Gaya Bahasa dan Nilai Pendidikan dalam Cerita Bersambung Gurunadi Karya Ismoe Rianto pada Majalah Panjebar Semangat Tahun 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Struktural Objektif Cerita Sambung Rembulan Wungu Karya Ardini Pangastuti dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Maret-Juli 2011

Analisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang

Analisis Kalimat Majemuk dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo

GAYA BAHASA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL PACAR GADHING KARYA TAMSIR A.S

Analisis Gaya Bahasa dan Ajaran Moral dalam Antologi Geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel Bahasa dan Sastra Jawa 2012)

NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM FILM CINTA SUCI ZAHRANA SUTRADARA CHAERUL UMAM DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS STRUKTURAL DAN MORALITAS TOKOH DALAM DONGENG PUTRI ARUM DALU KARANGAN DHANU PRIYO PRABOWO

ANALISIS STRUKTURAL NOVEL BERLAYAR KE SURGA KARYA RAMADHA TSULATSI HAJAR DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA

Adverbia Verba Bahasa Jawa pada Cerbung Ngonceki Impen pada Majalah Panjebar Semangat Edisi Maret Agustus 2014

Analisis Struktural dan Gaya Bahasa dalam Cerita Rakyar Bebanten Katresnan karya Sri Adi Harjono

Konflik Psikis pada Tokoh-Tokoh Wanita dalam Novel Kunarpa Tan Bisa Kandha Karangan Suparto Brata (tinjauan psikologi sastra)

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO. Jurnal Publikasi Skripsi

NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI

TINJAUAN STILISTIKA DALAM NOVEL SUMPAHMU SUMPAHKU KARYA NANIEK P. M.

Analisis Psikologi dan Nilai Moral Roman Ketanggor dalam Trilogi Kelangan Satang Karya Suparto Brata

NILAI RELIGIUS NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS PERWATAKAN TOKOH UTAMA NOVEL NI WUNGKUK KARYA ANY ASMARA

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA

Analisis Struktural Objektif Roman Lara Lapanē Kaum Rēpulik dalam Trilogi Kēlangan Satang Karya Suparto Brata

Analisis Onomatope Dalam Roman Dhahuru Ing Loji Kepencil Karya Suparto Brata

Alih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata

Analisis Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Novel Kembang Saka Persi Karya Soebagijo I. N.

Gaya Bahasa dan Nilai Pendidikan dalam Antologi Geguritan Ombak Wengi Karya Yusuf Susilo Hartono

Analisis Semantik Geguritan dalam Majalah Panjebar Semangat Periode Januari-Juli 2013 Edisi 1-30

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA

NILAI RELIGIUS NOVEL RAMBUT ANNISA KARYA ZAYNUR RIDWAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen

Analisis Tokoh Utama dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo Ditinjau Dari Psikologi Sastra

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

Campur Kode dalam Percakapandi LingkunganHome IndustriDesa Bugel Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Jawa Tengah

Analisis Sosiologi Sastra dalam Novel Purnama Kingkin Karya Sunaryata Soemardjo

Citra Tokoh Utama Wanita dalam Novel Katresnan Lingsir Sore Karya Yunani dan Relevansinya Terhadap Peran Wanita pada Umumnya dalam Kehidupan

Etika Jawa dan Gaya Bahasa dalam Antologi Crita Cekak Kidung Wengi Ing Gunung Gamping karya S.T. Iesmaniasita

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

STRUKTUR DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL KERAJUT BENANG IRENG KARYA HARWIMUKA

Analisis Struktur Batin dan Ajaran Moral dalam Kumpulan Geguritan Bojonegoro ing Gurit Karangan Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro

Gaya Bahasa dan Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Krikil-Krikil Pasisir Karya Tamsir AS

KAJIAN NILAI PENDIDIKAN MORAL PADA KUMPULAN GEGURITAN MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TERBITAN TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG

ANALISIS NILAI RELIGIUS NOVEL WO AI NI, ALLAH KARYA VANNY CHRISMA W. DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

FEMINISME TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KEMBANG ALANG- ALANG KARYA MARGARETH WIDHY PRATIWI

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang

Analisis Semiotik Syair-Syair Tembang Campursari karya Didi Kempot pada Volume 1, 2, 3

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

AJARAN ETIKA JAWA DI PADEPOKAN PAYUNG AGUNG CILACAP

GAYA BAHASA KIASAN DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI

KAJIAN STILISTIKA PADA KUMPULAN GEGURITAN BOJONEGORO ING GURIT HIMPUNAN SANGGAR SASTRA PAMARSUDI BASA JAWI BOJONEGORO

NILAI MORAL NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

Analisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Ngulandara Karya Margana Djajaatmadja

Analisis Sapaan Dalam Novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

Analisis Kesalahan Kebahasaan pada Lembar Kerja Siswa Kuncaraning Widya Bagelen Kelas X SMA Kabupaten Purworejo

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

STUDI KOMPARATIF NOVEL DJODO KANG PINASTI KARYA SRI HADIDJOJO DAN NOVEL GUMUK SANDHI KARYA POERWADHIE ATMODIHARDJO

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL TEMPAT PALING SUNYI KARYA ARAFAT NUR DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL ORANG CACAT DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA

NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN NOVEL BUNDA LISA KARYA JOMBANG SANTANI KHAIREN DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA KELAS XI

NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

Nilai Moral dalam Kumpulan Cerkak Usada Kang Pungkasan karya Sukardo Hadisukarno

NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA

PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL SEE YOU IN UZLIFATUL JANNAH KARYA FERYANTO HADI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL HANIF: ZIKIR DAN PIKIR KARYA REZA NUFA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan zaman, tentu masyarakat Jawa mengalami perubahan-perubahan. Hal

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

Analisis Psikologis dan Nilai Moral dalam Roman T Spookhuis Karya Suparto Brata

Analisis Resepsi Sastra Cerita Sambung Ngonceki Impen Karya Sri Sugiyanto

Konflik Sosial Dalam Novel Cintrong Paju-Pat Karya Suparto Brata (Tinjauan Sosiologi Sastra)

Kajian Deiksis dalam Cerita Bersambung Getih Sri Panggung Karya Kukuh S.Wibowo Panjebar Semangat Edisi 23 Maret 29 Juni 2013

struktur yang terdapat dalam Mozaik 2 Simpai Keramat! 2. Presentasikan hasil diskusi Anda!

Analisis Gaya Bahasa dalam Antologi Geguritan Puser Bumi karya Gampang Prawoto

Analisis Konjungsi dalam Wacana Berita pada Rubrik Sariwarta di Majalah Panjebar Semangat Edisi Januari-Desember 2013

Analisis Struktural Novel Rangsang Tuban Karya Padmasusastra dan Pembelajarannya di SMA

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB V PENUTUP. tertentu, menekankan penuturan atau emosi, menghidupkan gambaran, menunjukkan bahwa bahasa kias mempunyai peranan yang penting dalam

Kajian Sosiologi dan Nilai Moralpada Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari

KAJIAN SEMIOTIK DALAM KUMPULAN GEGURITAN PADA MAJALAH DJAKA LODANG EDISI TAHUN 2011

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA

NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan sebagai karya kreatif, sastra mampu melahirkan suatu kreasi yang indah.

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Gaya Bahasa dan Nilai Pendidikan dalam Cerita Bersambung Gurunadi Karya Ismoe Rianto pada Majalah Panjebar Semangat Tahun 2014 Oleh: Ahad Rohyati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Ahadrohyati@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan gaya bahasa yang ada dalam Cerita bersambung Gurunadi karya Ismoe Rianto dan (2) mengetahui jenis nilai pendidikan yang ada dalam cerita bersambung Gurunadi karya Ismoe Rianto.Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah Cerita Bersambung Gurunadi karya Ismoe Rianto, dan data dalam penelitian ini berupa kutipankutipan dalam Cerita Bersambung Gurunadi karya Ismoe Rianto berupa dialog-dialog yang didalamnya terdapat penggunaan gaya bahasa. Selain itu, juga berupa berupa kutipan-kutipan dialog yang mengandung nilai pendidikan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pustaka dan teknik simak catat. Instrumen penelitian yang digunakan adalah human instrument yang dibantu buku tentang sastra dan cerita bersambung serta kartu pencatat data. Teknik analisi data yang digunakan adalah metode analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Cerita Bersambung Gurunadi karya Ismoe Rianto mengandung gaya pendidikan dan nilai pendidikan, gaya bahasa yang digunakan antara lain yaitu gaya bahasa retoris yang terdiri dari asidenton (1 data) dan hiperbola (9 data), gaya bahasa kiasan yang terdiri dari persamaan/simile (8 data), personifikasi (6 data), metonimia (9 data), epitet (5 data). Dan nilai pendidikan yang terdapat dalam Cerita Bersambung Gurunadi karya Imoe Rianto antara lain nilai pendidikan agama (2 data), nilai pendidikan sosial (6 data), nilai pendidikan budaya (6 data), dan nilai pendidikan moral yang berhubungan dengan Tuhan (2 data), nilai pendidikan moral yang berhubungan dengan sesama manusia (12 data), dan nilai pendidikan moral yang berhubungan dengan diri sendiri (14 data). Kata kunci: gaya bahasa, cerita bersambung Gurunadi Pendahuluan Karya sastra merupakan gambaran kehidupan manusia. Kehidupan itu tersendiri merupakan kenyataan sosial yang mencakup hubungan antar manusia dengan Tuhan, sesama, alam, dan diri sendiri. Dalam kehidupan berbahasa terkadang bersifat metaforis dan imajinatif. Bahasa yang bersifat metaforis dan imajinatif biasanya dalam karya sastra melebih-lebihkan sebuah imajinatif yang dituangkan oleh pengarang melalui tulisannya. Hal demikian dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa penasaran dan ketertarikan terhadap karya sastra. Sehingga pembaca mengerti dan secara tidak langsung seperti terbawa ke dalam alur cerita. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 118

Cerita bersambung sebagai salah satu karya sastra hasil budaya manusia banyak menampilkan berbagai permasalahan yang menyangkut kehidupan manusia. Masalahmasalah manusia pada umunya seperti halnya tingkah laku nafsu, keserakahan, perjudian, perselingkuhan, pelacuran, penindasan, persahabatan, kemiskinan dan lainlain. Hal-hal demikian pula yang sering terjadi didalam alur sebuah cerita bersambung. Kenyataan itu terkadang terasa sangat nyata dan hidup karena jalinan hubungan tokoh-tokoh, tempat, dan peristiwa-peristiwa yang benar-benar ada atau pernah terjadi pada masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Gaya bahasa dan nilai pendidikan dapat ditemukan dalam cerita bersambung. Gaya bahasa bertujuan untuk memperindah alur cerita melalui kata-kata. Sedangkan nilai merupakan suatu cara untuk menilai atau memberi penilaian, yang sudah dipertimbangkan sebelumnya mengenai aspek-aspek nilai-nilai tertentu untuk memberi suatu penghargaan atau aspiratif terhadap hal yang dicermati. Tanpa adanya gaya bahasa maka karya sastra tersebut akan hilang estetika atau keindahannya dan alur cerita karya tersebut akan monoton. Dengan adanya gaya bahasa juga bertujuan untuk menarik masyarakat sekarang yang pada kenyataanya lebih memilih membaca cerita berbahasa Indonesia yang lebih mudah di pahami isinya. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut Ismawati (2011: 112) penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu penelitian yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang dipisah-pisahkan menurut jenisnya untuk memperoleh suatu kesimpulan. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah cerita bersambung Gurunadi karya Ismoe Rianto tahun pada panjebar semangat tahun 2014. Objek penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah gaya bahasa dan nilai pendidikan cerita bersambung Gurunadi karya Ismoe Rianto dalam majalah panjebar semangat tahun 2014. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustaka, teknik simak, dan teknik catat. Instrumen utama adalah peneliti yang dibantu dengan instrumen pendukung yaitu kartu pencatat data. Uji keabsahan data pada penelitian ini ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 119

Kriteria keabsahan data menggunakan kredibilitas yang ditekankan pada teknik ketekunan pengamatan. Teknik analisis data menggunakan analisis konten atau isi. Selanjutnya teknik penyajian hasil analisis data menggunakan teknik informal. Menurut Sudaryanto (1993: 145), metode informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa tanpa menggunakan rumus atau simbol sehingga pembaca lebih mudah memahami hasilnya karena uraian lebih terperinci, hasil analisis dipaparkan secara deskriptif verbal dengan kata-kata biasa. Hasil Penelitian Hasil penelitian gaya bahasa dan nilai pendidikan dalam cerita bersambung karya Ismoe Rianto pada majalah panjebar semangat tahun 2104 menunjukkan bahwa: 1) Gaya Bahasa dalam cerita bersambung Gurunadi karya Ismoe Rianto pada panjebar semangat tahun 2014 meliputi gaya bahasa simile atau persamaan, gaya bahasa asidenton, gaya bahasa hiperbola, gaya bahasa personifikasi, gaya bahasa epitet, gaya bahasa metonimia. a. Gaya bahasa simile atau persamaan Merupakan perbandingan dengan kata-kata pembanding. Dalam cerita bersambung Gurunadi terdapat 8 kutipan dengan 8 indikator salah satunya seperti Jroning batin banjur ngakoni yen Anggraeni karo Anggarwati kayakaya jambe sinigar loro. Jambe sinigar loro berarti kembar. Kalimat tersebut menggambarkan sifat seseorang yang kembar dibandingkan dengan buah pinang yang di belah dua. b. Gaya bahasa asidenton Suatu gaya yang berupa acuan, yang bersifat padat dan mampan di mana beberapa kata, frasa, atau klausa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung. Dalam cerita bersambung Gurunadi terdapat 1 kutipan dengan 1 indikator yaitu Lirwa marang kuwajiban. Nyepelekake wong lanang. Ambegsiya. Nggregirisi. Njelehi. suatu gaya yang berupa acuan, yang bersifat padat dan mampan di mana beberapa kata, frasa, atau klausa yang sederajat Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 120

tidak dihubungkan dengan kata sambung. Bentuk-bentuk itu biasanya dipisahkan saja dengan koma (,). c. Gaya bahasa hiperbola Gaya bahasa hiperbola adalah semacam gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan suatu hal, dalam cerita bersambung Gurunadi terdapat 6 kutipan dengan 6 indikator salah satunya seperti Sirah ora mung ngelu nanging rasane kaya arep sigar. Dalam hal ini hal tersebut adalah kepala yang memikirkan sesuatu masalah yang sangat membuat pusing, sehingga kepala seakan mau pecah. Dalam gaya bahasa ini frasa tersebut mengandung unsur berlebihan dan terlalu dibesarbesarkan. d. Gaya bahasa personifikasi Gaya bahasa personifikasi adalah gaya bahasa yang meletakkan sifatsifat insani kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak, dalam cerita bersambung Gurunadi terdapat 6 kutipan dengan 6 indikator salah satunya seperti Motor saya agak rewel, aloke bu Nita. Motor diibaratkan sebagai seorang makhluk hidup, biasanya yang rewel adalah anak balita saat merasakan haus, lapar, mangantuk, ataupun ingin buang air. e. Gaya bahasa epitet Gaya bahasa epitet adalah suatu frasa deskfriptif yang menjelaskan suatu atau menggantikan nama seseorang atau barang. Dalam cerita bersambung Gurunadi terdapat 5 kutipan dengan 5 indikator salah satunya seperti Siji mbaka siji wadon nakal wiwit jumedhul ngrubung warung, Makna dari wadon nakal tersebut adalah perempuan yang bekerja sebagai pekerja seks komersial. Frasa tersebut memang sudah menjadi hal yang biasa digunakan untuk meneyebut perempuan dengan pekerjaan tersebut. f. Gaya bahasa metonimia Gaya bahasa metonimia adalah suatu gaya bahasa yang menggunakan sebuah kata untuk menyatakan hal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat. Dalam cerita bersambung Gurunadi terdapat 9 kutipan dengan 9 Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 121

indikator salah satunya yaitu tingkah polahe wong lagi posah-pasihan ing monitor BlackBerry. Maksud dari Blackberry tersebut adalah sebuah alat komunikasi modern yang disebut handphone. Dalam gaya bahasa ini BlackBerry menerangkan nama barang dengan barang yang dinamainya mempunyai pertalian yang sangat dekat. 2) Nilai pendidikan dalam cerita bersambung Gurunadi karya pada majalah Panjebar semangat tahun 2014 meliputi a. Nilai pendidikan agama Ginanjar (2012: 59) mengemukakan Nilai pendidikan agama atau keagamaan dalam karya sastra sebagian manyangkut moral, etika,dan kewajiban, dalam cerita bersambung Gurunadi terdapat 2 kutipan dengan 2 indikator salah satunya yaitu Aku percaya yen bojoku sik kuwat imane, sumambunge karo ngesun pipi. Kalimat tersebut menjelaskan bahwa kuat imannya merupakan suatu kondisi seseorang yang tetap memegang teguh tuntunan agamanya sesuai dengan perintah Tuhan, dengan tidak melakukan sesuatu yang dilarang dalam agamnya. b. Nilai pendidikan budaya Nilai pendidikan budaya adalah suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia. Dalam cerita bersambung Gurunadi terdapat 6 kutipan dengan 6 indikator salah satunya yaitu Ing adicara kirab penganten, para tamu pating pencereng. Maksud dari kalimat tersebut adalah salah satu adat istiadat Jawa dalam hal perkawinan yang berupa arak-arakan yang etrdiri dari domas cucuk lampah dan keluarga untuk menjemput atau mengiringi pengantin yang akan keluar dari tempat panggih ataupun akan memasuki tempat panggih. Kirab merupakan penghormatan kepada kedua pengantin yang dianggap sebagai raja sehari yang diharapkan kelak dapat memimpin dan membina keluarga dengan baik. c. Nilai pendidikan sosial Nilai pendidikan sosial adalah nilai sosial merupakan suatu kumpulan sikap dan perasaan yang diwujudkan melalui perilaku yang mempengaruhi perilaku Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 122

seseorang yang memiliki nilai tersebut. Nilai pendidikan sosial dalam karya sastra, bisa berasal dari hal-hal yang positif dan negative. Dalam cerita bersambung Gurunadi terdapat 6 kutipan dengan 6 indikator salah satunya yaitu Jenenge kanca, ora ketok sedina nganti rong dina apa ora kuwatir. Widiantoro semaur entheng. Frasa tersebut menjelaskan kepedulian terhadap sesama teman yang tidak kelihatan selam sehari bahakan dua hari, kekhawatiran muncul karena rasa kedekatan mereka yang sudah seperti keluarga. Nilai pendidikan sosial dalam frasa tersebut menunjukkan kepedulian dan perhatian terhadap sesama teman. d. Nilai pendidikan moral Nilai pendidikan moral dibagi menjadi 3 yaitu 1) moral yang mencakup hubungan manusia dengan Tuhan, dalam cerita bersambung Gurunadi terdapat 5 kutipan dengan indikator 5 salah satunya yaitu sawise nginguk Anggara sinau sawetara, Piguna mlebu kamar, nata ambegan. Netremake pikiran, ndedonga ngaturake geng panuwun marang Kang Maha Agung. Frasa tersebut menjelaskan bahwa ungkapan terima kasih. Piguna kepada Tuhan Yang Maha Agung karena telah memberikan berkah, hidayahnya atas hari-hari yang telah dilalui dengan baik. 2) moral yang mencakup hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk dalam hubungan dengan lingkungan alam, dalam cerita bersambung Gurunadi terdapat 12 kutipan dengan 3 indikator salah satunya pada indikator tanggung jawab yaitu Piguna pegawe sing ngerti kuwajiban. Kalimat tersebut menjelaskan Piguna adalah orang yang tahu akan kewajibannya sebagai seorang pegawai di tempat kerjanya. Orang yang tahu akan kuwajibannya, tahu apa yang seharusnya dia kerjakan merupakan ciri-ciri yang dapat dikatakan orang yang bertanggungjawab. Pada indikator rasa cinta yaitu Nyumurupi sayur lan iwak karemane Piguna, Anggraeni gagehan nglumahake piring, nyidhuk sega, nyidhuk sayur, dijangkepi mendhol. Sawise diulungake Piguna, lagi ngladeni awake dhewe. Pada indikator rasa hormat yaitu Sugeng ndalu! Piguna ngacarani. Hhh Danu Probo Kepala Kantore mangsuli. Nilai pendidikan moral terhadap sesama manusia wujud rasa hormat dalam Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 123

kutipan tersbut terdapat pada frasa Sugeng ndalu! Piguna ngacarani Selamat malam! Piguna mendahului. Frasa tersebut menjelaskan rasa hormat yang dilakukan Piguna terhadap Danu Probo selaku kepala kantor di tempatnya bekerja. Dengan mendahului salam ketika baru melihat menggambarkan rasa hormat yang tinggi terhadap seorang yang menjadi kepala kantornya. 3) moral yang berhubungan manusia dengan diri sendiri, dalam cerita bersambung Gurunadi terdapat 14 kutipan dengan 4 indikator salah satunya pada indikator Danu Probo manthuk lan akon Piguna njarwati, polatane Ningrum katon binger sumringah, kebak pengarep-arep Danu Probo manthuk lan akon Piguna njarwati, polatane Ningrum katon binger sumringah, kebak pengarep-arep. Kalimat tersebut tersebut menggambarkan seseorang yang sedang bahagia atau senang, terlihat dari wajahnya. Kebahagiaan yang penuh harapan. Pada indikator rasa sedih salah satunya yaitu Batine nelangsa, jalaran ora kuwawa ngayomi Nano lan rumangsa kedosan marang Widiastuti. Nilai pendidikan moral manusia terhadap diri sendiri wujud rasa sedih dalam kutipan tersebut terdapat dalam frasa Batine nelangsa frasa tersebut menggambarkan hati yang sedang bersedih, merasa tidak enak, dan juga merasa bersalah karena tidak mampu mengasuh keponakannya dengan baik. Rasa sedih itu muncul karena adanya emosi yang tidak terlampiaskan, disimpan dalam hati dan menjadi kesedihan yang di rasa sendiri. Pada indikator rasa marah salah satunya adalah Widiantorosing wis pirang-pirang dina ngempet sajake wis entek sabare. Yen ora gelem kanggonan mbok terus terang wae. Pancen aku gak sanggup. Krungu swarane Triasna sing atos, Widiantoro muntab, mung wae ora gelem ndedawa ukara. Nilai pendidikan moral manusia terhadap diri sendiri wujud rasa marah dalam kutipan tersebut terdapat pada kalimat Widiantoro sing wis pirang-pirang dina ngempet sajake wis entek sabare Widiantoro yang sudah beberapa hari menahan kayaknya sudah habis sabarnya. Frasa tersebut menjelaskan bahwa Widiantoro yang selama beberapa hari ini menahan rasa kesal dan marahnya, dan pada akhirnya sudah kehabisan kesabaran. Namun tidak diluapkan dengan suatu perbuatan yang Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 124

merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Widiantoro memilih diam. Pada indikator rasa takut salah satunya yaitu Apa maneh bareng Triasna blaka, anane ora gelem ngladeni Widiantoro jalaran wedi mbobot. Triasna sajake isih kanji lan injit-injiten, ngelingi anake sing mung umur telung jam. Nilai pendidikan moral manusia terhadap diri sendiri wujud rasa takut dalam kutipan tersebut terdapat frasa wedi mbobot takut hamil. Frasa tersebut menjelaskan ketakutan seorang perempuan untuk hamil dikarenakan kejadian di masa lalu, yaitu bayinya yang telah lahir hanyabertahan sampai 3 jam dan akhirnya meninggal. Maka dari itu Triasna takut untuk hamil kembali, diapun masih merasa trauma. Manusia sering kali merasakan rasa takut yang berlebihan terdahap suatu kejadian yang diakibatkan di masa lalu, seringkali manusia justru kalah dengan rasa takut itu sehingga menimbulkan suatu sikap yang kurang baik untuk dirinya sendiri. Simpulan Dari uraian di atas dapat diperoleh simpulan bahwa gaya bahasa yang terdapat dalam cerita bersambung Gurunadi adalah simile (8) yang tercermin dalam Seperti di dorong saja pada bagian 2: 9, Kaya Terompet pada bagian 5: 20, kaya-kaya jambe sinigar loro pada bagian 20:19, Bebasan pada bagian 21:19, Kaya tong glundhung pada bagian 5: 20, kaya kucing kecemplung Got pada bagian 5: 20, Kaya ara-ara panggonan angon wedus pada bagian 17: 19, Kaya ora ngambah lemah bagian 25: 19, personifikasi (6) tercermin pada Wektu sing lumaku pada bagian 1: 19, Motor saya agak rewel pada bagian 2: 19, kluruk rame pada bagian 2: 19, wengine teras pada bagian 7: 20, Jroning batin dumadi perang rame pada bagian 15: 19, jerit atine pada bagian 17: 20,epitet (5) tercermin pada Mambu kembang pada bagian 1:19, Bale wisma pada bagian 7: 20, Esuk sore pada bagian 18: 20, Wadon nakal pada bagian 8: 20, unting-unting pada bagian 9: 19, metonimia (9) Sedhan abang bata pada bagian 1: 20, Rodha papat pada bagian 7: 20, Blackberry pada bagian 8: 19, Dji Sam Soe pada bagian 16: 19, Super Mi pada bagian 16: 19, Sendhok pada bagian 5: 19, asidenton (1) tercermin pada Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 125

nyepelekake wong lanang. Ambegsiya. Nggregirisi. Pada bagian 20: 20, hiperbola (6) tercermin pada Sewu dalan dilakoni pada bagian 10: 19, Setan wong wae ora wani nyedhak pada bagian 15: 19, Kaget setengah mati pada bagian 23: 19, Pancen ora umum bagian 2: 20, Arep sigar sirahe pada bagian 8: 20. Nilai pendidikan yang terdapat dalam cerita bersambung Gurunadi karya Ismoe Rianto adalah nilai pendidikan budaya (6), nilai pendidikan agama (2), nilai pendidikan sosial (6), nilai pendidikan moral yang berhubungan dengan Tuhan (5), nilai-nilai pendidikan moral yang berhubungan dengan sesama manusia yang berwujud rasa tanggung jawab (4), rasa cinta (2), rasa hormat (6), nilai-nilai pendidikan moral manusia terhadap diri sendiri yang berwujud rasa senang (2), rasa sedih (6), rasa marah (4), dan rasa takut (2). Daftar Pustaka Ginanjar, Nurhayati. 2012. Pengkajian Prosa Fiksi Teori dan Praktik. Surakarta. Ismawati, Esti. 2011. Metode Penelitian Bahasa & Sastra. Surakarta: Yuma Pustaka. Keraf, Gorys. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Moleong, Lexy. 2011. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 126