Prayudi POSISI BIROKRASI DALAM PERSAINGAN POLITIK PEMILUKADA

dokumen-dokumen yang mirip
Dinamika Politik Pemekaran Daerah

Ujianto Singgih Prayitno KONTEKSTUALISASI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Penyunting: DR. Harsanto Nursadi, S.H., M.Si. PUTUSAN PENGADILAN TERKAIT SENGKETA TANAH DI INDONESIA

Dr.jur Udin Silalahi, SH., LL.M. KAJIAN SEPUTAR PROBLEMATIKA KEUANGAN NEGARA, ASET NEGARA, DAN KEKAYAAN NEGARA YANG DIPISAHKAN

SINKRONISASI DAN HARMONISASI HUKUM PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH: STUDI DI PROVINSI BALI

KEBIJAKAN PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

POTENSI DAN MASALAH PULAU PERBATASAN: KABUPATEN PULAU MOROTAI DAN KABUPATEN PULAU RAJA AMPAT

PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI

Upaya Peningkatan Kerjasama INDONESIA - AS DI SEKTOR PERTAMBANGAN

PENGENTASAN KEMISKINAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN KONSERVASI: Studi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Model Desa Konservasi. Sri Nurhayati Qodriyatun

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PNPM-MANDIRI PERKOTAAN DI KOTA BATAM (Sebuah Perspektif Intervensi Sosial)

TENAGA KERJA: PERSPEKTIF HUKUM, EKONOMI, DAN SOSIAL

Prof. Dr. Syamsuddin Haris, M.Si. PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

Bunga Rampai Model Penyelenggaraan

Editor: DR. Lili Romli DPR RI PERIODE : Catatan Akhir Masa Bakti

POLITIK PEMILUKADA 2010: Sebuah Kajian Terhadap Penyelenggaraan Pemilukada di Dumai dan Indragiri Hulu

Judul: Perlindungan TKI Perempuan Sektor Informal

Humphrey Wangke TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP INDONESIA

MASALAH NEGARA KEPULAUAN Di ERA GLOBALISASI

REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM LEMBAGA LEGISLATIF

FUNGSI LEGISLASI: PEmbENtUkAN dan PELAkSANAAN beberapa UNdANG-UNdANG republik INdoNESIA

KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI OTONOMI KHUSUS DI PAPUA DAN ACEH

PEMBANGUNAN SOSIAL: WACANA, IMPLEMENTASI DAN PENGALAMAN EMPIRIK. Penyunting: Dr. Ujianto Singgih Prayitno, M.Si

Dr. Ujianto Singgih Prayitno, M.Si. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

TENAGA KERJA INDONESIA: ANTARA KESEMPATAN KERJA, KUALITAS, DAN PERLINDUNGAN. Penyunting: Sali Susiana

PEMANASAN GLOBAL DAN PERUBAHAN IKLIM. Penyunting Poltak Partogi Nainggolan

INTER-PARLIAMENTARY UNION DAN AGENDA GLOBAL ABAD 21

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

KEJAHATAN TRANSNASIONAL DI INDONESIA DAN UPAYA PENANGANANNYA. Penyunting Humphrey Wangke

BAB I PENDAHULUAN. tujuan Negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-undang

Sanksi Pelanggaran Pasal 72: Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

HUKUM EKONOMI AGUNG EKO PURWANA, SE, MSI.

KEBIJAKAN PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DARI MASA KE MASA. A. Ahmad Saefuloh

HUKUM ADAT DAN KEARIFAN LOKAL

Prof.Dr.Azhar Susanto,MBus,CPA,Ak,CA Universitas Padjadjaran

Analisis dan Perencanaan Stuktur Beton Bertulang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 dijelaskan. bahwa tujuan nasional Indonesia diwujudkan melalui pelaksanaan

OLAHRAGA DAN BENCANA. (Kontribusi Olahraga dalam Pemulihan Pasca Bencana)

STRATEGI PEMBELAJARAN

Prof. Dr. Drs. H. Budiman Rusli, M.S. Isu-isu Krusial ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER

BUPATI PATI PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sistem Informasi Manajemen Integrasi subsistem dan komponennya

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI

Prof. Carunia Mulya Firdausy, MADE, Ph. D., APU SINERGI, PEMBIAYAAN, PERAN MASYARAKAT, DAN DAYA SAING DALAM PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL

K E P U T U S A N. KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR : 06/KPPU/Kep/XI/2000 T E N T A N G

Prof.Dr.Azhar Susanto,MBus,CPA,Ak,CA Universitas Padjadjaran

BENTIK FORAMINIFERA SEBARAN PADA RECENT SEDIMEN

POLITICS AND GOVERNANCE IN INDONESIA:

Cetakan 1, Januari 2016

Program Sasaran

Outlook Dana Desa 2018 Potensi Penyalahgunaan Anggaran Desa di Tahun Politik

Prof.Dr.Azhar Susanto,MBus,CPA,Ak,CA Universitas Padjadjaran

Mendesain 3 Dimensi Secara Cepat dengan AutoCAD 2008

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. ketatanegaraan adalah terjadinya pergeseran paradigma dan sistem. dalam wujud Otonomi Daerah yang luas dan bertanggung jawab untuk

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan

Lina Miftahul Jannah linamjannah.wordpress.com

BAB I PENDAHULUAN. keuangan tahunan pemerintah daerah yang memuat program program yang

BAB I PENDAHULUAN. pengambil keputusan dalam pemerintahan di era reformasi ini. Pemerintah telah

Sri Subanti TEORI PELUANG SEBELAS MARET UNIVERSITY PRESS. iii

Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani Fokus Pada Pendekatan Taktik

Konversi bangunan tua bersejarah

DOMINASI PENUH MUSLIHAT AKAR KEKERASAN DAN DISKRIMINASI

Psikologi Bermain Anak Usia Dini. PrenadaMedia Group

IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN MASALAH PILKADA ANDI APRASING,SH.MH

RUMAH DUTA REVOLUSI MENTAL KOTA SEMARANG. Diversi : Alternatif Proses Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku

PENGANTAR STUDI HUKUM ISLAM

I. PENDAHULUAN. yang terdapat dalam organisasi tersebut. Keberhasilan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikeluarkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

BAB IV PENUTUP. pemerintahan. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai

Prof.Dr.Azhar Susanto,MBus,CPA,Ak,CA Universitas Padjadjaran

DINAMIKA MEDIA LOKAL DALAM MENGKONSTRUKSI REALITAS BUDAYA LOKAL SEBAGAI SEBUAH KOMODITAS

Pendidikan Agama Islam

PENETAPAN KINERJA (TAPKIN)

Kata Pengantar. Surabaya, 09 Mei Purnomo S. Pringgodigdo, SH., MH.

Dr. Muhammad Taufiq Deputi Bidang Kajian Kebijakan, LAN RI

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Reformasi mengamanatkan perubahan kehidupan bernegara,

Pikada Sebagai Instrumen Sirkulasi Elit Politik Lokal. Oleh: Prayudi. Laporan Penelitian Individu

I. PENDAHULUAN. Alam, 2010), untuk penyelenggaraan pemilukada setidaknya menelan biaya

Kebutuhan Pelayanan Publik

PERANAN KPU DAERAH DALAM MENCIPTAKAN PEMILU YANG DEMOKRATIS

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU PILKADA KOMISI II DPR RI

Mudah Membuat Referensi & Bibliografi

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG

Menimbang Kembali Gagasan Revisi UU Aparatur Sipil Negara

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

Dr. Suranto, M.Pd. TEORI BELAJAR PEMBELAJARAN KONTEMPORER

BUPATI ROKAN HILIR PROVINSI RIAU

UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN [LN 1992/33, TLN 3474]

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 120 TAHUN

HUMAS PARLEMEN Konsep dan Aplikasi

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2: 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta

Penguatan Partisipasi dan Perbaikan Keterwakilan Politik Melalui Pembentukan Blok Politik Demokratik

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta

BAB V PENUTUP. Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan terkait dengan fokus

Transkripsi:

Prayudi POSISI BIROKRASI DALAM PERSAINGAN POLITIK PEMILUKADA Diterbitkan oleh: P3DI Setjen DPR Republik Indonesia dan Azza Grafika 2013

Judul: Posisi Birokrasi dalam Persaingan Politik Pemilukada Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) vi+145 hlm.; 17x24 cm ISBN: 978-979-9052-88-9 Cetakan Pertama, 2013 Penulis: Prayudi Penyunting: A. Muchaddam Fahham Desain Sampul: Fery C. Syifa Tata Letak: Zaki Diterbitkan oleh: Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR Republik Indonesia Gedung Nusantara I Lt. 2 Jl. Jenderal Gatot Subroto Jakarta Pusat 10270 Telp. (021) 5715409 Fax. (021) 5715245 Bersama: Azza Grafika, Anggota IKAPI DIY, No. 078/DIY/2012 Kantor Pusat: Jl. Seturan II CT XX/128 Yogyakarta Telp. +62 274-6882748 Perwakilan Jabodetabek: Graha Azza Grafika Perumahan Alam Asri B-1 No. 14 Serua Bojongsari Kota Depok 16520 Telp. +62 21-49116822 Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

KATA PENGANTAR PENULIS Era otonomi daerah yang berkembang luas saat ini telah melahirkan optimisme bagi masa depan demokrasi di Indonesia. Hal yang mendasar dari optimisme semacam ini tentu didasari oleh keinginan kuat dalam rangka mendorong partisipasi rakyat dalam proses pengambilan kebijakan yang lebih luas dibandingkan saat sistem sentralisasi pernah diterapkan di masa sebelumnya. Pemilukada menempatkan keinginan partisipasi rakyat tersebut menjadi hal yang paling menentukan dalam menggerakkan instrumen politik partisipasi rakyat lainnya dalam pemerintahan. Kekuatan mesin penggerak partisipasi politik dari pemilukada juga dituntut untuk bersinergi secara positif bagi kinerja birokrasi pemerintah daerah (pemda) yang dapat melaksanakan tugas dan kewenangan masing-masing unit organisasinya secara profesional. Kondisi birokrasi yang professional menjadi salah satu ciri dari kapasitas dan sekaligus kemampuan dari jajaran aparatnya dalam memberikan pelayanan publik secara maksimal serta berusaha steril dari segala macam intervensi politik kepentingan kekuatan-kekuatan politik yang ada. Konteks tuntutan professional kinerja birokrasi dan posisinya yang netral dalam politik, tampaknya masih menjadi sesuatu yang rentan di kurun waktu penyelenggaraan pemilukada. Jaringan patronase politik dari para elit baik di pusat maupun di daerah masih menjadi faktor determinan dalam alokasi resources birokrasi yang seharusnya mampu berperilaku atas dasar bagi kepentingan seluruh elemen masyarakat lokal, tanpa kecuali. Ruang lingkup jaringan patronase politik tersebut bukan berjalan dalam poros yang tunggal, melainkan berkembang secara beragam, dan ini menjadi warna persaingan antar kekuatan politik dan masing-masing pasangan calon yang dijagokannya. Spektrum politik persaingan tidak saja berlangsung dalam tataran formal antar kekuatan politik partai atau gabunganpartai, maupun melalui jalur perseorangan, tetapi juga secara operasional politik dengan membawa serta para pendukung tim suksesnya yang berada dalam skala yang luas, Sebagai akibat dari campur tangan politisi ke dalam birokrasi, maka iklim persaingan di antara para birokrat pun menjadi tidak sehat. Bukan hal aneh, ketika usai pemilukada, berbagai pergeseran dan mobilitas karier antar aparat, serta bahkan tindakan emosi, terjadi di antara mereka yang sebelumnya dianggap pendukung atau sebaliknya sebagai bukan merupakan pendukung iii

kepala daerah pemenang pilkada. Iklim persaingan semacam ini jelas dapat merusak jalur perjalanan karier pegawai negeri sipil (PNS) di daerah yang sudah di desain dalam format birokrasi secara profesional. Di samping itu, beban anggaran negara di APBD dan APBN juga menjadi persoalan tersendiri, ketika kepala daerah harus mengakomodasi paraloyalisnya untuk juga masuk ke birokrasi, menduduki pos-pos strategis, dan bahkan terbanyak adalah melalui jalur tenaga honor setempat. Pola pengisian formasi PNS sebagai akibat pemilukada yang sarat dengan potensi politik uang jelas tidak akan menempatkan birokrasi yang berperan sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat. Sebaliknya, birokrasi menjadi sangat berorientasi kepada kekuasaan dan biasanya mentransformasikan kepentingan rezim pengusaha-penguasa dalam proses pengambilan kebijakan. Hal ini tidak lain dari cerminan lemahnya fundamental politik kepartaian di Indonesia dan pola demokrasi lokal yang masih berada di tingkatan prosedural. Taruhan bagi peran birokrasi sebagai agent of society development yang gagal, adalah posisi kepentingan pelayanan publik menjadi sangat minim. Apalagi, dengan pendanaan politik pemilukada yang sarat dengan dugaan politik uang yang merupakan hasil korupsi, peran ini menjerumuskan otonomi daerah menjadi sekedar ajang bagi-bagi kekuasaan dan uang di antara aktor-aktor politik yang terlibat. Menyadari bahaya dari jebakan politik partisan tadi, maka sudah tentu reformasi pilkada melalui ketentuan perundang-undangan dan perilaku politik lokal yang kondusif bagi kematangan pemerintahan daerah, menjadi jawaban yang sangat bermakna strategis. Buku ini mencoba menguraikan aspek-aspek persoalanitu, dan sekaligus elaborasi lebih lanjut dari setiap halhal yang mendasar dari jawaban reformasi pemilukada dimaksud. Jakarta, 2013 Penulis, Prayudi iv

DAFTAR ISI Kata Pengantar Penulis... iii Daftar Isi...v BAB I PENDAHULUAN... 1 1. Agenda Politik Pemilukada... 1 2. Potensi Pemanfaatan sebagai Instrumen Politik... 2 3. Pemikiran Teoritis... 2 BAB II BAB III BAB IV BAB V DINAMIKA POLITIK SAAT MEMASUKI ERA REFORMASI... 7 1. Pengorganisasian Birokrasi Pemda... 7 2. Executive Ascedency dan Retorika Netralitas Politik...12 KELEMBAGAAN BIROKRASI PEMDA DAN KULTUR POLITIK YANG BERKEMBANG...23 1. Ketergantungan secara personal pada figur kepala daerah...23 2. Warna Identitas Politik Komunal...29 3. Kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat...37 FUNDAMENTAL POLITIK KEPARTAIAN...49 1. Penilaian Publik dan Oligarki Internal Partai...49 2. Upaya Penggeseran Jabatan Birokrasi...53 3. Fenomena Politik Dinasti...63 4. Lemahnya Pengawasan Publik...76 ANTARA PENYALAHGUNAAN WEWENANG BIROKRASI DAN PELAYANAN PUBLIK...79 1. Penyimpangan Yang Terjadi...79 2. Kontroversi Rangkap Jabatan dalam Figur Kepala Daerah dan Wakilnya...90 v

BAB VI 3. Pembenahan Secara Kelembagaan dan Tantangannya...97 PENUTUP...129 1. Kesimpulan...129 2. Rekomendasi...130 DAFTAR PUSTAKA...133 INDEKS...140 vi