Sasaran Merumuskan pola penggunaan/pemilihan moda penduduk Jakarta. Merumuskan peluang perpindahan penggunaan moda dari kendaraan pribadi ke BRT di Jakarta.
Ruang Lingkup Ruang Lingkup Wilayah Terdiri atas : 1. Kec. Kebayoran Baru 2. Kec. Mampang Prapatan 3. Kec.Kebayoran Lama 4. Kec. Tanah Abang 5. Kec. Setiabudi 6. Kec. Menteng 7. Kec. Palmerah 8. Kec. Gambir 9. Kec.Grogol Petamburan 10. Kec. Sawah Besar 11. Kec. Tambora 12. Kec. Taman Sari 13. Kec. Pademangan
Valuable Quotations Jika masalah kemacetan ini dibiarkan, maka pada tahun 2020 kemacetan terjadi akan sangat parah. Seorang penduduk tinggal di daerah Condet Jakarta Timur, ketika ia membuka gerbang rumahnya untuk berangkat kerja maka ia akan melihat pemandangan kemacetan terjadi di depan rumahnya (Kompas 2 Februari 2005). Hal ini terjadi akibat dari perilaku penduduk di jakarta lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan menggunakan angkutan publik. Sutiyoso (2005) Morlock (1980) dan Bruton (1985) advances in transport have made possible changes in the way we live and the way in which societies are organized, and thereby have influenced the development of civilization Menurut Tamin (2007), untuk mengimbangi dan menekan laju peningkatan penggunaan angkutan pribadi, harus dilakukan perbaikan system angkutan umum berdasarkan kemampuan angkut yang besar, kecepatan yang tinggi, keamanan dan kenyamanan perjalanan yang memadai. Karena digunakan secara massal, haruslah dengan biaya perjalanan yang terjangkau.
Kerangka Berfikir Mobilitas dan interaksi perkotaan DKI Jakarta yang tinggi sehingga sering terjadi kemacetan yang berakibat lambatnya perpindahan barang dan jasa Sistem angkutan umum penumpang Bus Rapid Transit dikembangkan dalam pengembangan pola transportasi makro di Jakarta Jalan didominasi kendaraan pribadi dan peningkatan jumlahnya tidak sebanding dengan luas jalan karena keterbatasan jumlah lahan Latar Belakang Teridentifikasinya pola pergerakan penduduk Koridor I Jakarta Merumuskan pola modal split kendaraan pribadi ke BRT di Koridor I Jakarta Merunuskan arahan pemindahan moda angkutan pribadi ke BRT di Koridor I Jakarta Tujuan dan Sasaran Kajian Peluang Perpindahan penggunaan Moda Angkutan Pribadi ke Bus Rapid Transit pada Koridor I Jakarta Hasil Studi Kerangka Berpikir
Angkutan Umum Angkutan adalah sarana umtuk memindahkan orang maupun barang dari suatu tempat ke tempat yang lain. Prosesnya dapat dilakukan dengan menggunakan sarana angkutan berupa kendaraan atau tanpa kendaraan (Warpani,1990). Sedangkan kendaraan umum adalah segala jenis kendaraan yang disediakan baik oleh pemerintah maupun swasta yang digunakan untuk mengangkut orang maupun barang dengan dipungut biaya (Munawar, 2005). Angkutan umum penumpang adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan sewa atau bayar. Pengertian angkutan umum penumpang adalah ankutan kota (bus, minibus), kereta api, dan angkutan udara (Warpani, 1990). Angkutan umum adalah salah satu bagian dari kategori dasar transportasi yang biasa dikenal dengan transit, mass transit mass transportation. Angkutan ini merupakan bagian dari sistem transportasi dengan rute dan jadwal yang telah ditetapkan sesuai dengan jarak perjalanannya (Gray, 1979 1970).
BRT Bus Rapid Transit atau yang lebih dikenal sebagai busway adalah system transportasi yang ada di Jakarta yang bermula dari gagasan perbaikan sistem angkutan umum di DKI Jakarta yang mengarah kepada kebijakan prioritas angkutan umum. Untuk mendukung konsep dasar pengembangan sistem angkutan umum massal perlu dibangun suatu sistem angkutan umum yang dapat mengakomodasi pengguna dari segala golongan. Pemprov DKI Jakarta menyusun Pola Transportasi Makro sebagai perencanaan umum pengembangan sistem transportasi di wilayah DKI Jakarta. Mengacu pada perencanaan transportasi makro DKI Jakarta tersebut, untuk tahap awal realisasinya diputuskan untuk membangun suatu jaringan sistem angkutan massal yang terdiri dari sistem angkutan umum berbasis jalan raya dengan sistem bus rapid transit (bus priority).
Jenis Angkutan Massal Berbasis Jalan Raya dan Kelebihan serta Kekurangannya Jenis Lajur Khusus Bus Kelebihan Kekurangan Menurut Pembagian Lajur Bus-only street Busway - Bus mendapat prioritas dan kemudahan untuk bergerak - Pemisahannya bersifat permanen - Hanya diberlakukan khusus untuk bus - Tidak memudahkan bagi pengguna kendaraan pribadi karena harus mencari alternatif jalan lain - Tidak dapat diberlakukan di ruas jalan yang sempit Menurut Arah Pergerakan With-flow bus-lane - Paling mudah diterapkan - Lajur ini juga digunakan oleh taksi atau angkutan umum lain - Fungsinya yang juga sekaligus sebagai jalus lambat membuat pergerakan bus menjadi terhambat Contra-flow bus-lane - Tidak bersifat permanen, hanya diterapkan pada saat peak hour - Rawan menimbulkan kecelakaan akrena arah pergerakannya yang berlawanan arah dengan arus lalu lintas di sekitarnya. Sumber : Perdananti (2004)
Halte/ BRT s Shelter Standart Range Seattle, Washington, King County Metro 4-6 stops / miles untuk jangkauan utama Trimet Portland, Oregon setiap 250m untuk Jangkauan utama The Public Transport Council di Singapore uses guideline every 1500 feet Pitsburg Memakai sampai 3000 feet Belum Ada standar jangkauan minimum halte pada sistem Busway Jakarta Jarak antara halte busway pada koridor I antara 400m 800m
Populasi / Sampel Peta Jangkauan Halte Busway Koridor I