BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban, serta pengawasan yang benar-benar dapat dilaporkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Proses penganggaran daerah diatur dalam Permendagri Nomor 13 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan kegiatan kenegaraan di Indonesia dilakukan oleh lembaga

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengendalian organisasi karena pengukuran kinerja diperkuat dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah Propinsi Bali serta pembangunan nasional. Pembangunan

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dan keadilan, serta potensi dan keanekaragaman daerah.

FARIDA NUR HIDAYATI B

BAB 1 PENDAHULUAN. transparansi publik. Kedua aspek tersebut menjadi hal yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran

BAB I PENDAHULUAN. penting. Otonomi daerah yang dilaksanakan akan sejalan dengan semakin

SKRIPSI. Oleh : ARIFAH NUR SABRINA B

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterakan masyarakat, tidak dipergunakan untuk kepentingan masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait

BAB 1 PENDAHULUAN. roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pengelolaan pemerintahan yang baik (good government governance)

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatakan wujud dari penyelenggaraan otonomi daerah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepmendagri memuat pedoman penyusunan rancangan APBD yang. dilaksanakan oleh Tim Anggaran Eksekutif bersama-sama Unit Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. administrasi publik memicu timbulnya gejolak yang berakar pada. ketidakpuasan. Tuntutan yang semakin tinggi diajukan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya kepada publik. Pemerintah merupakan entitas publik yang harus

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. berlebih sehingga untuk mengembangkan dan merencanankan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keterbukaan, keadilan, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Kesadaran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk senantiasa tanggap dengan lingkungannya, dengan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Deddi et al. (2007)

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Daerah sebagai salah satu organisasi sektor publik setiap tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan kemandirian. Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 Pasal 1 Angka 5 memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan sistem pemerintahan, good governance telah

BAB 1 PENDAHULUAN. dibangku perkuliahan. Magang termasuk salah satu persyaratan kuliah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dihindarkan. Organisasi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas. Sehingga organisasi sektor publik berusaha memberikan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang. fundamental dalam hubungan Tata Pemerintah dan Hubungan Keuangan,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perubahan di bidang ekonomi, sosial dan politik dalam era reformasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. suatu fenomena di Indonesia. Tuntutan demokrasi ini menyebabkan aspek

reformasi yang didasarkan pada Ketetapan MPR Nomor/XV/MPR/1998 berarti pada ketetapan MPR Nomor XV/MPR/1998 menjadi dasar pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. menilai kinerja (Mardiasmo,2009,h.121). program sampai dengan tahun berjalan dengan sasaran (target) kinerja 5 (lima)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kontrak atau dokumen untuk komitmen dan kesepakatan yang telah dibuat

BAB I PENDAHULUAN. serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan Undang-undang Nomor 28

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada awal tahun 1996 dan

BAB I PENDAHULUAN. negeri, dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan politik di Indonesia saat ini mewujudkan administrasi negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang harus diketahui oleh publik untuk dievaluasi, dikritik,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya diatur dalam undang-undang (UU) No. 22 Tahun 1999 menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dalam Kepmendagri memuat pedoman penyusunan rancangan APBD yang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan desentraliasasi fiskal, Indonesia menganut sistem pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Tap MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang

A.Analisis Analisis Capaian Kinerja. Pengukuran Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang. Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. menuntut pembangunan yang merata di setiap daerah sehingga pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. baik dapat mewujudkan pertanggungjawaban yang semakin baik. Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

BAB II. individu atau suatu organisasi pada suatu periode tertentu. Menurut Stoner (1996 :

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang. perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi sektor publik merupakan lembaga yang menjalankan roda

ANALISIS VALUE FOR MONEY PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2007

BAB I PENDAHULUAN. efisian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai (Mardiasmo, 2002 :45).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance) menuntut negara-negara di dunia untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. yang bersih (good governance) bebas dari KKN sehingga hasil pelayanan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Reformasi telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. bagi bangsa ini. Tuntutan demokratisasi yang diinginkan oleh bangsa ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kinerja yang hendak di capai selama periode waktu tertentu dalam ukuran

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan atau lebih (Mikesell, 2007) dalam Widhianto (2010). Kenis (1979) koordinasi, komunikasi, evaluasi kerja, serta motivasi.

BAB I PENDAHULUAN. banyak memberikan pengalaman kepada masyarakat daerah atas ketimpangan yang terjadi

Bab 1 PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian, tujuan, motivasi, dan kontribusi

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah pelaksanaan pemerintahan yang bersih menuntut seluruh pemerintah daerah bekerja secara professional sebagai syarat akuntanbel atau transparansi kepada publik, yang membuat ketidakpuasan masyarakat akan manfaat yang diperoleh dari pelayanan instansi pemerintah memicu timbulnya tuntutan yang tinggi terhadap pertanggungjawaban pemerintah. Salah satu tolak ukur keberhasilan Good Goverment ini menuntu pemerintah daerah lebih transparan dan akuntanbel dalam menjalankan administrasi pemerintahan terutama yang berkaitan dengan anggaran. Anggaran adalah alat perencanaan dan pengendalian yang sangat penting oleh karenanya pencapaian keberhasilan dalam suatu organisasi sangat ditentukan pada proses penyusunan anggaran tersebut. Suatu anggaran harus tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan, sehingga diperlukan partisipasi anggaran yaitu kerjasama yang baik dalam suatu tim yang terdiri dari bawahan dan atasan atau pegawai dan manager. Partisipasi anggaran yang melibatkan bawahan bertujuan agar bawahan termotivasi untuk mencapai kinerja yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam anggaran yang telah disusun bersama. Partisipasi dalam proses penyusunan anggaran ini juga merupakan suatu 1

2 pendekatan manajerial yang umumnya dinilai dapat meningkatkan kinerja manajerial. Prihandini (2011). Sasaran anggaran yang telah ditetapkan secara jelas akan membantu kinerja manajerial. Kejelasan sasaran anggaran tersebut akan memudahkan aparat dalam mencapai tujuan instansi pemerintah. Kejelasan sasaran anggaran tersebut sebagai pengambilan keputusan dan harus dipertanggungjawabkan oleh negara secara transparan. Pertanggungjawaban akan kejelasan sasaran anggaran ini dibuat dalam laporan realisasi anggaran dari program - program yang telah dianggarkan dan direalisasikan dalam laporan keuangan sektor publik. Berbagai program yang dilaksanakan Bakesbangpolinmas di Kota Probolinggo ini sebanyak tiga puluh dua program tetapi yang lebih spesifik dari program ini ada dua program yang sesuai dengan variabel yang dibahas antara lain program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan ini membahas tentang penyusunan laporan capaian kinerja (LAKIP) dan ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD, penyusunan rencana kerja anggaran (RKA) dan RAPBD SKPD, Penyusunan Perencaaan Anggaran, Pelaporan dan pertanggungjawaban Penatausahaan keuangan SKPD. Program selanjutnya peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan publik yang membahas pengelolaan informasi dan data. Upaya program yang direalisasikan secara tepat dan efektif ini dapat membantu pemerintah daerah mengetahui sejauh mana kinerja dan tingkat kesadaran instansi pemerintah untuk

3 mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada masyarakat publik memberikan pandangan yang positif bagi masyarakat. Menurut Mardiasmo (2009:20), Akuntabilitas publik merupakan, Kewajiban pihak pemegang amanah (agent) yang memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawabannya. Akuntabilitas publik memberikan kewajiban kepada instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan kinerjanya dengan cara mengupayakan kejelasan sasaran anggaran, melaporkan hasil kinerja dalam bentuk Laporan Keuangan kepada publik, untuk meningkatkan partisipasi anggaran untuk menunjang keberhasilan kinerja. Pemerintah daerah melibatkan setiap pegawai negeri sipil (PNS) daerah dalam partisipasi penyusunan anggaran yang akan disusun dan yang telah direncanakan untuk membuat sasaran kejelasan anggaran yang akan direalisasikan dan dievaluasi dari anggaran dari tahun sebelumnya dibandingkan untuk evaluasi yang akan datang sehingga akuntabilitas publiknya semakin akuntanbel dan transparan membuat kinerja aparat pemerintah daerah semakin meningkat. Hal itu bermula dengan adanya Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang akhirnya menghasilkan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). APBD inilah yang digunakan sebagai alat pengendalian dalam

4 melaksanakan program pemerintah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Tim Anggaran Eksekutif dan Unit Organisasi Perangkat Daerah (unit kerja) berfungsi sebagai penyusun kebijakan anggaran di setiap unit pelaksana daerah sesuai visi, misi, dan tugas pokoknya masing -masing. Pelayanan dan pelaksanaan anggaran belanja daerah sebagai tolak ukur dan standar biaya sebagai instrument pokok untuk menunjang keberhasilan kinerja pemerintah daerah, Ginting (2010). Anggaran sektor publik merupakan alokasi dana dari rakyat untuk melaksanakan keseluruhan aktivitas dan program - program yang dijalankan sebagai manfaat yang diberikan instansi pemerintah kepada masyarakat. Pada sektor pubik pendanaan sektor publik berasal dari pajak dan retribusi, laba perusahaan milik daerah, pinjaman pemerintah seperti utang luar negeri dan obligasi pemerintah, dan sesuai perundang - undangan yang berlaku. Pajak dan retribusi sebagai dana untuk pengalokasian APDB dan rencana strategik dan kegiatan operasional terhadap anggaran yang dihasilkan. Hasil anggaran tersebut dapat digunakan sebagai anggaran berbasis kinerja yang telah ditetapkan oleh Pemendagri, Ginting (2010). Menurut Saputra (2014), Penggunaan anggaran berbasis kinerja diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negri (Pemendagri) Nomor 13 Tahun 2006 dan diubah lagi dengan Pemendagri Nomor 59 Tahun 2007 mengenai pedoman pengelolaan keuangan daerah. Peraturan ini menjelaskan tentang

5 penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD). Adanya RKA-SKPD ini sudah mencakup anggaran berbasis kinerja dan akuntabilitas. Hal itu dimaksudkan anggaran berbasis kinerja menuntut adanya pengeluaran yang dialokasikan dalam setiap pengeluaran yang berorientasi ekonomi, efisien, dan efektif. Anggaran (Budget) umumnya adalah alat perencana, pertimbangan dan pengendalian yang penting (urgent) untuk keberhasilan perusahaan atau organisasi sektor publik. Anggaran sebagai rerangka kerja untuk penentu tujuan prestasi dan kinerja karyawan. Lebih luas lagi, anggaran menjelaskan kesuksesan karyawan pada tugas yang diberikan kepadanya. Anggaran sektor publik, berupa APDB yang merupakan representasi tujuan pemerintah sendiri dirundingkan dengan DPRD. APBD merupakan roh dari manajemen pemerintah daerah. Berdasarkan dari penelitian - penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mbon (2014); Saputra (2014); dan Redemptus & Suluh (2013) terdapat perbedaan dan persamaan hasil penelitian yang menguji partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan akuntabilitas publik terhadap kinerja aparat pemerintah, yaitu antara lain: Penelitian Mbon (2014) menguji partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan akuntabilitas publik terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. Hasil penelitian

6 tersebut menyatakan bahwa ketiga variabel tersebut berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pemerintah daerah. Penelitian Saputra (2014) menguji pengaruh kejelasan sasaran anggaran, kinerja manajerial, dan pelaporan atau pertanggung jawaban anggaran terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa pengaruh kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, kinerja manajerial berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja instansi pemerintah, pelaporan atau pertanggung jawaban anggaran berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja instansi pemerintah, dan dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel independen diatas berpengaruh secara simultan terhadap kinerja instansi pemerintah. Penelitian Redemptus Suluh (2013) menguji pengaruh karakteristik tujuan anggaran, yang terdiri dari partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, tujuan kesulitan anggaran, umpan balik anggaran, terhadap kinerja pelaksanaan anggaran pemerintah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari lima variabel ini hanya kejelasan sasaran anggaran yang signifikan terhadap pelaksanaan kinerja angggaran pemerintah. Keempat variabelnya tidak signifikan terhadap pelaksanaan kinerja anggaran pemerintah. Berdasarkan dari penelitian penelitan terdahulu dapat disimpulkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran menurut

7 Mbon (2014) berpengaruh signifikan terhadap kinerja aparat pemerintah daerah sedangkan menurut Redemptus & Suluh (2013) mengatakan partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah. Pada kejelasan sasaran anggaran menurut Mbon (2014); Saputra (2014); dan Redemptus & Suluh (2013) memiliki persamaan hasil penelitian yang berpengaruh siginifikan terhadap kinerja pemerintah daerah. Akuntabilitas publik menurut Mbon (2014) berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pemerintah daerah, sedangkan menurut Saputra (2014) akuntabilitas publik berpengaruh positif tidak signifikan. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui dari beberapa variabel yang membahas partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan akuntabilitas publik terhadap kinerja pemerintah daerah. Sehingga dapat disimpulkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menggunakan tempat, waktu dan responden yang berbeda. Dari penelitian ini, obyek yang diteliti adalah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dan Masyarakat (Bakesbangpolinmas) Kota Probolinggo. Alasan dipilihnya objek ini karena melihat dari laporan realisasi anggaran Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dan Masyarakat Kota Probolinggo pada tahun 2011 sampai tahun 2013 mengalami kenaikan dan penurunan. Berdasarkan perhitungan rasio yaitu rasio aktivitas pada tahun 2011 rasionya sebesar 93%, pada tahun 2012

8 rasionya sebesar 97%, dan tahun 2013 rasionya sebesar 96%. Ini menunjukkan rasio aktivitas pada Bakesbangpolinmas memakai belanja rutin secara optimal, sehingga tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami peningkatan, tetapi pada tahun 2013 mengalami penurunan sedikit, sehingga disimpulkan bahwa dari tahun 2011-2013 mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak signifikan. Berdasarkan laporan realisasi di atas, penulis ingin mengetahui dan melihat keterkaitan partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan anggaran, dan akuntabilitas pubik apakah dapat berpengaruh terhadap kinerja aparatur Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dan Masyarakat Kota Probolinggo. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah terdapat pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah? 2. Apakah terdapat pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah? 3. Apakah terdapat pengaruh akuntabilitas publik terhadap kinerja aparat pemerintah daerah? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui adanya pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja pemerintah daerah. 2. Untuk mengetahui adanya pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. 3. Untuk mengetahui adanya pengaruh akuntabilitas publik terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.

9 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademik Sebagai saran untuk menambah dan mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan penulis untuk mengetahui bidang akuntansi manajemen yang dikaji dalam pengaruh partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas publik terhadap kinerja aparat pemerintah daerah dapat sejalan dengan penelitian yang diteliti. 1.4.2 Manfaat Praktik Bagi pemerintah daerah, khususnya Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dan Masyarakat Kota Probolinggo sebagai bahan pertimbangan serta saran dalam fenomena yang terkait saat ini dapat menjalankan fungsi pemerintahan dengan baik dalam memberikan kontribusi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan akuntabilitas publik secara maksimal terhadap kinerja aparat pemerintah daerah serta dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya. 1.5 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Penulisan ini mempunyai sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa bab dimana tiap tiap bab adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir.

10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi penelitian terdahulu, landasan teori, pengembangan hipotesis, dan model analisis penelitian. BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini berisi metode penelitian yang membahas desain penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, jenis dan sumber data, alat dan metode pengumpulan data, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, teknik analisis data. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan deskripsi dan analisis data, serta pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN Bab ini berisi tentang simpulan dan saran saran yang dapat ditarik dan diberikan hasil yang diperoleh selama penelitian.