PERBEDAAN KONSEP DIRI ANTARA REMAJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PADA MASA PUBERTAS

dokumen-dokumen yang mirip
: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepuasan Hidup Lansia di Kelurahan Bebel Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA N NAWANGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S

: Komunikasi Terapeutik, Perawat

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012 ETIKA PERGAULAN MAHASISWA KOS DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DUKUH KRUWED SELOKERTO SEMPOR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

PERILAKU REMAJA DALAM HAL PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA PUBERTAS DI SMP YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN TAHUN 2013

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

Sartika Tolingguhu NIM :

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031)

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

FIFI AZISYAH NIM : S

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ROHMATUL MAGFIROH DESA PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN KONSEP DIRI PADA WANITA PEKERJA SEKSUAL YANG MENGALAMI PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI DESA GLODOGAN KECAMATAN KLATEN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN CITRA TUBUH ( BODY IMAGE) SISWI USIA SEKOLAH DENGAN MENARCHE DI KECAMATAN SALE ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

ABSTRAK. Kata kunci : Berat Badan Bayi, ASI Eksklusif, MP-ASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Anak Toddler (Usia 1-3 Tahun) di Kelurahan Bener Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

p. ISSN: e. ISSN: Jurnal Elektronik Sistem Informasi Dan Komputer VOL 1 No.2 Juli-Desember 2015

GAMBARAN KONSEP DIRI ORANG TUA DENGAN ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB NEGERI WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PERUBAHAN HORMONAL PADA MASA PUBERITAS DENGAN KONSEP DIRI REMAJA DI SMP KANESIUS GAYAM YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA MENGGUNAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 10, No 2. Juni 2014

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) DENGAN MINAT MAHASISWA MENGIKUTI PROGRAM PROFESI NERS DI STIKES AISYIYAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA. Kiftiyah

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA USIA TAHUN DI SMA PGRI I TUBAN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Perilaku Seksual Remaja Di Smk Bina Patria 1 Sukoharjo

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu

Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015 ISSN X

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik yang

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) Di Puskesmas Benteng Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

KOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013 HUBUNGAN KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA MAHASISWA AKPER PANTI KOSALA SURAKARTA

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mereka dan membangun citra tubuh atau body image). Pada umumnya remaja putri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

GAYA PEMECAHAN MASALAH YANG DIMILIKI SISWA SMA NEGERI I PARONGPONG BANDUNG. Cesarina Silaban Dosen Akademi Perawatan Surya Nusantara Pematangsiantar.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Friz Oktaliza, 2015). Menurut WHO (World Health Organization), remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun, menurut

DAFTAR PUSTAKA. Ambarwati Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra.

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS VI DI SDN 14 SUNGAI RAYA TAHUN 2015 ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERSEDIAAN SUMBER ATAU FASILITAS DENGAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

Transkripsi:

PERBEDAAN KONSEP DIRI ANTARA REMAJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PADA MASA PUBERTAS Ade Erma Oktaviani dan Amelia Budiarti ABSTRAK Ade Erma Oktaviani, Amelia Budiarti Perbedaan Konsep diri antara Remaja Laki-Laki dan Perempuan yang Mengalami Perubahan Fisik pada Masa Pubertas di SMP N 1 Siwalan Kabupaten Pekalongan. xx + 94 halaman + 24 tabel + 1 skema + 5 lampiran Pubertas merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa. Pada masa pubertas, remaja mengalami percepatan pertumbuhan yang disebabkan oleh proses kematangan hormonal. Perubahan fisik yang dialami remaja dapat mempengaruhi konsep dirinya. Dalam konsep diri terdapat 5 komponen, yaitu : citra diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri. Remaja laki-laki dan perempuan mempunyai sikap, karakter, dan pertumbuhan badan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan konsep diri antara remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan. Penelitian ini menggunakan deskriptif komparatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi sebanyak 584 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan sample random sampling sebanyak 237 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner konsep diri remaja. Uji statistik menggunakan chi square dengan α = 0,05. Hasil penelitian menyimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas, pada komponen citra diri dengan ρ value = 0,018 dan peran dengan ρ value = 0,008. Dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas, pada komponen ideal diri dengan ρ value = 0,293, harga diri dengan ρ value = 0,302, identitas diri dengan ρ value = 0,364, serta konsep diri secara umum dengan ρ value = 0,224. Saran bagi institusi pendidikan, hendaknya guru bimbingan konseling untuk memperhatikan masalah-masalah pada remaja mengenai konsep diri remaja pada masa pubertas sehingga konsep dirinya menjadi positif. Kata kunci : pubertas, remaja, konsep diri

Pendahuluan Konsep diri berkembang secara bertahap dimulai dari bayi yang dapat mengenali dan membedakan orang lain dan berkembang terus hingga usia tua. Konsep diri dipelajari melalui pengalaman pribadi setiap individu, hubungan dengan orang lain dan interaksi dengan dunia diluar dirinya (Suliswati 2005, h.89). Konsep diri terdiri dari citra diri (body image), ideal diri (self-ideal), harga diri (self-esteem), peran (self-role), dan identitas diri (self-identity) (Suliswati 2005, h.92 93). Masa remaja adalah waktu yang kritis ketika banyak hal secara kontinu mempengaruhi konsep diri (Potter 2005, h.498). Ketika seseorang memasuki jenjang keremajaannya, maka remaja mengalami bagitu banyak perubahan dalam diri. Oleh karena itu dapat dimengerti bahwa konsep diri pada seorang remaja cenderung untuk tidak konsisten dan hal ini disebabkan karena sikap orang lain yang dipersepsikan oleh remaja juga berubah. Tetapi melalui cara ini, remaja mengalami suatu perkembangan konsep diri sampai akhirnya memiliki suatu konsep diri yang konsisten (Gunarsa 2008, h.236). WHO mendefinisikan remaja bila anak telah mencapai umur 10-19 tahun. Masa remaja berlangsung melalui 3 tahapan yang masing-masing ditandai dengan isu-isu biologik, psikologik dan sosial, yaitu : masa remaja awal (10-14 tahun), menengah (15-16 tahun), dan akhir (17-20 tahun) (Narendra 2002, h.138-139). Data profil kesehatan Indonesia 2010 (dikutip dalam Embo, 2012) mencatat penduduk Indonesia yang tergolong usia 10-19 tahun adalah sekitar 44 juta jiwa atau 21% yang terdiri dari 50,8% remaja laki-laki dan 49,2% remaja perempuan. Perubahan fisik remaja adalah terjadinya perubahan secara biologis yang ditandai dengan kematangan organ seks primer maupun sekunder, yang dipengaruhi oleh kematangan hormon seksual (Dario Agoes, 2004, h.16). Pubertas istilah asing yang sering digunakan untuk menunjukkan masa remaja, yang merupakan perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal yang terutama terjadi selama masa remaja awal. Respon terhadap perubahan fisik pada pertumbuhan dan perkembangan pubertas dimanifestasikan secara berbeda bergantung pada tingkat perkembangan (Wong 2009, h.597).

Peneliti melakukan studi pendahuluan pada tanggal 25 Maret 2013 di SMP Negeri 1 Siwalan dengan cara wawancara. Hasil dari studi pendahuluan pada empat remaja laki-laki dan empat remaja perempuan, rata-rata remaja perempuan mempunyai rasa malu dan takut terhadap pembesaran payudara, tumbuhnya rambut pubis dan terjadinya menstruasi. Berdandan merupakan hal yang umum yang biasa para remaja perempuan lakukan ketika berangkat sekolah, agar penampilannya menarik. Rata-rata remaja laki-laki mengatakan suaranya berubah, tumbuh jakun, dan mengenai mimpi basah serta pertumbuhan rambut pubis ada yang sudah dan ada yang belum. Karena ketika ditanya tentang mimpi basah para remaja laki-laki merasa malu, dan tidak ingat kapan mimpi basah itu terjadi. Masalah penampilan remaja laki-laki tidak mau kalah dengan remaja perempuan. Berdasarkan studi pendahuluan dan beberapa data di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian Perbedaan Konsep Diri antara Remaja Laki-Laki dan Perempuan yang Mengalami Perubahan Fisik pada Masa Pubertas di SMP Negeri 1 Siwalan. Metodelogi Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif komparatif dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah semua siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VII dan VIII SMP N 1 Siwalan yang berjumlah 584 siswa. untuk menentukan sampel digunakanlah teknik pengambilan sampel simple random sampling sebanyak 237 siswa. Penelitian menggunakan kuesioner, dimana peneliti mengumpulkan data secara formal kepada subjek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis. Pertanyaan yang diajukan adalah terstruktur, yaitu subjek hanya menjawab sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan (Nursamal 2003, h. 113). Kuesioner terdiri dari 27 Pertanyaan tentang konsep diri yang dibagi berdasarkan komponen konsep diri yaitu citra diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di SMP N 2 Sragi. Kuesioner di uji cobakan kepada 20 responden. Hasil uji validitas dari 35 pertanyaan konsep diri yang meliputi lima komponen konsep diri didapatkan 27 pernyataan valid yaitu no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 15, 16, 17, 19, 20, 22,23, 24, 25, 26, 28, 30, 32, 33,

34, 35 dengan nilai r hitung > r tabel (0,444) dan terdapat 8 pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan nomor 7, 12, 14, 18, 21, 27, 29, 31 dengan nilai r hitung < r tabel (0,444). Untuk mengetahui reliabilitas caranya adalah membandingkan r hasil dengan nilai konstanta (0,6). Bila r hasil > konstanta (0,6), maka pertanyaan tersebut reliabel (Riyanto 2009, h. 46). Berdasarkan nilai cronbach s alpha dari 35 pernyataan tentang konsep diri yang meliputi lima komponen konsep diri didapatkan α = 0,944 sehingga pernyataan tersebut reliabel karena r hasil > konstanta (0,6). Dalam penelitian ini, menggambarkan tentang : 1. Analisa Univariat a. Citra diri pada remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan. b. Ideal diri pada remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan. c. Harga diri remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan. d. Peran pada remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan. e. Identitas diri pada remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan. f. Konsep diri lak-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan. 2. Analisa Bivariat a. Perbedaan citra diri antara remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan. b. Perbedaan ideal diri antara remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan. c. Perbedaan harga diri antara remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan.

d. Perbedaan peran antara remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan. e. Perbedaan identitas diri pada remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan. f. Perbedaan konsep diri lak-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan. Uji statistik yang digunakan adalah chi square. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan a (alpha) sebesar 5% analisa data dalam penelitian ini menggunakan level of significance (a = alpha) sebesar 5% (0,05). Bila ρ value α, Ha gagal ditolak, berarti data sampel mendukung ada perbedaan signifikan konsep diri. Bila ρ value > α, Ha ditolak, berarti data sampel mendukung tidak ada perbedaan signifikan konsep diri. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil penelitian di SMP N 1 Siwalan Kabupaten Pekalongan, didapatkan responden remaja laki-laki mengalami konsep diri (citra diri) negatif yaitu 50,4% dan responden remaja perempuan mengalami konsep diri (citra diri) negatif yaitu 66,4%. Hal ini disebabkan selama masa pubertas terjadi percepatan pertumbuhan akibat proses kematangan hormonal. 2. Hasil penelitian di SMP N 1 Siwalan Kabupaten Pekalongan, didapatkan responden remaja laki-laki mengalami konsep diri (ideal diri) negatif yaitu 82,6% dan responden remaja perempuan mengalami konsep diri (ideal diri) negatif yaitu 76,2%. Hal ini disebabkan standar diri yang dimiliki remaja laki-laki tidak sesuai dengan harapannya seperti orang lain yang menjadi tolok ukurnya. 3. Hasil penelitian di SMP N 1 Siwalan Kabupaten Pekalongan, didapatkan responden remaja laki-laki mengalami konsep diri (harga diri) negatif yaitu 75,7% dan responden remaja perempuan mengalami konsep diri (harga diri) negatif yaitu 82%. Hal ini karena harga diri sangat mengancam

pada masa pubertas, karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan, karena banyak keputusan yang harus dibuat menyangkut dirinya sendiri. 4. Hasil penelitian di SMP N 1 Siwalan Kabupaten Pekalongan, didapatkan responden remaja laki-laki mengalami konsep diri (peran) negatif yaitu 54,8% dan responden remaja perempuan mengalami konsep diri (peran diri) negatif yaitu 72,1%. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan remaja menyebabkan tanggapan masyarakat yang berbeda pula. 5. Hasil penelitian di SMP N 1 Siwalan Kabupaten Pekalongan, didapatkan responden remaja laki-laki mengalami konsep diri (identitas diri) negatif yaitu 59,1% dan responden remaja perempuan mengalami konsep diri (identitas diri) negatif yaitu 52,5%. Hal ini disebabkan karena selama masa remaja tugas emosional utama seseorang adalah perkembangan rasa diri, atau identitas. 6. Hasil penelitian di SMP N 1 Siwalan Kabupaten Pekalongan, didapatkan responden remaja laki-laki mengalami konsep diri negatif yaitu 47,8% dan responden remaja perempuan mengalami konsep diri negatif yaitu 56,6%. Hal ini disebabkan karena selama masa remaja tugas emosional utama seseorang adalah perkembangan konsep diri. 7. Hasil uji chi square di dapatkan ρ value = 0,018. sehingga ρ value < 0,05 maka Ha gagal ditolak, hal ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara konsep diri (citra diri) antara remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan Kabupaten Pekalongan. Hasil penelitian menunjukkan remaja perempuan memiliki konsep diri (citra diri) lebih negatif dibandingkan remaja laki-laki. Sejalan dengan penelitian Hagborg dkk 1993 (dikutip dalam Baron & Byrne 2003, h. 203) bahwa dibandingkan laki-laki, perempuan cenderung mengekspresikan kekhawatiran dan ketidakpuasan

lebih banyak terhadap tubuh dan penampilan fisik perempuan secara keseluruhan. 8. Hasil uji chi square di dapatkan ρ value = 0,293. sehingga ρ value > 0,05 maka Ha ditolak, hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan antara konsep diri (ideal diri) pada remaja laki-laki dan perempuan di SMP N 1 Siwalan Kabupaten Pekalongan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wood dkk 1997 (dikutip dalam Baron & Byrne 2003, h.193) bahwa dalam hal-hal tertentu, ada norma-norma sosial yang tetap tradisional, dimana tingkah laku sesuai dengan gender. Sehingga laki-laki harus kuat dan dominan, sementara perempuan seharusnya perhatian, sensitif, dan ekspresif secara emosional. Bagi laki-laki dan perempuan yang nyaman dengan norma-norma ini akan puas jika berhasil memenuhi norma-norma tersebut dan kesal ketika tingkah laku gagal memenuhi pola yang diharapkan. 9. Hasil uji chi square di dapatkan ρ value = 0,302. sehingga ρ value > 0,05 maka Ha ditolak, hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara konsep diri (harga diri) pada antara remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan Kabupaten Pekalongan. Harga diri sangat mengancam pada masa pubertas, karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan, karena banyak keputusan yang harus dibuat menyangkut dirinya sendiri. Remaja dituntut untuk menentukan pilihan, posisi peran dan memutuskan apakah remaja mampu meraih sukses dari suatu bidang tertentu, apakah remaja dapat berpartisipasi atau diterima diberbagai macam aktivitas sosial (Suliswati 2005, h.92 93). 10. Hasil uji chi square di dapatkan ρ value = 0,008. sehingga ρ value < 0,05 maka Ha gagal ditolak, hal ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara konsep diri (peran) antara remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan Kabupaten Pekalongan. Masyarakat memiliki standar peran

berdasarkan jenis kelamin yang berupa seperangkat niali-nilai, motif dan perilaku yang dianggap lebih cocok untuk jenis kelamin tertentu. Perempuan didorong untuk lebih memiliki peran expresif, yang merupakan preskripsi sosial dimana seorang perempuan harus bersikap koperatif, baik hati, memelihara dan sensitif terhadap kebutuhan orang lain. Sementara remaja laki-laki didorong untuk memiliki peran instrumental, yang merupakan perspektif sosial bahwa seseorang harus dominan, mandiri, asertif, kompetitif, dan berorientasi pada tujuan (Hasan 2008, h.238). 11. Hasil uji chi square di dapatkan ρ value = 0,364. sehingga ρ value > 0,05 maka Ha ditolak, hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara konsep diri (identitas diri) antara remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan Kabupaten Pekalongan. Seiring dengan semakin banyaknya perempuan yang terjun ke dunia kerja dan semakin ditentangnya mengenai perbedaan gender. Kemudian perbedaan gender menghilang. Tugas dalam eksplorasi identitas mungkin lebih kompleks bagi perempuan dibandingkan laki-laki, karena perempuan mungkin mencoba mencapai identitas baik pada domain yang lebih banyak dibanding laki-laki (Santrock 2007, h. 76). 12. Hasil uji chi square di dapatkan ρ value = 0,224. sehingga ρ value > 0,05 maka Ha ditolak, hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara konsep diri pada antara remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan Kabupaten Pekalongan. Remaja dalam masa pubertas masih tidak konsisten dalam pembentukkan konsep diri. Menurut penelitian Williams & Best 1989 (dikuti dalam Santrock 2003, h. 374) bahwa di negara berkembang terjadi peningkatan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, perbedaan perilaku juga mulai berkurang.

Simpulan dan Saran Simpulan hasil penelitian : 1. Analisa Univariat a. Remaja laki-laki yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas memiliki konsep diri (citra diri) negatif 50,4 dan positif 49,6% b. Remaja laki-laki yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas memiliki konsep diri (ideal diri) negatif 82,6% dan positif 17,4%. c. Remaja laki-laki yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas memiliki konsep diri (harga diri) negatif 75,7% dan positif 24,3%. d. Remaja laki-laki yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas memiliki konsep diri (peran) negatif 54,8% dan positif 45,2%. e. Remaja laki-laki yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas memiliki konsep diri (identitas diri) negatif 59,1% dan positif 40,9%. f. Remaja laki-laki yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas memiliki konsep diri negatif 47,8% dan positif 52,2%. g. Remaja perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas memiliki konsep diri (citra diri) negatif 66,4% dan positif 33,6%. h. Remaja perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas memiliki konsep diri (ideal diri) negatif 76,2% dan positif 23,8%. i. Remaja perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas memiliki konsep diri (harga diri) negatif 82% dan positif 18%.

j. Remaja perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas memiliki konsep diri (peran) negatif 72,1% dan positif 27,9%. k. Remaja perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas memiliki konsep diri (identitas diri) negatif 52,5% dan positif 47,5%. l. Remaja perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas memiliki konsep diri negatif 56,6% dan positif 43,4%. 2. Analisa Bivariat a. Terdapat perbedaan yang bermakna antara konsep diri (citra diri) antara remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan Kabupaten Pekalongan. b. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara konsep diri (ideal diri) antara remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan Kabupaten Pekalongan. c. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara konsep diri (harga diri) antara remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan Kabupaten Pekalongan. d. Terdapat perbedaan yang bermakna antara konsep diri (peran) antara remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan Kabupaten Pekalongan. e. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara konsep diri (identitas diri) antara remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas di SMP N 1 Siwalan Kabupaten Pekalongan. f. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan konsep diri pada remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami perubahan fisik pada masa pubertas.

Saran 1. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi institusi pendidikan dalam menentukan atau memberikan mata pelajaran seperti bimbingan konseling, sekolah atau pendidik sebaiknya memperhatikan tentang masalah-masalah yang dihadapi remaja kemudian memberikan bimbingan serta informasi yang benar dan tepat sesuai dengan perkembangan remaja saat dalam masa pubertas sehingga konsep diri remaja menjadi positif. 2. Bagi Responden Diharapkan remaja mengetahui perubahan fisiknya pada masa pubertas sehingga membentuk konsep diri yang positif. 3. Bagi Profesi Keperawatan Diharapkan tenaga kesehatan khususnya perawat dapat memberikan kontribusi berupa pendidikan kesehatan untuk memeberikan saran praktis dalam penyelesaian masalah yang menjadi perhatian sebagian besar pelajar. Untuk mempelajari tentang topik atau masalah spesifik, perawat harus mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan remaja. 4. Bagi Peneliti Lain Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan atau data dasar bagi peneliti lain untuk meneliti tentang konsep diri dengan ruang lingkup yang lebih luas, sehingga hasil penelitian dapat lebih sempurna. ACKNOWLEDGEMENT Kepala Program Pendidikan S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Pekajangan BAPPEDA Kabupaten Pekalongan Kepala Dinas Pendidikan Kepala Sekolah SMP N 1 Siwalan

DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu & Sholeh, Munawar. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT Asdi Mahasatya. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Baron, Roberta & Byrne Donn. 2003. Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga. Budiarti, Sri Indah Purwani. 2012. Perbedaan Penerimaan Diri dengan Kompetensi Interpersonal antara Remaja Laki-Laki dan Perempuan Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Gubug. Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Budi, Rini Riana Setia. 2012. Dukungan Orang Tua dengan Peran Diri sebagai Siswa pada Remaja di SMK Pelita Nusantara 1 Semarang. Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Ghalia Indonesia. Gunarso, Singgih D. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : Gunung Mulia. Hasan, Aliah B. Purwakania. 2008. Psikologi Perkembangan Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Hadinoto, Siti Rahayu. 2004. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Haq, Asa Dina 2011. Perbedaan Konsep Diri Antara Siswa Laki-laki dengan Perempuan yang Mengalami Obesitas di SMA Muhammadiyah 1 Pekalongan. Sarjana Keperawatan Stikes Muhammadiyah Pekajangan. Mubarak, Wahit I & Nurul Chayatin 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori & Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC. Narendra, dkk, 2002. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi Pertama. Jakarta : Sagung Seto. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehtan. Jakarta : Rineka Cipta. Rineka Cipta.. 2010. Metodologi Penelitian Kesehtan. Jakarta : Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Perry, A & Potter, P. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4 trans. Asih, Y, et.all. Jakarta : EGC. Prameswari, Sorga perucha Iful. 2012. Hubungan Obeisitas dengan Citra Diri dan Harga Diri pada Remaja Putri di Kelurahan Jomblang

Kecamatan Candisari Semarang. Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Rahmadi. 2010. Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Konsep Diri pada Remaja Putri yang Mengalami Pubertas di Madrasah Aliyah Futuhiyah Desa Penggaron Lor Kecamatan Genuk Semarang. Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Riwidikdo, H. 2007. Statisti Kesehatan Belajar Mudah Teknik Analisis Data Dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Riyanto, Agus. 2009. Penglahan dan Analisa Data Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. Rosidah. 2009. Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Mengembangkan Konsep Diri Siswa Kelas VIII SMP N 7 Bandung. Sarjana Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Santrock, John W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga.. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Stuart, Gail. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 5. Jakarta : EGC. Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

Suliswati, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC. Wong, Donna L, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong Edisi 6 Volume 1. Jakarta : EGC. Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Zulkifli. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.