ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK BELAH KETUPAT PADA BAN TANPA UDARA TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL

dokumen-dokumen yang mirip
Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

Analisa Perilaku Gerak Belok Mobil Listrik ITS 1

Analisis Stabilitas Arah Mobil Toyota Agya G dengan Variasi Jumlah Penumpang, Kecepatan Belok, Sudut Belok dan Kemiringan Melintang Jalan

DECIDING THE OPTIMUM SPOKE ANGLE OF MOTORCYCLE CAST WHEEL USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

Analisis Stabilitas dan Kekuatan Pengait Bak Angkut Kendaraan Multiguna Pedesaan

UJI KARAKTERISTIK MEKANISME PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK PADA SPEED BUMP DENGAN MEKANISME FLY WHEEL

Perancangan dan Analisa Sistem Kemudi Narrow Tilting Vehicle dengan Variasi Trackwidth dan Panjang Suspensi Arm

Studi Kekuatan Spur Gear Dengan Profil Gigi Cycloid dan Involute

Analisa Kekuatan Material Velg Sepeda Motor Jenis Casting Wheel Terhadap Tumbukan dengan Variasi Kecepatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Oleh: BAYU EKO NUGROHO Dosen Pembimbing: Dr. Ir. AGUS SIGIT PRAMONO, DEA SIDANG TUGAS AKHIR - TM

Analisa Perilaku Arah Kendaraan dengan Variasi Posisi Titik Berat, Sudut Belok dan Kecepatan Pada Mobil Formula Sapuangin Speed 3

ANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA

SUSTAINABLE PRODUCT DESIGN FOR MOTOR CYCLE CAST WHEEL USING FINITE ELEMENT APPLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

Analisa Kinematik Secara Spatial Untuk Rack and Pinion pada Kendaraan Hybrid Roda Tiga Sapujagad 2

ANALISA SISTEM SUSPENSI KENDARAAN MULTIGUNA PEDESAAN (GEA)

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna

Perancangan Electric Energy Recovery System Pada Sepeda Listrik

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-108

METODOLOGI PENELITIAN

KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER

Sumber :

Jurnal Teknika Atw 1

PERANCANGAN MEKANISME UJI KARAKTERISTIK SISTEM KEMUDI

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2015), ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 113

Kata kunci: understeer, oversteer.

Studi Eksperimental Keausan Permukaan Material Akibat Adanya Multi-Directional Contact Friction

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH

JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas TeknologiIndustri Institur TeknologiSepuluh Nopember Surabaya 2012

Analisis Kinerja Traksi dan Redesign Rasio Transmisi pada Panser ANOA APC 3 6x6

Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga

ANALISIS DEFLEKSI DAN TEGANGAN SHOCK ABSORBER RODA BELAKANG SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER

Pengembangan Penyangga Box Mobil Pick Up Multiguna Pedesaan

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

TUGAS AKHIR. Analisa Tegangan dan Defleksi Pada Plat Dudukan Pemindah Transmisi Tipe Floor Shift Dengan Rib Atau Tanpa Rib. Yohanes, ST.

Momentum, Vol. 12, No. 2, Oktober 2016, Hal ISSN

ANALISIS STRUKTURAL PERFORMA CHASSIS SAPUANGIN SPEED Oleh : Muhammad Fadlil Adhim

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) E120

Analisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL ALUMINIUM DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

Oleh: Bayu Wijaya Pembimbing: Dr. Ir. Agus Sigit Pramono, DEA

ANALISA KINERJA LINK TERHADAP VARIASI TIPE PENGAKU PADA RANGKA BERPENGAKU EKSENTRIS

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

Analisa Pengaruh Desain Gritcone terhadap Pola Patahan Gritcone pada Vertical Roller Mill dengan simulasi Explicit Dynamic (LS-DYNA)

Pengembangan Prototipe Hybrid Shock Absorber : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Absorber

ANALISIS KEKUATAN VELG CAST WHEEL SEPEDA MOTOR DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

SUSTAINABLE PRODUCT DEVELOPMENT FOR SHIP DESIGN USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

SIMULASI BEBAN STATIS PADA RANGKA MOBIL GOKART LISTRIK TMUG 03 DENGAN MENGGUNAKAN SOLIDWORKS 2014

Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

FRAME DAN SAMBUNGAN LAS

OPTIMASI DESAIN SIRIP PENGUAT PADA BANGKU PLASTIK

ANALISA PELAT DAN BALOK MULTILAYER MENGGUNAKAN TEORI LAMINASI

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemodelan Gerak Belok Steady State dan Transient pada Kendaraan Empat Roda

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-313

III. METODE PENELITIAN

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO

Analisis Perbandingan Material Slab Beton Pada Perkerasan Apron dengan Menggunakan Program Bantu Elemen Hingga

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340

Analisis Pengaruh Parameter Operasional Terhadap Perilaku Belok dan Stabilitas Pada Panser Anoa 6X6 APC

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

SIMULASI CRASH DEFORMATION PADA BODI PART MODEL KENDARAAN

OPTIMASI DESAIN RANGKA SEPEDA BERBAHAN BAKU KOMPOSIT BERBASIS METODE ANOVA

Alternatif Perbaikan Perkuatan Lereng Longsor Jalan Lintas Sumatra Ruas Jalan Lahat - Tebing tinggi Km

Analisis Kenyamanan serta Redesain Pegas Suspensi Mobil Toyota Fortuner 4.0 V6 SR (AT 4x4)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

Simulasi Peredaman Getaran Bangunan dengan Model Empat Tumpuan

11 Firlya Rosa, dkk;perhitungan Diameter Minimum Dan Maksimum Poros Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Studi Perilaku Non Linear Perbandingan Panjang Link Pada Eccentrically Braced Frame Dengan Program Bantu Finite Element Analysis

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA

Desain dan Simulasi Frame dan Bodi Kendaraan Konsep Urban Menggunakan Software CAD

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 132

Alternatif Perencanaan Gedung 3 Lantai pada Tanah Lunak dengan dan Tanpa Pondasi Dalam

STRESS ANALYSIS PISTON SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK INVENTOR 2015

PEMODELAN DAN ANALISA GETARAN MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 2 SILINDER 650CC SEGARIS DENGAN SUDUT ENGKOL 90 UNTUK RUBBER MOUNT

Simulasi Tegangan pada Rangka Sepeda Motor

Tugas Akhir TM

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Analisis Kekuatan Struktur Konstruksi Tower untuk Catwalk dan Chain Conveyor pada Silo (Studi Kasus di PT. Srikaya Putra Mas)

ANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002

BAB III KONSTRUKSI DOUBLE WISHBONE

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

Studi Perbandingan Beberapa Jenis Penampang Buckling Restrained Braces Akibat Beban Aksial dengan Program Bantu Finite Element Analysis

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK BELAH KETUPAT PADA BAN TANPA UDARA TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL Arief Dwi Tohantoro dan Agus Sigit Pramono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: arief88@me.its.ac.id Abstrak Dewasa ini perkembangan teknologi Otomotif kendaraan semakin berkembang dengan begitu pesatnya. Adapun perkembangan teknologi Otomotif dari roda adalah semakin banyaknya jenis-jenis roda yang memiliki tipe ban yang berbedabeda. Airless Tire tidak memiliki ban dalam seperti ban pada umumnya. Airless Tire atau Ban tanpa udara yang dirancang memiliki profil berbentuk belah ketupat akan menerima gaya seperti halnya ban dengan udara. Pemodelan pada divariasikan berdasarkan tebal dan tipenya. Adapun tebal yang divariasikan yaitu 2mm, 4mm, dan 6mm. Sedangkan tipe dari divariasikan jumlah bangun perkolom penyusun ban tanpa udara. Tipe 1 memiliki jumlah bangun sebanyak 2 perkolomnya. Tipe 2 memiliki jumlah bangun sebanyak 2,5 buah per kolomnya. Sedangkan tipe 3 memiliki bangun sebanyak 3 buah per kolomnya. Permodelan dari ban tanpa udara ini, diberikan gaya arah vertikal secara bertahap mulai dari 500 N sampai 4000 N. Masing-masing model dianalisa, kemudian dibandingkan nilai defleksi, kekakuan, dan tegangan total nya. Kekakuan radial pada ke-3 tipe naik ±30% seiring dengan penambahan tebal dari 2 mm ke 6 mm. Dari tipe 1 ke tipe 2 terjadi penurunan kekakuan radial sebesar ±25%, akan tetapi pada tipe 2 ke tipe 3 tidak terjadi perubahan kekakuan yang signifikan hanya sekitar ±5% untuk setiap ketebalannya. Untuk kekakuan lateral terjadi kenaikan pada setiap penambahan tebal pada masing-masing tipe sekitar ±10%. Pada perhitungan ban udara memiliki nilai kekakuan radial sebesar 225,99 N/mm. Adapun ban tanpa udara yang mendekati nilai kekakuan radial tersebut adalah pada tipe 1 dengan tebal 4 mm (211,42 N/mm), tipe 2 dengan tebal 6 mm (254,49 N/mm) dan tipe 3 dengan tebal 6 mm (245,73 N/mm). Pada perhitungan ban udara memiliki nilai kekakuan lateral sebesar 74,629 N/mm. Kata kunci: Ban Tanpa Udara, geometri, Spoke, kekakuan PENDAHULUAN Dewasa ini perkembangan Teknologi Otomotif kendaraan semakin berkembang dengan begitu pesatnya. Salah satu perkembangan tersebut dapat kita lihat pada komponenkomponen kendaraan seperti roda. Salah satu komponen dari roda yaitu ban. Ban adalah salah satu bagian dari kendaraan bermotor yang mempunyai fungsi khusus dan sangat penting dalam menentukan keselamatan dalam berkendaraan. Secara umum, fungsi dari ban untuk semua jenis kendaraan, baik roda dua, roda empat atau lebih, angkutan barang bahkan sepeda sekalipun adalah menahan beban, meredam guncangan, meneruskan fungsi pengereman dan traksi ke permukaan jalan, dan mengendalikan arah gerak kendaraan. Adapun perkembangan dari roda adalah semakin banyak jenis roda yang memiliki tipe ban yang berbeda-beda. Berbagai tipe ban pada roda seperti roda dangan tipe ban bias, roda dengan tipe ban radial, roda yang tanpa menggunakan ban dalam actual yang sering disebut ban tubeless, serta roda yang tanpa menggunakan udara atau angin sebagi bahan pengisi ban yang disebut Non-Pneumatic Tire atau Airless Tire. Airless Tire tidak memiliki ban dalam seperti ban pada umumnya, akan tetapi menggunakan lapisan termoplastik resin di antara lapisan velg dan ban luar. Lapisan termoplastick ini yang bisa membuat ban menjadi lentur atau elastis terhadap jalan ataupun tanjakan, sehingga tingkat kenyamanan ban ini akan sama dengan ban biasa. Ban tanpa udara ini tentunya juga akan menerima gaya seperti halnya ban dengan udara. Gaya-gaya tersebut mengakibatkan defleksi pada setiap bagian ban. Selain itu struktur ban dari roda ini sangatlah beragam, sehingga distribusi gaya pada masing-masing struktur ban akan berbeda. Agar kenyamanan tidak berubah seperti ban yang mengunakan bahan pengisi udara, diperlukan suatu analisis untuk mengetahui seberapa besar defleksi yang terjadi pada masingmasing struktur ban tanpa udara. Besar defleksi yang terjadi harus mendekati atau sama dengan besar defleksi yang terjadi pada ban udara. Dari urain tersebut, akan dibahas tentang analisa kekuatan ban tanpa udara dan juga defleksi yang terjadi pada ban tersebut agar kenyamanan pada ban tanpa angin tersebut sama dengan ban biasa. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang dilakukan oleh Professor Doo-Man Kim [1] pada ban tanpa udara dengan polyurethane sebagai bahan lapisan pada ban tanpa udara, memiliki bentuk struktur honeycombs. Ketebalan dari divariasikan dalam 4 ukuran, yaitu: 2.8 mm, 4 mm, 0.65 mm, dan 0.6 mm. Analisis penelitian dilakukan dengan cara memberikan beban radial pada masing-masing variasi ban sebesar 0 N-4500 N dengan penambahan beban 500 N. Dari hasil pemberian beban tersebut akan didapatkan nilai tegangan dan defleksi pada masing-masing variasi ban tanpa udara.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2 Gambar 1 berikut adalah contoh hasil nilai displacement akibat penambahan beban radial. Ban tanpa udara seperti terlihat pada gambar 2, tersusun atas hub, ring, tread dan dengan bentuk belah ketupat. Hub, terbuat dari Aluminum dengan tebal 1 mm, sebagai penghubung ban tanpa udara dengan velg. Ring berfungsi untuk menjaga bentuk dari ban tanpa udara. High strength steel dengan tebal 0.5 mm digunakan sebagai bahan dari ring. Material properties penyusun komponen dapat dilihat pada tabel 2. tread Gambar 1. Nilai displacement terhadap penambahan beban Dari gambar di atas terlihat bahwa nilai dari displacement terus bertambah seiring dengan bertambahnya nilai dari beban radial yang diberikan. Menurut Nybakken & Clark [2] defleksi radial yang terjadi pada ban angin dapat dihitung dengan persamaan berikut. (2.1) P = Beban vertikal P 0 = Tekanan pemompaan Δv = Defleksi vertikal d = diameter luar ban Sedangkan defleksi lateral yang terjadi sebagai akibat dari adanya gaya lateral dapat dirumuskan sebagai berikut. (2.2) S = Pembebanan arah lateral = Defleksi arah lateral p o = Tekanan pemompaan w = Lebar ban H = Ttinggi ban F = Rasio antara tingi dengan lebar ban (bernilai antara 0,5 sampai 1) Gaya lateral yang terjadi pada ban yang dapat mengakibatkan terjadinya sudut slip (α) adalah kombinasi dari gaya lateral akibat sentrifugal dan akibat chamber [3]. Secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut: F yt = F yα = F yc ±F yγ (2.3) F yt = F yα = Gaya lateral untuk membentuk α F yc = Gaya lateral akibat sentrifugal F yγ = Dorongan chamber Besar gaya atau beban arah lateral (S) dapat dihitung dengan persamaan berikut S = m.v 2 /r (2.4) v adalah kecepetan rata-rata, sedangkan r adalah radius tikung dari lintasan. Gambar 2. Komponen ban tanpa udara Tabel 1. Material Properties Komponen Ban Tanpa Udara. ring velg hub PART Material Young Modulus Poisson Rasio Spoke Polyurethane 1.5 Gpa 0.43 Hub Alumunium 72 Gpa 0.33 Ring Higt Strength Steel 210 GPa 0.29 Analisis ban tanpa udara dilakukan dengan bantuan software. Simulasi dilakukan dengan beberapa variasi pada ban, adapun variasi yang digunakan adalah sebagai berikut. Tipe : Tipe 1, Tipe 2 dan. Tebal : 2 mm, 4 mm dan 6 mm. Adapun tahapan dari proses simulasi adalah proses meshing. Pada simulasi ini menggunakan metode meshing hex dominant method sebagai bentuk dari elemen dan meshing size dengan ukuran elemen 10 mm. Hasil dari tahapan meshing seperti terlihat pada gambar 3. METODELOGI Gambar 3. Mesing pada model

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3 Sedangkan proses penempatan gaya dan parameter lainya pada ban tanpa udara, dapat dilihat pada gambar 4. Dimana gaya yang digunakan adalah gaya radial dan gaya lateral. Pengaruh tebal dan tipe tehadap nilai defleksi lateral bisa dilihat pada gambar 5 berikut. Gambar 4. Static struktural analisis pada model ANALISA DAN PEMBAHASAN Dari perhitungan serta data pendukung ban udara dapat dituliskan kedalam tabel 2 berikut. Tabel 2. Data Ban Udara Karakteristik Keterangan Lebar ban 195 mm Diameter velg 406,4 mm Diameter ban 620,9 mm Modulus Young 1549,9414 MPa Poisson rasio 0,4269 Massa kosong mobil 1250 Kg Berat total mobil radial (Altis) 3012,5 N Gaya lateral (Altis) 644,03 N Defleksi radial 13,0766 mm Defleksi lateral 8.63 mm Pengaruh tebal dan tipe tehadap nilai defleksi radial bisa dilihat pada grafik berikut. Gambar 5. Defleksi lateral ban tanpa udara Dari gambar di atas terlihat bahwa nilai defleksi pada ban tanpa udara semakin berkurang untuk setiap penambahan tebal. Penurunan terjadi karena semakin bertambahnya luasan yang menahan beban dari kendaraan akibat penambahan tebal pada. Nilai defleksi juga mengalami penurunan pada masing-masing tipe. Hal ini dikarenakan jumlah bangun penyusun semakin banyak, sehingga rongga pada semakin berkurang. Hal ini menyebabkan nilai defleksi lateral-nya semakin rendah (bentuk dari semakin rigid). Data hasil dari simulasi defleksi radial dapat dilihat pada gambar 6-8 sedangkan data hasil dari simulasi defleksi lateral dapat dilihat pada gambar 9-11. Data-data ini kemudian akan dibuat suatu grafik defleksi terhadap penambahan beban pada masing-masing variasi. Dengan memanfaatkan fasilitas trandline yang ada pada Microsoft Excel bisa diketahui gaya (beban) fungsi defleksi untuk menentukan kekakuan radial dan lateral pada masingmasing variasi ban tanpa udara. Gambar 4. Defleksi radial ban tanpa udara. Dari gambar di atas terlihat bahwa nilai defleksi pada ban tanpa udara semakin berkurang untuk setiap penambahan tebal. Penurunan terjadi karena semakin bertambahnya luasan yang menahan beban dari kendaraan akibat penambahan tebal pada. Akan tetapi nilai defleksi mengalami kenaikan pada masing-masing tipe. Hal ini dikarenakan terjadi perubahan sudut pada bangun penyusun. Gambar 6.Hasil analisis radial deformation pada tebal 2 mm

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4 Gambar 9. Hasil simulasi lateral deformation pada tebal 2 mm Gambar 7. Hasil analisis radial deformation pada tebal 4 mm Gambar 10. Hasil simulasi lateral deformation pada tebal 4 mm Gambar 11. Hasil simulasi lateral deformation pada tebal 6 mm Gambar 8. Hasil analisis radial deformation pada tebal 6 mm Tabel 3. Kekakuan Radial Ban Tanpa Udara. pesamaan garis kekakuan tipe tebal [N/mm] 2mm y = 182.83x - 901.69 182.83 1 4mm y = 211.42x - 498.26 211.42 6mm y = 285.7x - 481.05 285.70 2mm y = 138.87x - 540.2 138.87 2 4mm y = 183.26x - 563.27 183.26 6mm y = 251.49x - 444.64 251.49 2mm y = 134.48x - 817.08 134.48 3 4mm y = 194.95x - 820.57 194.95 6mm y = 245.73x - 471.38 245.73 Dari tabel 3, dapat diketahui nilai kekakuan radial dari ban tanpa udara yang mendekati kekauan radial ban udara (225,99 N/mm). Adapun ban tanpa udara tersebut adalah pada tipe 1 dengan tebal 4 mm, tipe 2 dengan tebal 6 mm dan tipe 3 dengan tebal 6 mm.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5 Tabel 4. Kekakuan Lateral Ban Tanpa Udara. kekakuan pesamaan garis tipe tebal [N/mm] 2mm y = 28.493x + 13.123 28.493 1 4mm y = 32.825x + 25.572 32.825 6mm y = 34.313x + 6.743 34.313 2mm y = 36.408x - 28.732 36.408 2 4mm y = 36.215x + 35.033 36.215 6mm y = 39.104x - 42.698 29.104 2mm y = 34.205x - 27.602 34.205 3 4mm y = 40.592x + 22.232 40.592 6mm y = 52.162x - 6.0921 52.162 Dari tabel 4., dapat diketahui nilai kekakuan lateral dari ban tanpa udara yang mendekati kekakuan lateral ban udara (74,629 N/mm). Adapun ban tanpa udara tersebut adalah pada tipe 3 dengan tebal 4 mm dan 6 mm. Tebal dan tipe sangat mempengaruhi nilai dari tegangan ban tanpa udara. Tegangan sendiri dapat menentukan apakah ban tersebut aman atau tidak. Adapun hasil analisis tegangan ban tanpa udara seperti terlihat pada tabel 5, berikut. Tabel 5. Hasil Analisa Tegangan Ban Tanpa Udara. Tread Hook Spoke Ring Velg Tegangan Maksimum untuk SF=3 tipe tebal [MPa] [MPa] [MPa] [MPa] [MPa] Tread Hook Spoke Ring Velg Keterangan 2mm 2.96 175.78 2.22 50.03 8.03 aman 1 4mm 2.11 272.20 1.12 103.67 11.42 ring tidak aman 6mm 2.11 232.10 1.00 99.85 15.06 aman 2 2mm 5.90 264.42 2.13 102.11 5.92 ring tidak aman 4mm 3.08 371.44 1.17 84.55 12.31 5.97 400 5.97 100 100 aman 6mm 2.96 261.39 0.96 94.12 9.28 MPa MPa MPa MPa MPa aman 2mm 2.00 257.60 2.09 85.50 4.69 aman 3 4mm 3.25 208.77 1.23 89.48 6.87 aman 6mm 2.32 261.37 1.03 65.23 4.52 aman Dari tabel 5, didapatkan nilai tegangan maksimal yang dapat diterima masing-masing komponen ban tanpa udara dengan SF= 3. Nilai tegangan yang diambil pada tabel 4.8 adalah pada saat ban tanpa udara menerima gaya (beban) radial sebesar 7000 N. Besar gaya tersebut merupakan gaya terbesar yang diterima ban pada analisis Tugas Akhir ini. Untuk ban tanpa udara dengan tipe 1 dengan tebal 4 mm dan tipe 2 dengan tebal 2 mm, ternyata menghasilkan nilai tegangan pada ring yang melebihi nilai tegangan maksimal. Sehingga ban tanpa udara tersebut tidak aman. Sementara itu, untuk ban tanpa udara pada tipe 3 dengan tebal 6 mm memiliki nilai kekakuan radial dan lateral mendekati ban udara. Dimana dari tabel 4.8, ban tanpa udara tersebut memiliki nilai tegangan yang aman pada setiap komponen ban. hanya sekitar ±5% untuk setiap ketebalannya. Untuk kekakuan lateral terjadi kenaikan pada setiap penambahan tebal pada masing-masing tipe sekitar ±10%. 2. Pada perhitungan ban udara memiliki nilai kekakuan radial sebesar 225,99 N/mm. Adapun ban tanpa udara yang mendekati nilai kekakuan radial tersebut adalah pada tipe 1 dengan tebal 4 mm (211,42 N/mm), tipe 2 dengan tebal 6 mm (254,49 N/mm) dan tipe 3 dengan tebal 6 mm (245,73 N/mm). Pada perhitungan ban udara memiliki nilai kekakuan lateral sebesar 74,629 N/mm. Adapun ban tanpa udara yang mendekati nilai kekakuan lateral tersebut adalah pada tipe 3 dengan tebal 4 mm (40,592 N/mm) dan 6 mm (52,162 N/mm). Kekakuan lateral dan radial dari ban tanpa udara yang sesuai dengan ban udara pada mobil Toyota Altis adalah ban udara dengan tipe 3 dengan tebal 6 mm. DAFTAR PUSTAKA 1. Kim, Doo-Man. 2011. Contact Pressure of A Non- Pneumatic Tire With Three-Dimensional Cellulars Spokes. IMECE, Denver, Colorado, USA. 2. Nybakken, G.H. & Clark, S.K. Vertical And Lateral Stiffness Characteristics of Aircraft Tires. ORA Project 05608 3. Sutantra, I Nyoman. 2001. Teknologi Otomotif. Edisi Pertama. Guna Widya. Surabaya 4. Deutschman, Michels Wilson. Machine Design. Machmillar Publishing Co.,Inc. New York 5. George, H. Martin.1994. Kinematika dan Dinamika Teknik. Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta. 6. W. Hall, R. P. Jones. Modelling of An Automobile Tyre Using LS-DYNA3D. CV4 7AL, UK KESIMPULAN Dari hasil analisis yang telah dilakukan untuk menentukan defleksi ban tanpa udara dengan tipe belah ketupat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kekakuan radial pada ke-3 tipe naik ±30% seiring dengan penambahan tebal dari 2 mm ke 6 mm. Dari tipe 1 ke tipe 2 terjadi penurunan kekakuan radial sebesar ±25%, akan tetapi pada tipe 2 ke tipe 3 tidak terjadi perubahan kekakuan yang signifikan