Laporan Kimia Anorganik KI-3131 REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI DAN SENYAWANYA. : Kartika Trianita NIM : Tanggal Percobaan : 18 September 2012

dokumen-dokumen yang mirip
2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR (KI-1111) PERCOBAAN II REAKSI-REAKSI KIMIA DAN STOIKIOMETRI

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

BERKAS SOAL (ANALISIS KUALITATIF)

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

REAKSI REDOKS dan ELEKTROKIMIA

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation

Analisis Kation Golongan III

TES PRESTASI BELAJAR. Hari/tanggal : Senin/7 Mei 2012 Mata Pelajaran: Kimia Waktu : 90 menit

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

TES PRESTASI BELAJAR

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

Sulistyani, M.Si.

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution)

REAKSI KIMIA. 17 Oktober Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA. Abstrak

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI KIMIA. Oleh: : Nugraheni Wahyu Permatasari NRP :

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

Metodologi Penelitian

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan

Reaksi dan Stoikiometri Larutan

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

REAKSI IDENTIFIKASI KATION DAN ANION

D. 4,50 x 10-8 E. 1,35 x 10-8

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum

REAKSI REDUKSI-OKSIDASI (REAKSI REDOKS)

PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL KIMIA TAHUN 2006

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut.

Soal-soal Redoks dan elektrokimia

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

LAPORAN PRAKTIKUM SIFAT PERIODISITAS SPESIES KIMIA ANORGANIK I

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

PAKET UJIAN NASIONAL 8 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2

Soal ini terdiri dari 25 soal PG (50 poin) dan 6 soal essay (88 poin)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA II (Alkohol, Fenol, dan Asam Karboksilat) A. DATA PENGAMATAN No. Perlakuan Hasil

Pembuatan Kit Praktikum Kimia Skala Kecil untuk Pembelajaran Reaksi kimia

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi

Laporan Analisis Anion. Disusun Oleh : CHO MEITA BAB I PENDAHULUAN

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

KIMIA SMA/MA PROGRAM STUDI IPA Waktu 120 menit. Berdasarkan Lampiran Permendiknas Nomor 77 Tahun 2008 Tanggal 5 Desember 2008

LEMBARAN SOAL 11. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

Antiremed Kelas 11 Kimia

LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion

Pengendapan. Sophi Damayanti

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

PAKET UJIAN NASIONAL 17 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

Kimia Koordinasi SOAL LATIHAN. Jawab soal sudah tersedia. Selesaikan soalnya, dan pelajari mengapa dipilih jawaban tersebut

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga

KIMIA ELEKTROLISIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Regina Tutik Padmaningrum, Jurdik Kimia, UNY

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI KIMIA DI LABORATORIUM

Reaksi dalam larutan berair

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

REAKSI REDUKSI OKSIDASI (REDOKS)

SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA. K a = 2.M a. 2. H 2 SO 4 (asam kuat) α = 1 H 2 SO 4 2H + 2

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Bab 4. Reaksi dalam Larutan Berair

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

REAKSI OKSIDASI REDUKSI

PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2011 SMA MAARIF NU PANDAAN TAHUN PELAJARAN

3. Sebagian dari daur nitrogen di alam, adalah sebagai berikut Urutan bilangan oksidasi nitrogen dimulai dari N 2, adalah.

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

MODUL I Pembuatan Larutan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V

PAKET UJIAN NASIONAL 11 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

Disampaikan pada Mata Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan ke 3 & 4.

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

Tabel Periodik. Bab 3a. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi 2010 dimodifikasi oleh Dr.

Transkripsi:

Laporan Kimia Anorganik KI-3131 REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI DAN SENYAWANYA Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Tanggal Percobaan : 18 September 2012 Tanggal Laporan : 27 November 2012 Asisten : Albert Hendriawan (10509082) Laboratorium Kimia Anorganik Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung 2012

Abstrak Unsur transisi merupakan unsur yang menarik untuk dipelajari. Ciri khas pada unsur transisi transisi adalah memiliki orbital d yang terisi sebagian atau penuh sebagai orbital valensi. Adanya orbital yang kosong pada orbital d ini memungkinkan terjadinya transisi elektron yang menyebabkan senyawa-senyawa transisi dapat -warni. Reaksi yang terjadi antara senyawa logam transisi dengan senyawa lain dapat menghasilkan warna-warna yang menarik. Hal ini dapat digunakan sebagai uji kualitatif. Pada percobaan ini, dilakukan reaksi logam transisi dengan asam, reaksi pembentukan hidroksida, reaksi peng senyawa perak(i), reaksi redoks, kesetimbangan ion kromat dan dikromat, dan reaksi pembentukan senyawa kompleks kobalt(iii). Hasil percobaan menunjukkan bahwa logam Cr dan Fe tidak larut dalam asam nitrat dan aqua regia, logam Cu tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat, sedangkan logam Zn larut dalam semua asam. CrCl 3 0,3, MnCl 2, FeCl 3, CoCl 2, NiCl 2, dan CuSO 4 membentuk hidroksida dengan NaOH 0,1M, sedangkan ZnSO 4 tidak. Namun, CrCl 3 0,3 M, MnCl 2, FeCl 3, dan CoCl 2 membentuk hidroksida dengan NH 3 5%, sedangkan NiCl 2, CuSO 4, dan ZnSO 4 tidak. Perak(I) membentuk dengan larutan NaCl dan KBr dan membentuk kompleks dengan larutan NH 3 5% dan Na 2 S 2 O 3 0,1M. Garam vanadat mengalami reaksi redoks dengan logam Zn. Begitupula terhadap gula dengan NaOH dan KMnO 4, CrCl 3 dengan H 2 O 2 dalam NaOH, serta CuSO 4 dengan KI dan Na 2 S 2 O 3. Ion kromat stabil dalam suasana basa, sedangkan ion dikromat stabil dalam suasana asam. Co(II) membentuk senyawa kompleks kobalt(iii), yaitu [Co(gly) 3 ] yang merah muda. Selain itu, Co(II) juga membentuk ion kompleks kobalt(iii) dengan oksalat, yaitu [Co(ox) 3 ] 3- biru kehijauan, dengan karbonat membentuk [Co(ox) 3 ] 3- hijau, dengan air membentuk [Co(H 2 O) 6 ] 3+ yang tidak. Kata kunci: Unsur transisi, orbital d, senyawa kompleks 1. PENDAHULUAN Unsur logam transisi merupakan unsur yang menarik untuk dipelajari. Unsur-unsur golongan transisi merupakan unsur logam yang memiliki orbital elektron d atau f yang tidak penuh dalam keadaan netral atau kation. Unsur golongan transisi mempunyai 53 unsur dan terbagi atas 3 deret, yaitu deret pertama (transisi ringan, unsur pada periode 4), deret kedua (transisi berat, unsur pada periode 5), dan deret ketiga (golongan lantanida). Unsur logam transisi memiliki ciri-ciri yang khas, yaitu mempunyai biloks lebih dari satu, orbital d terisi sebagian atau penuh sebagai orbital valensi, ionnya -warni, dapat membentuk senyawa kompleks dan organologam, banyak digunakan sebagai katalis.. Unsur-unsur ini disebut sebagai unsur transisi dikarenakan letaknya berada diantara unsur-unsur logam (golongan 1 dan 2) dan unsur-unsur non logam (golongan 13-18). Kondigurasi elektron unsur transisi penting diketahui karena tingkat oksidasi, sifat magnetik, ikatan kimia, dan kereaktifan zat didasarkan pada konfigurasi elektronnya. Gaambar 1. Klasifikasi unsur dalam tabel periodik Secara umum, penyerapan energi cahaya oleh senyawa logam transisi akan menyebabkan elektron tereksitasi dari tingkat energi dasar (ground state) ke tingkat energi yang lebih tinggi (excitation state). Eksitasi elektron yang terjadi pada senyawa logam transisi melibatkan perubahan tingkat energi yang setara dengan energi cahaya tampak. Menurut Teori Medan Kristal, perubahan tingkat energi yang setara dengan energi cahaya tampak dimungkinkan oleh adanya pemisahan tingkatan energi orbital-orbital d. Pada senyawa logam utama, penyerapan energi cahaya melibatkan eksitasi elektron dari subkulit s ke p. Perbedaan tingkat energi yang terjadi antara subkulit s dan p lebih besar dari energi cahaya tampak atau setara dengan energi sinar UV. Hal ini yang menyebabkan logam utama umumnya tidak. Sifat logam transisi d pada deret pertama (3d) sangat berbeda dengan logam pada deret kedua (4d), namun perbedaan deret kedua dengan deret ketiga (5d) tidak terlalu besar. Misalnya, jari-jari logam skandium sampai tembaga memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan jari-jari logam yttrium sampai perak. Namun, jari-jari logam yttrium sampai perak tidak berbeda jauh dengan jari-jari logam pada deret kelima, yang mengandung unsurunsur golongan lantanida. Hal ini bisa terjadi disebabkan efek kontraksi lantanoid. Senyawa logam transisi deret pertama jarang yang berkoordinasi 7, sedangkan senyawa logam transisi deret kedua dan ketiga dapat berkoordinasi 7-9. Banyak aplikasi dari unsur unsur transisi. Misalnya logam transisi digunakan sebagai reduktor. Selain itu, dapat pula digunakan sebagai bahan bangunan, contohnya alumunium. Logam Cu dan Hg bernilai mata uang. Emas atau aurum banyak digunakan sebagai perhiasan.

2. PERCOBAAN Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai Tabung reaksi mikro Pipet tetes Bunsen Kertas mika Kertas karton putih Batang pengaduk plastik mika Gelas kimia Bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai Logam: Cr, Fe. Cu. Zn garam logam transisi: CrCl 3 0,3 M, MnCl 2, FeCl 3, CoCl 2, NiCl 2, CuSO 4, ZnSO 4 0,25 M, dan AgCl 0,1M asam: HCl (3 M, 6 M), HNO 3 (3 M, 6M), H 2 SO 4 (1 M, 3 M, 6 M), dan aqua regia basa: NH 3 pekat, NaOH 0,1 M : KBr 0,1 M, Na 2 S 2 O 3 0,1 M, H 2 O 2 30% Padatan NaOH Gula KMnO 4 K 2 C 2 O 4.H 2 O NaHCO 3 Glisin (natrium glisinat) Co(NO 3 ) 2.6H 2 O Aqua dm Cara kerja yang dilakukan adalah sebagai Bagian 1. Reaksi logam transisi dengan asam Ke dalam 7 buah tabung mikro, masing-masing dimasukkan sedikit serbuk atau lempengan logam Cr. Pada tabung 1 hingga 7, masing-masing ditambahkan larutan secara berturut-turut HCl 3M, HCl 6M, HNO 3 3M, HNO 3 6M, H 2 SO 4 3M, H 2 SO 4 6M, dan aqua regia. Perubahan yang terjadi diamati. Jika tidak teramati adanya perubahan, campuran dipanaskan di atas pemanas listrik dengan penangas air. Tahap-tahap di atas diulangi untuk logam Fe, Cu, dan Zn. Bagian 2. Reaksi pembentukan hidroksida. Pada plastik mika transparan yang dialasi dengan karton putih, diteteskan 1-2 tetes larutan garam logam transisi berturut-turut CrCl 3 0,3 M, MnCl 2, FeCl 3, CoCl 2, NiCl 2, CuSO 4 0,25 M, ZnSO 4. Pada pengamatan pertama, kepada 7 larutan garam logam transisi tersebut diteteskan larutan NaOH 0,1 M hingga diamati terbentuknya, lalu diaduk. Kemudian, diteteskan lagi larutan NaOH berlebih sampai larut kembali atau bertambah banyak. Pada pengamatan kedua, tahap-tahap di atas diulangi, larutan NaOH diganti dengan larutan NH 3 5%. Bagian 3. Reaksi peng senyawa perak(i) Ke dalam sebuah tabung reaksi dimasukkan 5 ml aqua dm. Kemudian, ditambahkan 0,2 ml larutan AgNO 3 0,1M dan 0,8 ml larutan NaCl 1M, lalu diamati perubahan yang terjadi. Kemudian ditambahkan 1 ml larutan NH 3 5% sampai larut kembali. Kemudian ditambahkan 0,2 ml larutan KBr 0,1M sampai diamati adanya. Kemudian ditambahkan 1,5 ml larutan Na 2 S 2 O 3 0,1 M sampai larut kembali. Bagian 4. Reaksi oksidasi dan reduksi Ke dalam botol vial, sebanyak 0,01 g garam vanadium(v), ammonium vanadat dilarutkan dengan 20 tetes H 2 SO 4 3M dan diencerkan dengan 2 ml air. Kemudian, ditambahkan sedikit lempengan Zn dan botol ditutup dengan prop karet. dikocok perlahan. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat waktunya. Ke dalam gelas erlenmeyer 250 ml, sebanyak 0,5 g NaOH dan 1 g gula dilarutkan dengan 75 ml air. Kemudian, ditambahkan dengan larutan KMnO 4 (1 mg/50 ml air) dan diaduk. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat waktunya. Ke dalam tabung reaksi, 1 ml larutan CrCl 3 0,3M dicampur dengan larutan NaOH 0,1M berlebih sampai yang terbentuk larut kembali. Kemudian, ditambahkan H 2 O 2 10% berlebih dan diaduk. dipanaskan sampai mendidih. Ke dalam tabung reaksi, 1 ml larutan CuSO 4 0,25M direaksikan dengan 15 tetes larutan KI 0,1M sampai diamatin adanya putih dan warna larutan menjadi coklat. Kemudian, ditambahkan 15 tetes larutan Na 2 S 2 O 3 0,1M sampai warna larutan menjadi bening. Bagian 5. Kesetimbangan ion kromat dan dikromat Ke dalam tabung reaksi, sedikit garam kromat (natrium kromat atau kalium kromat) dilarutkan dengan 15 tetes air, kemudian ditambahkan 15 tetes asam sulfat encer 1M. Kemudian, ditambahkan 15 tetes NaOH encer 1M. Ke dalam tabung reaksi, sedikit garam dikromat (natrium dikromat atau kalium dikromat) dilarutkan dengan 15 tetes air, kemudian ditambahkan 15 tetes NaOH encer 1M. Kemudian, ditambahkan 15 tetes asam sulfat encer 1M. Bagian 6. Reaksi pembentukan senyawa kompleks kobalt(iii) Sebanyak 0,123 g garam Co(NO 3 ) 2.6H 2 O dilarutkan dalam 100 ml aqua dm sebagai larutan stok Co(II). Ke dalam tabung reaksi, 5 ml larutan Co(II) direaksikan dengan 0,38 g garam glisin dan diaduk. Kemudian, ditambahkan 2,5 ml H 2 O 2 30% dan dibiarkan beberapa saat hingga warna larutan menjadi ungu. Ke dalam tabung reaksi, 5 ml larutan Co(II) direaksikan dengan 0,78 g K 2 C 2 O 4.H 2 O dan diaduk. Kemudian, ditambahkan 5 ml larutan H 2 O 2 30%. diaduk dan dipanaskan pada suhu 30 o C-40 o C selama 15 menit hingga larutan menjadi biru kehijauan.

Ke dalam tabung reaksi 1, 0,3 g Co(NO 3 ) 2.6H 2 O dilarutkan dalam 5 ml aqua dm lalu ditambahkan 4 tetes H 2 O 2 30%. Ke dalam tabung reaksi 2, 1,7 g NaHCO 3 dilarutkan dalam 5 ml aqua dm lalu ditambahkan 4 tetes H 2 O 2 30%. pada tabung reaksi 1 dan 2 dicampurkan pada gelas kimia kemudian didihkan dan warna larutan menjadi hijau. Ke dalam tabung reaksi, 2 ml larutan [Co(CO 3 ) 3 ] 3- dicampurkan sedikit demi sedikit dengan 8 ml larutan HNO 3 hingga warna larutan menjadi biru. Data-data yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai Bagian 1 Tabel 1. Data pengamatan pada logam Cr Tabel 4. Data pengamatan pada logam Zn Zn dipanaskan pengamatan +HCl 3M x larut +HCl 6M x tidak, menjadi kekuningan, larut +HNO 3 3M x larut +HNO 3 6M x larut +H 2 SO 4 3M x putih keruh, menjadi tidak larut +H 2 SO 4 6M x tidak, larut +aqua regia x berasap, larut Bagian 2 Cr dipanaskan pengamatan +HCl 3M x hijau muda +HCl 6M x hijau muda +HNO 3 3M v tidak larut +HNO 3 6M v tidak larut +H 2 SO 4 3M v tidak larut +H 2 SO 4 6M x biru tua +aqua regia v oranye lalu menjadi kuning, tidak larut Tabel 2. Data pengamatan pada logam Fe Fe dipanaskan pengamatan +HCl 3M x putih keruh +HCl 6M x putih keruh +HNO 3 3M v tidak larut +HNO 3 6M v tidak larut +H 2 SO 4 3M x putih keruh +H 2 SO 4 6M x putih keruh +aqua regia v sedikit larut Tabel 3. Data pengamatan pada logam Cu dipanaskan pengamatan HCl 3M +HCl 3M v tidak larut +HCl 6M v kuning +HNO 3 3M v kebiruan, larut +HNO 3 6M x tidak, menjadi kebiruan, larut +H 2 SO 4 3M v sedikit larut +H 2 SO 4 6M v tidak larut +aqua regia x oranye, menjadi hijau, larut Gambar 2. Warna awal garam logam transisi Tabel 5. garam logam transisi dengan larutan NaOH 0,1M +NaOH +NaOH awal 0,1M berlebih CrCl 3 0,3 M MnCl 2 FeCl 3 CoCl 2 NiCl 2 CuSO 4 ZnSO 4 biru tua tidak berwarma kuning pink hijau muda biru muda tidak hijau krem oranye biru putih biru hijau agak tua, larut bertambah, kecoklatan bertambah, coklat bertambah bertambah

+NH 3 5% KBr 0,1M tidak putih, larutan tidak + Na 2 S 2 O 3 0,1 M larut, tidak Bagian 4 Gambar 3. Warna garam logam transisi setelah ditambahkan NaOH 0,1M Tabel 6. garam logam transisi dengan larutan NH 3 5% awal +NH 3 5% +NH 3 berlebih CrCl 3 0,3 M MnCl 2 biru tua tidak hijau keruh kecoklatan Tabel 8. pada garam vanadium(v) ammonium vanadat + oranye H 2 SO 4 + air oranye lebih muda + logam Zn hijau dikocok hijau toska, menjadi biru waktu 1 menit FeCl 3 CoCl 2 NiCl 2 CuSO 4 ZnSO 4 kuning pink hijau muda biru muda tidak coklat tua biru tua keunguan, tidak ada biru tua, tidak ada biru tua, larutan kecoklatan warna menjadi biru lebih muda Gambar 5. Reaksi redoks ammonium vanadat Tabel 9. pada gula NaOH + gula + air + KMnO 4 diaduk ungu hijau tua kehitaman, menjadi coklat kehitaman, menjadi oranye, menjadi coklat gelap Gambar 4. Warna garam logam transisi setelah ditambahkan NH 3 5% Tabel 10. pada larutan CrCl 3 Bagian 3 Tabel 7. peng senyawa perak(i) Aqua dm + AgNO 3 + putih keruh NaCl CrCl 3 + NaOH 0,1M berlebih + H 2 O 2 10% berlebih dipanaskan Hijau tua Hijau keputihan Oranye

Gambar 8. ki-ka: kromat dan dikromat di akhir reaksi Gambar 6. Reaksi redoks CrCl 3 Tabel 11. pada larutan CuSO 4 0,25M Bagian 6 Tabel 14. reaksi pembentukan senyawa kompleks Co(III) CuSO 4 0,25M + KI 0,1M Coklat Co(NO 3 ) 2.6H 2 O + aqua dm Pink muda + Na 2 S 2 O 3 0,1 M Putih susu Gambar 7. Reaksi redoks CuSO 4 Bagian 5 Tabel 12. pada ion kromat Co(II) + garam glisin + H 2 O 2 30% Co(II) + K 2 C 2 O 4.H 2 O + H 2 O 2 30% Tabung 1 (Co(NO 3 ) 2.6H 2 O + aqua dm + H 2 O 2 30%) Tabung 2 (NaHCO 3 + aqua dm + H 2 O 2 30%) Tabung 1 + tabung 2 [Co(CO 3 ) 3 ] 3- + HNO 3 Pink Biru kehjauan Tidak Tidak hijau Tidak Garam kromat (kuning)+ air + H 2 SO 4 encer (1M) oranye + NaOH kuning Tabel 13. pada ion dikromat Gambar 9. pembentukan senyawa kompleks [Co(gly) 3 ] Garam dikromat (oranye) + air + NaOH Kuning + H 2 SO 4 encer (1M) Oranye

Logam Cr tidak larut dalam aqua regia. Hal ini dikarenakan logam Cr tidak mengalamsi pelarutan ketika direaksikan dengan aqua regia. Gambar 10. Pembentukan senyawa kompleks [Co(ox) 3 ] 3-. Gambar 11. Pembentukan senyawa kompleks [Co(CO) 3 ] 3-. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum, suatu logam yang bereaksi dengan asam akan menghasilkan ion logam dan gas H 2 seperti ditunjukkan M (s) + nh + (aq) M n+ + H 2(g) Hal ini bisa terjadi jika potensial reduksi standar logam lebih kecil dari potensial reduksi ion H +, yaitu kurang dari nol volt. Hasil percobaan menunjukkan bahwa logam krom menghasilkan warna hijau muda ketika ditambahkan asam klorida. Ini menunjukkan bahwa krom larut dalam HCl. Reaksi yang terjadi adalah sebagai 2Cr (s) + 6HCl (aq) CrCl 3(aq) + 3H 2(g) Warna hijau muda menunjukkan terbentuknya senyawa Cr 3+. Gelembung yang dihasilkan merupakan gas H 2 yang tebentuk. Krom tidak larut dalam asam nitrat sehingga tidak terjadi reaksi apa-apa ketika Cr dicampur dengan asam nitrat. Cr (s) + HNO 3(aq) Krom tidak larut dalam H 2 SO 4 3M namun larut dalam H 2 SO 4 6M. Hal ini dikarenakan H 2 SO 4 6M merupakan oksidator yang kuat dibandingkan H 2 SO 4 3M sehingga dapat mengoksidasi Cr menjadi Cr 2+. 2Cr (s) + 3H 2 SO 4(aq) CrSO 4(aq) + 3H 2(g) Hasil reaksi menunjukkan bahwa Fe dalam asam klorida menghasilkan putih keruh. Hal ini terjadi dikarenakan Fe terokdidasi menjadi Fe 2+. Reaksi yang terjadi adalah sebagai Fe (s) + 2H + (aq) Fe 2+ + H 2(g) Nilai potensial reduksi Fe 2+ Fe (-0,44) lebih kecil dibandingkan dengan Fe 3+ Fe (-0,04) sehingga reaksi akan lebih spontan menjadi Fe 2+ karena akan menghasilkan potensial sel yang lebih positif. Namun, Fe2+ dapat beraksi dengan oksigen menghasilkan Fe 2 O 3. Oleh karenanya diperoleh larutan putih keruh yang menunjukkan terbentuknya Fe 2 O 3. Fe tidak larut dalam asam nitrat. Fe (s) + HNO 3(aq) Fe bereaksi dengan larutan H 2 SO 4 menurut reaksi Fe (s) + H 2 SO 4(aq) Fe 2 (SO 4 ) 3(s) + H 2(g) Dihasilkan warna putih keruh yang menunjukkan terbentuknya besi(iii)sulfat. Fe sukar larut dalam aqua regia sehingga hanya sedikit Fe yang dapat larut. Cu tidak bereaksi dengan HCl sehingga dihasilkan larutan tidak, yaitu HCl dan Cu yang berbentuk padatan. Hal ini dikarenakan Cu memiliki potensial reduksi yang lebih besar (+0,15 V) dibandingkan dengan potensial reduksi H + H 2 (0,00 V). Cu tidak larut dalam H 2 SO 4 dikarenakan hal yang sama. Cu (s) + HCl (aq) Cu (s) + H 2 SO 4(aq) Namun, Cu mengalami oksidasi menjadi Cu 2+ yang hijau dalam asam nitrat dikarenakan E 0 Cu 2+ Cu lebih kecil dari E 0 NO - 3 NO. Reaksi yang terjadi adalah sebagai - 3Cu (s) + 2NO 3 (aq) + 8H + (aq) 3Cu 2+ (aq) + 2NO (g) + 4H 2 O (l) Gas NO yang dihasilkan dapat bereaksi lagi dengan O 2 menghasilkan NO 2(g) menurut reaksi NO (g) + O 2(g) 2NO 2(g) Oleh karenanya diperoleh larutan kebiruan yang merupakan campuran warna dari Cu 2+ yang hijau dengan gas NO 2 yang coklat. Hasil percobaan menunjukkan bahwa logam Zn larut dalam semua asam. Reaksi yang terjadi adalah sebagai Zn (s) + 2HCl (aq) ZnCl 2(aq) + H 2(g) 3Zn (s) + 2NO 3 - (aq) + 8H + (aq) 3Zn 2+ (aq) + 2NO (g) + 4H 2 O (l) Zn (s) + H 2 SO 4(aq) ZnSO 4(s) + H 2(g) Salah satu bukti terjadinya reaksi adalah dengan perubahan warna. Hasil percobaan 2 menunjukkan CrCl 3 berubah warna dari biru tua menjadi hijau tua

ketika ditambahkan NaOH 0,1M. Hal ini menunjukkan bahwa CrCl 3 bereaksi dengan NaOH. CrCl 3(aq) + 3NaOH (aq) 3NaCl (aq) + Cr(OH) 3(s) Endapan yang terbentuk merupakan hidroksida Cr(OH) 3. MnCl 2 juga membentuk hidroksida dengan NaOH menurut reaksi MnCl 2(aq) + 2NaOH (aq) 2NaCl (aq) + Mn(OH) 2(s) Endapan hidroksida juga terbentuk dari reaksi NaOH dengan FeCl 3, CoCl 2, NiCl 2, dan CuSO 4. Reaksi peng yang terjadi adalah sebagai FeCl 3(aq) + 3NaOH (aq) 3NaCl (aq) + Fe(OH) 3(s) CoCl 2(aq) + 2NaOH (aq) 2NaCl (aq) + Co(OH) 2(s) NiCl 2(aq) + 2NaOH (aq) 2NaCl (aq) + Ni(OH) 2(s) CuSO 4(aq) + 2NaOH (aq) 2Na 2 SO 4(aq) + Cu(OH) 2(s) Sedangkan, hidroksida tidak terbentuk antara ZnSO 4 dengan NaOH. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya perubahan ketika ZnSO 4 ditambahkan dengan NaOH. ZnSO 4(aq) + NaOH (aq) Hasil percobaan menunjukkan bahwa CrCl 3 ditambah NH 3 5% menghasilkan. Endapan ini merupakan hidroksida. Reaksi yang terjadi adalah sebagai CrCl 3(aq) + 3NH 3 H 2 O (aq) 3NH 4 Cl (aq) + Cr(OH) 3(s) Endapan hidroksida juga terbentuk dari reaksi NH 3 dengan MnCl 2, FeCl 3, dan CoCl 2. MnCl 2(aq) + 2NH 3 H 2 O (aq) 2NH 4 Cl (aq) + Mn(OH) 2(s) FeCl 3(aq) + 3NH 3 H 2 O (aq) 3NH 4 Cl (aq) + Fe(OH) 3(s) CoCl 2(aq) + 2NH 3 H 2 O (aq) 2NH 4 Cl (aq) + Co(OH) 2(s) Sedangkan pada NiCl 2 dan CuSO 4 tidak terbentuk namun terjadi perubahan warna. Hal ini menunjukkan bahwa terbentuk senyawa kompleks yang larut. NiCl 2(aq) + 6NH 3 H 2 O (aq) [NI(NH 3 ) 6 ]Cl 2(aq) + 6H 2 O (l) CuSO 4(aq) + 6NH 3 H 2 O (aq) (NH 4 ) 2 SO 4(aq) + Cu(NH 3 ) 4 (OH) 2(aq) Sedangkan pada ZnSO 4 tidak memberikan perubahan seperti halnya ketika ditambahkan dengan NaOH. Hal ini menunjukkan bahwa ZnSO 4 tidak bereaksi dengan NH 3. ZnSO 4(aq) + NH 3 H 2 O (aq)) Pada percobaan bagian 3, ketika AgNO 3 dicampurkan dengan aqua dm dan NaCl diperoleh larutan putih keruh yang menunjukkan terbentuknya AgCl menurut reaksi AgNO 3(aq) + AgCl (aq) AgCl (s) + NaNO 3(aq) Kemudian, ketika ditambahkan larutan NH3 5%, diperoleh larutan tidak. Hal ini menunjukkan terjadinya reaksi pengompleksan. AgCl (aq) + 2NH 3 H 2 O (aq) [Ag(NH 3 ) 2 ]Cl (aq) + 2H 2 O (l) Ketika ditambahkan KBr, diperoleh larutan tidak yang terdapat putih. Hal ini menunjukkan terbentuknya AgBr. [Ag(NH 3 ) 2 ]Cl (aq) + KBr (aq) KCl (aq) + AgBr (s) + 2NH 3(aq) Ketika ditambahkan larutan Na 2 S 2 O 3 0,1 M, diperoleh kembali larutan tidak tanpa. Pada proses ini terjadi reaksi ionik, penggantian ganda. KBr (aq) + Na 2 S 2 O 3(aq) K 2 S 2 O 3(aq) + NaBr (aq) Pada percobaan bagian 4, diperoleh larutan yang berubah warna dari oranye, menjadi hijau, lalu menjadi biru. Pada proses ini terjadi reaksi redoks. 2NH 3 VO 3(aq) + 6H 2 SO 4(aq) + 3Zn (s) 2VSO 4(aq) + 3ZnSO 4(aq) + 6H 2 O (l) + Na 2 SO 4(aq) Reaksi berlangsung cukup cepat, sekitar 1 menit. Pada reaksi yang terjadi, vanadium mengalami reduksi dari +5 menjadi +2. Sedangkan senyawa yang mengalami oksidasi adalah Zn, dari 0 menjadi +2. Ketika gula dicampurkan dengan NaOH, air, dan KMnO 4 terjadi perubahan warna dari ungu menjadi hijau, lalu menjadi coklat, menjadi oranye, dan akhirnya menjadi coklat gelap. Pada percobaan ini juga terjadi reaksi redoks dimana KMnO 4 berperan sebagai oksidator yang akan mengoksidasi gula. NaOH (aq) + KMnO 4(aq) +C 6 H 12 O 6(aq) C 6 H 11 O 7 Na (aq) + K 2 MnO 4(aq) +MnO 2(aq) +H 2 O (aq) - Pada reaksi ini terjadi perubahan biloks dari MnO 4 3- (ungu) menjadi MnO 4 (biru), lalu menjadi MnO 4 (hijau), dan berakhir pada Mn 3+ (oranye kecoklatan). Pada CrCl 3 yang ditambahkan larutan NaOH dan larutan H 2 O 2, terjadi perubahan bilangan oksidasi Cr dari +3 (hijau) menjadi +6 (oranye). 2CrCl 3(aq) + 10NaOH(aq) + 9H 2 O 2(aq) 2Na 2 CrO 7(aq) + 14H 2 O (l) + 6NaCl (aq) Ketika larutan CuSO 4 dicampurkan dengan larutan KI, diperoleh larutan coklat yang menunjukkan terbentuknya I 2. Kemudian, ketika ditambahkan Na 2 S 2 O 3 larutan menjadi putih susu. Hal ini menunjukkan terbentuknya CuI menurut reaksi 2CuSO 4(aq) + 2Na 2 S 2 O 3(aq) + 4KI (aq) 2CuI (s) + 2K 2 SO 4(aq) + Na 2 S 4 O 6(aq) + 2NaI (aq) Pada percobaan ini terjadi reaksi redoks, dengan Cu mereduksi dari +2 menjadi +1 dan S mengalami oksidasi dari +2 menjadi +6. Hasil percobaan 5 menunjukkan bahwa ion kromat yang kuning berubah menjadi oranye ketika ditambahkan larutan asam dan berubah menjadi kuning lagi ketika ditambahkan basa. Hal ini menunjukkan bahwa ion kromat stabil dalam suasana basa. Dalam asam: 2CrO 4 (aq) + H + (aq) C 2 O 7 (aq) + H 2 O (l) Dalam basa: 2CrO 4 (aq) + OH - (aq) Sedangkan pada ion dikromat terjadi sebaliknya, yaitu larutan dikromat yang oranye berubah menjadi kuning ketika ditambahkan basa dan menjadi

oranye kembali ketika ditambahkan asam. Hal ini menunjukkan bahwa ion dikromat stabil dalam keadaan asam karena pada keadaan asam tidak terjadi perubahan warna. Dalam basa: Cr 2 O 7 (aq) + 2OH - (aq) 2CrO 4 (aq) + H 2 O (l) Dalam asam: Cr 2 O 7 (aq) + H + (aq) Reaksi ion kromat dalam asam dan ion dikromat dalam basa bukan merupakan reaksi redoks dikarenakan tidak terjadi perubahan bilangan oksidasi. Percobaan bagian 6 menunjukkan reaksi pembentukan senyawa kompleks kobalt(iii). Pelarutan padatan Co(NO 3 ) 2.6H 2 O dalam aqua dm menghasilkan larutan pink muda yang menunjukkan terbentuknya senyawa Co(II). Campuran larutan Co(II) dengan garam glisin dan larutan H 2 O 2 30% menghasilkan larutan pink yang menunjukkan terbentuknya senyawa kompeks [Co(gly) 3 ]. Pada reaksi ini terjadi perubahan biloks Co dari +2 menjadi +3. Senyawa H 2 O 2 berfungsi sebagai oksidator. Co(II) (aq) + 3gly (aq) + H 2 O 2(aq) [Co(gly) 3 ] (aq) + 2H 2 O Campuran larutan Co(II) dengan padatan K 2 C 2 O 4.H 2 O dan larutan H 2 O 2 30% menghasilkan larutan biru kehijauan yang menunjukkan terbentuknya ion kompleks [Co(ox) 3 ] 3- menurut reaksi Co(NO 3 ) 2(aq) + 3K 2 C 2 O 4(aq) + H 2 O 2(aq) K 3 [Co(ox) 3 ] (aq) + 2KNO 3(aq) + KOH (aq) Campuran larutan Co(NO 3 ) 2 dengan larutan NaHCO 3 yang keduanya tidak ditambahkan larutan H 2 O 2 30% menghasilkan larutan hijau yang menunjukkan terbentuknya ion kompleks [Co(CO 3 ) 3 ] 3-. Reaksinya adalah sebagai Co(NO 3 ) 2 + 3NaHCO 3 + H 2 O 2(aq) Na 3 [Co(CO 3 ) 3 ] (aq) + 2HNO 3(aq) + H 2 O(l) Campuran larutan [Co(CO 3 ) 3 ] 3- dengan asam nitrat menghasilkan larutan tidak yang menunjukkan terbentuknya ion kompleks [Co(H 2 O) 6 ] 3+. Reaksi yang terjadi adalah sebagai [Co(CO 3 ) 3 ] 3- (aq) + 6HNO 3(aq) + 6H 2 O (l) [Co(H 2 O) 6 ](NO 3 ) 3(aq) + 3CO 2 (g) + 3NO 3- (aq) + 3H 2 O (l) 4. KESIMPULAN Logam Cr dan logam Fe tidak larut dalam asam nitrat dan aqua regia, logam Cu tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat, sedangkan logam Zn larut dalam semua asam. CrCl 3 0,3, MnCl 2, FeCl 3, CoCl 2, NiCl 2, dan CuSO 4 membentuk hidroksida dengan NaOH 0,1M, sedangkan ZnSO 4 tidak. Namun, CrCl 3 0,3 M, MnCl 2, FeCl 3, dan CoCl 2 membentuk hidroksida dengan NH 3 5%, sedangkan NiCl 2, CuSO 4, dan ZnSO 4 tidak. Perak(I) membentuk AgCl dengan larutan NaCl dan AgBr dengan larutan KBr. Perak(I) membentuk senyawa kompleks dengan larutan NH 3 5% dan Na 2 S 2 O 3 0,1M. Garam vanadat mengalami reaksi redoks dengan logam Zn. Begitupula terhadap gula dengan NaOH dan KMnO 4, CrCl 3 dengan H 2 O 2 dalam NaOH, serta CuSO 4 dengan KI dan Na 2 S 2 O 3. Ion kromat stabil dalam suasana basa, sedangkan ion dikromat stabil dalam suasana asam. Co(II) membentuk senyawa kompleks kobalt(iii), yaitu [Co(gly) 3 ] yang merah muda. Selain itu, Co(II) juga membentuk ion kompleks kobalt(iii) dengan oksalat, yaitu [Co(ox) 3 ] 3- biru kehijauan, dengan karbonat membentuk [Co(ox) 3 ] 3- hijau, dengan air membentuk [Co(H 2 O) 6 ] 3+ yang tidak. UCAPAN TERIMAKASIH Puji syukur saya panjatkan kepada ALLAH Subhanahu wata ala karena atas karunia dan kuasanya sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih juga saya berikan kepada orang tua saya yang telah membantu dengan do a dan pemberian fasilitas sehingga penyelesaian tugas ini bisa lebih mudah. Saya ucapkan terima kasih pula kepada Irma Mulyani, Ph.D sebagai pimpinan praktikum Kimia Anorganik serta kakak-kakak asisten praktikum yang telah membimbing kami selama melakukan percobaan. Tak lupa ucapan terima kasih juga kepada bapak dan ibu laboran atas bantuan selama keberjalanan praktikum dan kesabaran beliau, serta kepada bapak ibu analis yang telah menyediakan zat-zat kimia yang kami butuhkan dalam melakukan percobaan. Saya mengucapkan terima kasih kepada Kak Clara, Zyahra Islami, dan Sandra Agustin sebagai rekan sekelompok praktikum saya yang telah berperan banyak dalam pelaksanaan percobaan ini dan berdiskusi mengenai hasil percobaan yang diperoleh. DAFTAR PUSTAKA Riordan, AR, Jansma, A, Fleischman, S, Green, DB, Mulford, DR. 2005. The Chemical Educator. 10. Hal. 115-119 Vogel s. 1997. Qualitative Inorganic Analysis. 7th ed. Singapore: Longman Publisher. Hal. 234 Housecroft, CE and Sharpe AG. 2008. Inorganic Chemistry. 3rd ed. Pearson Prentice Hall. Hal. 1060-1062