BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan penelitian survei yang bersifat menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis secara deskriptif. Selain itu penelitian ini juga termasuk: Descriptive Research, yaitu penelitian yang mempelajari apa yang disebut dengan aspek 5W 1H (What, Who, When, Where, Why, dan How) yang bertujuan untuk menguraikan sifat atau karakteristik suatu fenomena. Vericative Research, yaitu penelitian yang menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Metode survei yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Descriptive Survey, yaitu mengukur gejala-gejala yang ada untuk mengurangi sifat atau karakteristik suatu fenomena. Explanatory Survey, yaitu survei untuk menjelaskan hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Adapun Time Horizon penelitian ini yaitu mempelajari sampel secara cross sectional atau yang disebut juga dengan one shoot yaitu hanya pada kurun waktu tertentu atau sesaat tanpa secara kontinu atau dari waktu ke waktu. 55
56 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2007, P32), variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Beberapa variabel yang diteliti, antara lain: X 1 : Stress Kerja; merupakan suatu kondisi dinamik dalam masa seseorang individu yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. X 2 : Konflik Kerja; merupakan sebuah proses dimana seseorang merasa bahwa minatnya sedang ditentang atau secara negatif dipengaruhi oleh orang lain. X 3 : Motivasi Kerja; merupakan kondisi yang selalu berhubungan dengan kebutuhan, keinginan, dan dorongan, berusaha untuk mencapai tujuan tertentu Y : Kinerja; merupakan hasil yang dapat dicapai oleh seseorang di dalam melakukan pekerjaan yang menjadi tugasnya dan segala hasil tersebut akan dinilai oleh perusahaan ataupun atasannya. Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian VARIABEL DIMENSI INDIKATOR SKALA Stress beban kerja yang - Tuntutan tugas Interval Kerja berlebihan - Tingkat keseringan dihadapkan & masalah-masalah pelik Likert tekanan waktu - Waktu penyelesaian pekerjaan (time pressure) - Jadwal tugas pekerjaan kualitas - Peranan karyawan dalam kepemimpinan pengambilan keputusan - Hubungan atasan dan
57 bawahan kaku Hambatan berkreativitas - Adanya hambatan untuk berkreativitas - Penilaian atasan ide karyawan konflik peran - Tugas yang harus dilakukan dan tanggung jawab - Keyakinan pribadi sewaktu melakukan tugas pekerjaan peran yang ambigu - Kejelasan tujuan atau sasaran kerja - Kejelasan prosedur kerja perubahan yang terjadi dalam - Teknologi baru - Reorganisasi dan perampingan perusahaan Konflik koordinasi kerja - Koordinasi pekerjaan Interval Kerja berdasarkan kemampuan & - Koordinasi pekerjaan Likert berdasarkan pengalaman ketergantungan - Tingkat ketergantungan dalam pelaksanaan - Tingkat keseringan terjadi tugas kesalahan pelaksanaan tugas tugas yang tidak - Kejelasan deskripsi jabatan jelas - Tanggung jawab yang diberikan sesuai deskripsi
58 jabatan perbedaan dalam otorisasi pekerjaan - Pembagian order pekerjaan - Perbandingan otorisasi dan order pekerjaan perbedaan dalam memahami tujuan organisasi - Kesesuaian tujuan organisasi dengan tujuan karyawan - Tingkat keseringan perbedaan cara pandang/ persepsi sistem kompetensi insentif (reward) - Tingkat kompetisi antar karyawan - Sifat kompetisi yang buruk Motivasi Harapan - Standar prestasi jelas Interval Kerja berprestasi - Penilaian prestasi karyawan & kesempatan - Kesempatan belajar hal baru Likert berkembang - Kesempatan mengembangkan ketrampilan dan kemampuan upah/ gaji - Besar upah/ gaji sesuai dengan pekerjaan - Insentif yang diterima sesuai dengan kinerja pelatihan - Pemberian pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan - Penyelesaian tugas membutuhkan usaha dan ketrampilan
59 komunikasi - Kemampuan berkomunikasi dengan baik - Komunikasi yang terjadi efektif Kinerja kuantitas dan - Kualitas pekerjaan yang Interval Karyawan kualitas pekerjaan dihasilkan bagus & - Kuantitas yang dihasilkan Likert sesuai dengan target kerjasama - Kemampuan bekerja sama - Dapat dipercaya dan diandalkan kepemimpinan - Kemampuan pengambilan keputusan - Rasa percaya diri dalam menyelesaikan pekerjaan pengetahuan - Pengetahuan karyawan mengenai jabatan terhadap tugas - Ketajaman persepsi karyawan terhadap bobot pekerjaan kesetiaan - Loyalitas karyawan - Kejujuran inisiatif - Inisiatif karyawan terhadap penyelesaian tugas - Kemampuan memberi saran Menurut Sugiyono (2008, P132), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seeorang atau sekelompok orang tentang fenomena
60 sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator variabel dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Data yang diperoleh dari skala likert tersebut adalah berupa data interval. 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Jenis dan sumber data yang digunakan yaitu dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, sumber datanya dari populasi terbatas dan homogen, yaitu 30 orang karyawan PT Cempaka Bersamamaju. Sumber data: Data primer, yaitu data yang didapat langsung dari lapangan berupa tanggapan responden, pertanyaan, keterangan dan penilaian konsumen. Data sekunder, yaitu data yang didapat secara tidak langsung seperti hasil studi pustaka. Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data JENIS DATA SUMBER DATA DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN Tanggapan karyawan mengenai stress kerja Data Primer melalui Kuisioner dan Data T1 T2 T3
61 terhadap kinerja Sekunder Tanggapan karyawan mengenai konflik kerja terhadap kinerja Tanggapan Data Primer melalui Kuisioner dan Data Sekunder Data Primer karyawan mengenai motivasi kerja terhadap kinerja Tanggapan karyawan mengenai stress kerja, konflik kerja, dan motivasi kerja terhadap kinerja melalui Kuisioner dan Data Sekunder Data Primer melalui Kuisioner dan Data Sekunder Keterangan: T1 : Data diperoleh melalui pustaka (data sekunder) dan kuisioner (data primer) yang diisi oleh karyawan PT Cempaka Bersamamaju untuk mencari tanggapan mengenai stress kerja dan kinerja karyawan, yang kemudian akan diolah dengan menggunakan SPSS 16.0. T2 : Data diperoleh melalui pustaka (data sekunder) dan kuisioner (data primer) yang diisi oleh karyawan PT Cempaka Bersamamaju untuk mencari tanggapan
62 mengenai konflik kerja dan kinerja karyawan, yang kemudian akan diolah dengan menggunakan SPSS 16.0. T3 : Data diperoleh melalui pustaka (data sekunder) dan kuisioner (data primer) yang diisi oleh karyawan PT Cempaka Bersamamaju untuk mencari tanggapan mengenai motivasi kerja dan kinerja karyawan, yang kemudian akan diolah dengan menggunakan SPSS 16.0. T4 : Data diperoleh melalui pustaka (data sekunder) dan kuisioner (data primer) yang diisi oleh karyawan PT Cempaka Bersamamaju untuk mencari tanggapan mengenai stress kerja, konflik kerja, motivasi kerja, dan kinerja karyawan, yang kemudian akan diolah dengan menggunakan SPSS 16.0. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data terbagi menjadi 4, yaitu: 1. Wawancara a. Wawancara Wawancara dilakukan dengan pihak PT Cempaka Bersamamaju bertempat di Rukan Sentra Latumeten Blok A 10-11, Jl. Prof. Dr. Latumeten No. 50, Jakarta Barat. Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh data-data perusahaan yang lebih jelas dan akurat, meliputi profil perusahaan, dan sesuai topik penelitian ini. b. Kuisioner Dua tujuan utama dari pembuatan kuisioner adalah: - Memperoleh informasi atau data yang berhubungan dengan maksud dan tujuan survei. - Mengumpulkan informasi dengan kecermatan dan ketelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.
63 Penelitian ini akan menggunakan kuisioner sebagai sumber data. Kuisioner yang dibuat ada empat, yaitu: - Kuisioner mengenai pandangan karyawan tentang stress kerja. - Kuisioner mengenai pandangan karyawan tentang konflik kerja. - Kuisioner mengenai pandangan karyawan tentang motivasi kerja. - Kuisioner mengenai pandangan karyawan tentang kinerja atau prestasi kerja yang dicapai sewaktu tingginya tingkat stress kerja, konflik kerja, dan motivasi kerja. Pertanyaan dalam keempat kuisioner tersebut bersifat tertutup karena jawaban terbatas pada pilihan jawaban yang sudah disediakan. Jumlah kuisioner yang disebar adalah 30 lembar. 2. Penelitian Kepustakaan Untuk menguatkan paradigma yang diteliti, maka dilakukan penelitian kepustakaan. Penelitian kepustakaan meliputi pengumpulan teori dari buku-buku karangan ahli ekonomi dan artikel-artikel yang mendukung dari majalah dan internet. 3. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Untuk penelitian ini, objek penelitiannya adalah PT Cempaka Bersamamaju sebagai perusahaan developer. 4. Sampel Untuk menentukan jumlah sampel yang dapat mewakili populasi yaitu dihitung secara statistik dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2003, P77):
64 n = N 1 + Nd 2 Dimana : n = jumlah minimum sampel N = jumlah populasi D = tingkat kelonggaran ketidakefektifan yang ditetapkan Sampel penelitian diambil dari populasi yang ada sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Sampel harus representatif. Di samping itu peneliti wajib mengerti tentang besar ukuran sampel, teknik sampling, dan karakteristik populasi dalam sampel. Jenis sampling yang digunakan adalah probability sampling, yang merupakan cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. 3.5 Teknik Pengambilan Sampel Mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya (asumsi-asumsi statistik), serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya (Nasution, 2003, P135). Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10%- 15% atau 20%-25% atau lebih. Memperhatikan pernyataan di atas, karena jumlah populasi kurang dari 100 orang, tepatnya 30 orang, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi.
65 3.6 Teknik Pengolahan Sampel Setiap sampel akan diberikan kuisioner yang berisi dengan pertanyaanpertanyaan terkait mengenai variabel yang diteliti, yakni stress kerja, konflik kerja, motivasi kerja, dan kinerja atau prestasi kerja karyawan. Sampel diambil dari populasi karyawan PT Cempaka Bersamamaju. Kemudian data yang diperoleh dari kuisioner diolah menggunakan analisis regresi korelasi untuk mencari hubungan antar setiap variabel. 3.7 Metode Analisis Di dalam suatu penelitian, data merupakan hal yang terpenting karena menggambarkan variabel-variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Sebelum melakukan penyebaran kuisioner, hal pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan skala yang akan digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya akan dilakukan uji normalitas, validitas dan reliabilitas. Berikut akan dijelaskan pula teknik-teknik analisis yang digunakan dalam pengolahan data. 3.7.1 Skala Likert Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang disebut sebagai variabel penelitian. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari: - Variabel X 1 (Bebas) = Stress Kerja - Variabel X 2 (Bebas) = Konflik Kerja - Variabel X 3 (Bebas) = Motivasi Kerja - Variabel Y (Terikat) = Kinerja Karyawan
66 Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pertanyaan atau dukungan sikap yang diungkapkan dalam kata-kata sebagai berikut: Sangat Setuju : berbobot 5 Setuju : berbobot 4 Cukup Setuju : berbobot 3 Tidak Setuju : berbobot 2 Sangat Tidak Setuju : berbobot 1 Bobot dari setiap jawaban kuisioner akan diuji validitas, reliabilitas, dan normalitasnya untuk mengetahui apakah kuisioner sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. 3.7.2 Uji Validitas Uji validitas merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur sesuai dengan apa yang hendak diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen, validitas dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur (Riduwan, 2004, P109-110). Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu instrumen, maka instrumen tersebut akan semakin mengenai sasarannya atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur.
67 Penggunaan skala juga harus bersifat tetap sepanjang uji, maka setiap pertanyaan yang diuji harus memiliki jawaban yang sudah seragam dari awal sampai akhir. Untuk menguji validitas, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan Pearson Product Moment adalah: r hitung = n(σx i Y i ) (ΣX i ).( ΣY i ) {n. ΣX i 2 (ΣX i ) 2 }. {n. ΣY i 2 (ΣY i ) 2 } Dimana : r hitung Σxi ΣY i N = koefisien korelasi = jumlah skor item = jumlah skor total (seluruh item) = jumlah responden Dasar pengambilan keputusan adalah: Jika r hitung positif, serta r hitung > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid Jika r hitung positif, serta r hitung < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid Jika r hitung > r tabel, tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak valid Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:
68 T hitung = r n-2 1-r 2 Dimana : t = nilai t hitung r = koefisien korelasi r hitung n = jumlah responden Distribusi (tabel t) untuk α = 0.05 dan derajat kebebasan (dk = n-2) Kaidah keputusan : Jika t hitung > t tabel berarti valid Jika t hitung < t tabel berarti tidak valid Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut: Antara 0,800 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 0,799 : tinggi Antara 0,400 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 0,399 : rendah Antara 0,000 0,199 : sangat rendah (tidak valid) 3.7.3 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan salah satu atau ciri karakter utama instrumen pengukuran yang baik, karena pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliable). Maka reliable disebut juga keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, ketabilan dan sebagainya. Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dan stabilitas instrumen
69 penelitian dengan menggunakan koefisien Crombach Alpha. Instrumen dianggap reliable apabila Crombach Alpha > 0.6. Perkiraan Crombach Alpha juga menunjukkan kepada kita bagaimana tingginya butir-butir dalam kuisioner berkorelasi atau berinteraksi. Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Crombach Alpha sebagai berikut: 1. Menghitung varians skor tiap-tiap item 2. Menjumlahkan varians semua item 3. Menghitung varians total 4. Masukkan nilai Alpha Setelah semua butir-butir pertanyaan dalam suatu variabel dinyatakan valid, maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut (Santoso, 2000, P250): Jika r Alpha positif dan r Alpha > r tabel, maka butir atau variabel tersebut reliabel Jika r Alpha positif dan r Alpha < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel Jika r Alpha > r tabel tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel 3.7.4 Uji Normalitas Salah satu syarat sebelum melakukan uji korelasi regresi adalah bahwa data-data tersebut harus memiliki distribusi data normal. Secara teoritis, semakin besar ukuran sampelnya, maka data akan mendekati normal.
70 Menurut Priyatno (2008, P28), uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Adapun kriteria pengujian normalitas adalah sebagai berikut: Jika angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig > 0,05 maka data berdistribusi normal Jika angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal 3.7.5 Analisis Korelasi - Regresi 1. Analisis Korelasi Sederhana dan Ganda Teknik analisis korelasi Pearson Product Moment termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu. Misalnya: data dipilih secara acak (random), datanya berdistribusi normal, data yang dihubungkan berpola linier, dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama. Kalau salah satu tidak terpenuhi persyaratan tersebut analisis korelasi tidak dapat dilakukan. (Riduwan dan Kuncoro, 2008, P61-64). Rumus yang digunakan Korelasi Pearson Product Moment (Sederhana): r XY = n(σ XY) (Σ X).( Σ Y) {n. Σ X 2 (Σ X) 2 }.{n. Σ Y 2 (Σ Y) 2 }
71 Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 r + 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi Nilai r sebagai berikut: Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Internal Koefisien Tingkat Hubungan 0,80-1,000 Sangat Kuat 0,60-0,799 Kuat 0,40-0,599 Cukup Kuat 0,20-0,399 Rendah 0,00-0,199 Sangat Rendah Sumber: Riduwan dan Kuncoro (2008, P62) Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut: KP= r 2 x 100% Dimana: KP = Nilai Koefisien Diterminan r = Nilai Koefisien Korelasi Pengujian signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna generalisasi dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan Uji Signifikansi sebagai berikut: Hipotesis: Ha : Variabel X berhubungan secara signifikan dengan variabel Y
72 Ho : Variabel X tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y Dasar Pengambilan Keputusan: Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y). Rumus yang digunakan Korelasi Ganda yaitu: R X1.X2.Y = r 2 X1.Y + r 2 X2.Y 2(r X1.Y ).(r X2.Y ).(r X1.X2 ) 1 r 2 X1.X2 Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi Korelasi Ganda bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig sebagai berikut. Hipotesis Ha : Variabel X 1 dan X 2 berhubungan secara simultan dan signifikan terhadap variabel Y. Ho : Variabel X 1 dan X 2 tidak berhubungan secara simultan dan signifikan terhadap variabel Y.
73 Dasar Pengambilan Keputusan Jika nilai probabilitasnya 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. Jika nilai probabilitasnya 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. 2. Analisis Regresi Sederhana dan Ganda Regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Regresi dapat juga diartikan sebagai usaha memprediksi perubahan. Peramalan tidak memberikan jawaban pasti tentang apa yang akan terjadi, melainkan berusaha mencari pendekatan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Jadi, regresi mengemukakan tentang keingintahuan apa yang terjadi di masa depan untuk memberikan sumbangan menentukan keputusan yang terbaik. (Riduwan dan Kuncoro, 2008, P83-84). Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan (memprediksi) variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Asumsi-asumsi model regresi terpusat pada (1) data yang dianalisis jenis data interval dan rasio, (2) data yang dipilih secara acak
74 (random); (3) data yang dihubungkan berdistribusi normal; (4) data yang dihubungkan berpola linier; (5) dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama. Adapun persamaan regresi sederhana adalah: Y = a + bx Dimana: a = Y pintasan (Nilai Y bila X = 0) b = kemiringan dari garis regresi (kenaikan atau penurunan Y untuk setiap perubahan satuan X) atau koefisien regresi, yang mengukur besarnya pengaruh X terhadap Y kalau X naik satu unit. X Y = nilai tertentu dari variabel bebas = nilai yang diukur/ dihitung pada variabel tidak bebas Menurut Sugiyono (2003, P250), analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan jika jumlah variabel independennya minimal dua. Persamaan regresi untuk tiga prediktor adalah: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + + b n X n 3.8 Rancangan Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian akan diuji dengan analisis korelasi sederhana dan ganda regresi sederhana dan ganda (menggunakan software SPSS 16.0.) untuk mencari hubungan setiap variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini, terdapat 4
75 hipotesis yang akan menjelaskan hubungan dari variabel Stress Kerja, Konflik Kerja, Motivasi Kerja, dan Kinerja Karyawan. Berikut hipotesis yang akan dibahas dalam penelitian: 1. Mencari pengaruh antara stress kerja (X 1 ) terhadap kinerja karyawan (Y) Ha : Stress kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan Ho : Stress kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan 2. Mencari pengaruh antara konflik kerja (X 2 ) terhadap kinerja karyawan (Y) Ha : Konflik kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan Ho : Konflik kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan 3. Mencari pengaruh antara motivasi kerja (X 3 ) terhadap kinerja karyawan (Y) Ha : Motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan Ho : Motivasi kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan 4. Mencari pengaruh antara stress kerja (X 1 ), konflik kerja (X 2 ), dan motivasi kerja (X 3 ) terhadap kinerja karyawan (Y) Ha : Stress kerja, konflik kerja, dan motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan Ho : Stress kerja, konflik kerja, dan motivasi kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan
76 3.9 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian Rancangan implikasi hasil penelitian ini yaitu setelah data yang terkumpul melalui data sekunder yang diperoleh dari perusahaan dan data primer yang dilakukan dengan kuisioner. Data primer tersebut kemudian dilakukan analisis hubungan antara Stress Kerja, Konflik Kerja, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan dan dilakukan analisis pengaruh antara Stress Kerja, Konflik Kerja, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Dari analisis di atas, apabila kinerja karyawannya baik maka target yang ditetapkan PT Cempaka Bersamamaju seharusnya dapat tercapai. Jika kinerja karyawan baik tetapi targetnya tidak tercapai, berarti ada faktor lain yang menyebabkan hal ini, begitu juga sebaliknya. Dengan ini, diharapkan kinerja karyawan menjadi meningkat dan kinerja perusahaan ikut meningkat.