BAB IV ANALISIS DATA. Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan. Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROI (%)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa :

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan mengenai balanced scorecard. menunjukkan bahwasannya ada penurunan kinerja dari berbagai perspektif

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Penelitian Terdahulu dilakukan oleh Vera Febrina Chirsti (2012). yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiono (2008 : 2) memaparkan bahwa secara umum metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi paling

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah

Lampiran 1. Kepala Cabang, Supervisor dan Karyawan

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Fitri Rezeki Amalia 1

BAB I PENDAHULUAN. Kompas.com harga saham Garuda pada saat Initial Public Offering (IPO), hargas

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15

ANALISIS BALANCED SCORECARED DALAM MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk : HERU HERMAWAN :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pengkajian kinerja keuangan PDAM Kabupaten Kudus, yang meliputi 4

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA SCANDINAVIAN COFFEE SHOP)

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan

Wicak Lingga Bahara Muhammad Saifi Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KINERJA PT. PLN (PERSERO) AREA BALI UTARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fandi Wijaya Raden Rustam Hidayat Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian


RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB V PENUTUP. 1. Penilaian kinerja dengan menggunakan perspektif finansial yaitu

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI. sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Fahmi (2012)

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K YAT

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang telah go public pasti memiliki informasi yang dibutuhkan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

RESEARCH REPORT: PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN MULTIFINANCE. by INFOVESTA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi bagi hasil di Restoran Sederhana Surabaya menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam upaya peningkatan kemampuan daya saing perusahaan.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT BUMI JASA UTAMA DI MAKASSAR AMRIL ARIFIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada CV. Duta Sarana Edutainment (DSE) )

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

Analisis Rasio Keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan

BAB 5 PENUTUP. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA A. Pengukuran Kinerja PT Nindya Karya (Persero) Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap sebagai fokus utama pengendalian manajemen tradisional, sebab pengendalian tersebut terlalu sempit dan memfokuskan diri pada ukuran ukuran keuangan. Dalam pola persaingan yang semakin kompetitif, manager memerlukan umpan balik yang lebih cepat dibanding sekedar informasi keuangan saja. Pada awal masa kemunculannya, Balanced Scorecard digunakan sebagai sarana untuk mengukur kinerja bisnis. Bermula dari suatu kesimpulan bahwa tolok ukur keuangan yang digunakan selama ini menyebabkan manajemen melakukan kekeliruan akibat bias informasi yang diberikan, maka menyebabkan organisasi tidak dapat merencanakan masa depannya. Oleh karena itu Balanced Scorecard beralih menjadi suatu pengukuran kinerja perusahaan. Pendekatan Balanced Scorecard tetap mempertahankan tolok ukur kinerja keuangan dan melengkapinya dengan tolok ukur non keuangan. Tolok ukur non keuangan masing- masing mempunyai tiga perspektif penting yaitu Perspektif Pelanggan, Persepektif Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan sehingga kinerja keuangan dapat tercapai baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 33

34 Sebelum melakukan pengukuran kinerja, terlebih dahulu perusahaan harus menentukan bobot pada masing masing perspektif Balanced Scorecard, sasaran strategis dan ukuran strategisnya. Pembobotan dilakukan agar pengukuran kinerja memberikan indikasi yang lebih terperinci dan terkait langsung dengan kepentingan organisasi. Semakin penting sasaran, maka semakin tinggi pula bobot yang diberikan. Total bobot keseluruhan adalah 100%. Besar nilai pembobotan akan mempengaruhi skor akhir pengukuran kinerja sebab hasil pembobotan akan dikalikan dengan pencapaian kinerja pada periode berjalan. Penilaian terhadap pada PT Nindya Karya (Persero) berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP - 100/MBU/2002 pada Perspektif Keuangan masih mendapatkan prioritas utama yakni sebesar 70% sedangakan Perspektif Pelanggan 10%, Perspektif Proses Bisnis Internal 10% dan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan 10%. Berikut disajikan dalam tabel mengenai penilaian bobot masing-masing sasaran dan ukuran strategis di PT Nindya Karya (Persero) adalah sebagai berikut :

35 Tabel 4.1 Sasaran dan Ukuran Strategis PT Nindya Karya (Persero) No Sasaran Strategis Bobot Ukuran Hasil Bobot A Keuangan (70%) 1 Ratio Keuangan 70 ROE 20 ROI 15 Cash Ratio 5 Current Ratio 5 Collection Period 5 Perputaran Asset 5 Perputaran Persediaan 5 Rasio Modal sendiri terhadap total aktiva 10 B Pelanggan (10%) 1 Peningkatan Pelayanan 10 Komplain yang rendah 5 Terhadap Klien Kepuasan Pelanggan 5 C Proses Bisnis Internal (10%) 10 1 Inovasi 6 Inovasi Pengerjaan 2 Inovasi Pemasaran 2 Inovasi Manajemen 2 2 Proses Operasi 2 Pelaksanaan konstruksi yang terintegrasi 2 3 Layanan Purna Jual 2 Garansi pemeliharaan konstruksi 2 D Pembelajaran dan Pertumbuhan (10%) 10 1 Peningkatan kompetensi karyawan 4 Pelatihan untuk karyawan 4 2 Peningkatan kepuasan karyawan 54 Tingkat pengunduran diri karyawan 4 3 Penambahan karyawan baru 2 Karyawan baru yang masuk 2 TOTAL 100 100 Balanced Scorecard memberikan kerangka untuk menjelaskan dan mengkomunikasikan strategi dengan cara yang konsisten dan komprehensif. Balanced Scorecard memandang strategi yang digunakan untuk sasaran yang dapat menciptakan nilai dari empat perspektif ketika dilakukan pengukuran kinerja.

36 B. Pengukuran Kinerja Perspektif Keuangan (Financial) Dalam Perspektif Keuangan harus dapat menggambarkan hasil-hasil pilihan strategis yang dibuat dalam perspektif lainnya yang secara bersamaan juga menyusun beberapa perencanaan jangka panjang. Terutama dalam hal keuntungan dan upaya balik modal. Berikut adalah gambaran umum pengukuran kinerja keuangan PT Nindya Karya (Persero) : Tabel 4.2 Pengukuran Perspektif Keuangan URAIAN INDIKATOR KEUANGAN TAHUN 2009 TAHUN 2008 TAHUN 2007 REALISASI TARGET 2009 REALISASI TARGET 2008 REALISASI TARGET 2007 BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR 1 Return On Equity (ROE) 12.12% 16 15.00% 20 11.52% 16 15.00% 20 9.78% 14 15.00% 20 2 Return On Investment (ROI) 12.87% 9 18.00% 15 9.12% 7.5 18.00% 15 8.62% 7.5 18.00% 15 3 Cash Ratio 16.57% 3 35.00% 5 11.21% 2 35.00% 5 10.46% 2 35.00% 5 4 Current Ratio (Likuiditas) 110.12% 4 125.00% 5 112.22% 4 125.00% 5 110.44% 4 125.00% 5 5 Collection Periods (hari) 23 4 60 5 30 5 60 5 45 5 60 5 6 Perputaran Persediaan (hari) 1 5 60 5 1 5 60 5 1 5 60 5 7 Perputaran Asset 95.37% 4 120.00% 5 90.38% 4 120.00% 5 98.65% 4 120.00% 5 8 Rasio Modal Sendiri 5.07% 4 30.00% 10 8.53% 4 30.00% 10 8.26% 4 30.00% 10 TOTAL 49 70 47.5 70 45.5 70

37 Berdasarkan data diatas penjabaran analisis kinerja manajemen pada PT Nindya Karya (Persero) dengan menggunakan indikator ukuran kinerja adalah sebagai berikut : 1. ROE (Return On Equity) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari investasi pemilik modal dan dihitung berdasarkan pembagian antara profit bersih (keuntungan netto sesudah pajak). Tabel 4.3 Kriteria Penilaian ROE ROE (%) SKOR 15 < ROE 20 13 < ROE 15 18 11 < ROE 13 16 9 < ROE 11 14 7.9 < ROE 9 12 6.6 < ROE 7.9 10 5.3 < ROE 6.6 8.5 4 < ROE 5.3 7 2.5 < ROE 4 5.5 1 < ROE 2.5 4 0 < ROE 1 2 ROE < 0 0 Rumus : ROE = Laba setelah pajak Modal sendiri ROE pada tahun 2009 pada PT Nindya Karya (Persero) adalah 12.12 % sedangkan yang ditargetkan adalah 15% hal ini disebabkan oleh tidak tercapainya laba bersih yang di targetkan oleh perusahaan karena terdapat

38 kenaikan harga material sebagai salah satu item dalam produksi yang mempengaruhi secara signifikan terhadap pencapaian laba perusahaan. Dalam mengatasi masalah ini perusahaan mengambil langkah yaitu lebih meningkatkan lagi penjualannya dengan tetap menjaga keseimbangan antara prisnsip kehati- hatian dengan pengembangan bisnis yang agresif dan melakukan efisiensi biaya dengan mengevaluasi semua biaya operasional dengan tetap memperhatikan tingkat optimalisasi dari biaya produksi. 2. ROI (Return On Invesment) adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahan. Tabel 4.4 Kriteria Penilaian ROI ROI (%) SKOR 18 < ROI 15 15 < ROI 18 13.5 13 < ROI 15 12 12 < ROI 13 10.5 10.5 < ROI 12 9 9 < ROI 10.5 7.5 7 < ROI 9 6 5 < ROI 7 5 3 < ROI 5 4 1 < ROI 3 3 0 < ROI 1 2 ROI < 0 1 Rumus : ROI = EBIT + Penyusutan Total Asset

39 Nilai ROI PT Nindya Karya pada tahun 2009 adalah 12.87 % dan hal ini disebabkan karena penjualan pada tahun 2009 belum mencapai target yang telah ditetapkan. Langkah yang diambil oleh perusahaan adalah meningkatkan margin laba dengan efisiensi biaya khususnya biaya- biaya langsung proyek agar tidak terjadi pemborosan sumber daya dalam produksi. 3. Cash Rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan di bank. Tabel 4.5 Kriteria Penilaian Cash Ratio CASH RATIO (%) SKOR CR 35 5 25 < CR 35 4 15 < CR 25 3 10 < CR 15 2 5 < CR 10 1 0 < CR 5 0 Rumus : Cash Rasio = Kas + Bank + Surat Berharga Jangka Pendek Current Liabilities Cash Rasio PT Nindya Karya (Persero) pada tahun 2009 adalah sebesar 16.57 % sedangkan target yang ditetapkan adalah 35%, hal ini disebabkan oleh masih tingginya piutang atau termyn dari proyek proyek yang belum cair.

40 Dengan demikian perusahaan harus lebih baik lagi dalam mengelola piutangnya dan menggunakan prinsip kehati- hatian dalam mengerjakan proyek- proyek swasta atau proyek non pemerintah karena potensi untuk piutang tak tertagih lebih besar. 4. Current Rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, Tabel 4.6 Kriteria Penilaian Current Ratio CURRENT RATIO (%) SKOR 125 Current Ratio 5 110 < Current Ratio 125 4 100 < Current Ratio 110 3 95 < Current Ratio 100 2 90 < Current Ratio 95 1 Current Ratio < 90 0 Rumus: Current Rasio = Aktiva Lancar Kewajiban Lancar Untuk Current Rasio PT Nindya Karya (Persero) memiliki persentase 110.12%,persentase ini masih belum dapat mencapai target dan hal ini disebabkan oleh turunnya sales dan masih tingginya piutang atau termyn yang belum cair. Secara umum proyek- proyek yang dikerjakan telah memiliki anggaran biaya yang telah ditetapkan dan sumber dana yang akan

41 digunakan, serta proyek juga memiliki time schedule yang telah direncanakan, sehingga apabila termyn atau pembayaran atas progress pekerjaan tersendat maka PT Nindya Karya (Persero) mengambil langkah untuk mengambil kredit jangka pendek untuk bisa tetap menjalankan produksinya yang berdampak pada penambahan kewajiban lancar. Dalam hal ini PT Nindya Karya (Persero) haruslah lebih cermat dalam menentukan pasar agar piutang dapat ditagih untuk proses produksi yang berkelanjutan. 5. Collection Periods atau Perputaran Piutang : Tabel 4.7 Kriteria Penilaian Collection Period Collection Period (CP) SKOR CP 60 5 60 < CP 90 4.5 90 < CP 120 4 120 < CP 150 3.5 150 < CP 180 3 180 < CP 210 2.4 210 < CP 240 1.8 240 < CP 270 1.2 270 < CP 300 0.6 300 < CP 0 Rumus : Perputaran Piutang = Total Piutang Usaha Total Pendapatan Usaha

42 Perputaran piutang PT Nindya Karya (Persero) pada tahun 2009 perputaran sudah dapat mencapai apa yang ditargetkan, namun untuk piutang proyek lama perlu adanya manajemen pengelolaan piutang yang lebih baik. 6. Untuk perputaran persediaan merupakan komponen utama dari barang yang di jual, oleh karena itu semakin tinggi persediaan berputar semakin efektif perusahaan dalam mengelola persediaan. Tabel 4.8 Kriteria Penilaian Perputaran Persediaan Perputaran Persediaan (PP) SKOR PP 60 5 60 < PP 90 4.5 90 < PP 120 4 120 < PP 150 3.5 150 < PP 180 3 180 < PP 210 2.4 210 < PP 240 1.8 240 < PP 270 1.2 270 < PP 300 0.6 300 < PP 0 Rumus : Perputaran Persediaan = Total Persediaan Total Pendapatan Usaha Dapat kita lihat pada tahun 2009 PT Nindya Karya (Persero) mencapai target pada rasio perputaran persediaan.

43 7. Rasio Perputaran Asset adalah Rasio yang mengukur efisiensi aset perusahaan dalam menciptakan penjualan, nilai rasio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan telah bekerja secara produktif Tabel 4.9 Kriteria Penilaian Perputaran Total Asset (TATO) PERPUTARAN TOTAL ASSET SKOR 120 TATO 5 105 < TATO 120 4.5 90 < TATO 105 4 75 < TATO 90 3.5 60 < TATO 75 3 40 < TATO 60 2.5 20 < TATO 40 2 TATO 20 1.5 Rumus : Perputaran Asset = Total Pendapatan Total Asset Di tahun 2009 perputaran asset PT Nindya Karya (Persero) adalah 95.37% sehingga masih belum mencapai target yang ditetapkan meskipun deviasinya masih kecil. Langkah yang diambil oleh perusahaan adalah meningkatkan penjualan dan efisiensi biaya produksi. 8. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset adalah Rasio yang menunjukkan pentingnya sumber modal pinjaman dan tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.

44 Rasio ini disebut juga proprietory ratio yang menunjukkan tingkat solvabilitas perusahaan dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat direalisir sesuai dengan yang dilaporkan dalam neraca. Tabel 4.10 Kriteria Penilaian Rasio Modal Sendiri Terhadap Asset (TMS Terhadap TA) TMS Terhadap TA SKOR TMS Terhadap TA < 0 0 0 TMS Terhadap TA < 10 4 10 TMS Terhadap TA < 20 6 20 TMS Terhadap TA < 30 7.25 30 TMS Terhadap TA < 40 10 40 TMS Terhadap TA < 50 9 50 TMS Terhadap TA < 60 8.5 60 TMS Terhadap TA < 70 8 70 TMS Terhadap TA < 80 7.5 80 TMS Terhadap TA < 90 7 90 TMS Terhadap TA < 100 6.5 Rumus : Total Modal Sendiri = Total Modal Sendiri Total Asset Pada tahun 2009 PT Nindya Karya (Persero) rasio Modal Sendiri Terhadap Asset ditetapkan sebesar 5.07%. Dengan pencapaian penjualan sesuai target dan laba bersih yang diharapkan dapat dicapai maka peningkatan Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Asset dapat terwujud.

45 C. Pengukuran Kinerja Perspektif Pelanggan (Customer) Proyek-proyek yang dikerjakan oleh PT Nindya Karya (Persero) adalah Proyek proyek Pemerintah dan Proyek Swasta, Perspektif pelanggan ini mempunyai bobot 10% dengan ukuran strategis yaitu kepuasan pelanggan dan keluhan pelanggan. PT Nindya Karya (Persero) terdapat 15% keluhan atau komplain yang masuk dari target yang ditetapkan adalah 0% yang telah ditetapkan artinya skor yang diperoleh dalam sasaran ini adalah 85%, sedangkan pada kepuasan pelanggan mencapai 85 % dari target yang telah ditetapkan. Penilaian terhadap perspektif pelanggan PT Nindya Karya (Persero) mengukur penilain kinerja dengan jumlah komplain atau keluhan yang ada pada proyek proyek dengan membandingkan dengan item-item proyek yang dikerjakan. Dengan demikian dapat dicontohkan kriteria penilainnya adalah sebagai berikut : Tabel 4.11 Contoh Penilaian Komplain Pelanggan NO Nama Proyek Jumlah Item Pekerjaan Jumlah Komplain 1 Proyek A 30 5 2 Proyek B 20 2 3 Proyek C 10 2 4 Proyek D 10 1 5 Proyek E 10 1 Jumlah Persentase Keluhan : 13% Persentase Kepuasan : 87% Sumber : PT Nindya Karya (Perero) 80 11

46 Tabel 4.12 Kriteria Penilaian Komplain Pelanggan Komplain (%) SKOR Komplain 50 0 40 Komplain < 50 1 30 Komplain < 40 2 20 Komplain < 30 3 10 Komplain < 20 4 0 Komplain < 10 5 Tabel 4.13 Kriteria Penilaian Kepuasan Pelanggan Kepuasan (%) SKOR 90 Kepuasan < 100 5 80 Kepuasan < 90 4 70 Kepuasan < 80 3 60 Kepuasan < 70 2 50 Kepuasan < 60 1 Kepuasan < 50 0 Tabel 4.14 Pengukuran Perspektif Pelanggan TAHUN 2009 TAHUN 2008 TAHUN 2007 NO URAIAN REALISASI TARGET 2009 REALISASI TARGET 2008 REALISASI TARGET 2007 BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR 1 Komplain yang rendah 15% 4 0% 5 13% 4 0% 5 20% 3 0% 5 2 Kepuasan Pelanggan 85% 4 100% 5 87% 4 100% 5 80% 4 100% 5 Perusahaan terus berusaha untuk mengembangkan kekuatan secara struktural dengan menanamkan pondasi untuk pertumbuhan yang lebih agresif memakai strategi-

47 strategi yang lebih tepat guna memacu peningkatan pertumbuhan. Sebagaimana komitmen perusahaan untuk lebih fokus kepada pelanggan, maka PT. Nindya Karya (Persero) menjaga kualitas pekerjaan dari segi biaya, mutu dan waktu dengan peningkatan implementasi ISO 9001:2008, maupun SMK3/OHSAS 18001:2007 serta SML ( Sistem Manajemen Lingkungan ) ISO 14001:2004. dengan implementasinya (Penjelasan perhitungan perspektif pelanggan pada lampiran). D. Pengukuran Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal Sasaran yang ingin diwujudkan pada perspektif ini adalah Inovasi, Proses Operasi, dan Layanan Purna Jual, pada pengukuran kinerja didalam Balanced Scorecard ditentukan dari satu rantai proses yang lengkap, dimulai dari proses inovasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi keinginan pelanggan. Setelah itu ditindaklanjuti dengan melakukan proses operasi yaitu mendistribusikan produk kepada pelanggan dan terakhir menyediakan jasa layanan purna jual untuk menambah nilai kepada pelanggan. Berikut adalah kriteria penilaian beberapa indicator dalam perspektif bisnis internal : Tabel 4.15 Kriteria Penilaian Inovasi Pengerjaan Inovasi Pengerjaan SKOR 5 2 3 IP< 5 1.5 1 IP< 3 1

48 Tabel 4.16 Kriteria Penilaian Inovasi Pemasaran (Produk Baru) Inovasi Produk Baru SKOR 10 2 5 IP< 10 1.5 1 IP< 5 1 Tabel 4.17 Kriteria Penilaian Intregasi Pekerjaan Integrasi Pekerjaan (%) SKOR 85 2 70 Integrasi < 85 1.5 55 Integrasi < 70 1 Tabel 4.18 Kriteria Penilaian Pemeliharaan Pemeliharaan (%) SKOR 85 2 60 Pemeliharaan < 85 1.5 40 Pemeliharaan < 60 1 Dalam analisis Perspektif Proses Bisnis Internal perlu dilakukan identifikasi proses bisnis internal yang diunggulkan PT Nindya Karya (Persero) sebagai berikut :

49 Tabel 4.19 Pengukuran Perspektif Proses Bisnis Internal TAHUN 2009 TAHUN 2008 TAHUN 2007 NO URAIAN REALISASI TARGET 2009 REALISASI TARGET 2008 REALISASI TARGET 2007 BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR 1 Inovasi Pengerjaan 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 Inovasi Pemasaran 1 1 2 2 1 2 1 2-0 1 2 3 Inovasi Manajemen 1 2 1 2 1 2 1 2-0 1 2 4 Pelaksanaan konstruksi 80% 1.5 100% 2 83% 1.5 100% 2 75% 1.5 100% 2 yang Terintregrasi 5 Garansi Pemeliharaan 85% 2 100% 2 81% 1.5 100% 2 80% 1.5 100% 2 1. Proses Inovasi PT Nindya Karya (Persero) dalam menjalankan strategi bisnisnya antara lain sebagai Perusahaan Jasa Konstruksi menawarkan rangkaian jasa konstruksi sesuai dengan kebutuhan spesifik para pelanggannya baik untuk proyekproyek pemerintah maupun pihak swasta. Dalam Pelaksanaan usaha di bidang pelaksanaan pekerjaan konstruksi, perencanaan dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa, pekerjaan terintegrasi (engineering, procurement dan construction/epc), rancang bangun, building management, industri pabrikasi, agro industri, ekspor impor, perdagangan umum, jasa penyewaan, jasa keagenan, pengelolaan kawasan, sistem development, teknologi informasi, pengembang serta kepariwisataan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, serta

50 mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan Proses inovasi dalam perusahaan memang terus menerus diperbaiki dan ditingkatkan untuk mencegah terjadinya proses declining atas jasa yang dihasilkan. Berikut adalah Beberapa Inovasi yang terus akan dikembangkan oleh PT Nindya Karya (Persero) : a. Inovasi proses atau pengerjaan Inovasi ini berkaitan dengan metode konstruksi yang digunakan, termasuk di dalamnya berbagai penghitungan ekonomis sebuah proyek. Pada ukuran strategis ini PT Nindya Karya ( Persero) menetapkan target sebesar 2 produk namun dalam pelaksanaan hanya mencapai 1 produk baru dalam sasaran ini. Dengan demikian PT Nindya Karya ( Persero) harus lebih bisa berinovasi dalam proses atau pengerjaan suatu proyek dengan tetap memperhatikan aspek keekonomian dengan cara menjalin kerja sama yang sinergis dengan menggandeng Quantity Surveyor (QS) yang benar-benar handal dan teruji maupun tenaga ahli bidang konstruksi. Dalam hal ini Quatity Surveyor (QS), seperti kita ketahui bersama, adalah pakar ekonomi-konstruksi yang mampu melakukan kalkulasi secara tepat dengan memperhitungkan berbagai aspek ekonomi selama proses konstruksi berlangsung. Para pengusaha konstruksi pun akan dapat dihindarkan dari potensi kerugian karena nilai terbaik dari setiap uang

51 yang dikucurkan (best value for money) benar-benar dicermati selama proses pengerjaan proyek berlangsung. b. Inovasi pemasaran Inovasi ini berkaitan dengan perencanaan yang matang untuk memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh konsumen, termasuk di dalamnya melakukan promosi, sehingga para konsumen tetap setiap memakai jasa perusahaan. Hal ini juga berkaitan dengan inovasi pengerjaan atau pekerjaan baru dan berhubungan dengan penentuan harga (pricing) yang akan ditawarkan ke konsumen. Pada ukuran strategis ini PT Nindya Karya (Persero) menetapkan target sebesar 2 produk namun dalam pelaksanaan hanya mencapai 1 produk baru dalam sasaran ini. Hal yang perlu diperhatikan adalah PT Nindya Karya (Persero) harus dapat meluncurkan produk baru seperti pembuatan-pembuatan mega proyek yang tentunya harus didukung oleh sumber daya yang memadai agar target market yang akan dicapai dapat terpenuhi. c. Inovasi Manajemen Inovasi ini berhubungan erat dengan bagaimana kerangka kerja antar departemen dalam perusahaan konstruksi dikelola dengan baik. Hal ini berkaitan dengan desain kelembagaan yang coba dibangun, baik di dalam

52 perusahaan maupun asosiasi. Misalnya, asosiasi memelopori penerbitan Pusat Informasi Konstruksi yang sangat berguna bagi anggota. PT Nindya Karya (Persero) tergabung dalam Asosiasi Kontraktor Indonesia. Pada ukuran strategis ini PT Nindya Karya ( Persero) dapat mencapai target yang telah ditetapkan. 2. Proses Operasi PT. Nindya Karya (Persero) tetap pada jalur bisnis utamanya melakukan usaha di bidang pelaksanaan pekerjaan konstruksi, perencanaan dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa serta pekerjaan terintegrasi (Engineering, Procurement dan Construction/EPC). Perusahaan tetap berupaya untuk mengembangkan usaha di bidang EPC (Engineering, Procurement dan Construction) dengan strategi pemasaran yang baru dan pembentukan Tim Task Force guna mempercepat pencapaian sehingga diperoleh bidang EPC yang benar-benar bisa terealisasi dalam menyediakan jasa perancangan, perencanaan, pengadaan dan pelaksanaan bangunannya secara simultan. Keunggulan didapat melalui keunggulan penetapan harga dengan metode pelaksanaan yang sudah terencana dengan cermat dan telah memperhitungkan risiko-risiko yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pekerjaan. Melakukan kebijakan efisiensi terhadap penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan, serta peningkatan kualitas teknologi yang

53 digunakan sesuai dengan perkembangannya untuk mendukung dalam pelaksanaan pekerjaan yang lebih efisien. Disamping penerapan strategi pemasaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan daya saing dalam merebut pasar. Dalam pelaksanaannya ukuran strategis ini PT Nindya Karya (Persero) dapat mencapai 80% dari target yaitu 100% dalam Perspektif Bisnis Internal. Langkah yang diambil oleh PT Nindya Karya (Persero) agar dapat mencapai targetnya dalam Proses Operasi ini adalah terus meningkatkan tenaga ahli dibidang konstruksi agar mendapat kepercayaan oleh konsumen untuk mengerjakan proyek- proyek secara intregasi atau keseluruhan. 3. Layanan Purna Jual Dalam penerpan layanan Purna Jual PT Nindya Karya (Persero) memberikan garansi untuk setiap item pada proyek yang telah dikerjakan.apabila dalam periode garansi proyek tersebut mengalami ketidak sesuaian spesifikasi ataupun kerusakan maka akan dilakukan repair untuk memenuhi keinginan para pelanggan. Pada ukuran strategis ini PT Nindya Karya ( Persero) mencapai 85% dari target yang telah ditetapkan dalam Perspektif Bisnis Internal. Dengan demikian bahwa tidak seluruhnya proyek proyek yang dikerjakan dalam masa pemeliharaan dilakukan oleh PT Nindya Karya (Persero), untuk itu kualitas produksi dan tenaga ahli yang dimiliki dapat menjadi nilai jual yang tinggi apabila hal tersebut dicapai dengan demikian

54 maka akan muncul peluang baru pekerjaan yang dapat meningkatkan profit bagi perusahaan. E. Pengukuran Kinerja Perspektif Proses Pembelajaran Dan Pertumbuhan Proses pembelajaran dan pertumbuhan bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem dan prosedur organisasi termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi. Kekuatan PT Nindya Karya (Persero) terutama terletak pada komitmennya terhadap inovasi dan kemampuannya untuk merekrut, melatih dan menempatkan dan mempertahankan sumber daya manusia dalam rangka menghantarkan pelayanan yang berkualitas dan tepat waktu kepada pelanggan. Tabel 4.20 Kriteria Penilaian Pelatihan Karyawan Jumlah Pelatihan SKOR 3000 4 2500 Pelatihan < 3000 3 2000 Pelatihan < 2500 2 1000 Pelatihan < 2000 1 1000 Pelatihan 0

55 Tabel 4.21 Kriteria Penilaian Pengunduran Diri Karyawan (PDK) Jumlah Pengunduran Diri SKOR 15 0 10 PDK < 15 1 5 PDK < 10 2 2 PDK < 5 3 0 PDK < 2 4 Untuk kriteria penilaian pada perekrutan karyawan baru kriteria penilaiannya disesuaikan dengan jumlah target yang ditetapkan, hal ini dilakukan karena setiap tahunnya jumlah karyawan baru yang dibutuhkan berbeda dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan perusahaan. Sedangkan hasil pengukuran untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan secara umum dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 4.22 Pengukuran Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan TAHUN 2009 TAHUN 2008 TAHUN 2007 NO URAIAN REALISASI TARGET 2009 REALISASI TARGET 2008 REALISASI TARGET 2007 BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR 1 Pelatihan untuk karyawan 2,786 3 3,000 4 2,230 3.0 3,000 4 1,835 2 2,000 3 2 Tingkat pengunduran diri 3 3-4 96% 3.8 100% 4 100% 4 100% 4 3 Karyawan baru masuk 20 2 20 2 10 2 10 2 4 2 4 2

56 1. Pelatihan Karyawan Guna menunjang perusahaan dalam mengembangkan kemampuan yang lebih baik pada tahun 2009 target yang di tetapkan adalah 3000 pelatihan untuk karyawan baik pelatihan internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Pelatihan karyawan tersebut meliputi pelatihan bagi karyawan dari bidang teknik maupun non teknik dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas sumber daya manusia di PT Nindya Karya (Persero). Langkah yang diambil perusahaan adalah lebih fokus kepada peningkatan mutu sumber daya karena yang menjadi nilai jual perusahaan adalah kemampuan SDM dalam menghasiikan produk yang berkualitas. 2. Tingkat Pengunduran Diri karyawan Pada tahun 2009 tingkat pengunduran diri karyawan sebesar 3% dari jumlah karyawan PT Nindya Karya (Persero), sedangkan target yang ditetapkan adalah 0%. Hal ini berkaitan dengan tingkat kepuasan karyawan terhadap perusahaan, dengan demikian PT Nindya Karya (Persero) perlu meningkatkan kepuasan karyawan untuk menjaga loyalitas karyawan pada perusahaan. 3. Karyawan Baru Masuk Untuk perekrutan karyawan PT Nindya Karya (Persero) melakukan kerja sama dengan konsultan untuk proses penyaringan karyawan. Hal ini dilakukan agar Sumber Daya Manusia yang bekerja di perusahaan memilki kualitas dan kompetensi yang dapat diandalkan oleh PT Nindya Karya (Persero) di masa yang akan datang. Pada indikator karyawan baru yang masuk dalam perspektif

57 pembelajaran dan pertumbuhan selalu dapat mencapai target yang ditetapkan hal ini dapat disimpulkan bahwa minat masyarakat terhadap perusahan BUMN masih sangat tinggi untuk itu hal ini dapat dijadikan sebagai motivasi kepada perusahaan agar dapat menjadi perusahaan yang lebih baik. Secara garis besar pengukuran kinerja yang dilakukan oleh PT Nindya Karya (Persero) dengan menggunakan Balanced Scorecard dapat di gambarkan sebagai berikut :

58 Tabel 4.6 Pengukuran Kinerja PT Nindya Karya (Persero) dengan Balanced Scorecard Tahun 2009 Target Realisasi Satuan Target Pencapaian Bobot Skor Sasaran Strategis Ukuran Strategis Target (a) (b) Realisasi (c = b : a) (d) (e = c x d) Ratio Keuangan (70%) ROE 15.00% 12.12% Persen 81 20 1,616 ROI 18.00% 12.87% Persen 72 15 1,073 Cash Ratio 35.00% 16.57% Persen 47 5 237 Current Ratio 125.00% 110.12% Persen 88 5 440 Collection Period 60 23 Hari 100 5 500 Perputaran Asset 120.00% 95.75% Persen 80 5 399 Perputaran Persediaan 60 1 Kali 100 5 500 Rasio Modal sendiri terhadap total aktiva 30.00% 5.07% Persen 17 10 169 JUMLAH 584 70 4,934 Pelanggan (10%) Peningkatan Pelayanan Komplain yang rendah 0 15 Persen 85 5 425 Terhadap Klien Kepuasan Pelanggan 100 85 Persen 85 5 425 JUMLAH 170 10 850 Proses Bisnis Internal (10%) Inovasi Inovasi Pengerjaan 2 1 Produk 50 2 100 Inovasi Pemasaran 2 1 Produk 50 2 100 Inovasi Manajemen 1 1 Produk 100 2 200 Proses Operasi Pelaksanaan konstruksi yang terintegrasi 100 80 Persen 80 2 160 Layanan Purna Jual Garansi pemeliharaan konstruksi 100 85 Persen 85 2 170 JUMLAH 365 10 730 Pembelajaran dan Pertumbuhan (10%) Peningkatan kompetensi karyawan Pelatihan untuk karyawan 3000 2786 Pelatihan 93 4 371 Peningkatan kepuasan karyawan Tingkat pengunduran diri karyawan 0 3 Persen 97 4 388 Penambahan karyawan baru Karyawan baru yang masuk 20 20 Orang 100 2 200 JUMLAH 290 10 959 TOTAL 74.73 100 7,473