Prof. Dr. Drs. H. Budiman Rusli, M.S. Isu-isu Krusial ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
|
|
- Hengki Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 Prof. Dr. Drs. H. Budiman Rusli, M.S. Isu-isu Krusial ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER 2014
3 Isu-isu Krusial ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER Hak cipta dilindungi undang-undang All rights reserved ISBN :... Cetakan Pertama : Januari 2014 Penulis : Prof. Dr. Drs. H. Budiman Rusli, M.S. Editor : Dadi J. Iskandar Desain Cover : Nova E. Prastyo Lay Out : Wahyu Komarudin Diterbitkan oleh: Kutipan Pasal 72: Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta (UU No. 19 Tahun 2002) 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masingmasing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp ,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp (lima miliar rupiah) 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp (lima ratus juta rupiah)
4 Kata Pengantar Ilmu Administrasi Publik berkembang dengan pesat, saat ini telah memasuki sebuah era yang disebut New publik Service (NPS). Perkembangannya ditandai dengan bergesernya dominasi peran pemerintah yang lebih mengedepankan prinsip sentralistis ke desentralisasi. Masyarakat tidak lagi hanya berperan sebagai obyek tetapi juga sebagai subyek yang turut menentukan orientasi Administrasi Publik ke masa depan. Sebagai konsekuensinya, studi Administrasi Publik selalu terkait dengan pembahasan prinsip-prinsip demokrasi. Bukan hal yang mudah untuk menyandingkan demokrasi dengan teori dan konsep administrasi publik. Sebab secara teoretik demokrasi berbicara soal kekuasaan yang dibangun atas dasar adanya kepercayaan masyarakat sebagai pemilik kedaulatan kepada pemerintah. Penyerahan kepercayaan ini merupakan suatu bentuk partisipasi yang melahirkan pengembangan pemikiran tentang perlunya penyelenggaraan administrasi publik yang berorientasi pada pelayanan,tetapi sering kali mengalami kegagalan karena masih kentalnya orientasi kekuasaan. Hal inilah yang membedakan dengan teori dan konsep administrasi yang tradisional atau disebut juga Old publik Administration (OPA). Kajian Old publik Administration (OPA) lebih menekankan peranan administratur publik dalam menggunakan kekuasaannya yang diperoleh melalui suatu mekanisme perwakilan dimana parlemen lebih dominan memainkan peranannya. Karena kekuasaan berada di tingkat elite maka orientasi penyelenggaraan administrasi publik mengarah secara vertikal. Dalam kondisi seperti ini masyarakat hanyalah berperan sebagai konstituen tanpa memiliki kekuatan untuk memberikan kontribusi terhadap penyelenggaraan administrasi publik. Teori OPA ini berjalan cukup lama hingga memasuki abad ke 19. i
5 >> Isu-isu Krusial Administrasi Publik Kontemporer Banyak pemikiran kritis yang menilai bahwa penerapan teori OPA memerlukan komitmen yang kuat dari para administratur publik karena rentan terhadap munculnya sikap arogan dan otoritarian dari para penyelenggara negara. Selain itu buruknya komitmen untuk membangun dan mengembangkan prinsipprinsip penyelenggaraan pelayanan publik menyebabkan timbulnya in efisiensi dan kontra produktif yang sudah menjadi trade mark dalam Old Pubiic Administration. Oleh karena itu paradigmaa OPA sering digambarkan sebagai Administration Of publik. Karena itu nuansa sentralistis sangat kental dan kontrol dari masyarakat sangat kurang. Dalam beberapa hal konsep OPA memang dapat memperlancar penyelenggaraan pelayanan publik karena pendekatan sentralistis dan otoritatif sehingga berbagai kendala yang muncul dapat diatasi dengan pendekatan kekuasaan. Namun demikian para pakar administrasi melihat bahwa semakin berkembang kehidupan masyarakat mendorong timbulnya pemikiran yang kritis dan cerdas untuk mengurangi dominasi pemerintah dan mulai melibatan sektor swata, sehingga beban pemerintah tidak terlalu berat. Dalam sebuah buku yang berjudul Reinventing Government, David Osborne & Tedd Geabler mengemukakan pemikirannya tentang perlunya penyelenggaraan urusan-urusan publik yang mengedepankan masalah efisiensi, kreativitas dan daya saing, yang pada masa OPA ketiga aspek ini hanya menjadi wacana. Dengan pemikiran yang merubah sosok administrasi publik ini, menandai dimulainya era baru yang disebut New publik Management (NPM). Pertengahan abad ke-19 pemikiran tentang perlunya efisiensi dalam penyelenggaraan administrasi publik semakin gencar terutama dengan terbitnya karya yang cukup monumental dari David Osborne & Tedd Geabler tersebut. Era ini menandai mulainya paradigma New publik Management (NPM) yang mengurangi dominasi pemerintah dalam menangani ii
6 >> Kata Pengantar urusan-urusan publik dan memberikan kewenangan kepada sektor swasta untuk turut berperan menghandle tugas-tugas pemerintah. Dalam paradigma ini posisi masyarakat adalah sebagai costumers yang harus mampu bersaing untuk mendapatkan pelayanan publik. Fenomena ini menggambarkan peran administrasi sebagai Administration for public. Di negaranegara maju yang masyarakatnya sudah terbangun dengan sistem liberal, maka kompetisi sudah merupakan hal yang biasa, di samping kuatnya komitmen pemerintah memberi proteksi kepada masyarakat golongan tidak mampu. Tetapi lain halnya dengan masyarakat negara berkembang yang pada umumnya masih diwarnai kemiskinan dan ketergantungan, sehingga belum siap untuk menghadapi kompetisi. NPM yang membutuhkan kesiapan dan sistem perlindungan pemerintah ternyata hanya menciptakan kesenjangan yang makin lebar antara mayoritas masyarakat miskin dengan minoritas masyarakat kaya. Keterlibatan pemerintah masih memegang peranan penting. Dalam perkembangan selanjutnya untuk memberikan peranan yang lebih baik kepada birokrasi pemerintah untuk menangani masalah-masalah publik ialah dengan diterapkannya paradigma New Public Servise (NPS). Paradigmaa ini dinilai cocok untuk negara berkembang karena dilandasi nilai-nilai demokrasi yang memberikan peluang kepada masyarakat untuk memegang peranan penting dalam menentukan arah kebijakan pemerintah membangun dan mengembangkan pelayanan publik. Masyarakat ditempatkan sebagai warga negara pemilik kedaulatan dan administratur publik sebagai pemegang amanat yang menjalankan kedaulatan tersebut. Sehingga dari kaca mata administrasi publik dikenal dengan prinsip Administration by public. Penekanannya adalah adanya sinergitas antara pemerintah dengan masyarakat dalam menjalankan kedaulatan negara, masing-masing memiliki hak dan tanggung jawab yang iii
7 >> Isu-isu Krusial Administrasi Publik Kontemporer harus dihormati. Buku ini mengkaji isu-isu krusial yang terjadi dalam perkembangan administrasi publik tersebut. Pembahasannya dilakukan secara sistematis mulai dari dinamika Ilmu Administrasi, Manajemen Pelayanan Publik, Otonomi Daerah, Kebijakan Publik sampai pada Dinamika Demokrasi. Selain itu dilengkapi pula dengan beberapa artikel yang pernah dimuat dalam surat kabar sebagai tulisan ilmiah popular menyangkut berbagai topik aktual yang berkaitan dengan penyelenggaraan administrasi publik di Indonesia. Kehadiran buku ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca yang tertarik untuk mempelajari administrasi publik kontemporer, dan dapat mengkajinya serta mengembangkannya lebih lanjut sesuai dengan perkembangan ilmu yang tidakpernah berhenti. Bandung, Januari 2014 Prof. Dr. Drs. H. Budiman Rusli, MS. iv
8 Daftar Isi Kata Pengantar... Daftar Isi... i v Bagian Satu KERANGKA DAN DINAMIKA ILMU ADMINISTRASI 1.1 Dasar-dasar Ilmu Administrasi: Perspektif Kajian Teoretis Isu Kontemporer Administrasi Publik Old Public Administration (OPA) Kinerja Birokrasi di Era Desentralisasi Bagian Dua MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK 2.1 Standar Pelayanan Publik One Stop Service Sebagai Pola Pelayanan Publik yang Terintegrasi Pengawasan Masyarakat Terhadap Kinerja Aparatur Peranan Kepemimpinan Transformasional iv
9 >> Isu-isu Krusial Administrasi Publik Kontemporer Bagian Tiga OTONOMI DAERAH, KEBIJAKAN PUBLIK DAN DINAMIKA DEMOKRASI 3.1 Kebijakan Publik di Daerah Kearifan Lokal dalam Implementasi Otonomi Daerah Kebijakan Remunerasi Berbasis Kinerja Kebijakan Penataan Mini Market Implementasi Kebijakan Pemilukada Pilgub dalam Perspektif Administrasi Negara iv
10 Bagian Satu KERANGKA DAN DINAMIKA ILMU ADMINISTRASI
11
12 Dasar-dasar Ilmu Administrasi: Perspektif Kajian Teoretis 1.1 Memahami Dimensi Prima Ilmu Administrasi Administrasi sebagai bentuk kerja sama kolektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan merupakan sebuah fenomena yang dapat ditemukan dalam berbagai kehidupan manusia. Pemahaman tentang administrasi seperti itu merupakan pemahaman dalam persepsi secara umum yang mencakup seluruh organisasi: besar maupun kecil, pemerintah maupun swasta. Dari Perspektif sejarah munculnya administrasi berbarengan dengan lahirnya peradaban manusia dalam bentuk yang paling sederhana. Tatkala manusia lahir ke dunia dan mulai bereproduksi melanjutkan keturunannya, pada saat itu mulai terjadi bentuk kerja sama dalam rangka mempertahankan hidupnya dan menjaga kebersamaan dalam komunitasnya sejalan dengan perkembangan peradaban kemanusiaan yang dikembangkannya. Torehan sejarah tersebut menggambarkan adanya beberapa unsur yang dapat kita cermati dari perkembangan 1
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PNPM-MANDIRI PERKOTAAN DI KOTA BATAM (Sebuah Perspektif Intervensi Sosial)
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PNPM-MANDIRI PERKOTAAN DI KOTA BATAM (Sebuah Perspektif Intervensi Sosial) Penulis: Hartini Retnaningsih Editor: Yulia Indahri Pusat Pengkajian, Pengolahan Data Dan Informasi
Lebih terperinciDinamika Politik Pemekaran Daerah
Dinamika Politik Pemekaran Daerah Penyunting: Indra Pahlevi Diterbitkan oleh: P3DI Setjen DPR Republik Indonesia dan Azza Grafika Judul: Dinamika Politik Pemekaran Daerah Perpustakaan Nasional: Katalog
Lebih terperinciUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 1. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak
Lebih terperinciFeliza Zubair CSR, PR, & Etika Bisnis
Feliza Zubair CSR, PR, & Etika Bisnis Etika Bisnis Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2: 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusifbagi Pencipta atau
Lebih terperinciPrayudi POSISI BIROKRASI DALAM PERSAINGAN POLITIK PEMILUKADA
Prayudi POSISI BIROKRASI DALAM PERSAINGAN POLITIK PEMILUKADA Diterbitkan oleh: P3DI Setjen DPR Republik Indonesia dan Azza Grafika 2013 Judul: Posisi Birokrasi dalam Persaingan Politik Pemilukada Perpustakaan
Lebih terperinciMendesain 3 Dimensi Secara Cepat dengan AutoCAD 2008
Mendesain 3 Dimensi Secara Cepat dengan AutoCAD 2008 Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang HAK CIPTA 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana
Lebih terperinciMASALAH NEGARA KEPULAUAN Di ERA GLOBALISASI
MASALAH NEGARA KEPULAUAN Di ERA GLOBALISASI MASALAH NEGARA KEPULAUAN Di ERA GLOBALISASI Penyunting: Dr. phil. Poltak Partogi Nainggolan, MA Penulis: Dra. Adirini Pujayanti, M.Si Lisnawati, SSi, M.Si Yuni
Lebih terperinciCetakan 1, Januari 2016
DERADIKALISASI NUSANTARA Perang Semesta Berbasis Kearifan Lokal Melawan Radikalisasi dan Terorisme Copyright 2016 by Agus SB All rights reserved Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Desain Isi dan Sampul:
Lebih terperinciBunga Rampai Model Penyelenggaraan
Bunga Rampai Model Penyelenggaraan Keterbukaan Informasi Publik Bunga Rampai Model Penyelenggaraan Keterbukaan Informasi Publik Oleh: Ahmad Budiman Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi Sekretariat
Lebih terperinciHUKUM EKONOMI AGUNG EKO PURWANA, SE, MSI.
HUKUM EKONOMI AGUNG EKO PURWANA, SE, MSI. Judul Buku: Hukum Ekonomi Penulis: Agung Eko Purwana, SE., MSI. Design Cover: Ahans Layout: Sony Sifatira Cetakan Pertama, 2011 ISBN: 978-979-3946-95-5 Penerbit:
Lebih terperinciUndang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang HAK CIPTA
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang HAK CIPTA Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara, peranan negara dan pemerintah bergeser dari peran sebagai pemerintah (government)
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Editor: Sali Susiana KEBIJAKAN PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diterbitkan oleh: P3DI Setjen DPR Republik Indonesia dan Azza Grafika Judul: Kebijakan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono Perpustakaan
Lebih terperinciPEMBANGUNAN SOSIAL: WACANA, IMPLEMENTASI DAN PENGALAMAN EMPIRIK. Penyunting: Dr. Ujianto Singgih Prayitno, M.Si
PEMBANGUNAN SOSIAL: WACANA, IMPLEMENTASI DAN PENGALAMAN EMPIRIK Penyunting: Dr. Ujianto Singgih Prayitno, M.Si Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI 2010 1 Pembangunan
Lebih terperinciSanksi Pelanggaran Pasal 72: Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Sanksi Pelanggaran Pasal 72: Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 Ayat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan desentralisasi tercatat mengalami sejarah panjang di Indonesia. Semenjak tahun 1903, Pemerintah Kolonial Belanda mengeluarkan Desentralisatie wet yang menjadi
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM BAGI WARGA MASYARAKAT YANG TANAHNYA TERKENA PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DI BANDAR LAMPUNG
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WARGA MASYARAKAT YANG TANAHNYA TERKENA PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DI BANDAR LAMPUNG Peneliti Oleh: Dr. Drs. H.M.Wagianto, SH., MH SEKSI PENERBITAN FAKULTAS SYARIAH INSTITUT
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hingga saat ini, relasi antara Pemerintah Daerah, perusahaan dan masyarakat (state, capital, society) masih belum menunjukkan pemahaman yang sama tentang bagaimana program CSR
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Birokrasi merupakan instrumen untuk bekerjanya suatu administrasi, dimana birokrasi bekerja berdasarkan pembagian kerja, hirarki kewenangan, impersonalitas
Lebih terperinciPasal 5: Setiap orang dilarang
PERUBAHAN RUU PORNOGRAFI JIKA DIBANDINGKAN DENGAN RUU SEBELUMNYA NO RUU-P LAMA (23 Juli 2008) RUU-P BARU (4 September 2008) 1. Pasal 5: Setiap orang dilarang melibatkan anak sebagai objek atas kegiatan
Lebih terperinciTEORI DAN PRAKTIK PEMAHAMAN INDIVIDU TEKNIK TESTING. Drs. Susilo Rahardjo, M.Pd., Kons. & Edris Zamroni, S.Pd., M.Pd.
TEORI DAN PRAKTIK PEMAHAMAN INDIVIDU TEKNIK TESTING Drs. Susilo Rahardjo, M.Pd., Kons. & Edris Zamroni, S.Pd., M.Pd. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang memiliki aneka ragam etnik atau suku bangsa, budaya, serta kekayaan dibidang seni dan sastra, kekayaan tersebut merupakan potensi yang
Lebih terperinciDOMINASI PENUH MUSLIHAT AKAR KEKERASAN DAN DISKRIMINASI
H A R Y A T M O K O DOMINASI PENUH MUSLIHAT AKAR KEKERASAN DAN DISKRIMINASI Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut paham. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut paham demokrasi, sehinggga semua kewenangan adalah dimiliki oleh rakyat. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Lebih terperinciGREATEST RAIDS. Kisah-Kisah Operasi Pembebasan Sandera
GREATEST RAIDS Kisah-Kisah Operasi Pembebasan Sandera Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada perubahan di segala aspek. Mulai dari sistem pemerintahan, peraturan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Reformasi di Indonesia sejak 1998 silam telah berpengaruh positif pada perubahan di segala aspek. Mulai dari sistem pemerintahan, peraturan perundang-undangan,
Lebih terperinciUndang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pengarang untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paradigma Good Governance, dimana keterlibatan pihak-pihak selain pemerintah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntabilitas (accountability) merupakan salah satu prinsip atau asas dari paradigma Good Governance, dimana keterlibatan pihak-pihak selain
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN KREATIF
MODEL PEMBELAJARAN KREATIF ii MODEL PEMBELAJARAN KREATIF Sukatman Sri Astutik Titik Sugiarti Sumarjono iii Model Pembelajaran Kreatif Sukatman-Sri Astutik-Titik Sugiarti-Sumarjono @2013 Editor Dr. Arju
Lebih terperinciDr. Yansen T.P., M.Si
Revolusi RT Tiga Pilar Gerdema Strategi Revolusioner: Membangun Komunitas Rukun Tetangga yang Maju Sejahtera Dr. Yansen T.P., M.Si Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini, kita dihadapkan pada perubahan arah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dewasa ini, kita dihadapkan pada perubahan arah pembangunan yang bertumpu pada peningkatan sumber daya aparatur pemerintah sebagai kunci pokok
Lebih terperinciSilabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL EKONOMI
Suroso, Rendro Adi Widigdo MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL EKONOMI 2 untuk Kelas VIII SMP dan MTs Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Lebih terperinciPENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI
Penyunting: Dr. Indah Harlina, S.H., M.H. PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI Diterbitkan oleh: P3DI Setjen DPR Republik Indonesia dan Azza Grafika Judul: Pencegahan Tindak Pidana Korupsi Perpustakaan Nasional:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa Negara wajib melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciDINAMIKA MEDIA LOKAL DALAM MENGKONSTRUKSI REALITAS BUDAYA LOKAL SEBAGAI SEBUAH KOMODITAS
DINAMIKA MEDIA LOKAL DALAM MENGKONSTRUKSI REALITAS BUDAYA LOKAL SEBAGAI SEBUAH KOMODITAS ii Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara mendorong masing-masing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih akuntabel dan transparan sebagaimana yang termaktub di dalam UU No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan otonomi daerah tidak terlepas dari sebuah perencanaan baik perencanaan yang berasal dari atas maupun perencanaan yang berasal dari bawah. Otonomi
Lebih terperinciRUMAH DUTA REVOLUSI MENTAL KOTA SEMARANG. Diversi : Alternatif Proses Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku
Diversi : Alternatif Proses Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku Copyright@2017 Hak cipta dilindungi Undang-Undang Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Barangsiapa
Lebih terperinciPENGENTASAN KEMISKINAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN KONSERVASI: Studi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Model Desa Konservasi. Sri Nurhayati Qodriyatun
PENGENTASAN KEMISKINAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN KONSERVASI: Studi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Model Desa Konservasi Sri Nurhayati Qodriyatun Diterbitkan oleh: P3DI Setjen DPR Republik Indonesia dan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pemerintah
Lebih terperinciMudah Membuat Referensi & Bibliografi
Mudah Membuat Referensi & Bibliografi UU No 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Fungsi dan Sifat hak Cipta Pasal 2 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan
Lebih terperinciMenggugat, Mengasah Rasa INDONESIA
Menggugat, Mengasah Rasa INDONESIA Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 : 1. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak
Lebih terperinciMAKALAH. Pengembangan Praktek dan Pola Pengasuhan AKPOL Menuju Democratic Learning
WORKSHOP DAN SEMINAR TENAGA PENGASUH AKPOL Democratic Policing: Penerapan Nilai-Nilai Hak Asasi Manusia Dalam Pengasuhan Taruna Hotel Santika Premiere Semarang, 16-18 Oktober 2013 MAKALAH Pengembangan
Lebih terperinciAnalisis dan Perencanaan Stuktur Beton Bertulang
Analisis dan Perencanaan Stuktur Beton Bertulang UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA PASAL 72 KETENTUAN PIDANA SAKSI PELANGGARAN 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa
Lebih terperinciRekayasa dan Aplikasi Teknologi Plasma dan Ozon dalam Intensifikasi Proses: Menuju Industri Proses Berkinerja Tinggi yang Berwawasan Lingkungan
Rekayasa dan Aplikasi Teknologi Plasma dan Ozon dalam Intensifikasi Proses: Menuju Industri Proses Berkinerja Tinggi yang Berwawasan Lingkungan Setijo Bismo Pidato pada Upacara Pengukuhan Sebagai Guru
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pemerintah Negara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Sintang merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara lain, yaitu Malaysia khususnya Negara Bagian Sarawak. Kondisi ini
Lebih terperinciJiwa yang sukses adalah jiwa yang selalu siap menghadapi semua hal yang akan menghadangnya di dalam belantara kehidupannya.
Yang Penting Punya Nyali (Berani Bersama Allah) Sanksi Pelanggaran Pasal 72: Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah yang sedang bergulir merupakan bagian dari adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah yang sedang bergulir merupakan bagian dari adanya reformasi atas kehidupan bangsa yang telah ditetapkan dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Lebih terperinciINTER-PARLIAMENTARY UNION DAN AGENDA GLOBAL ABAD 21
INTER-PARLIAMENTARY UNION DAN AGENDA GLOBAL ABAD 21 INTER-PARLIAMENTARY UNION DAN AGENDA GLOBAL ABAD 21 Penyunting: Dr. phil. Poltak Partogi Nainggolan, MA Penulis: Lisbet, SIP, MSi Dina Martiany, SH,
Lebih terperinciSISTEM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK YANG OPTIMAL DALAM BIROKRASI PERIZINAN
SISTEM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK YANG OPTIMAL DALAM BIROKRASI PERIZINAN Oleh: Nyoman Putri Purnama Santhi Ni Made Ari Yuliartini Griadhi Bagian Hukum Pemerintahan,
Lebih terperinciJudul: Perlindungan TKI Perempuan Sektor Informal
Diterbitkan Oleh: Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI dan DIAN RAKYAT 2016 Judul: Perlindungan TKI Perempuan Sektor Informal Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Jumlah Halaman Isi: 147
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dari demografi, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap daerah di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan ini dapat dilihat dari demografi, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, aksesibilitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen (Studi pada
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang terkait dengan kualitas pelayanan terhadap kepuasan masyarakat antara lain: penelitian Valentina Anissa Febriani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era reformasi saat ini memberikan peluang bagi perubahan paradigma pembangunan nasional dan paradigma pertumbuhan menuju paradigma pemerataan pembangunan secara adil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era globalisasi, dimana perbatasan antar negara tidak lagi menjadi hambatan dalam memperoleh apa yang
Lebih terperinciDIMENSI STRATEGIS MANAJEMEN PEMBANGUNAN
DIMENSI STRATEGIS MANAJEMEN PEMBANGUNAN Oleh: Prof. Dr. Rakhmat, Drs., MS Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya harus tetap berusaha melayani kepentingan masyarakat dan mengayomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah sebagai abdi masyarakat mengandung pengertian bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya harus tetap berusaha melayani kepentingan masyarakat dan mengayomi
Lebih terperinciTENAGA KERJA: PERSPEKTIF HUKUM, EKONOMI, DAN SOSIAL
Editor: Sali Susiana TENAGA KERJA: PERSPEKTIF HUKUM, EKONOMI, DAN SOSIAL Diterbitkan oleh: P3DI Setjen DPR Republik Indonesia dan Azza Grafika Judul: Tenaga Kerja: Perspektif Hukum, Ekonomi, dan Sosial
Lebih terperinciPENGARAHAN UMUM GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA RAPAT PEMBINAAN APARAT POLISI PAMONG PRAJA SE- KALIMANTAN BARAT TAHUN
1 PENGARAHAN UMUM GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA RAPAT PEMBINAAN APARAT POLISI PAMONG PRAJA SE- KALIMANTAN BARAT TAHUN 2008 Hari : Senin Tanggal : 13 Maret 2008 Pukul : 09.30 WIB Tempat : Balai Petitih
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN PENANGANAN MASALAH PILKADA ANDI APRASING,SH.MH
IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN MASALAH PILKADA ANDI APRASING,SH.MH i Sanksi Pelanggaran Hak Cipta Undang-Undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2: 1. Hak Cipta
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Paradigma pembangunan masa lalu yang menempatkan pemerintah sebagai aktor utama pembangunan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi terbukti tidak mampu mensejahterakan rakyat Indonesia.
Lebih terperinciDINAMIKA HUKUM ADAT BAMBANG DARU NUGROHO
DINAMIKA HUKUM ADAT DINAMIKA HUKUM ADAT BAMBANG DARU NUGROHO YAYASAN PENDIDIKAN NASIONAL BANDUNG DINAMIKA HUKUM ADAT Penulis: Bambang Daru Nugroho Editor: Shery Imam Slamet ISBN: 978-602-74419-2-7 97 halaman,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai Negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai Negara, peranan Negara dan pemerintah bergeser dari peran sebagai pemerintah (Government) menjadi
Lebih terperinciManajemen Strategis. Novia Kencana, S.IP., MPA
Manajemen Strategis Novia Kencana, S.IP., MPA Analisa Kekuatan dan Kelemahan Pertanyaan analisa lingkungan internal : 1. Isu-isu apa sajakah yang lebih kuat/unggul? 2. Siapa yang memiliki kepemimpinan
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS Sesuai tugas dan fungsi Dinas Komunikasi dan InformatikaKabupaten Pacitan berperan melaksanakan uruan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika, bidang
Lebih terperinciDEMOKRASI & POLITIK DESENTRALISASI
Daftar Isi i ii Demokrasi & Politik Desentralisasi Daftar Isi iii DEMOKRASI & POLITIK DESENTRALISASI Oleh : Dede Mariana Caroline Paskarina Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2008 Hak Cipta 2008 pada penulis,
Lebih terperinciPeningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender
XVII Peningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender Salah satu strategi pokok pembangunan Propinsi Jawa Timur 2009-2014 adalah pengarusutamaan gender. Itu artinya, seluruh proses perencanaan,
Lebih terperinciKebijakan Desentralisasi dalam Kerangka Membangun Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah di Tengah Tantangan Globalisasi
KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Kebijakan Desentralisasi dalam Kerangka Membangun Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah di Tengah Tantangan Globalisasi Makalah Disampaikan pada
Lebih terperinciPEMANASAN GLOBAL DAN PERUBAHAN IKLIM. Penyunting Poltak Partogi Nainggolan
PEMANASAN GLOBAL DAN PERUBAHAN IKLIM Penyunting Poltak Partogi Nainggolan Pusat Pengkajian dan Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI Tahun 2010 i PEMANASAN GLOBAL DAN PERUBAHAN
Lebih terperinciSilabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) KEWARGANEGARAAN
Ruliana Kuswartinah MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ayo Belajar KEWARGANEGARAAN untuk Kelas V SD dan MI 5 Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas
Lebih terperinciSanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan
Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau
Lebih terperinciWenny Hulukati ISBN :
1 PANDUAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI SISWA SMA 2 UU No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Fungsi dan Sifat Hak Cipta pasal 2 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk
Lebih terperinciTENAGA KERJA INDONESIA: ANTARA KESEMPATAN KERJA, KUALITAS, DAN PERLINDUNGAN. Penyunting: Sali Susiana
TENAGA KERJA INDONESIA: ANTARA KESEMPATAN KERJA, KUALITAS, DAN PERLINDUNGAN Penyunting: Sali Susiana Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Lebih terperinciRINGKASAN. vii. Ringkasan
RINGKASAN Politik hukum pengelolaan lingkungan menunjukkan arah kebijakan hukum tentang pengelolaan lingkungan yang akan dibentuk dan dilaksanakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Selama pemerintahan orde baru sentralisasi kekuasaan sangat terasa dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama pemerintahan orde baru sentralisasi kekuasaan sangat terasa dalam setiap aktivitas pemerintahan daerah, bahkan rancangan pembangunan disetiap daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat. kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula..
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan di era globalisasi dan dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat bersaing
Lebih terperinciKEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI PADA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA PELUNCURAN STRATEGI NASIONAL (STRANAS) PERCEPATAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) MELALUI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. daerahnya sendiri dipertegas dengan lahirnya undang-undang otonomi daerah yang terdiri
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekad pemerintah pusat untuk meningkatkan peranan pemerintah daerah dalam mengelola daerahnya sendiri dipertegas dengan lahirnya undang-undang otonomi daerah yang terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula. perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan yang ditandai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciPUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) Dr.drg. Rosihan Adhani, SSos, MS Sampul dan Tata Letak Isi: Tim Pustaka Banua Cetakan II: Juli 2015 ISBN: 978-602-9857-51-1
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBELAJARAN
STRATEGI PEMBELAJARAN Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Lingkup Hak Cipta Pasal 2 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
Lebih terperinciSilabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Sunardi H.S. - Mas udi Asy MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 2 untuk Kelas VIII SMP dan MTs Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan terus mengalami dinamika perubahan. Permintaan pelayanan jasa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai tuntutan pelayanan, baik kuantitas, kualitas maupun kecepatan pelayanan terus mengalami dinamika perubahan. Permintaan pelayanan jasa publik akan
Lebih terperinciPerkembangan Sistem Anggaran Publik Anggaran Tradisional dan Anggaran New Public Management
Perkembangan Sistem Anggaran Publik Anggaran Tradisional dan Anggaran New Public Management Jenis anggaran sektor publik: Anggaran tradisional; ciri utamanya bersifat line-item dan incrementalism Anggaran
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode
Lebih terperinciPenerbit
Yuda Turana, Adre Mayza, Herry Pujiastuti Penerbit www.medikaholistik.com Panduan Program Stimulasi Otak pada Lansia Judul : Panduan Program Stimulasi Otak pada Lansia Penulis : Yuda Turana, Adre Mayza,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan berapapun bantuan yang diberikan kepada negara-negara berkembang, pasti habis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma good governance muncul sekitar tahun 1990 atau akhir 1980-an. Paradigma tersebut muncul karena adanya anggapan dari Bank Dunia bahwa apapun dan berapapun bantuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demokratisasi. Tujuan Otonomi Daerah adalah untuk meningkatkan kualitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah adalah salah satu produk terpenting reformasi politik yang berlangsung di Indonesia sejak tahun 1998 yang bermuatan demokratisasi. Tujuan Otonomi Daerah
Lebih terperinciKonversi bangunan tua bersejarah
Konversi bangunan tua bersejarah ari widyati purwantiasning Konversi bangunan tua bersejarah ari widyati purwantiasning arsitekturumjpress Jakarta 2015 ISBN XXX-XXX-XXXXX-X-X Sanksi Pelanggaran Pasal 72:
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, perlu perubahan secara mendasar, terencana dan terukur. Upaya
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
1 BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah Kondisi masyarakat yang mengalami perkembangan dinamis, tingkat kehidupan masyarakat yang semakin baik, mengakibatkan masyarakat semakin sadar akan apa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan issue
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan issue yang menonjol dalam pengelolaan administrasi publik saat ini. Tuntutan gencar yang
Lebih terperinciKEJAHATAN TRANSNASIONAL DI INDONESIA DAN UPAYA PENANGANANNYA. Penyunting Humphrey Wangke
KEJAHATAN TRANSNASIONAL DI INDONESIA DAN UPAYA PENANGANANNYA Penyunting Humphrey Wangke Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 2011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah mengharuskan untuk diterapkannya kebijakan otonomi daerah. Meskipun dalam UUD 1945 disebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pedesaan adalah bagian integral dari pembangunan daerah dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Idealnya, program-program
Lebih terperinciKekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan
KMA Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Proses Pembuatan Kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. runtuhnya rezim orde baru yang sentralistik dan otoriter. Rakyat bertransformasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bergulirnya era reformasi selama lebih dari satu dekade ini menandai runtuhnya rezim orde baru yang sentralistik dan otoriter. Rakyat bertransformasi dari
Lebih terperinci