HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Wilayah

dokumen-dokumen yang mirip
DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu

METODE. Keadaan umum 2010 wilayah. BPS, Jakarta Konsumsi pangan 2 menurut kelompok dan jenis pangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

Perkembangan Ekonomi Makro

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. laut ini, salah satunya ialah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian. Tahun Publikasi BPS Kabupaten Lampung Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

METODE PENELITIAN. No Data Sumber Instansi 1 Konsumsi pangan menurut kelompok dan jenis pangan

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

Renstra Dispakan RENCANA STRATEGIS DINAS PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN

22/02/2017. Outline SURVEI KONSUMSI PANGAN. Manfaat survei konsumsi pangan. Metode Survei Konsumsi Pangan. Tujuan Survei Konsumsi Pangan

POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I. PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-Undang nomor 7 tahun 1996 tentang pangan,

METODE. - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura - Dinas Peternakan dan Perikanan - Dinas Perkebunan b. Data NBM tahun (sekunder)

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

SITUASI PANGAN DAN GIZI WILAYAH (Kasus di Kabupaten Tuban) PENDAHULUAN

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah

ANALISIS KETAHANAN PANGAN REGIONAL DAN TINGKAT RUMAH TANGGA (Studi Kasus di Provinsi Sulawesi Utara)

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Realisasi Keuangan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

ANALISIS NERACA BAHAN MAKANAN (NBM) DAN POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KABUPATEN SIDOARJO

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KEBUTUHAN PANGAN DI KECAMATAN RUMBAI PESISIR KOTA PEKANBARU. Niken Nurwati, Enny Mutryarny, Mufti 1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Desain Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

NERACA BAHAN MAKANAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

METODE PENELITIAN Desain, Sumber dan Jenis Data

PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN DAN GIZI : FAKTOR PENDUKUNG PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

4 GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KETAHANAN PANGAN DAN GIZI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

KETERSEDIAAN ENERGI, PROTEIN DAN LEMAK DI KABUPATEN TUBAN : PENDEKATAN NERACA BAHAN MAKANAN PENDAHULUAN

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

S. Andy Cahyono dan Purwanto

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Analisis Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perkotaan Dalam Mewujudkan Diversifikasi Konsumsi Pangan (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung)

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

POLA PANGAN HARAPAN PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN BANMATI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sulawesi barat. Kabupaten Mamuju memiliki luas Ha Secara administrasi,

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Sayuran merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

CIRI-CIRI RUMAH TANGGA DEFISIT ENERGI DI PEDESAAN JAWA TENGAH

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG

Analisis Penghitungan Pencapaian Swasembada Pangan Pokok di Provinsi Maluku

ANALISIS RUMAH TANGGA, LAHAN, DAN USAHA PERTANIAN DI INDONESIA : SENSUS PERTANIAN 2013

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

Programa Penyuluhan Kab.Bangka

Transkripsi:

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Wilayah Kondisi Geografis Letak geografis dan luas wilayah. Kabupaten Sinjai merupakan salah satu dari 23 Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi Sulawesi selatan yang berjarak 223 km dari ibu kota Makassar (ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan). Kabupaten Sinjai memiliki luas 81,996 Km2 atau 1.81 % dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Secara devenitif Kabupaten Sinjai terdiri dari 9 kecamatan dan 8 desa/kelurahan. Secara geografis Kabupaten Sinjai terletak antara 5 o 2 56 sampai 5 o 21 16 Lintang Selatan dan antara 119 o 56 3 sampai 12 o 25 33 Bujur Timur. Kabupaten Sinjai terletak di pantai timur bagian selatan jazirah Sulawesi Selatan. Wilayah Sinjai berbatasan dengan, dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Peta Kabupaten Sinjai Secara ekonomi, daerah ini memiliki letak strategis karena memiliki dua jalur perhubungan, yaitu darat dan laut. Jalur darat menghubungkan kota kabupaten atau kota propinsi yang menjadi pusat kegiatan ekonomi. Sedang jalur laut digunakan untuk hubungan antar daerah di luar Provinsi Sulawesi Selatan. 27

Kondisi Geomorfologi Topografi. Keadaan topografi wilayah Kabupaten Sinjai cukup beragam, mulai dari daerah sebelah selatan merupakan daerah bergunung sampai wilayah barat wlayahnya semakin bergunung sampai terjal/jurang. Keadaan wilayah yang medannya bergunung sampai terjal/jurang terdapat di Kecamatan Sinjai Barat dan Borong. Secara umum, konfigurasi medan wilayah Kabupaten Sinjai miring kearah utara dan timur, luas wilayah setiap ketinggian seperti tertera pada Tabel 3. Tabel 3 Luas dan persentase ketinggian dari permukaan laut di Kabupaten Sinjai No Elevasi Luas Persentase (m dpl) (Ha) ( % ) 1. 25 4,541 5,54 2. 25 1 7,983 9,74 3. 1 5 45,535 55,53 4. 5 1 17,368 21,18 5. > 1 6,569 8,1 Jumlah 81,996 1 Sumber: Kabupaten Sinjai dalam Angka, BPS ( 28) Berdasarkan letak ketinggian dari permukaan laut, 55,53 % wilayah Kabupaten Sinjai terletak pada ketinggian antara 1 5 m merupakan daerah landai dan bergelombang seluas 45.535 ha. Letak ketinggian ini secara umum menentukan pola pengelolaan dan pemanfaatannya, sebagai lahan pertanian yaitu lahan sawah dan lahan perkebunan; ketinggian 25 m merupakan daerah rawa, tambak dan lahan pertanian seluas 4.541 ha (5,54 %) digunakan untuk usaha tambak dan sawah tadah hujan; ketinggian 25 1 m merupakan daerah landai seluas 7.983 Ha (9,74 %) digunakan sebagai sawah tadah hujan dan lahan kering; ketinggian 5 1 m merupakan daerah landai dan pegunungan seluas 17.368 ha (21,18 %) digunakan untuk lahan pertanian baik untuk tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, hutan rakyat dan sebagian kawasan lindung, sedangkan ketinggian lebih dari 1 m, seluas 6.569 Ha (8,1 %) diperuntukkan sebagai kawasan lindung. 28

Kondisi Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Sinjai pada tahun 29 adalah 228.34 jiwa yang tersebar pada Sembilan (9) kecamatan. Jumlah penduduk yang terbesar berada di Kecamatan Sinjai Utara dengan jumlah penduduk 37,586 jiwa, disusul Kecamatan Sinjai Selatan dengan jumlah penduduk 37,485 jiwa dan Tellulimpoe dengan jumlah penduduk 32.829 sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di Kecamatan PulauPulau Sembilan yang hanya 7.649 jiwa seperti pada Tabel 4. Tabel 4 Jumlah dan kepadatan penduduk di Kabupaten Sinjai menurut Jenis Kelamin Tahun 29 No Kecamatan Luas (Ha) 1 Sinja Barat 135,53 2 Sinjai Borong 66,97 3 Sinjai Selatan 131,99 4 Tellulimpoe 147,3 5 Sinjai Timur 71,88 6 Sinjai Tengah 129,7 7 Sinjai Utara 29,57 8 Bulupoddo 99,47 9 P. Sembilan 7,55 LakiLaki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah (jiwa) 11485 12112 23597 8344 859 16934 17985 195 37485 15851 16978 32829 1422 15566 29768 13418 1362 2738 17818 19,768 37586 7399 819 15418 3723 3926 7649 Kepadatan Penduduk per km 2 174 253 284 223 414 28 1271 155 113 Jumlah 819,96 11225 11879 22834 444 Sumber: Kabupaten Sinjai dalam Angka, BPS (21) Kepadatan penduduk masingmasing wilayah sangat bervariasi. Wilayah kecamatan dengan kepadatan tertinggi adalah Kecamatan Sinjai Utara, dengan tingkat kepadatan penduduknya mencapai 1.271 jiwa/km 2, disusul oleh Kecamatan Pulau Sembilan dengan kepadatan penduduk mencapai 113 jiwa/km 2 serta Kecamatan Sinjai Timur dengan kepadatan mencapai 414 jiwa/km 2. Tingkat kepadatan berada jauh diatas wilayahwilayah kecamatan lain, secara ratarata 278 jiwa/km2, kecuali Kecamatan Bulupoddo dan Sinjai Barat dengan kepadatan penduduk yang paling jarang masingmasing dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 155 dan 174 jiwa/km 2 dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar,95% 29

per tahun. Laju pertumbuhan penduduk masingmasing wilayah sangat bervariasi wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Laju pertumbuhan penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Sinjai tahun 2528 Kecamatan Penduduk Laju /Th Penduduk 25 26 27 28 (%) 1 Sinjai Barat 22.84 22.928 22.75 22.756.1 2 Sinjai Borong 15.984 16.918 16.95 16.53 1.2 3 Sinjai Selatan 35.969 35.846 36.434 36.672.7 4 Tellulimpoe 31.827 31.681 31.391 33.137 1.4 5 Sinjai Timur 28.168 28.485 28.848 29.163 1.2 6 Sinjai Tengah 24.16 24.63 25.852 26.332 3. 7 Sinjai Utara 38.223 38.11 39.397 38.249.1 8 Bulupoddo 15.776 16.32 15.475 15.598.4 9 P_Sembilan 7.537 7.689 7.325 7.533. Kabupaten Sinjai 22.43 222.22 223.522 225.943.95 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sinjai 21 Kecamatan Sinjai Tengah laju tertinggi dicapai 3.% per tahun kemudian disusul oleh Kecamatan Tellulimpoe dengan laju pertambahan penduduk sebesar 1,4% dan Kecamatan Sinjai Borong dan Kecamatan Sinjai Timur laju pertambahan penduduk sama 1,2% per tahun. Ratarata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sinjai pada tahun 28 adalah sebesar,95%. Kelembagaan Pangan Kabupaten Sinjai Potensi Sumber Daya Manusia BPPKP Berdasarkan Peraturan Bupati Sinjai Nomor 2 Tahun 27 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai, pasal 4 dan 5 mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi, dan tugas pembantuan dibidang penyuluhan dan ketahanan pangan dan tugas lain. 3

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan mempunyai fungsi: (a) menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis penyuluhan dan ketahanan pangan (sub sistem ketersediaan. Distribusi dan konsumsi, (b) menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang penyuluhan dan ketahanan pangan (sub sistem ketersediaan, distribusi, dan konsumsi), (c) melakukan pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang penyuluhan dan ketahanan pangan, serta (d) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang penyuluhan dan ketahanan pangan. Susunan organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai terdiri dari: (a) kepala badan, (b) sekretariat; sub bagian umum dan sub bagian perencanaan dan keuangan, (c) bidang pengembangan programa penyuluhan dan dan sumberdaya penyuluh; sub bidang pengembangan programa penyuluhan dan sub bidang pengembangan sumber daya penyuluh, (c) bidang mekanisme kerja, metode dan materi penyuluhan; sub bidang mekanisme kerja, kerjasama dan kemitraan dan sub bidang metode dan materi penyuluhan, (d) bidang ketahanan pangan; sub bidang distribusi, ketersediaan dan kelembagaan pangan serta sub bidang penganekaragaman konsumsi, kewaspadaan pangan dan gizi, (e) Balai Penyuluhan, dan (f) kelompok jabatan fungsional. Susunan organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai diillustrasikan dengan Bagan Struktur Organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan tertera pada Lampiran 7. Komposisi sumberdaya aparat Badan Peleksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan yaitu 142 Orang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) 15 Orang, TPTHL 3 orang dan 7 orang tenaga sukarela dengan tingkat pendidikan sebagai berikut: Magister (S2) sebanyak 6 orang, Strata satu (S1) sebanyak 64 orang, D3 sebanyak 14 orang dan SLTA/SPMA sederajat sebanyak 57 orang. Secara umum Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan telah dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggungjawab organisasi seiring dengan perkembangan dunia khususnya pembangunan bidang penyuluhan dan ketahanan pangan sesuai visi terwujudnya ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan daerah untuk menunjang ketahanan pangan nasional yang berbasis 31

kemandirian lokal yang mengandung pengertian; (1) aspek ketersediaan semua masyarakat dapat mengakses/memiliki pangan sesuai kebutuhan hidup sehat, (2) aspek distribusi, ketersediaan pangan di Kabupaten Sinjai secara merata dan dapat dapat dijangkau daya beli masyarakat, dan (3) aspek distribusi terpenuhinya kebutuhan gizi masyarakat yang bersumber dari pangan. Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, BPPKP Kabupaten Sinjai menetapkan Misi pembangunan katahanan pangan yaitu: (1) meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya mengembangkan ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga, daerah dan nasional, (2) meningkatkan mutu pelayanan, pengkajian, pengembangan dan pemantapan kebijakan subsistem ketersediaan pangan, distribusi dan konsumsi, serta (3) koordinasi antar lintas sektoral yang harmonis. Situasi Ketersediaan Pangan Produksi Pangan Kabupaten Sinjai Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura. Perkembangan produksi serealia, umbiumbian dan kacangkacangan di Kabupaten Sinjai dari tahun 25 29 mengalami peningkatannya fluktuatif dengan ratarata pertumbuhan untuk kelompok pangan serealia seperti komoditi padi sebesar (1,8%) tahun 25 produksi padi sebesar 93.198 ton, kemudian tahun 26 turun menjadi 88.2 ton, kemudian tahun 27 sekitar 112.467 ton, tahun 28 turun menjadi 82,232 ton. Komoditi jagung peningkatan produksi dengan ratarata pertumbuhan mencapai (5.2%), produksi tahun 25 sebesar 45.461 ton, tahun 26 sebesar 46.719 ton, tahun 27 sebesar 53.8 ton, dan 17.63 ton tahun 28. Komoditi ubi kayu tahun 25 sebesar 12,51 ton, turun menjadi 9,735 ton tahun 26, tahun 27 naik 13.4% (1,111 ton) dan 2,547 ton tahun 28, pada Tabel 6. Tabel 6 Produksi padi dan palawija di Kabupaten Sinjai tahun 2528 Komoditi Produksi (ton) Pertumbuhan Ratarata (%) 25 26 27 28 Padi Jagung Ubi kayu Ubi jalar K. tanah 93.727 45.461 12.51 1.915 4.539 88.2 46.719 9.735 1.275 3.937 112.467 53.8 1.111 2.216 6.96 82.235 52.634 2.547 1.88 6949 Sumber : BPS & Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sinjai 1,8 5.2 31, 4, 47.2 32

Hasil produksi padi di Kabupaten Sinjai, masih rendah ini diakibatkan ada beberapa kecamatan yang lahan sawahnya tidak tertanami pada musim tertentu atau gagal panen serta berkurangnya luas areal akibat alih fungsi lahan sebesar (3.5%) dari tahun 26 (42.28 Ha) sedangkan tahun 28 menjadi 4,736 ha, namun itu belum berpengaruh secara signifikan terhadap produksi dan ketersediaan pangan. Komoditi kelompok pangan umbiumbian seperti ubi kayu dan ubi jalar, mengalami peningkatan produksi dengan ratarata pertumbuhan setiap tahunnya, ubi kayu sebesar 21,6%, tahun 25 produksi ubi kayu sebesar 12.51 ton, tahun 26 turun menjadi 9735 ton, tahun 27 menjadi 1.111 ton dan tahun 28 mencapai 1,88 ton. Sedangkan ubi jalar pertumbuhan ratarata setiap dalam lima tahun (2528) sebesar 4. %, sedangkan untuk kelompok pangan kacangkacangan seperti kacang tanah mencapai 47.2%. Produksi Sayuran. Produksi sayursayuran di Kabupaten Sinjai pada tahun 25 28 sesuai dengan data Badan Pusat STatistik dan Dinas pertanian tanaman pangan dan hortikultura, laju pertumbuhan ratarata per tahun naik selama tahun 2728 untuk komoditi terong sebesar (6.7 %) dengan produksi tahun 25 sebesar 12,8 ton, tahun 26 mencapai 22,6 ton, tahun 27 sebesar 74,7 ton, tahun 28 sebesar 576,3 ton, kemudian buncis produksi tahun 25 sebesar 125.5 ton, tahun 26 sebesar 175 ton, tahun 27 sebesar 283 ton, tahun 28 sebesar 295.6 ton dengan ratarata peningkatan produksi sebesar (4.5%), dan sawi ratarata peningkatan produksi sebesar 1.%. sedangkan laju pertumbuhan produksi sayursayuran yang menurun antara lain; Kangkung sebesar (81.7%) dengan produksi 355 ton tahun 27 dan turun menjadi 65 ton tahun 28, kemudian disusul kubis ratarata penurunannya (49.6%), dengan produksi tahun 26 sebesar 239 ton, tahun 27 sebesar 65 ton, tahun 28 sebesar 35.1 ton, sedangkan kentang laju penurunannya sebesar (77,7%). Kelompok bumbu bumbu seperti cabe rawit, cabe besar, tomat dan daun bawang, ratarata penurunan produksi per tahun untuk komoditi cabe besar sebesar (68.1%) dan tomat sebesar (34.4%), daun bawang sebesar (.7%),. Produksi cabe tahun 25 mencapai 4,3 ton, tahun 26 mencapai sebesar 122 33

ton, tahun 27 mencapai 259,5 ton, dan tahun 28 mencapai 82,9 ton. Untuk bawang merah, bawang putih, semua didatangkan dari daerah lain (impor). Untuk komoditi kacang panjang terjadi penurunan produksi sekitar (52,25%). Produksi kacang panjang tahun 25 sebesar 182,4 ton, tahun 26 sebesar 119, ton, tahun 27 181,1 ton, dan tahun 28 sebesar 195,4 ton. Kacang merah mengalami penurunan produksi ratarata petahun sebesar (5.5%) tahun 25 sebanyak 11,4 ton, tahun 26 sebanyak 22, ton, tahun 27 sebanyak 2,8 ton, dan tahun 28 sebanyak 15,5 ton Perkembangan produksi sayursayuran di Kabupaten Sinjai tahun 25 28, dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Produksi sayursayuran di Kabupaten Sinjai tahun 25 28 Komoditi Produksi (ton) Pertumbuhan 25 26 27 28 Ratarata (%) Sawi Kentang Kubis K. Panjang K. Merah Terong Buncis Cabe besar Cabe rawit Tomat D.bawang Ketimun Kankung Labu siam Bayam 199,5 482,5 225, 182,4 11,4 12,8 125,5 4,3 164, 88,6 174, 297, 39, 493, 17, 145, 119, 239, 119, 22, 22,6 175, 122, 94, 328, 413, 192, 291, 65, 181,1 2,8 74,7 283, 259,5 466,2 715,4 41, 16, 355, 357, 7, 194, 65, 35,1 87,, 19, 295,6 82,9 479,8 469, 413, 165, 65, 295, 3, 1. 77.7 49.6 52. 5.5 6.7 4.5 68.1 2.9 34.4.7 55.7 81.7 17.4 57.1 Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sinjai Produksi buahbuahan. Produksi buahbuahan pada tahun 25 28 sesuai data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura pertumbuhan ratarata meningkat secara positif setiap tahun antara lain; langsat 53%, pisang 29%, nangka sebesar 38%, nenas sebesar 15%, jeruk 2% dan Markisa 1%. Produksi langsat tahun 27 sebesar 1,745.18 ton, 4,235.1 ton tahun 28 dan 4,822, ton 34

tahun 28. Produksi pisang 732.49 ton tahun 27 menjadi 5,68 ton tahun 28 kemudian disusul oleh buah lain yang mengalami peningkatan produksi (Tabel 8). Tabel 8 Produksi buahbuahan di Kabupaten Sinjai tahun 25 28 Komoditi Produksi (ton) Laju/th 25 26 27 28 (%) Durian Langsat Rambutan Manggis Mangga Pisang Nenas Markisa Jeruk Nangka Alpukat 936,5 153,75 3.671,87 164,34 821,45 726,49 16,39 1.14,36 663,63 179,9 13,92 1.22,69 1.487,24 3.8,6 134,4 846,72 72,51 23,21 668,98 739,35 223,37 185,3 1.37,33 1.745,18 4.696,43 147,78 93,98 732,49 3,11 671,92 799,23 346,66 221,54 38,5 4235,1 2.83,4 336,6 5.68, 22, 915,8 7,6 466,4 38,5 18. 53. 1. 36. 17. 29. 15. 1. 2. 38. 7. Sumber : BPS dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Produksi buahbuahan pada dataran tinggi ratarata penurunan produksi yang terbesar pada buah manggis sebesar (36%) dengan jumlah produksi 164.34 ton tahun 25, kemudian turun menjad 134.4 ton pada tahun 26. kemudian buah durian sebesar (18%) dengan hasil produksi tahun 26 sebesar 1,22.69 ton kemudian meningkat sebesar 1,37.33 ton tahun 27 dan tahun 28 turun menjadi 38.5 ton, serta buahbuahan lainnya yang mengalami pertumbuhan produksi negatif seperti; alpukat (7%), mangga (17%), rambutan (1%). disebabkan oleh berkurangnya luas lahan pertanaman produktif dan iklim yang tidak mendukung, disamping itu masih rendahnya penggunaan varietas unggul serta luas pertanaman durian masih rendah khususnya pada daerahdaerah dataran tinggi. Produksi Perkebunan. Produksi hasil perkebunan pada tahun 25 28 sesuai data Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sinjai. Ratarata produksi komoditi perkebunan yang pertumbuhannya meningkat antara lain; aren sebesar 12.7% dengan produksi tahun 25 sebesar 7 ton, tahun 27 sebesar 71 ton, dan 8 ton pada tahun 28, Wijen ratarata peningkatan produksinya setiap tahun sebesar 26.1%, dengan produksi tahun 25 sebesar 93,198 ton, 88,2 ton tahun 26, 112,467 ton tahun 27 dan 257 ton tahun 35

28. Untuk komoditi kopi arabika ratarata pertumbuhan produksinya sebesar 38,4%, dengan produksi 66 ton tahun 25 kemudian turun menjadi 597 ton tahun 26, meningkat menjadi 614 ton tahun 27 dan 1.313 ton pada tahun 28, dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Produksi perkebunan di Kabupaten Sinjai tahun 25 28 Komoditas Produksi (ton) Laju 25 26 27 28 (%) Tan. Tahunan Kelapa Kopi robusta Kopi arabika Jambu mete Aren Lada Kemiri Pala Kayu manis Tan. Semusim Wijen 5.489 2.839 66 1.761 7 2.38 959 71 15 93.198 5.473 2.831 597 1.755 2.37 951 7 88.2 5.546 2.841 614 1.761 71 2.386 957 73 1 112.467 5.47 3.129 1.313 1.852 8 2.669 1.34 9 23 257,5 3,4 38,4 1,7 12,7 4, 33,4 8,7 18,8 26,1 Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sinjai Produksi bumbubumbu antara lain; kayu manis tahun 27 sebesar 1 ton, kemudian 23 ton tahun 27, dan 63 ton tahun 28. Ratarata produksi pala sebesar 8.7% dengan produksi 71 ton pada tahun 25, kemudian produksi meningkat menjadi 73 ton tahun 27, dan 9 ton tahun 28 kopi arabika sebesar 11.6%, kelapa sebesar 5,4% dan jambu mete sebesar 2.4%. sedangkan produksi komoditas perkebunan dengan laju pertumbuhan negatif setiap tahunnya seperti: kemiri sebesar (33.4%) dan kopi arabika sebesar (32.8%) dan kelapa sebesar (.5%). Perkembangan Produksi Pangan Hewani Peternakan. Perkembangan produksi pangan hewani khususnya sektor peternakan di Kabupaten Sinjai tahun 25 28 yang mengalami peningkatan 36

ratarata produksi sebesar 11.7%. Ternak besar yang ratarata pertumbuhannya positif yaitu kerbau (15,4%) dengan produksi tahun 25 sebesar 8 ton, tahun 26 sebesar 24 ton, tahun 27 sebesar 49 ton dan tahun 28 sebesar 135 ton. Produksi kambing ratarata pertumbuhan pertahun 54.4%, tahun 25 sebesar 41 ton, tahun 26 sebesar 37 ton, tahun 27 sebesar 5 ton dan tahun 28 sebesar 119 ton, demikian juga daging ternak sapi potomg mengalami peningkatan produksi sebesar 15.7%. sedangkan kuda terjadi penurunan produksi (17.2%) dengan produksi tahun 25 sebesar 41 ton, tahun 26 sebesar 68 ton, tahun 27 sebesar 49 ton dan 18 ton tahun 28. Perkembangan produksi daging, telur dan susu tahun 25 28 pada Tabel 1. Tabel 1 Produksi pangan hewani menurut jenis ternak di Kabupaten Sinjai tahun 25 28 Jenis Pangan Daging Sapi potong Kerbau Kuda Kambing Ayam buras Ayam ras Itik Telur Telur ras Telur buras Telur itik Susu Susu sapi perah Produksi (ton) 25 26 27 28 215 8 41 41 359 17 11 296 422 164 448 24 68 37 662 245 3 295 132 158 54 29 49 5 753 46 13 364 125 121 416 135 18 119 872 43 14 447 121 19 Laju Ratarata (%) 15.7 15.4 17.2 54.1 25.1 43.9 24.8 15.3 76.1 12.4 19 126 194 4.6 Laju% 11.7 Sumber: BPS Kabupaten Sinjai Tahun 28 Laju pertumbuhan daging unggas tahun 25 28 yang tertinggi ayam ras ratarata per tahun sebesar 43.9% dengan produksi tahun 25 sebesar 17 ton, tahun 26 sebesar 245 ton, tahun 27 sebesar 46 ton dan tahun 28 sebesar 43 ton, sedangkan laju pertumbuhan daging unggas lainnya untuk ayam buras 25.1% dan itik 24.8%. 37

Telur. Perkembangan produksi telur di Kabupaten Sinjai tahun 25 28 yang mengalami peningkatan positif hanya telur ayam ras dengan pertumbuhan ratarata 15.3% per tahun, produksi telur ayam ras tahun 25 sebesar 296 ton, tahun 26 sebesar 245 ton, tahun 27 sebesar 364 ton dan 447 ton tahun 28. Untuk produksi telur ratarata pertumbuhannya negatif antara lain: telur ayam buras sebesar (76.1%), dan 12.4%, telur itik (81 %) dengan produksi telur itik tahun 25 sebesar 164.3 ton, tahun 26 sebesar 158 ton, tahun 27 sebesar 121 ton, tahun 28 sebesar 19 ton. Susu. Perkembangan produksi susu di Kabupaten Sinjai tahun 25 29 mengalami peningkatan dengan ratarata peningkatan produksi sebesar 18 % setiap tahunnya, dengan produksi tahun 25 sebesar 19 ton, tahun 26 sebesar 126 ton, atahun 27 sebesar 194 ton dan tahun 28 sebesar 194 ton. Ikan. Pemanfaatan potensi sektor perikanan dan kelautan dengan menjaga keseimbangan serta daya dukung lingkungan (carrying capacity) demi terpeliharanya kelestarian sumberdaya, dengan strategi yang dikembangkan dengan peningkatan daya saing komoditi perikanan melalui pengembangan aquabisnis yang ramah lingkungan dibidang penangkapan dan pembudidayaan ikan. Kabupaten Sinjai memiliki asset wilayah perairan laut Teluk Bone dengan garis pantai wilayah daratan sepanjang 17 km dan wilayah kepulauan memiliki garis pantai sepanjang 11 km, disamping itu potensi tambak seluas 696 ha dan 357 ha hutan bakau/rawarawa. Potensi sumberdaya perikanan Kabupaten Sinjai cukup besar tahun 25 28, pertumbuhan ratarata penangkapan ikan laut mencapai 5,99% dengan produksi tahun 25 sebesar 23.36,3 ton, tahun 26 sebesar 23.753,2 ton, tahun 27 sebesar 24.267,5 ton dan 24.882.3 ton tahun 28, Sedangkan budidaya ikan laut mengalami pertumbuhan ratarata negatif sebesar (17 %), dengan produksi tahun 25 sebesar 158,3 ton, tahun 26 sebesar 154,5 ton dan tahun 28 sebesar 58 ton, untuk potensi perikanan darat pada umumnya terjadi penurunan produksi ratarata secara negatif antara lain budidaya perikanan air tawar sebesar (33%) seperti ikan 321,66 % sedangkan budidaya di tambak seperti udang 116,89 % dan ikan 63,13 %, dengan produksi ikan air tawar tahun 25 sebesar 15,7 ton, 38

tahun 26 sebesar 18,9 ton, tahun 27 sebesar 359,7 ton dan tahun 28 sebesar 66,2 ton. Sedangkan produksi ikan tambak, tahun 25 sebesar 24,3 ton, tahun 26 sebesar 113,3 ton, tahun 27 sebesar 1.888 ton, secara jelas dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Produksi perikanan di Kabupaten Sinjai tahun 25 28 Jenis Perikanan 1. Perikanan laut Penangkapan * Ikan *Udang *Jenis lainnya Budidaya *Ikan 2. Perikanan darat Budidaya tambak *Ikan *Udang *Kepiting Bd. air tawar *Ikan *Udang 3. Perairan umum *Ikan Produksi (ton) 25 26 27 28 23.36,3 848,3 158.3 24,3 3,2 27,2 15,7 23.753,2 913,8 154. 113,3 2,7 13,5 18,9 24.267,5 414,5 646.8 56.3 2.888, 1.925, 7, 359,7 24.654, 44,2 317,4 58. 42, 65,5 16,5 66,2 1,5 Laju ( % ) 31 17 17 3, 3, 3,2 Jumlah 25.676,5 32.52,9 32.273,8 25.826,8 11 Sumber : BPS dan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sinja 21 21 14 29 17 33 4 Tahun 28 sebesar 392 ton dan tahun 29 hasil tambak seperti bandeng sebesar 35 ton disusul udang sebesar 117 ton dan ikan mujair sebesar 56 ton. Sedangkan ikan air tawar seperti ikan mas sebesar 36 ton. Untuk produksi perikanan ratarata pertumbuhannya negative antara lain kepiting budidaya tambak sebesar (39,34 %) dan hasil perikanan laut seperti udang sebesar (35,56 %) per tahun dan ikan sebesar (16,22 %) per tahun. Perkembangan Impor dan Ekpor Pangan Untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk Kabupaten Sinjai sebagian besar pangan yang dikonsumsi adalah hasil produksi sendiri seperti serealia dan umbiumbian dimana ketersediaan beras di Kabupaten Sinjai surplus berdasarkan hasil analisis surplus dan defsit beras tahun 25 28 setelah dikurangi dengan kebutuhan benih, pakan, tercecer (on farm off farm), konsumsi, stok/cadangan 39

pangan dan ekspor, laju pertumbuhan ketersediaan pangan untuk komoditi beras mencapai 47,17 %, ketersediaan (surplus) tahun 23 mencapai 23.9,96 ton, tahun 24 mencapai 24.144,62 ton, tahun 25 mencapai 25.216,18 ton, tahun 26 mencapai 22.81,82 ton dan tahun 27 mencapai 36.44,12 ton. Untuk komoditi jagung ratarata pertumbuhan ketersediaan/suplus mencapai 7 % per tahun, demikian juga untuk kelompok umbiumbian seperti ubi kayu dan ubi jalar peningkatan lebih dari 1 %, sedangkan jenis pangan untuk komoditas perikanan mencapai 9,6 %, maka untuk kedua jenis pangan penghasil karbohidrat dan pangan hewani yang bersumber dari perikanan bersumber dari produksi atau potensi sumber daya alam sendiri dengan kata lain tidak ada atau kurang dilakukan impor, namun kelebihan/suplus dapat diekspor baik antar daerah atau provinsi. Impor Pangan. Jenis bahan pangan impor di Kabupaten Sinjai untuk sektor peternakan berdasarkan jenis ternak yang paling banyak sejak tahun 25 29 adalah kelompok unggas yaitu ayam ras dengan laju pertumbuhan sebesar 37.8%, dengan ayam ras impor tahun 25 sebesar 1. ekor, tahun 26 sebesar 14.285 ekor, tahun 27 sebesar 17.285 ekor dan tahun 28 sebesar 23.969 ekor, kemudian ayam buras sebear 24.1% dan kambing 22,4% denganjumlah impor tahun 26 sebesar 155 ekor, tahun 27 sebesar 24 ekor, tahun 28 sebesar 5 ekor, keadaan impor pangan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Impor ternak berdasarkan jenis ternak di Kabupaten Sinjai tahun 25 28 Jenis ternak 1. Sapi perah 2. Sapi potong 3. Kerbau 4. Kuda 5. Kambing 6. Ayam buras 7. Ayam ras 8. Itik Impor (ekor) 25 26 27 28 Laju (%) 8 4 25 1 155 539 17 1.756 14.16 3 24 13 1 15 46 2.249 17.285 5 347 24 27 357 62.247 23.969 5 Sumber : Sinjai dalam Angka (BPS, 29) sedangkan impor untuk komoditi peternakan yang pertumbuhannya 165. 67. 36.7 11.1 21.5 24.1 37.8. negatif 4

(menurun) seperti sapi tahun 25 sebesar 8 ekor, tahun 26 sebesar 794 ekor, tahun 27 sebesar 343 ekor dan tahun 28 sebesar 397 ekor. Ekspor Pangan. Jenis pangan ekspor Kabupaten Sinjai sebagian besar adalah komoditi andalan Kabupaten Sinjai antara lain sektor pertanian tanaman pangan khususnya kelompok pangan padipadian laju pertumbuhan ekspor seperti; beras jagung, dengan volume ekspor berfluktuasi masingmasing sebesar 34.5% dan 26.9%. Kelompok pangan hewani seperti; sapi potong menurun (17.2%) dan yang meningkat kambing 11.8%, kuda 181.2% dan sapi potong 46.7% dan itik 566.8%. Sektor perkebunan yaitu kopra, kakao, lada, jambu mete, vanili, kopi, cengkeh, sektor peternakan seperti sapi potong, kambing, ayam buras, itik, kuda dan kerbau sedangkan sektor perikanan adalah ikan. Adapun volume ekspor Kabupaten Sinjai, pada Tabel 13. Tabel 13 Laju Ekspor komoditi pertanian di Kabupaten Sinjai 25 28 Jenis pangan Padipadian 1. Beras 2. Jagung Ekspor (ton) 25 26 27 28 5.365 8.268 39.747 3.584 331 487 52 Laju % 34.5 26.9 Perikanan 1. Ikan 7.329,9 8.364,9 7.471,9.7 Perkebunan 1. Kopra 2. Kakao 3. Lada 4. Jambu mete 5. Cengkeh Daging 1. Sapi perah 2. Sapi potong 3. Kerbau 3. Kuda 4. Kambing 5. Ayam buras 6. Ayam ras 7. Itik 2.971 36 7 Sumber : BPS Kabupaten Sinjai. Ekspor (ekor) 4. 6 11 512 1.95 2.946 3 56 2.114 716.743 4.257 414 532 8 6 171 3.637 27 32 1.615 3.271 1.721 5. 28,386 46,7 17,2 181,2 11,8 163, 566,8 41

Stok dan Penyaluran pangan. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 23 sebagai Lembaga Non Departemen (LPND) mengatur peran dan fungsi Perum Bulog untuk pelayanan masyarakat yang dibebankan oleh pemerintah santara lain pengamanan harga dasar pembelian gabah dan pendistribusian beras bagi keluarga miskin yang rawan pangan, dan pemupukan stok pangan nasional dalam rangka peningkatan ketahanan pangan nasional/wilayah. Berdasarkan data distribusi pangan di Kabupaten Sinjai yang dikelola oleh Perum Bulog berupa penyaluran beras untuk keluarga miskin yang rawan pangan diatur dalam Keputusan Bupati Sinjai Nomor 51 Tahun 28 Tentang Pagu alokasi beras untuk keluarga miskin sebesar 2.124,9 ton dengan harga Rp 1.6/kg dengan 52.2 RTM (13 kg/rtm). Stok awal untuk tahun 26 sebanyak 585.431 kg, Tahun 27 sebesar 86..385 kg, dan 158.55 kg tahun 28, Beras yang masuk ke Perum Bulog tahun 26 sebesar 1.541.15 kg, tahun 27 sebesar 2.516.98 kg, dan 3.48.885 kg tahun 28. Penyaluran beras untuk keluarga miskin dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Stok dan penyaluran Raskin (kg) di Kab Sinjai tahun 26 29 No Uraian Stok dan penyaluran Raskin (kg) Laju 26 27 28 29 (%) 1 Stok awal 585.431 86.385 159.55 522.339 115,6 2 Pemasukan Jumlah I + II 1.541.15 2.126.445 2.516.98 2.63.365 3.48.885 3.28.394 2.313.755 2.836.9 6,11 6,1 3 Penyaluran Raskin 2.4.6 2..443.86 2.686.55 2.124.9 2,6 4 Stok akhir 86.385 159.55 522.339 712. 13,5 Sumber : Kantor Devisi Dolog Kabupaten Sinjai Stok pangan khususnya beras berfluktuasi dan sangat dipengaruhi keadaan hasil produksi yang ada ditingkat petani dan jumlah keluarga miskin penerima raskin. Penyaluran beras untuk keluarga miskin tahun 26 sebanyak 2.6 kg, tahun 27 sebanyak 2.443.86 kg, 2.686.55 kg tahun 28 dan 2.124.9 kg tahun 29 terdistribusi secara merata hingga dititik distribusi. 42

Rasio Swasembada Pangan Ukuran kemampuan suatu wilayah untuk menyediakan pangan dan jaminan dalam penyediaan pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya aman dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dari potensi produksi dalam daerah, dengan pemanfaatan potensi sumberdaya, me rupakan salah satu konsep indikator dalam mengukur kemandirian pangan suatu wilayah untuk menyediakan pangan yang bersumber dari potensi produksi, dilihat dari rasio swasembada indikator minimal 9% atau dengan kata lain ketergantungannya terhadap impor sangat kecil. Kemampuan suatu wilayah untuk menyediakan pangan dari aspek produksi secara agregat ketersediaan pangan pada tahun 28 dengan laju pertambahan penduduk sebesar,94 % per tahun, hasil analisis ketersediaan pangan untuk pemenuhan kebutuhan gizi secara aktual bukan menjadi masalah untuk kelompok pangan penghasil sumber energi yang bersumber dari kelompok pangan padipadian dengan rasio swasembada untuk beras sebesar 166 ton dan jagung 1 ton, untuk komoditi buahbuahan diatas 1 ton, sedangkan untuk komoditi tomat sebesar 96 ton dan kentang 9 ton. Kelompok pangan hewani berdasarkan rasio swasembada bernilai negatif seperti daging sapi sebesar (117) ton, daging kambing sebesar (18) ton, sedangkan pangan hewani yang bernilai positif seperti; telur sebesar 79 ton, dikategorikan pemerintah Kabupaen Sinjai belum mampu menyediakan pangan atau wilayah tersebut belum mandiri khusuanya dalam penyediaan daging sapi, daging kambing, dan telur unggas. Sedangkan komoditi lainnya seperti; ayam buras sebesar 235 ton, ayam ras sebesar 96 ton, dalam kondisi lingkungan strategis sumberdaya alam sebagai basis produksi dapat memenuhi kebutuhan pangan wilayah melalui peningkatan teknologi kecuali kelompok pangan hewani khususnya ternak ruminansia peningkatan ketersediaan pangan hewani harus melalui impor, nampak rasio swasembada pangan stratgis, pada Tabel 15. 43

Tabel 15 Rasio Swasembada Pangan strategis berbasis potensi produksi di Kabupaten Sinjai tahun 28 Komoditas 1.Beras 2.Jagung 3.Daging Sapi 4.Daging kambing 5.Daging ayam buras 6.Daging ayam ras 7.Telur 8.Susu 9. Ikan 1. Kentang 11. Tomat 12. Rambutan 13.Pisang 14. Alpukat Tahun 28 (ton) Produksi Ekspor Impor Rasio swasembada 76.773 3.584 166 52.634 1 416 1.666 298 44 119 1.45 268 18 872 676 9 235 43 5 26 96 447 121 79 194 2 99 25.827 7.472 141 65 7 9 469 21 96 2.83 5 132 5.68 147 135 39 4 111 Kebupaten Sinjai dapat dilakukan pengembangan agribisnis untuk komoditi strategis yang mempunyai potensi dan keunggulan untuk dapat ditingkatkan sesuai sumberdaya yang ada dan bernilai ekonomi, antara lain komoditi padipadian, sayur dan buah, dan hasil perikanan. Karena pangan hewani asal ternak belum tercapai swasembada seperti daging ruminansia dan telur unggas, sehingga perlu masukan teknologi untuk meningkatkan ketersediaan pangan melalui produksi domestik maupun impor. Ketersediaan Pangan berdasarkan NBM dan PPH Ketersediaan Pangan Aktual Ketersediaan pangan aktual diperoleh dari Neraca Bahan Makanan (NBM) yang dapat memberikan informasi tentang rencana pengadaan /penyediaan pangan, baik yang berasal dari produksi, eksporimpor dan stok serta penggunaan 44

pakan, bibit, penggunaan untuk industri, serta informasi ketersediaan pangan untuk memenuhi kebutuhan penduduk dalam suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu, Berdasarkan data ketersediaan pangan berdasarkan NBM Kabupaten Sinjai tahun 28 diolah dan divalidasi dengan menggunakan Software Aplikasi Perencanaan Pangan dan Gizi Wilayah (Martianto et al 25). kemudian dianalisis, untuk dapat diperoleh gambaran ketersediaan energi dan protein per kelompok pangan, secara umum keadaan ketersediaan pangan di Kabupaten Sinjai tahun 2528 memberi gambaran ketersediaan energi dan protein secara kuantitas diatas standar dengan ratarata ketersediaan pangan dalam satuan gram/kapita/hari pada Tabel 16. Tabel 16 Ketersediaan pangan aktual dan ideal berdasarkan PPH di Kabupaten Sinjai tahun 2528 No Kelompok Pangan Ketersediaan Pangan (gram/kap/hari) Ideal 25 26 27 28 g/kap/hr 1. Padipadian 75,4 645,5 682,4 635,8 32, 2 Umbiumbian 14,9 117,2 141,6 146,5 1, 3 Pangan Hewani 31,5 21,1 292,6 123 15, 4 Minyak dan Lemak 6,5 3,6 25,2 12, 25, 5 Buah/Biji Berminyak 4,6 1,6 2,1 11, 1, 6 Kacangkacangan 35,2 23,3 43,8 36,6 35, 7 Gula,9,9 1,2 1,2 3, 8 Sayur dan Buah 259,5 229,6 357 183 3, 9 Lainlain 86,5 Sumber: diolah/dikoreksi BPPKP Kabupaten Sinjai *) AKE 2,2 kkal/kap/hari Kondisi ketersediaan pangan wilayah Kabupaten Sinjai Berdasarkan NBM dengan acuan rekomendasi Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (24) ketersediaan energi sebesar 2.2 kkal/kapita//hari. Dibandingkan dengan ketersediaan energi harapan tersebut, perkembangan ketersediaan pangan di Kabupaten Sinjai tahun 25 28, Ketersediaan pangan untuk konsumsi pangan tahun 28 setelah divalidasi ketersediaan energi sebesar 1.528,1 gram/kapita/hari (36%) lebih tinggi dari yang direkomendasikan. Berdasarkan 45

perhitungan NBM 25, 26, dan 27 ketersediaan energi per kelompok pangan, masingmasing tahun 25 sebesar 1.421,5 gram/kapita/hari (31%), tahun 26 sebesar 1.231,9 gram/kap/hari (18%), dan 1,564. gram/kap/hari tahun 27 (29%) lebih tinggi dari ketersediaan energi sebesar 1.121,5 gram/kap/hari tahun 22. Aspek kualitas ketersediaan pangan dengan perbandingan antara kandungan energi dan zat gizi (protein dan lemak) berdasarkan angka kecukupan energi sebesar 5%, protein sebesar 1% dan lemak 2 %. Pada tahun 28 ketersediaan pangan untuk konsumsi protein tersedia sebesar 89,49 g/kap/hari lebih tinggi dari (57 gram/kap/hari) yang direkomendasikan. Selanjutnya tahun 25 mampu menyediakan protein sebesar 17 gram/kapita, tahun 26 dan 27 ratarata 29,68 % 38,27% diatas AKP yang dianjurkan (Tabel 17). Tabel 17 Komposisi energi protein dan lemak berdasarkan NBM di Kabupaten Sinjai tahun 2528 Tahun Komposisi ketersediaan Energi Protein Lemak kkal/kap/hr % AKE (g/kap/hr) % AKP (g/kap/hr) % AKL 25 3,236 147.1 17 47 39 11.4 26 2,719 123.6 93.7 39 4 8.7 27 2,719 13.4 89.6 37 38 11.4 28 2.99 132.6 113.5 42 72 64.4 Ratarata 2,923 133.4 1.9 37.4 43.8 25.5 Sumber: Diolah/dikoreksi NBM Kabupaten Sinjai 2528 *) AKE 2.2 kkal/kap, AKP 57 gr/kap (WNPG, 24) Energi diperlukan untuk tumbuh dan berkembang yang bersumber dari karbohidrat dan lemak dari setiap kelompok pangan baik pangan nabati maupun pangan hewani, sebagai penyumbang zat gizi yang wajib dipenuhi terutama energi, protein dan lemak digunakan untuk perkembangan, metabolism dan akivitas. disamping itu protein berfungsi mengganti selsel yang rusak. serta kandungan asam amino yang dapat memecah makanan menjadi zat gizi, pembentukan anti bodi. Ketiga unsur ini sangat penting dalam pembentukan 46

kualitas sumber daya manusia. Kemudian diperkuat oleh Hamilton dan Whitney pada kajian kecukupan energi dalam Nikmawati E.E (1999) kebutuhan zat gizi (nutrient requirements) untuk mencapai kecukupan gizi (recommended dietary allowences) harus ditambah 1 5% dari kebutuhan. Ketersediaan protein untuk konsumsi didominasi dari pangan nabati dengan ratarata ketersediaan protein nabati sebesar 66.59 gram/kap/hari dan ratarata protein hewani sebesar 3.73 gram/kap/hari (diatas standar 52 gr/kap/hari) dan dalam arahan Badan Ketahanan Pangan (24) standar proporsi konsumsi protein yang terbaik adalah 8% protein nabati dan 2% protein hewani, dan dalam WNPG (24) dijelaskan bahwa komposisi ketersediaan protein hewani untuk kebutuhan konsumsi per kapita perhari yang berasal dari ternak sebesar 6 gram dan 9 gram ikan. dengan demikian konsumsi protein nabati masih perlu ditingkatkan. Sumber protein hewani sebagian besar bersumber dari ikan, hal ini ditunjang dengan letak wilayah Kabupaten Sinjai yang dikenal dengan tiga dimensi salah satunya potensi bahari/laut. Pada Tahun 25 ketersediaan protein sebesar 16,82 g/kap/hari yang terdiri dari protein nabati sebesar 67,52 gram dan 39,3 gr protein hewani. Tahun 26 turun menjadi 93,74 g/kap/hari (13,95%), terdiri protein hewani sebesar 3,96 gram/kapita/hari dan 62,78 gram protein nabati, kemudian tahun 27 turun lagi ketersediaan protein dengan total 89,62 gram dan tahun 28 ketersediaan protein naik lagi sebesar 99.1 gram/kapita/hari seperti pada Tabel 18. Tabel 18 Komposisi ketersediaan protein di Kab Sinjai tahun 2528 Tahun Ketersediaan protein Ratarata 25 26 27 28 Total protein (g/kap/hari) 16,82 93,74 89,62 99,1 97,32 Protein hewani 39,3 3,96 22,71 29,93 3,78 Protein nabati 67,52 62,78 66,9 69,17 66,59 Sumber: Diolah/dikoreksi NBM Kabupaten Sinjai *) AKP 57 gram/kapita/hari WNPG (24) Ketersediaan Pangan berdasarkan Pola Pangan Harapan (PPH) Kualitas ketersediaan pangan penduduk untuk konsumsi pangan secara 47

umum ratarata total skor PPH ketersediaan pangan tahun 2528 sebesar 82,87 (skor PPH = 1), yang dikelompokkan dalam Sembilan kelompok pangan berdasarkan kebutuhan normatif penyediaan pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi penduduk di Kabupaten Sinjai, adapun kelompok pangan yang sudah ideal seperti; padipadian, umbiumbian sedangkan kacangkacangan tahun 25 ideal kemudian turun ditahun 26 sebesar 5%, lalu naik lagi tahun 27 sebesar 5% hingga tahun 28, Skor PPH untuk kelompok pangan hewani tahun 25 sebesar 22,3, tahun 27 naik menjadi 23,2 dan tahun 28 turun sebesar 1,3% (22,9), secara jelas dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Kondisi Skor PPH Ketersediaan per kelompok Pangan di Kabupaten Sinjai tahun 25 28 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kelompok Pangan Padipadian Umbiumbian Pangan hewani Minyak dan lemak Buah/biji berminyak Kacangkacangan Gula Sayur dan buah Lainlain PPH Skor Pola Pangan Harapan Laju (%) Ideal 25 26 27 28 25, 2,5 24, 5, 1, 1, 2,5 3,, 25, 2,5 22,3 1,3,2 1,,1 24,, 25, 2,5 18,5,7,1 9,5,1 23,6, 25, 2,5 23,2 4,4,8 1,,1 22,4, 25, 2,5 22,9 2,4,8 1,, 25,5, 2,23 4,98 4, 7,49 4,,56, Total 1, 85,4 79,7 89,3 88,9,7 Sumber: Diolah/dikoreksi NBM Kabupaten Sinjai 25 28 Kontribusi energi dari Sembilan kelompok pangan di Kabupaten Sinjai Tahun 25 28 secara umum memperlihatkan kontribusi energi untuk kelompok pangan sumber karbohidrat diatas standar anjuran WNPG (24) 5% padipadian dan 6% umbiumbian, 12% pangan hewani, pada Tabel 2 menggambarkan kondisi ketersediaan energi berdasarkan standar kecukupan energi sebesar 2.2 kkal per kapita/hari (WNPG, 24), dan kontribusi energi dalam ketersediaan pangan (%AKE) sudah kelebihan (kuantitas), sedangkan 48

berdasarkan keseimbangan gizi yaitu skor PPH per kelompok pangan belum ideal. Hasil koreksi NBM Kabupaten Sinjai tahun 2628 ratarata ketersediaan pangan sudah berada diatas standar, total ketersediaan energi tahun 28 sebesar 3.6,3 kalori/kapita/hari dengan konstribusi energi sebesar 132,2 (% AKE) dalam ketersediaan pangan dan skor PPH sebesar 89,. Kontribusi energi dan skor PPH dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Tingkat kontribusi energi dan skor PPH pada ketersediaan pangan di Kabupaten Sinjai tahun 2628 Komposisi Ketersediaan Pangan Kelompok 26 27 28 Pangan AKE Skor AKE Skor AKE Skor Kalori Kalori Kalori (%) PPH (%) PPH (%) PPH Padipadia 2.12, 96,4 25, 2.23, 89,2 25, 2.61 93,7 25, 152. 6,9 2,5 178, 7,7 2,5 187, 8,5 2,5 Pangan hewani 2. 9,1 18,2 19,5 11,6 23,2 254, 11,5 22,9 Minyak &lemak 32. 1,5,7 12, 6,5 4,4 16, 4,8 2,4 Bh/bj berminyak 3.,1,1 38, 1,6,8 21,,9,8 Kacangkacangan 15. 4.8 9,5 115, 8,7 1, 166, 7,5 1, Gula 3.,1,1 4,,2,1 4,,2,1 Sayur dan buah 14. 4.7 23,6 112, 4,9 22,4 112, 5,1 25,5 Lainlain..,,,,,., Jumlah 2.719, 123, 79,7 3.94. 13,4 89,2 2.99 132,2 88,9 Sumber: Diolah/dikoreksi NBM Kabupaten Sinjai tahun 2628 *) AKE = 2.2 kkal/kap/hari (WNPG VIII, 24) Pada Tabel 2, Tahun 26 konstribusi energi sebesar 123% dengan skor mutu pangan (PPH) sebesar 79,7 tahun 27 konstribusi ketersediaan energi sebesar 13,4% dengan skor mutu pangan (PPH) sebesar 89,2. angka kecukupan energi meningkat sebesar 1,34% dengan skor PPH sebesar 88,9 maka kinerja ketersediaan pangan Kabupaten Sinjai berdasarkan Skor PPH yang telah dicapai belum ideal (skor PPH = 1). Kondisi kualitas ketersediaan pangan berdasarkan kebutuhan pangan normatif untuk memenuhi kebutuhan gizi atau tingkat ketersediaan pangan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan belum ideal. Keragaman ketersediaan pangan berdasarkan skor PPH dan komposisi energi dalam ketersediaan pangan sesuai hasil perbandingan antara ketersediaan pangan aktual dan ideal tahun 28 menunjukkan bahwa ketersediaan energi 49

untuk konsumsi per kapita per hari menurut jumlahnya dalam satuan kkal (2,889) sudah melebihi ketersediaan pangan harapan (2,2 kkal), dengan kontribusi energi pada ketersediaan pangan 132% AKE dari harapan (5%), termasuk kelebihan secara kuantitas menurut Departemen Kesehatan (1964) yaitu tingkat ketersediaan pangan (a) defisit berat (< 7% AKE), (b) defisit sedang (779% AKE); (c) defisit ringan (889% AKE); (d) normal (9119% AKE) dan (e) kelebihan (> 12% AKE). dengan keragaman ketersediaan pangan untuk konsumsi tahun 28 (skor PPH aktual 88.9) masih dibawah skor PPH ideal (1) padatabel 21. Tabel 21 Kondisi ketersediaan pangan aktual dibanding ketersediaan ideal di Kabupaten Sinjai Tahun 28 Skor Pola Pangan Harapan Ketersediaan aktual (28) Ketersediaan Ideal Kelompok Pangan AKE AKE gr/kap/hr kkal PPH gr/kap/hr kkal PPH (%) (%) Padipadian 635,8 2.61, 93,7 25, 32, 1.1. 5, 25, Umbiumbian 146,5 187, 8,5 2,5 1, 132, 6, 2,5 Pangan hewani 123, 254, 11,5 22,9 15, 264, 12, 24, Minyak & Lemak 12, 16, 4,8 2,4 25, 22, 1, 5, Bh/bj berminyak 3,1 21,,9,8 1, 66, 3, 1, Kacangkacangan 36,6 166, 7,5 1, 35, 11, 5, 1, Gula 1,2 4,,2,1 3, 11, 5, 2,5 Sayur dan buah 183 112, 5.1 25,5 3, 132, 6, 3, Lainlain 86,5 66, 3, Jumlah 2.99, 132,2 88,9 2.2, 1, 1, Sumber: Diolah/dikoreksi NBM PPKP Kabupaten Sinjai tahu 28 *) AKE 2,2 kkal/kap/hari (WNPG VIII, 24 Gap Ketersediaan Pangan Aktual dan Ideal Gap ketersediaan pangan aktual dan ketersediaan pangan ideal tahun 28 yang dikelompokkan menjadi sembilan kelompok bahan pangan secara positif atau ketersediaan energi diatas standar per kapita per hari setiap kelompok pangan yaitu kelompok pangan padipadian sebesar 961 kkal, umbiumbian sebesar 55 dan kacangkacangan sebesar 56 kkal, sedangkan ketersediaan energi dalam kelompok pangan yang menunjukkan selisih negatif terbesar adalah minyak 5

dan lemak (114), gula sebesar (16 kkal), (66) lainlain, (45) kkal buah/biji bermnyak, Sayur dan buah sebesar (2) dapat dilihat padatabel 22. Tabel 22 Gap ketersediaan aktual dengan ketersediaan pangan ideal di Kabupaten Sinjai tahun 28 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kelompok Pangan Padipadian Umbiumbian Pangan hewani Minyak dan lemak Buah/biji berminyak Kacangkacangan Gula Sayur dan buah Lainlain Ketersediaan Energi (kkal/kap) Aktual Kondisi ideal Gap Interpretasi 2.61 187 252 16 21 166 4 112 1.1 132 264 22 66 11 11 132 66 961 55 12 114 45 56 16 2 66 Total 2.99 2.2 Sumber: Diolah/dikoreksi NBM Kabupaten Sinjai (BPPKP) tahun 28 surplus surplus defisit defisit defsit surplus defisit surplus defisit Gap ketersediaan pangan wilayah secara aktual per kelompok pangan terjadi akibat persediaan pangan yang bersumber dari produksi belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi pangan penduduk selama periode tertentu secara ideal, gap dapat dijadikan acuan untuk penyediaan pangan baik dari produksi domestik atau impor hingga tahun 22. Tahun 28 gap tertinggi pada kelompok pangan per kapita per hari seperti kelompok pangan minyak dan lemak (114) kkal, gula (29) kkal, pangan hewani sebesar (12) kkal, buah biji berminyak sebesar (45), dan kelompok pangan lainlain sebesar (66,). Pada tahun 28 beberapa kelompok pangan pada tingkat ketersediaan pangan aktual dan ideal menunjukkan defisit pada pangan hewani (27) gr/kap/hari, kelompok pangan minyak dan lemak 11 gr/kap/hari (97)) ton, gula sebesar (29) gr/kap/hari (2.259) ton/tahun, kacangkacangan sebesar (21.826 ton), buah/biji berminyak sebesar (14.234) ton dan (86,5) gr/kap/hari (7.134 ton) kelompok pangan lainlain. Sedangkan kelompok pangan yang surplus adalah kelompok pangan padipadian sebesar 316 gr/kap/hari atau 26.51 ton, umbiumbian sebesar 316 gr/kap/hari ( 5.78 ton) dan kelompok pangan kacangkacangan 2 gr/kap/hari atau 114 ton. Tingkat perbandingan antara ketersediaan aktual dan harapan 51

setiap kelompok pangan, pada Tabel 23. Tabel 23 Gap ketersediaan pangan aktual dan harapan setiap kelompok pangan di Kabupaten Sinjai tahun 28 Kelompok Ketersediaan Aktual Ketersediaan harapan Gap ketersediaan pangan g/kap kg/th ton/th g/kap kg/th ton/th g/kap kg/kap ton/th Padipadian 636 232 52.441 32 117 26.39 316 115 26.51 Umbiumbian 147 54 12.88 1 31 7.1 47 22 5.78 pangan hewani 123 45 1.144 15 55 12.37 27 1 2.226 minyak & lemak 14 5 1.155 25 9 2.62 11 4 97 Bh/bj berminyak 8 3 678 15 6 1.237 7 3 577 kacangkacangan 37 14 3.51 35 13 2.937 2 1 114 gula 1 226 3 11 2.485 29 11 2.259 sayur & buah 183 67 15.92 3 11 24.741 117 43 9.649 9lainlain 86.5 32 7.134 86,5 32 7.134 Sumber: Diolah/dikoreksi NBM PPKP Kabupaten Sinja tahun 28 Konsumsi Pangan Aktual Penduduk di Kabupaten Sinjai Keragaman dan Skor PPH Konsumsi Pangan di Kabupaten Sinjai Konsumsi energi per kapita per hari pada tahun 28 sebesar 2.394 kkal diatas lebih tinggi dari sandar (2. kkal) dengan 18,8% kontribusi energi (% AKE) pada ketersediaan pangan untuk konsumsi penduduk termasuk normal dan keragaman konsumsi pangan sesuai skor PPH sebesar 9,3 kategori belum ideal, kondisi skor PPH konsumsi masih perlu peningkatan hingga mencapai skor PPH 1 pada tahun 22 pada kelompok pangan umbiumbian, minyak dan lemak, buah biji berminyak, kacangkacangan, gula dan kelompok pangan lainlain. Perbedaan pola konsumsi pangan di Kabupaten Sinjai dipengaruhi oleh topografi serta waktu hari pasar dan usaha tani masyarakat, menggambarkan kemampuan rumah tangga untuk menyediakan pangan bagi anggota rumahtangganya, sesuai kebutuhan gizi untuk hidup sehat, aktif dan produktif. Menurut Harper, Deaton dan Driskel (1986) dalam Suhardjo (1989) pola konsumsi pangan masyarakat antara lain dipengaruhi oleh ketersediaan pangan, sosial budaya dan keadaan wilayah. Kondisi ratarata konsumsi pangan penduduk secara kuantitas proporsi 52

keragaman pangan berdasarkan skor Pola Pangan Harapan secara absolute diatas standar total energi yang dikonsumsi tapi berdasarkan kecukupan keseimbangan gizi sesuai skor PPH yang dicapai kurang dari 1,Susunan skor PPH Konsumsi pangan penduduk pada Tabel 24. Tabel 24 Kondisi konsumsi pangan penduduk di Kabupaten Sinjai tahun 28 No Kelompok Pangan Gram/ kap/hr Skor Pola Pangan Harapan (PPH) konsumsi tahun 28 Kalori % % AKE Bobot Skor Aktual Skor AKE Skor Maks Skor PPH 1. Padipadian 452 1.21 51 55,5,5 25 27,8 25 25, 2. Umbiumbian 22 45 2 2.,5 1 1, 2,5 1, 3 Pangan Hewani 264 415 17 18.9 2, 34 37,8 24 24 4 Minyak dan Lemak 1 3.2,5,1 5,1 5 Buah/Biji Berminyak 11 24 1.8,5,4,4 1,4 6 Kacangkacangan 3 81 3 3.7 2, 7,4 7,4 1 7,4 7 Gula 28 17 4 4.9,5 2,45 2,45 2,5 2,4 8 Sayur dan Buah 361 474 2 21.5 5, 17,5 17,5 3 3, 9 Lainlain 41 39 2 1.8,,,,, Total 2,394 1 18.8 18,4 184,4 1 9,3 Sumber: Survei konsumsi BPPKP Kabupaten Sinjai tahun 28 *) Angka kecukupan energi (AKE) 2,) kkal.kap.hari (AKP) 52 gr/kap/hari antara lain; kelompok pangan umbiumbian, kacangkacangan, minyak dan lemak, buah/biji berminyak, gula dan kelompok pangan lainlain. Sedangkan sudah ideal seperti kelompok pangan padipadian, pangan hewani dan kelompok pangan sayur dan buah. Pola konsumsi energi di Kabupaten Sinjai secara aktual normal berdasarkan kontribusi energi dalam konsumsi pangan, karena akses masyarakat agak tinggi terhadap sumberdaya produksi, jenis usaha yang dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi pangan. Menurut WNPG (24) standar kebutuhan protein yang bersumber dari pangan hewani sebesar 65 gram; terdri 12 gram daging ruminansia, 22 gram daging unggas, 17 gram telur, 14 gram susu dan 85 gram ikan. Konsumsi pangan penduduk Kabupaten Sinjai tahun 28 berpedoman pada tingkat kecukupan konsumsi energi dan protein penduduk Indonesia berdasarkan Pola Pagan Harapan (PPH) untuk pemenuhan kebutuhan gizi yang ditetapkan (WNPG, 24), pola konsumsi kalori per kapita per hari masingmasing 2 kkal dan 52 gram protein. Dengan demikian pemenuhan kebutuhan 53

pangan sesuai kebutuhan tubuh akan zat gizi dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25 Kondisi pola konsumsi pangan aktual dan ideal di Kabupaten Sinjai tahun 28 Konsumsi Aktual Kelompok Pangan gram kkal % AKG Padipadian 452 121 55, Umbiumbian 22 45 2, Pangan hewani 264 415 18,9 Minyak dan lemak 1 5,2 Buah/biji berminyak 11 24,8 Kacangkacangan 3 81 3,7 Gula 28 17 4,9 Sayur dan buah 361 474 21,5 Lainlain 41 39 1,8 Skor PPH 25 1 24,1,4 7,4 2,4 3, Konsumsi Ideal gram kkal % AKG PPH 3 1. 5 25 1 12 6 2,5 15 24 12 24, 25 2 1 5, 1 6 3 1, 35 1 5 1, 3 1 5 2,5 3 12 6 3 86.5 6 3 Jumlah 2.394 18,8 9,3 2. 1 1 Sumber: Survei konsumsi BPPKP Sinjai tahun 28 Secara umum pola konsumsi pangan penduduk terhadap sumbangan kalori dan protein per kapita per hari pada tahun 28 secara umum jumlah kalori sebesar 2.394 kkal/kap/hari (19.7%) lebih tinggi dari standar (2. kkal) dan 65 gram/protein (25%) lebih tinggi dari anjuran (52 gram). Jika dilihat proporsi Angka Kecukupan Gizi (AKG) masingmasing kelompok pangan baik secara absolut maupun secara normatif terhadap total konsumsi pangan mampu mencukupi kebutuhan pangan dan gizi penduduk, baik jumlah maupun mutunya.. Menurut Baliwati (21), kualitas konsumsi pangan penduduk dapat dilihat dari nilai skor PPH, semakin tinggi skor PPH semakin baik kualitas dan atau semakin beragam variasi jenis pangan yang dikonsumsi dari Sembilan kelompok pangan.. pada lima kelompok pangan perlu ditingkatkan hingga mencapai ideal (PPH 1). Melihat pola konsumsi di Kabupaten Sinjai sesuai hasil perbandingan konsumsi aktual dan ideal dilihat dari kegunaan pangan, padipadian sebagai sumber tenaga, pangan hewani sebagai zat pembangun dan zat pengatur dari sayur dan buah, maka kelebihan konsumsi energi dapat disimpan dalam bentuk glikogen dalam tubuh. Menurut Hardinsyah (21) bila kebutuhan energi 54

terpenuhi sesuai kaidah PPH maka secara implisit kebutuhan zat gizi terpenuhi kecuali untuk zat gizi yang sangat kurang dalam Sembilan kelompok pangan. Komposisi konsumsi ideal sesuai standar Dewan Ketahanan Pangan (26) dalam Widiasih S.C.L (29) antara lain; 275 gram padipadian, 1 gram umbiumbian, 15 gram pangan hewani, 35 gram kacangkacangan dan 25 gram sayur dan buah. Gap Konsumsi Aktual dan Ideal Kondisi pola konsumsi pangan aktual penduduk di Kabupaten Sinjai tahun 28 berdasarkan analisis gap menunjukkan defisit terbesar pada kelompok pangan lainlain, kemudian umbiumbian dan kacangkacangan. Untuk perbaikan pola konsumsi pangan prioritas utama adalah yang masih defisit dan mempertahankan yang sudah ideal atau menurunkan porsi kebutuhan konsumsi karbohidrat dan lemak hingga ideal. Sedangkan bernilai positif pada setiap kelompok pangan menunjukkan konsumsi pangan penduduksudah Kelebihan seperti; padipadian sebesar 436 ton (152 gr/kap/hari), 9.54 ton kelompok sayur dan buah, 1.92 ton pangan hewani, Kelompok pangan dengan angka positif diasumsikan telah melampaui kebutuhan konsumsi pangan seperti kelompok padipadian, pangan hewani dan sayur dan buah, kelebihan ini disimpan dalam tubuh sebagai cadangan energi dan protein secara jelas lihat Tabel 26. Tabel 26 Kondisi gap konsumsi pangan aktual dan konsumsi pangan ideal di Kabupaten Sinjai tahun 28 Kelompok pangan Padipadian Umbiumbian Pangan hewani Minyak dan lemak Buah/bj berminyak Kacangkacangan Gula Sayur dan buah Lainlain Konsumsi aktual Konsumsi ideal gap konsumsi ton/th ton/th ton/th gr Kg/th gr/hr Kg/th Gr/hr Kg/th 452 125 19.19 3 83 18.673 152 42.4 436 22 16 3.43 1 72 16.655 78 56 12.815 264 87 13.15 15 5 11.229 114 27 1.92 1 571 25 3 649 24 3 568 11 5 1 3 1 2 3 4 1.311 35 9 2.76 5 5 551 28 8 1.353 3 8 1.862 2 2 39.536 361 22 69.429 3 181 5.889 12 126 9.54 41 126 3.49 86,5 15 3.464 45.5 111 3.49 Sumber: Diolah/dikoreksi BPPKP Kabupaten Sinjai 55

Gap ketersediaan dan konsumsi pangan. Gap ketersediaan dan konsumsi pangan penduduk di Kabupaten Sinjai tahun 28 digunakan sebagai arahan kebijakan dalam perbaikan pola konsumsi pada masa mendatang dengan naiknya rating skor Pola Pangan Harapan (1), dengan peningkatan penyediaan kebutuhan konsumsi pangan perkapita per hari seperti; pangan hewani sebesar (141) gram, (48) gr/kap/hari sayur dan buah, buah/biji berminyak (7.8) gram dan lainlain, sedangkan padipadian sebesar 184 gram, 125 gram umbiumbian dan 7 gram kacangkacangan, kelompok pangan ini dapat diekspor (Tabel 27). Tabel 27 Gap ketersediaan pangan aktual dan konsumsi pangan aktual berdasarkan kebutuhan gizi di Kaupaten Sinjai Tahun 28 Ketersediaan Aktual Konsumsi Aktual Gap Kelompok Kap/hari Kap/hari Kap/hari Pangan gram kkal Ton/th gram kkal ton/th gram kkal ton/th Padipadian 636 2.61 52441 452 121 19.19 184 851 33,332 Umbiumbian 147 187 1288 22 415 3.43 125 142 8,658 Pangan hewani 123 254 62.63 264 87 21.772 141 167 4,858 Minyak & lemak 12 16 994 1 5 571 11 11 423 Bh/biji berminyak 3.1 21 678 11 24 97 7.9 3 229 Kacangkacangan 37 166 3.28 3 81 1.311 7 85 1,717 Gula 1 4. 83 28 17 1.355 27 13 1,265 Sayur dan buah 183 122 33.729 361 474 69.429 48 352 35,718 Lainlain 41 39 3.49 41 39 3,49 Sumber: Diolah/dikoreksi BPPKP Kabupaten Sinjai tahun 21 Perencanaan Penyediaan dan Konsumsi Pangan Manusia yang sehat dan cerdas memerlukan suatu susunan makanan yang mengandung zat gizi sesuai kecukupan energi dan protein (gizi seimbang) dengan pertimbangan potensi sumber daya yang dimiliki baik yang bersumber dari on farm maupun off farm dan impor sesuai konsep tiga guna makanan. Hasil penelitian konsumsi pangan Indonesia dalam Hardinsyah dan Briawan (1994) perencanaan konsumsi pangan sesuai prinsipprinsip perencanaan konsumsi pangan dan penyediaan pangan diharapkan memenuhi kebutuhan gizi Pengembangan ketersediaan dan konsumsi pangan pada sembilan kelompok pangan secara aktual jumlah kalori melebihi aturan standar WNPG (24), tapi secara normatif sesuai penilaian skor PPH kurang dari 1. Dengan demikian peran pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan di Kabupaten Sinjai disusun dalam RPJM atau RKPD sesuai arahan Kebijakan 56

Umum Ketahanan Pangan (KUKP) 2629, baik secara sektoral atau lintas sektor guna peningkatan pencapaian programprogram unggulan daerah dan kebijakan yang mengarah pada upaya peningkatan kualitas hidup manusia dan/atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Berdasarkan analisis gap selanjutnya dapat disusun proyeksi sejumlah pangan yang harus diproduksi untuk memenuhi proyeksi ketersediaan untuk kebutuhan konsumsi pangan dengan mempertimbangkan jumlah penduduk setiap tahunnya. Proyeksi Produksi Pangan Proyeksi produksi menggambarkan proyeksi setiap jenis komditas yang harus diproduksi untuk memenuhi proyeksi ketersediaan yang mengacu pada target ketersediaan pangan dalam jangka waktu tertentu dengan mempertimbangkan perubahan stok, ekspor, impor dan penggunaan pangan lainnya hingga tahun 22 dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28 Proyeksi produksi jenis komoditas untuk pemenuhan ketersediaan pangan penduduk di Kabupaten Sinjai tahun 211 22 No Jenis Komoditas Proyeksi Produksi (ton/tahun) 211 213 215 217 22 1. Padipadian Beras Jagung 2. Umbiumbian Ubi kayu Ubi jalar Kentang 3. Pangan hewani Daging sapi Daging ayam Telur Susu Ikan 151.398 147.61 1.871 2.15 6.17 82 1.328 894 146 296.95 158.198 156.81 11.795 2.333 67.1 1.3 1.527 965 164 314.95 164.198 165.1 12.719 2.651 72.5 1.185 1.727 1.35 182 329.995 17.58 173.51 13.643 2.969 77.9 1.368 1.926 1.16 2 346.695 177,198 182,51 15.29 3.446 86. 1.642 2.226 1.211 227 364,195 4. Kacangkacangan Kacang tanah 191.114 22.114 212.114 223.114 234,114 5. Gula Gula merah 2.395 2.495 2.695 2.795 2.895 6. Sayur dan buah Sayur Buah 438.515 44.495 464.815 459.595 488.115 482.895 512.515 57.295 538.11 532.895 57

Proyeksi Kebutuhan Konsumsi berdasarkan PPH Proyeksi Skor dan Komposisi PPH Konsumsi Pangan Proyeksi konsumsi pangan penduduk diharapkan mencapai skor PPH 1 pada tahun 22, maka secara bertahap ditingkatkan 1.7% skor PPH setiap tahunnya untuk mencapai ideal antara lain; kelompok pangan umbiumbian, kelompok pangan minyak dan lemak, buah biji berminyak, kacangkacangan, gula dan kelompok pangan lainlain. Karena tak satupun jenis makanan yang mengandung secara lengkap zat gizi pada menu makanan untuk konsumsi pangan penduduk yang beragam dan sesuai kebutuhan gizi. Sedangkan skor PPH telah mencapai maksimal dipertahankan dan atau diturunkan hingga ideal seperti; kelompok pangan padipadian, pangan hewani dan sayur dan buah. Proyeksi skor PPH tahun 211 22 pada Tabel 29. Tabel 29 Proyeksi skor Pola Pangan Harapan (PPH) konsumsi di Kabupaten Sinjai Tahun 21122 Kelompok Pangan Skor Pola Pangan Harapan 211 213 215 217 22 1 Padipadian 25, 25, 25, 25, 25, 2 Umbiumbian 1,4 1,6 1,9 2,1 2,5 3 Pangan hewani 24, 24, 24, 24, 24, 4 Minyak dan lemak 1,3 2,1 3, 3,8 5, 5 Buah/bj berminyak,6,7,8,9 1, 6 Kacangkacangan 8,1 8,5 8,9 9,4 1, 7 Gula 2,4 2,4 2,5 2,5 2,5 8 Sayur dan buah 3, 3, 3, 3, 3, 9 Lainlain,,,,, Skor PPH 92,7 94,3 95,9 97,6 1, Sumber: Diolah/dikoreksi NBM BPPKP Kabupaten Sinjai Proyeksi Konstribusi Konsumsi Energi (% AKE) Proyeksi kontribusi energi dalam konsumsi pangan menggambar kan sumbangan kalori dan protein pada setiap kelompok pangan yang akan dicapai hingga tahun 22 sesuai capaiani konstribusi energi yang ditetapkan oleh WKNPG tahun 24 dan klasifikasi yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk menilai tingkat kecukupan energi acuan standar; 5% padipadian, % umbi 58

umbian, 12 % pangan hewani, 1% minyak dan lemak, 3% buah/biji berminyak, 5% kacangkacangan, 5% gula, 6% sayur dan buah dan 3% kelompok pangan lainlain. Adapun kelompok pangan secara bertahap diturunkan sampai pada batas ideal seperti kelompok pangan padipadian, umbiumbian dan kelompok sayursayuran. Sedangkan kelompok pangan yang dinaikkan secara bertahap antara lain pagan hewani, minyak dan lemak, buah biji berminyak, kacangkacangan dan kelompok pangan lainlain, secara jelas dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Proyeksi Konstribusi Energi (% AKE) dalam konsumsi pangan di Kabupaten Sinjai tahun 211 22 Kelompok Pangan Kontribusi Pangan terhadap Angka Kecukupan Energi AKE (%) 211 213 215 217 22 Padipadian 87,2 78,9 7,9 62,4 5, Umbiumbian 7,9 7,5 7, 6,6 6, Pangan hewani 9,7 1,2 1,7 11,2 12, Minyak dan lemak 6, 6,9 7,8 8,7 1, Buah/bj berminyak 1,4 1,8 2,1 2,5 3, Kacangkacangan 6,9 6,5 6, 5,6 5, Gula 1,4 2,2 3, 3,8 5, Sayur dan buah 6,7 6,5 6,4 6,2 6, Lainlain,8 1,3 1,8 2,3 3, Total 127,8 121,6 115,5 19,3 1, Proyeksi kebutuhan konsumsi pangan penduduk dalam satuan gram/kap/hari. Proyeksi konsumsi pangan actual penduduk di Kabupaten Sinjai hingga tahun 22 dengan harapan pola konsumsi penduduk semakin baik, beragam dan sesuai kebutuhan gizi yang harus dikonsumsi untuk hidup sehat seperti jumlah kelompok pangan yang berlebihan diiturunkan hingga mencapai ideal ditahun 22 agar tidak menimbulkan masalah kesehatan yaitu kelompok padipadian, pangan hewani dan sayur dan buah sedangkan kelompok pangan yang lain dinaikkan secara bertahap (minyak dan lemak, buah/biji berminyak, kacangkacangan, gula), untuk lebih jelas dapat dilhat pada Tabel 31. 59

Tabel 31 Proyeksi kebutuhan konsumsi pangan dalam satuan gram/kapita/hari di Kabupaten Sinjai tahun 211 22 Kelompok Kebutuhan konsumsi berdasarkan PPH (gram/kapita/hari) Pangan 211 213 215 217 22 Padipadian 414, 388,7 363,3 338, 3, Umbiumbian 41,5 54,5 67,5 8,5 1, Pangan hewani 129,8 134,3 138,8 143,3 15, Minyak dan lemak 7, 11, 15, 19,5 25, Buah/bj berminyak 1,8 1,6 1,4 1,3 1, Kacangkacangan 31,8 32,1 32,9 33,8 35, Gula 27, 27,7 28,3 29, 3, Sayur dan buah 212,3 231,8 251,3 27,8 3, Lainlain 24,5 13,5 2,5 (8,5) 86,5 Sumber: Diolah/dikoreksi NBM BPPKP Kabupaten Sinjai tahun 21 Proyeksi Kebutuhan Konsumsi Pangan per Komoditas Pangan (ton/tahun). Proyeksi skor mutu kosumsi pangan di Kabupaten Sinjai yang menjadi prioritas pada tahun 211 22 baik yang bersumber dari produksi domestik ataupun impor sesuai hasil evaluasi dari data konsumsi aktual penduduk berdasarkan kebutuhan gizi dengan penganekaragaman pangan sesuai prinsip gizi seimbang (PPH=1) tahun 28, guna peningkatan baik kuantitas maupun kualitas penyediaan kebutuhan konsumsi pangan penduduk kearah sesuai harapan nasional untuk hidup sahat dan produktif (Tabel 28). Proyeksi kebutuhan pangan berdasarkan hasil survei konsumsi di Kabupaten tahun 28 dalam satuan ton/tahun, sebagai acuan perencanaan konsumsi penyediaan pangan untuk konsumsi penduduk hingga tahun 22 dalam wilayah Kabupaten Sinjai. Proyeksi kebutuhan pangan dalam setiap komoditas pangan dalam satuan ton per tahun sebagai hasil perkalian antara jumlah konsumsi aktual dikalikan jumlah penduduk tahun yang dicari dan dibagi seribu masingmasing komoditas dalam setiap kelompok pangan. Kelompok Padipadian, Tahun 211 harus disediakan sebesar 38.227 ton, kemudian tahun 213 sebesar 39.374 ton, tahun 215 sebesar 4.557 ton, tahun 6

217 sebesar 41.747 ton dan 43.669 ton tahun 22. Penyediaan pangan yang terbesar pada kelompok padipadian adalah beras, pada tahun 211 sebesar 34.454 ton, tahun 213 sebesar 35.448 ton, tahun 215 sebesar 36.554 ton, tahun 217 sebesar 37.627 ton dan 39.359 ton tahun 22., kemudian bahan pangan terigu, pada tahun 211 sebesar 3.773 ton, tahun 213 sebesar 3.886 ton, tahun 215 sebesar 4.3 ton, tahun 217 sebesar 4.12 ton dan 4.31 ton tahun 22., Dengan demikian pola konsumsi penduduk didominasi oleh beras. Sejalan dengan hasil penelitian tentang konsumsi pangan di Indonesia dalam Hardinsyah dan Briawan (1994) meunjukkan 68% konsumsi energi berasal dari beras dan menyumbang protein nabati sebesar 4 7%. Tabel 32 Proyeksi Kebutuhan konsumsi pangan (ton/th) Tahun 211 22 Kelompok Konsumsi aktual per kapita tahun 28 Pangan gr/hr Kg/th ton/th Proyeksi Konsumsi (ton/tahun) Tahun 211 213 215 217 222 Padipadian 452 173 39.499 38.227 41.291 42.531 43.779 45.795 Beras 47 149 33.948 33.597 34.454 36.554 37.627 39.359 Terigu 45 16 3.717 3.773 3.886 4.3 4.12 4.31 Umbiumbian 22 8 1.833 1.861 1.916 1.974 2.32 2.126 Ubik2ayu 12 5 1.28 693 1.75 1.17 1.14 1.192 Ubijalar 8 3 683 693 714 736 757 792 Sagu 1 1 122 123 127 131 135 141 Pangan hewani 264 96 21.999 22.327 22.997 23.688 24.383 25.56 Daging 1.5 112 113 117 12 124 129 Telur 13 5 1.121 1.138 1.172 1.27 1.242 1.299 Susu 1 87 89 91 94 97 11 Ikan 248 91 2.679 2.988 21.618 22.267 22.92 23.976 Kacangkacangan 3 11 2.5 2.537 2.613 2.692 2.771 2.898 Kacang tanah 12 4 991 1.6 1.36 1.67 1.98 1.149 Kacang hijau 2 1 194 197 23 29 215 225 Kedelai 16 6 1.315 1.335 1.375 1.416 1.457 1.525 Gula 28 1 2.333 2.368 2.439 2.512 2.586 2.75 Gula pasir 26 9 2.126 2.157 2.222 2.289 2.356 2.465 Gula merah 2 1 27 217 223 23 241 Sayur dan buah 361 132 3.82 3.531 31.447 32.391 33.342 34.878 Sayur 224 82 18.647 18.925 19.493 2.78 2.668 21.619 Buah 137 5 11.436 11.66 11.954 12.313 12.675 13.258 Lainlain 41 15 3.417 3.467 3.572 3.679 3.787 3.961 Minuman 13 5 1.12 1.132 1.5 1.26 1.241 1.298 Bumbu 28 1 2.297 2.331 2.41 2.473 2.545 2.663 Kelompok Umbiumbian, komoditi terbesar yang dikonsumsi penduduk adalah ubijalar pada tahun 211 harus disediakan sebesar 1.861 ton, kemudian tahun 213 sebesar 1.916 ton, tahun 215 sebesar 1.974 ton, tahun 217 sebesar 61

2.32 ton dan 2.126 ton tahun 22.. Komoditi ubikayu sesuai kebutuhan konsumsi penduduk pada tahun 211 sebesar 1.44 ton, tahun 213 sebesar 1.75 ton, tahun 215 sebesar 1.17 ton, tahun 217 sebesar 1.14 ton dan 1,14 ton tahun 22, kemudian bahan pangan ubijalar tahun 211 sebesar 676 ton, tahun 215 sebesar 736 ton dan 792 ton tahun 22, dan kentang, pada tahun 211 sebesar 127 ton, tahun 215 sebesar 131 ton, dan 141 ton tahun 22. Kelompok Pangan Hewani, komoditi terbesar kebutuhan konsumsi penduduk sebegai sumber protein hewani adalah ikan, karena wilayah Kabupaten Sinjai terdapat perairan bahari dengan panjang garis pantai 18 km dan satu wilayah kepulauan. Pada tahun 211 kebutuhan komoditi ikan sebesar 2.988 ton, tahun 213 sebesar 21.618 ton, tahun 215 sbesar 21.618 ton, tahun 217 sebesar 22.976 ton dan 23.976 ton tahun 22. kemudian bahan pangan telur, pada tahun 211 sebesar 1.138 ton, tahun 215 sebesar 1.27 ton, tahun 217 sebesar 1.242 ton dan 1.299 ton tahun 22. Konsumsi daging yang tertinggi adalah daging unggas pada tahun 211 sebesar 113 ton, tahun 213 sebesar 117 ton, tahun 215, tahun 217 sebesar 124 ton dan 129 ton tahun 22. Kebutuhan konsumsi susu untuk tahun 211 sebesar 89 ton, tahun 213 sebesar 91 ton, tahun 215 sebesar 94 ton, tahun 217 sebesar 97 ton dan 11 ton tahun 22. Kelompok Pangan Kacangkacangan, Kebutuhan konsumsi pangan yang bersumber dari kacangkacangan adalah kacang tanah untuk tahun 211 sebesar 1.6 ton, tahun 213 sebesar 1.36 ton, tahun 215 sebesar 1.67 ton, tahun 217 sebesar 1.98 ton dan 1.149 ton tahun 22. Kemudian kedelai pada tahun 211 harus disediakan sebesar 1.335 ton, kemudian 1.357 ton tahun 213, tahun 215 sebesar 1.416 ton, tahun 217 sebesar 1.457 ton dan1.525 ton tahun 22. Selanjutnya komoditi kacang hijau pada tahun 211 sebesar 197 ton, tahun 213 sebesar 23 ton, tahun 215 sebesar 29 ton, tahun 217 sebesar 215 ton dan tahun 22 sebesar 225 ton. Kelompok Pangan Gula, Jumlah kebutuhan pangan penduduk akan gula pasir yang harus diimpor sebesar 2.157 ton,pada tahun 211, kemudian 2.222 ton tahun 213, tahun 215 sebesar 2.289 ton, tahun 217 sebesar 2.356 ton dan 2.465 ton tahun 22. Sedangkan gula merah pada tahun 211 sebesar 211 ton, 62

tahun 213 sebesar 217 ton, tahun 215 sebesar 223 ton, tahun 217 sebesar 23 ton dan 241 ton pada tahun 22. Kelompok Sayur dan Buah, Kebutuhan konsumsi penduduk untuk sayursayuran, pada tahun 211 sebesar 18.925 ton, kemudian tahun 213 sebesar 19.493 ton, tahun 215 sebesar 2.78 ton, tahun 217 sebesar 2.668 ton dan 21.619 ton pada tahun 22, dan untuk kelompok pangan buahbuahan, pada tahun 211 kebutuhan konsumsinya sebesar 11.66 ton, kemudian tahun 213 sebesar 11.954 ton, tahun 215 sebesar 12.313 ton, tahun 217 sebesar 12.675 dan 13.258 ton paa tahun 22, secara jelas dapat dilhat pada Tabel 26 diatas dengan harapan kebutuhan konsumsi penduduk terpenuhi dan kebutuhan gizi sesuai kebutuhan tubuh untuk hidup sehat dengan kebergaman variasi menu pangan yang dikonsumsi penduduk dan kualitas konsumsi pangan tercapai skor PPH 1. Proyeksi Ketersediaan Pangan di Kabupaten Sinjai Proyeksi Ketersediaan Pangan berdasarkan Skor Pola Pangan Harapan (PPH). Untuk menganalisis proyeksi ketersediaan dengan pendekatan Pola Pangan Harapan (PPH), baik skor total mapun skor setiap kelompok pangan yang harus disediakan setiap komoditas pada kelompok pangan dalam satuan ton untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk Kabupaten Sinjai pada periode waktu tertentu, data yang digunakan adalah data NBM (ketersediaan aktual) Kabupaten Sinjai tahun 28, dengan asumsi tahun 28 skor PPH yang lebih baik (83,9) sebagai dasar untuk memproyeksikan ketersediaan pangan skor PPH=1 pada tahun 22. Untuk mencapai skor PPH ideal yaitu 1 dengan tingkat kecukupan energi dan protein setiap tahunnya baik secara total maupun setiap kelompok pangan. Dengan cara proyeksi linier maka pencapaian skor PPH yang ideal pada tahun 22 dapat terwujud, apabila setiap tahunnya terjadi peningkatan sebesar 2 %, skor PPH pada tahun 211 sebesar 91,7, tahun 213 sebesar 93,6, tahun 215 sebesar 95,3 dan 97,3 pada tahun 217. Proyeksi skor PPH ketersediaan pangan di Kabupaten Sinjai Tahun 21122 (Tabel 33). 63

Tabel 33 Proyeksi ketersediaan pangan berdasarkan skor Pola Pangan Harapan di Kabupaten Sinjai Tahun 21122 Kelompok Pangan Skor Pola Pangan Harapan 211 213 215 217 22 1 Padipadian 25, 25, 25, 25, 25, 2 Umbiumbian 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 3 Pangan hewani 23,2 23,4 23,5 23,7 24, 4 Minyak dan lemak 3,1 3,5 3,9 4,4 5, 5 Buah/bj berminyak,6,7,8,9 1, 6 Kacangkacangan 1, 1, 1, 1, 1, 7 Gula,7 1,1 1,5 1,9 2,5 8 Sayur dan buah 26,6 27,4 28,1 28,9 3, 9 Lainlain,,,,, Skor PPH 91,7 93,6 95,3 97,3 1, Skor PPH 1 pada tahun 22 menggambarkan bahwa ketersediaan pangan di Kabupaten Sinjai secara kuantitas angka kecukupan energi (AKE) sama dengan 2.2 kalori/kapita/hari dan protein 57 gram/kapita/hari tercapai. Pada tabel 24, kelompok pangan yang telah mencapai skor ideal pada tahun 28 adalah kelompok pangan padipadian dan umbiumbian. Kelompok pangan yang belum mencapai skor ideal adalah kelompok pangan minyak dan lemak, pangan hewani, buah/biji berminyak, kacangkacangan, sayur dan buah, gula, dan lainlain yang diharapkan konstribusi energinya meningkat setiap tahun sampai tercapai konstribusi ideal (1) pada tahun 22. Proyeksi Ketersediaan Energi (kkal/kap/hari) berdasarkan PPH Proyeksi ketersediaan pangan ideal yang dinyatakan dalam bentuk energi dalam setiap kelompok pangan dengan satuan kkal/kapita/hari untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk dalam jangka waktu tertentu. Kelompok pangan telah mencapai skor maksimal yaitu; kelompok pangan padipadian, umbiumbian dan kacangkacangan, secara bertahap diturunkan hingga mencapai ideal pada tahun 22. Sedangkan kelompok pangan yang belum mencapai skor maksimal yang dianjurkan seperti; kelompok pangan hewani, minyak dan lemak, buah biji berminyak, gula dan kelompok pangan lainlain secara bertahap dinaikan baik kuantitas maupun kualitasnya. Kemudian ketersediaan energi kkal/kap/hari 64

dikonversi kedalam satuan gram/kapita/hari, ini merupakan jumlah pangan yang harus disediakan untuk memenuhi konsumsi penduduk yang optimal sesuai acuan ketersediaan aktual tahun 28 lihat Tabel 34. Tabel 34 Proyeksi ketersediaan energi untuk konsumsi menurut kelompok pangan berdasarkan PPH (kkal/kap/hari) di Kabupaten Sinjai tahun 21122. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kelompok pangan Ratarata ketersediaan energi menurut kelompok pangan (kkal/kapita/hari) 211 213 215 217 22 Padipadian Umbiumbian Pangan hewani Minyak dan lemak Buah/bj berminyak Kacangkacangan Gula Sayur dan buah Lainlain 1.981 182 257 115 24 161 13 117 6 1.91 178 258 125 28 156 22 12 11 1.821 173 26 134 32 152 31 124 17 1.5 155 262 172 47 133 66 127 39 1.1 132 264 22 66 11 11 132 66 Total 2.856 2.799 2.744 2.51 2.2 Proyeksi ratarata ketersediaan pangan (dalam satuan gram per kapita per hari) berdasarkan Pola Pangan Harapan (PPH). Pada tahun 28 ketersediaan kelompok pangan padipadian sebanyak 635,8 g/kap/hari, tahun 211 sebanyak 556,9 g/kap/hari, tahun 213 sebanyak 54,2 g/kap/hari dan tahun 22 sebanyak 32, g/kap/hari. Sedangkan komposisi ideal per hari untuk konsumsi penduduk Kabupaten Sinjai untuk kelompok pangan umbiumbian sebanyak 1 g/kap/hari, kelompok pangan hewani sebanyak 15 g/kap/hari, kelompok pangan minyak dan lemak sebanyak 25 g/kap/hari, kelompok pangan buah/buah biji berminyak sebanyak 1 g/kap/hari, kelompok pangan kacangkacangan sebanyak 35 g/kap/hari, kelompok pangan gula sebanyak 3 g/kap/hari, kelompok pangan sayur dan buah sebanyak 3 g/kap/hari, dan kelompok pangan lainlain yang diharapakan sebanyak 86,5 g/ka/hari, Untuk mengetahui perkiraan kebutuhan pangan untuk konsumsi pangan penduduk Kabupaten Sinjai dalam satuan ton per tahun, dilakukan konversi satuan pangan dari gram per kapita per hari dikalikan jumlah penduduk dibagi dengan 1, secara jelas dapat dilihat pada Tabel 35. 65

Tabel 35 Proyeksi ketersediaan energi (gram/kap/hari) dalam kelompok pangan berdasarkan PPH di Kabupaten Sinjai tahun 211 22 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kelompok pangan Padipadian Umbiumbian Pangan hewani Minyak dan lemak Buah/bj berminyak Kacangkacangan Gula Sayur dan buah Lainlain Ratarata ketersediaan pangan untuk konsumsi (gram/kapita/hari) 211 213 215 217 22 556,9 134,9 129,8 15,3 5, 36,2 8,4 212,3 16,5 54,2 127,1 134, 17,4 6, 35,9 13,2 231,8 27,5 451,6 119,4 138,8 19,6 7, 35,7 18, 251,3 38,5 399, 111,6 143,3 21,8 8, 35,4 22,8 27,8 49,5 32, 1, 15, 25, 1, 35, 3, 3, 86,5 Sumber: Diolah/dikoreksi NBM BPPKP Kabupaten Sinjai tahun 21 Peningkatan konstribusi masingmasing kelompok pangan tersebut adalah 6,9% kelompok gula, 3% kelompok buah/biji berminyak, 14,8% kelompok pangan minyak dan lemak 1,4%, kelompok pangan hewani 4,4%, dan kelompok pangan lainlain 3%. Kelompok pangan lain diturunkan secara bertahap setiap tahunnya sampai mencapai kondisi ideal tahun 22 seperti kelompok padipadian,(12,1%), kelompok kacangkacangan (6,7%), umbiumbian (5,7%) dan kelompok sayur dan buah (2,4%). Untuk mencapai keseimbangan proporsi antar kelompok pangan, maka perlu dilakukan proyeksi terhadap konstribusi energi dari setiap kelompok pangan yaitu padipadian sebesar (5%), umbiumbian sebesar (6%), pangan hewani sebesar (12%), minyak dan lemak sebesar (1%), buah/biji berminyak sebesar (3%), kacangkacangan sebesar(5%), gula sebesar (5%), sayur dan buah sebesar (6%), dan lainlain (3%) secara jelas dapat dilihat pada Tabel 36. 66

Tabel 36 Proyeksi konstribusi energi (% AKE) dalam ketersediaan pangan berdasarkan PPH di Kabupaten Sinjai tahun 21122 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kelompok pangan Konstribusi energi menurut kelompok pangan (%)/tahun 211 213 215 217 22 Padipadian Umbiumbian Pangan hewani Minyak dan lemak Buah/bj berminyak Kacangkacangan Gula Sayur dan buah Lainlain 95,4 8,3 9,1 5,1 1,1 7,3,6 5.3,3 87,2 7,9 9,7 6, 1,4 6,9 1,4 5.5,8 78,9 7,5 1,2 6,9 1,8 6,5 2,2 5,6 1,3 7,7 7,1 1,7 7,8 2,1 6,1 3, 5.8 1,8 5, 6, 12, 1, 3, 5, 5, 6, 3, Total 134, 127,9 121,7 115,5 1, Konstribusi energi dalam persen yang telah diproyeksikan sebelumnya kemudian dijabarkan proyeksi konstribusi energi dari setiap kelompok pangan menjadi satuan ratarata ketersediaan energi dalam kal/kapita/hari untuk memenuhi angka kecukupan energi ideal tahun 22. Proyeksi ratarata ketersediaan energi menurut kelompok pangan untuk mencapai konstribusi ideal (PPH) pada tahun 22 ada yang ditingkatkan dan ada pula diturunkan secara bertahap setiap tahunnya. Kelompok pangan yang harus ditingkatkan konstribusi energinya yaitu kelompok pangan hewani sebesar 4.4% per tahun, kelompok pangan minyak dan lemak sebesar 1.4% per tahun, gula sebesar 28.6% per tahun, buah/biji berminyak sebesar 14.8% per tahun, dan lainlain sebesar 38% per tahun. Sedangkan kelompok pangan yang diturunkan konstribusi energinya yaitu kelompok pangan padipadian sebesar (1.3%) per tahun, umbiumbian sebesar (5.6%) per tahun, minyak dan lemak sebesar (6.3%) per tahun. Proyeksi ketersediaan pangan untuk kebutuhan Konsumsi sesuai Kebutuhan gizi. Diharapkan ketersediaannya hingga tahun 22 mampu memenuhi kebutuhan pangan penduduk untuk hidup sehat dan produktif. Kelompok pangan padipadian proyeksi ketersediaan yang terbesar diantara kelompok pangan lainnya, tahun 22 sebesar 61.418 ton, seperti beras tahun 211 sebesar 48.37 ton, tahun 213 sebesar 49.979 ton, tahun 215 sebesar 67

5.965, tahun 217 sebesar 52.461 dan 54.877 ton tahun 22 (Tabel 37) Tabel 37 Ketersediaan pangan aktual tahun 28 dan Proyeksi ketersediaan pangan berdasarkan kebutuhan gizi (ton/tahun) di Kabupaten Sinjai Tahun 21122 Kelompok pangan Padipadian Beras Jagung Terigu Umbiumbian Ubi kayu Ubi jalar Kentang Pangan Hewani Daging sapi Daging ayam Telur Susu Ikan Minyak & Lemak Minyak kelapa Buah/Bj Berminya Kelapa Kacangkacangan Kacang tanah Kacang merah Gula Gula pasir Gula merah Sayur dan buah Sayur Buah Lainlain Ketersediaan aktual tahun 28 Proyeksi ketersediaan pangan (ton/thn) gr/kap/hr ton/thn 211 213 215 217 22 636 52.353 53.763 55.377 56.965 58.714 61.418 568 46.77 48.37 49.479 5.965 52.461 54.877 68 5.583 5.726 5.897 6.75 6.253 6.541 146 12.49 12.356 12.727 13.19 13.494 13.816 27 2.227 2.283 2.352 2.423 2.494 2.69 116 9.566 9.81 1.15 1.48 1.714 11.27 3 256 262 27 278 286 3 123 1.144 1.427 1.74 11.62 11.387 11.911 11 94 964 993 1.23 1.53 1.11 8 643 66 679 7 669 754 6 47 482 497 511 489 551 1 17 11 113 117 119 126 97 7.98 8.24 8.45 8.74 8.959 9.372 12 3.1 38 37 1, 1. 183 18 75 2.711 256 3.11 3.18 82 17 15.92 8.97 6.185 Proyeksi Penduduk Kabupaten Sinjai 2.78 262 3.18 3.95 85 11 15.524 9.37 6.257 2.864 27 3.275 3.188 87 113 15.99 9.38 6.444 2.95 278 3.374 3.284 9 117 16.47 9.587 6.637 3.37 286 3.473 3.38 92 121 16.954 9.869 6.832 3.176 3 3.633 3.536 97 126 17.736 1.323 7.147 Tahun 28 211 213 215 217 22 225.943 231.76 238.662 245.827 253.45 264.695 Kemudian disusul proyeksi kelompok sayur dan buah pada tahun 211 ketersediaan yang diharapkan sebesar 15.524 ton, tahun 213 sebesar 15.99 ton, tahun 215 sebesar 16.47 ton, dan 17.736 ton pada tahun 22. Kelompok pangan hewani diharapkan pada tahun 211 sebesar 1.427 ton, tahun 213 sebesar 1.74 ton, tahun 215 sebesar 11.62 ton, tahun 217 sebesar 11.387 ton dan tahun 22 sebesar 11.911 ton. Proyeksi ketersediaan pangan untuk kelompok pangan minyak dan lemak pada tahun 211 sebesar 2,78 ton, tahun 213 sebesar 2.864 ton, tahun 215 68

sebesar 2.95 ton, tahun 217 sebesar 3.37 ton dan 3.176 ton pada tahun 22. Sedangkan untuk kelompok buah/biji berminyak pada tahun 211 sebesar 262 ton, 27 ton tahun 213, 278 ton tahun 215, 286 ton tahun 217 dan 3 ton pada tahun 22. Ketersediaan gula merah pada tahun 213 sebesar 113 ton dan tahun 22 sebesar 126 ton, Kelompok kacangakacangan tahun 211 sebesar 3.186 ton, tahun 213 sebesar 3.275 ton, tahun 215 sebesar 3.374 ton, tahun 217 sebesar 3.473 ton dan tahun 22 sebesar 3.633 ton. dan kelompok pangan umbiumbian tahun 211 sebesar 12.356 ton tahun 213 sebesar 12.727 ton, tahun 217 sebesar 13.494 ton, dan tahun 22 sebesar 13.816 ton. Untuk komoditi terigu dan gula pasir tidak diproduksi dalam daerah upaya pemenuhan pangan tersebut dengan cara impor. Proyeksi tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam penyediaan pangan yang harus disediakan setiap tahunnya hingga tahun 22, dengan memperhitungkan jumlah penduduk agar seluruh penduduk dapat terpenuhi kebutuhan pangannya baik jumlah maupun mutunya berdasarkan kebutuhan gizi untuk hidup sehat dan produktif berbasis potensi produksi dalam daerah. Gap Proyeksi Ketersediaan dan Konsumsi Pangan berdasarkan Kebutuhan Gizi Penduduk Kabupaten Sinjai Tahun 211 22. Keadaan hasil analisis gap antara proyeksi ketersediaan dan konsumsi pangan secara kuantitas kebutuhan gizi penduduk pada beberapa kelompok pangan, ketersediaanya sudah melebihi kebutuhan konsumsi pangan penduduk antara lain; kelompok pangan padipadian, umbiumbian, kelompok pangan ini harus tetap dijaga agar ketersediaannya yang bersumber dari produksi dalam wilayah tidak menurun dan dapat tersedia sepanjang tahun. Sedangkan kelompok pangan yang masih defisit beberapa kebijakan pemerintah yang ditempuh: 1. Peningkatan produksi domestik secara intensif atau intentitas tanam seperti kelompok sayur untuk memenuhi kekurangan kebutuhan konsumsi sayur tahun 215 sebesar 13.34 ton, tahun 217 sebesar 13,732 ton dan 14,363 ton pada tahun 22, demikian juga buah sebesar 2 ton hingga tahun 215, tahun 217 sebesar 21 ton dan 22 ton di tahun 22. Untuk kelompok pangan 69

hewani defisit terbesar pada komoditi ikan pada tahun 213 sebesar 13,168 ton, tahun 215 sebesar 13,563 ton, tahun 217 sebesar 13,961 ton dan tahun 22 sebesar 14,64 ton. demikian juga telur ketersediaannya juga masih defisit sebesar 675 ton pada tahun 213, tahun 215 sebesar 696 ton, tahun 217 sebesar 753 ton dan tahun 22 sebesar 748 ton. Demikian juga kelompok pangan kacangkacangan seperti kedelai pada tahun 213 sebesar 1,375 ton, tahun 215 sebesar 1,416 ton, tahun 217 sebesar 1,457 ton dan tahun 22 sebesar 1,525 ton. Sedangkan untuk kacang hijau sebesar 213 ton, tahun 215sebesar 29 ton, tahun 217 sebesar 215 ton dan tahun 22 sebesar 225 ton. Serta kelompok pangan lainlain. 2. Impor (1%) gula pasir pada tahun 213 sebesar 2,117 ton, tahun 215 meningkat menjadi 2,181 ton, tahun 217 sebesar 2,245 ton dan tahun 22 sebesar 2,349 ton, sedangkan gandum atau terigu pada tahun 213 sebesar 3,886 ton, kemudian tahun 215 sebesar 4,3 ton, tahun 217 sebesar 4,12 ton dan tahun 22 sebesar 4,31 ton, demikian juga bahan pangan minyak sawit, susu dan kelompok pangan lainlain. 3. Ekspor, kebijakan ini dilakukan khusus pada komditi yang bernilai positif atau ketersediaannya teleh melebihi kebutuhan konsumsi pangan penduduk yang dianjurkan seperti; kelompok pangan padipadian untuk komoditi padi (beras) pada tahun 213 sebesar 13,991 ton, tahun 217 sebesar 14,834 ton dan 15,518 ton tahun 22. sedangkan jagung sebesar 5,897 ton tahun 213, tahun 215 sebesar 6,75 ton, tahun 217 sebesar 6,253 ton dan 6,541 ton tahun 22. Kelompok kacangkacangan khusus kacang tanah tahun 213 sebesar 2,152 ton, tahun 215 sebesar 2,217 ton, tahun 217 sebesar 2,282 ton dan 2,387 ton tahun 22. dan kelompok pangan umbiumbian dari ubi kayu dapat mengekspor pada tahun 213 sebesar 1,277 ton, tahun 215 sebesar 1,316 ton, tahun 217 sebesar 1,354 ton dan 1,417 ton tahun 22, secara jelas gap proyeksi ketersediaan pangan dan proyeksi kebutuhan konsumsi pangan menurut komoditas dalam setiap kelompok pangan dapat dilihat padatabel 38. 7

71