BAB VII ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL 7.1. UMUM Bab ini menguraikan lebih lanjut tentang hasil yang diperoleh pada Bab VI Studi Optimasi. Analisa Ekonomi dan Finansial dimaksudkan untuk menilai apakah hasil dari studi optimasi layak untuk dilaksanakan. Studi optimasi PLTM Santong menunjukkan bahwa hasil optimal dicapai pada debit 1.4 m 3 /detik dengan kapasitas pembangkit 841 kw dan total biaya proyek Rp. 17.630.339.983,9 setara dengan biaya per kw Rp. 20.963.543,4 atau US$ 2.206,69. Hasil ini akan dievaluasi untuk masa proyek 32 tahun atau 30 tahun beroperasi dengan cara menghitung Present Value (PV), Internal Rate of Return (IRR), dan Benefit Cost Ratio (BCR) dari proyek. Selanjutnya dilakukan analisa sensitivitas untuk mengetahui apakah proyek masih layak jika terjadi perubahan-perubahan pada ongkos dan pendapatan. 7.2. ANALISA EKONOMI Analisa ekonomi dilakukan dengan membandingkan PLTM dan Diesel. Selisih antara biaya investasi dan biaya Operasional (O) & Maintenance (M) dari PLTM dengan biaya investasi dan O & M Diesel dianggap sebagai benefit, begitu juga hasil penjualan energinya. Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam analisa ekonomi yaitu : 1. Biaya modal diesel: $ 630/kW untuk 220 kw 2. Biaya O & M : - PLTM : 0,5 % x biaya investasi - Diesel : a. Biaya overhaul : $ 120/kW tiap 18000 jam operasi b. Biaya bahan bakar : $ 0,17/liter setara dengan 0,30 liter/kwh ditambah dengan pelumas $ 1,60/liter setara dengan 0,003 liter/kwh. 3. Penerimaan : Rp.180/kW BAB 7 ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL VII - 1
Tabel 7.1. Analisa Ekonomi PLTM Santong BAB 7 ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL VII - 2
Perhitungan-perhitungan yang dilakukan dalam analisa ekonomi seperti ditunjukkan pada Tabel 7.1 diperoleh hasil EIRR sebesar 21,52% dan BCR sama dengan 2,37. Hasil ini menunjukkan bahwa proyek layak untuk dilaksanakan jika dibandingkan dengan suku bunga investasi 12%. 7.3. ANALISA FINANSIAL Mirip dengan analisa ekonomi, maka analisa finansial dilakukan dengan hanya memperhatikan biaya nyata dan penerimaan nyata dari sistem PLTM. Perhitungan yang ditampilkan pada Tabel 7.5 diperoleh hasil FIRR sebesar 20,26% dan BCR 1,68. Hasil ini menunjukkan bahwa secara finansial proyek layak dilaksanakan untuk suku bunga investasi 12 %. 7.4. ANALISA SENSITIVITAS Dari analisa ekonomi diperoleh hasil bahwa proyek layak untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, analisa sensitivitas diarahkan pada kondisi lebih buruk yang mungkin dialami proyek nantinya, kemudian diperiksa pada kondisi tersebut apakah proyek masih layak atau tidak. Kondisi yang dipilih yaitu biaya proyek naik 10 %, harga jual/kwh Rp. 125,- dan kombinasi dari keduanya. Perhitungan ditunjukkan pada Tabel 7.2, 7.3, 7.4, 7.6, 7.7, dan 7.8, dan diperoleh hasil sebagai berikut : Kondisi Analisa Ekonomi Analisa Finansial IRR (%) BCR IRR (%) BCR 1. Investasi naik 10% 19,40 2,07 18,49 1,53 2. Harga Rp. 125/kWh 18,10 1,86 14,13 1,17 3. Kombinasi 1 dan 2 16,26 1,60 12,79 1,06 Dari ketiga kondisi tersebut terlihat bahwa proyek masih layak untuk dilaksanakan. Kecenderungan yang tampak dari kondisi-kondisi tersebut yaitu bahwa pengaruh perubahan harga jual per kwh sangat besar (sensitif). BAB 7 ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL VII - 3
Tabel 7.2. Analisa Ekonomi PLTM Santong (Investasi Naik 10 %) BAB 7 ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL VII - 4
Tabel 7.3. Analisa Ekonomi PLTM Santong (Harga Jual/kWh Rp.125) BAB 7 ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL VII - 5
Tabel 7.4. Analisa Ekonomi PLTM Santong (Investasi Naik 10 % dan Harga Jual/kWh Rp.125) BAB 7 ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL VII - 6
Tabel 7.5. Analisa Finansial PLTM Santong BAB 7 ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL VII - 7
Tabel 7.6. Analisa Finansial PLTM Santong (Investasi Naik 10 %) BAB 7 ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL VII - 8
Tabel 7.7. Analisa Finansial PLTM Santong (Harga Jual/kWh Rp.125) BAB 7 ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL VII - 9
Tabel 7.8. Analisa Finansial PLTM Santong (Investasi Naik 10 % dan Harga Jual/kWh Rp.125) BAB 7 ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL VII - 10