adalah ketidakmampuan manajer proyek (X4) yang mempunyai factor loading sebesar 0,869. 2. Faktor dominan terbesar yang berkontribusi dari faktor manajerial kontraktor adalah: kekurangan material (X24) dan keterlambatan pengiriman material (X23). Faktor dominan terbesar yang berkontribusi dari faktor uncertainty condition adalah: kejadian huru-hara (X12) dan differing site condition (X16). B-5-6

Faktor dominan terbesar yang berkontribusi dari faktor kelemahan pemilik adalah: ketidakmampuan manajer proyek (X4) dan kesulitan keuangan pada pemilik (X6). Dari hasil penelitian ini, ada beberapa hal yang disarankan yaitu: 1. Penelitian berikutnya disarankan untuk memperbanyak jumlah responden sehingga hasil yang diperoleh lebih mendekati kondisi yang sesungguhnya. 2. Penelitian berikutnya diharapkan melakukan penelitian tidak hanya di satu daerah tetapi dibeberapa daerah, sehingga bisa diketahui hubungan antar daerah tesebut. 3. Kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian berikut hendaknya disesuaikan dengan variabel yang digunakan, jika memungkinkan ditentukan indikator dari masing-masing variabel tersebut. 4. Penelitian berikutnya disarankan untuk melakukan survei pendahuluan untuk menentukan variabel-variabel yang lebih spesifik tentang keterlambatan proyek konstruksi. Dengan variabel yang lebih spesifik maka diharapkan akan mengurangi variabel yang tereduksi pada proses analisis. 5. Penelitian selanjutnya disarankan agar mencari korelasi antara penyebab dan besarnya keterlambatan. DAFTAR PUSTAKA Anshori, M. dan Iswati, S. (2002). Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif. Universitas Airlangga. Assaf, et al. (1995). Causes of Delay in Large Building Construction Project. Austen, A.D dan Neale, R.H. (1994). Manajemen Proyek Konstruksi Pedoman,Proses dan Prosedur, PPM dan PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Hair, Joseph. F. (2010). Multivariate Data Analysis Seventh Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc. Jervis, B. (1998). Construction Project Schedulling. Mc Graw Hill, New York. Levis dan Atherley. (1996). Delay Construction. Langford. Malhotra, Naresh. K. (1997). Marketing Research: An Applied Orientation. Second Edition. Prentice-Hall International, Inc., New Jersey. Obrien, J. (1996). CPM in Contruction Management. Cahner Books Internasional, Boston. Proboyo, B. (1999). Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek: Klasifikasi Dan Peringkat Dari Penyebab - Penyebabnya. Soeharto, I. (1997). Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional, Erlangga, Jakarta. B-5-7