BRAHMAVIHĀRA (2) KEDIAMAN LUHUR

dokumen-dokumen yang mirip
Brahmavihāra (1) Pendahuluan. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

Brahmavihāra (3) Bagaimana Melatihnya. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin 7E9064DE

Sobhanacetasika (3) Dhammavihārī Buddhist Studies

KAMMA 1 Bukan kata lain dari fatalisme atau takdir. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

o Di dalam tradisi Theravāda, pāramī bukanlah untuk Buddha saja, tetapi sebagai prak/k yang juga harus dipenuhi oleh Paccekabuddha dan sāvakā.

Kasih dan Terima Kasih Kasih dan Terima Kasih

Empat Kebenaran Mulia. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin 7E9064DE

SĪLA-2. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

Sampayoganaya Metode Asosiasi (2) Dhammavihārī Buddhist Studies

Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings)

Permintaan Untuk Membabarkan Dhamma. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

62 PANDANGAN SALAH (3) Dhammavihārī Buddhist Studies

Parābhava (2) Khotbah tentang Keruntuhan

Dāna. Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin 2. Pariyatti Sāsana hp ; pin. Sunday, October 13, 13

Meditasi. Oleh : Taridi ( ) KTP. Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri

DEPARTEMEN PEMUDA DAN ANAK GBI JEMAAT INDUK DANAU BOGOR RAYA BAHAN SHARING COOL PEMUDA Minggu I; Bulan: Februari 2011

PERTAPA GOTAMA MEMILIH JALAN TENGAH & ARIYASĀVAKA TANPA JHĀNA. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin!

Saṅgahanaya Metode Sintesis. Dhammavihārī Buddhist Studies

6. Pattidāna. (Pelimpahan Kebajikan) hp , pin bb.2965f5fd

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

Kamma (6) IV. Berdasarkan Tempat Kematangan Kamma Lingkup Inderawi

Dhammacakka Pavattana Sutta!

1. Mengapa bermeditasi?

Saṅgahanaya (2) Metode Sintesis. Dhammavihārī Buddhist Studies

D. ucapan benar E. usaha benar

Mahā Maṅgala Sutta (1)

Dāna. Pariyatti Sāsana hp ; pin. Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin. Sunday, October 6, 13

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN SEBELUM UJI COBA. 1. Skala Tawakal ( I ) 2. Skala Adversity Quotient ( II )

62 pandangan-salah (2)

WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA

62 PANDANGAN SALAH (1)

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101]

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

Empat Keadaan-Batin Luhur Perenungan terhadap Cinta Kasih, Welas Asih, Turut Berbahagia, dan Keseimbangan Batin

Kāmāvacarasobhana Cittaṃ (1)

62 Pandangan Salah (6)

Pentahbisan Yasa dan Buddha Memulai Misinya. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

BAB I PENDAHULUAN. Agama merupakan suatu kepercayaan tentang konsep Tuhan. Indonesia memiliki 6

01. Bersyukur apabila mendapat nikmat; 02. Sabar apabila mendapat kesulitan; 03. Tawakal apabila mempunyai rencana/ rancangan;

Ikhtisar Perasaan (Vedanāsaṅgaha) Dhammavihārī Buddhist Studies

Sifat Agung Dari Tiga Permata 2

Interpersonal Communication Skill

Langkah untuk Damai & Tenang

Bodhipakkhiyā Dhammā (2)

Sutta Sangkakala: Trompet dari Kulit Kerang (Sankha Sutta: The Conch Trumpet) Saṅkhadhamasuttaṃ [SN 42.8]

Andalah Yang Bertanggung Jawab (You Are Responsible!) Oleh: K. Sri Dhammananda

Akusalacetasika. Dhammavihārī Buddhist Studies

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

MENGHENTIKAN GAYA HIDUP AUTOPILOT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih)

SAUDARA BELAJAR BERJALAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

KABAR GEMBIRA BERHADAPAN DENGAN HEDONISME PERTEMUAN IV

MENGGAPAI PUNCAK KEKUDUSAN

PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak

dr Gunawan Setiadi, MPH Tirto Jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa

KONSTRUKSI DRAMATIK SINEMATOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Sampayoganaya Metode Asosiasi. Dhammavihārī Buddhist Studies

Belas Kasih Dan Pribadi

Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan...

BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J.

Dua Jenis Tangisan. oleh: Andi Kusnadi

Angket 1 No Pernyataan SS S TS STS

Istiqomah. Khutbah Pertama:

SILABUS PEMBELAJARAN

Abhidhammatthasaṅgaha

BK KELOMPOK Diana Septi Purnama TAHAP AWAL KEGIATAN KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari

Sutta Maha Kammavibhanga: Penjelasan Mendetail Tentang Kamma (Maha Kammavibhanga Sutta: The Great Exposition of Kamma) Majjhima Nikaya 136

MENGATASI KEMURUNGAN DAN MENERIMA KEDAMAIAN & SUKACITA

Karaniya Metta Sutta. Mereka lalu duduk diam di bawah pohon. Tetapi keesokkan harinya setelah para bhikkhu. Diposkan pada 02 Januari 2016

Bab I: Pengetahuan-buku. Bagian i hingga v Gagasan-gagasan dan maknanya. Topik I. PENGETAHUAN Catatan Pendahuluan

Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas)

SYAIR KERINDUAN. Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga semuanya tentang CINTA dan CITA-CITA.

BAB IV PENUTUP. 1. Ada 81 buah idiom yang digunakan dalam novel Ayah karya Andrea

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu?

Sutta Nipata menyebut keempat faktor sebagai berikut: Lebih lanjut, murid para

ETIKA ber-kkn UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO L/O/G/O.

Ikhtisar Pintu (Dvārasaṅgaha) Dhammavihārī Buddhist Studies

MENJADI TUA DAN BAHAGIA

Proses Kognitif Pintu Batin (Manodvāravīthi)

TANYA JAWAB DI GROUP ABHIDHAMMA

Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira

Lima Daya Pengendali. Pañcindriya. Dhammavihārī Buddhist Studies

SUTRA 42 BAGIAN. B. Nyanabhadra

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

LAMPIRAN RINGKASAN CERITA

5 Khasiat Batu Giok Untuk Keberuntungan. 5 Khasiat Batu Giok Untuk Keberuntungan.

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak

BAGAIMANA MENGENAL DIRI ANDA

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN SEKSUAL DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN SKRIPSI

Sebenarnya Apa itu Aura Positif? Dan Mengapa Bisa membuat seseorang terlihat lebih menarik?

Surat Yohanes yang pertama

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian

A. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal

Kenapa kebencian? Apakah yang membuat seseorang itu membenci?

Transkripsi:

BRAHMAVIHĀRA (2) KEDIAMAN LUHUR DEFINISI 4 BRAHMAVIHĀRA Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin 7E9064DE

Mettā: Mejjatīti mettā, siniyhatīti attho. mitte vā bhavā, mittassa vā esā pavattītipi mettā. Mejjati (lit. menggemukkan. Perasaan mencintai, mengasihi, tertarik) inilah yg dimaksud dengan mettā. Menjadikannya lembab dan lengket itulah artinya. Atau membuat (hati) bersahabat. Ini adalah perilaku (yg seharusnya) kepada teman, maka inilah yg disebut mettā. (Vism 9.262)

Mettā: Panettha hitākārappavattilakkhaṇā mettā, hitūpasaṃhārarasā, āghātavinayapaccupaṭṭhānā, sattānaṃ manāpabhāvadassanapadaṭṭhānā. byāpādūpasamo etissā sampatti, sinehasambhavo vipatti. Disini mettā mempunyai karakteristik mendorong aspek kesejahteraan. Fungsinya adalah untuk mengutamakan kesejahteraan. Bermanifestasi sebagai penghancur kemarahan. Penyebab terdekatnya adalah melihat sisi menarik (manāpabhāva) dari para mahluk. Dikatakan berhasil apabila membuat kehendak-jahat menjadi reda, dan gagal apabila menghasilkan rasa haru.

Karuṇā: Paradukkhe sati sādhūnaṃ hadayakampanaṃ karotīti karuṇā. kiṇāti vā paradukkhaṃ hiṃsati vināsetīti karuṇā. kiriyati vā dukkhitesu pharaṇavasena pasāriyatīti karuṇā. Ketika ada penderitaan di mahluk lain, hal ini menyebabkan hati orang yang baik bergetar, inilah yg disebut dengan karuṇā. Atau memerangi (kiṇāti, lit. membeli) penderitaan mahluk lain, menyerang dan menghancurkannya, maka inilah yang disebut karuṇā. Atau tergerak diantara mereka yg menderita dengan jalan merembesinya, maka inilah yg disebut dengan karuṇā.

Karuṇā: Dukkhāpanayanākārappavattilakkhaṇā karuṇā, paradukkhāsahanarasā, avihiṃsāpaccupaṭṭhānā, dukkhābhibhūtānaṃ anāthabhāvadassanapadaṭṭhānā. vihiṃsūpasamo tassā sampatti, sokasambhavo vipatti. Belas-kasih mempunyai karakteristik menghentikan keberlangsungan dari penderitaan. Fungsinya untuk tidak tinggal diam terhadap penderitaan mahluk lain. Bermanifestasi sebagai sikap hati tanpa-kebengisan. Penyebab terdekatnya adalah melihat ketidak-berdayaan mahluk yg sedang diliputi penderitaan. Dikatakan berhasil apabila kebengisan menjadi reda, dan gagal ketika menghasilkan kesedihan.

Muditā: Modanti tāya taṃsamaṅgino, sayaṃ vā modati, modanamattameva vā tanti muditā. Mereka yang memiliki ini adalah yg dimaksud dengan kegembiraan. Atau ini sendiri(pun) disebut kegembiraan. Atau semata-mata hanya perbuatan yang disertai kegembiraan, maka inilah yang disebut kegembiraan.

Muditā: Pamodanalakkhaṇā muditā, anissāyanarasā, arativighātapaccupaṭṭhānā, sattānaṃ sampattidassanapadaṭṭhānā. arativūpasamo tassā sampatti, pahāsasambhavo vipatti. Kegembiraan mempunyai karakteristik bergembira [atas kesuksesan org lain]. Menjadi tidak iri-hati adalah fungsinya. Bermanifestasi sebagai penghancuran rasa tidak-suka. Penyebab terdekatnya adalah melihat kesuksesan mahluk. Dikatakan berhasil apabila muditā membuat rasa tidak-suka menjadi reda, dan gagal apabila menghasilkan kegembiraan yg berlebihan.

Upekkhā: averā hontū tiādibyāpārappahānena majjhattabhāvūpagamanena ca upekkhatīti upekkhā. Tidak tertarik (upekkhati), dengan meninggalkan pemikiran seperti, Semoga mereka terbebas dari permusuhan, dan kembali kepada netralitas, maka inilah yg disebut upekkhā.

Upekkhā: Sattesu majjhattākārappavattilakkhaṇā upekkhā, sattesu samabhāvadassanarasā,paṭighānunayavūpasamapaccupaṭṭhān, kammassakā sattā, te kassa ruciyā sukhitā vā bhavissanti, dukkhato vā muccissanti, pattasampattito vā na parihāyissantī ti evaṃ pavattakammassakatādassanapadaṭṭhānā. paṭighānunayavūpasamo tassā sampatti, gehasitāya aññāṇupekkhāya sambhavo vipatti. Upekkhā mempunyai karakteristik mendorong netralitas terhadap semua mahluk. Fungsinya adalah melihat kesetaraan pada semua mahluk. Bermanifestasi sebagai ketenangan terhadap kekesalan-hati serta sikap bersahabat. Sebab terdekatnya adalah melihat kepemilikan kamma, demikianlah, Semua mahluk adalah pemilik dari kamma2nya, pilihan siapakah (apabila) mereka menjadi bahagia atau terbebas dari penderitaan, atau tidak akan terjatuh dari kesuksesan yg telah mereka raih? Dikatakan berhasil apabila kekesalan dan menerima dg puas reda, dan gagal apabila menghasilkan ketenangan-hati yg tidak disertai oleh pengetahuan, yaitu berdasar pada kerumah-tanggaan.

KEMIRIPAN DARI 4 BRAHMAVIHĀRA Harus dipahami bahwa empat tanpa-batas mempunyai satu sifat alamiah yg sama walaupun tanda-tanda mereka berbeda. Demikianlah, dikarenakan oleh tertekannya gejolak-batin, dikarenakan oleh kesamaan objek yaitu mahlukmahluk, dikarenakan oleh kehendak untuk memberikan manfaat, mereka mempunyai satu karakteristik. (Vimuttimagga, BPS 1977:194)

PEMANCARAN BRAHMAVIHĀRA so mettāsahagatena cetasā ekaṃ disaṃ pharitvā viharati. tathā dutiyaṃ. tathā tatiyaṃ. tathā catutthaṃ iti uddhamadho tiriyaṃ sabbadhi sabbattatāya sabbāvantaṃ lokaṃ mettāsahagatena cetasā vipulena mahaggatena appamāṇena averena abyāpajjena pharitvā viharati. (Dengan hati dipenuhi cinta-kasih, ia menetap dengan memancarkan ke satu-penjuru, kedua, ketiga, keempat. Demikianlah keatas, kebawah, keseberang, kemanapun dan kepada siapapun termasuk dirinya sendiri, ia menetap dengan memancarkan keseluruh penjuru dunia dengan hati dipenuhi cinta-kasih yang luas, agung, tak-terbatas, tanpa-kebencian, tanpa kehendak-jahat.) [D1:251] Ketiga brahmavihāra yg lain dipraktikkan dg cara yg sama dengan mengganti cinta-kasih dengan belas-kasih, kegembiraan/kebahagiaan-apresiatif dan ketenangan-hati.

PEMANCARAN BRAHMAVIHĀRA dengan hati dipenuhi cinta-kasih yang luas, agung, takterbatas, tanpa-kebencian, tanpa kehendak-jahat. Luas (vipula) = istilah utk pencapaian samādhi. Agung (mahaggata) = pencapaian jhāna yg bebas dari rintangan-batin secara temporer. Tak-terbatas (appamāṇa) = melampaui kesombongan (māna) secara temporer; tidak memilah, melihat semua mahluk apa-adanya, bebas dari dikotomi aku-dankamu, kawan-dan-lawan; dengan demikian dia bebas dari kebencian dan tidak mempunyai pikiran/kehendak jahat.

BRAHMAVIHĀRA DAN JHĀNA Brahmavihāra Antidot Jhāna Mettā Penuh Kebencian 1 sd 3 Karuṇā Bengis 1 sd 3 Muditā Pendendam 1 sd 3 Upekkhā Penuh-nafsu 4

SELESAI