BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Kebijakan Akuntansi Perusahaan Dalam Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan terdapat kebijakan akuntansi perusahaan yang diterapkan terhadap seluruh transaksi operasional selama satu tahun buku, yang dijelaskan berikut ini : a. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Baru dan Revisi (PSAK 10) Dalam tahun berjalan, Perusahaan telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interprestasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Institut Akuntan Indonesia yang terkait dengan operasi untuk periode akuntansi yang dimulai tanggal 1 Januari 2012. Dalam PSAK 10 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing : Standar ini menunjukan indikator dalam menentukan mata uang fungsional dan perlakuan akuntasi terhadap transaksi yang terkait dengan valuta asing.
Indikator yang diberikan untuk menentukan mata uang fungsional meliputi : 1. Mata uang yang paling mempengaruhi harga jual barang dan jasa 2. Berdasarkan Negara yang kekuatan persaingan dan peraturannya sebagian besar menentukan harga jual barang dan jasa entitas 3. Mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, bahan baku, biaya lain dari pengadaan barang atau jasa b. Penyajian Laporan Keuangan Dasar penyusunan laporan keuangan adalah dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas. Mata uang pelaporan (penyajian) yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp) dan laporan keuangan konsolidasi berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing masing akun. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. c. Transaksi dan Saldo Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan diselenggarakan daam mata uang Rupiah, mata uang dari lingkungan ekonomi utana dimana entitas beroperasi (mata uang fungsionalnya).
Transaksi yang terjadi selama setahun dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal pelapcoran, asset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Kerugian ataupun keuntungan yang timbul, dikreditkan atau dibebankan dalam laba rugi. Kurs yang digunakan adalah kurs tengah Bank Indonesia / booking rate, yang umumnya diperoleh berdasarkan penghitungan ataupun informasi dari holding yang kemudian pada saat akhir bulan ataupun akhir tahun menggunakan closing rate. d. Pedoman Pencatatan Transaksi Pendapatan : Pendapatan usaha diakui pada saat jasa diberikan kepada pelanggan, dimana jasa yang diberikan dapat berupa service, maintenance, penyediaan gudang dan yang terkait dengan pelayanan pengurusan pesawat. Dalam prosesnya, pekerjaan mekanik dilakukan oleh teknisi pesawat yang merupakan pegawai perusahaan dan menggunakan invoice atas pelaksanaan jasa tersebut
Hutang Usaha Pengakuan hutang usaha dilakukan pada saat barang telah diterima atau jasa dinikmati, pembayaran hutang dilakukan minimal 30 hari sejak diterimanya tagihan kecuali terdapat perjanjian yang mengatur mengenai transaksi, transaksi yang sering terjadi (berulang) atau kebutuhan yang mendesak, pengakuan hutang dapat berdasarkan tagihan (invoice) disertai dokumen pendukung (misal PO dan surat permintaan barang jasa) Piutang Usaha Dalam pencatatan piutang usaha, setiap piutang usaha dibuat daftar piutangnya (aging schedule) dengan umur nomrla piutanng 60 hari dari tanggal invoice terbit kecuali bila terlah diatur dalam perjanjian, dan masa overdue piutang adalah 90 hari. Penyisihan piutang ragu ragu diberntuk apabila seluruh usaha untuk menagih telah dilakukan dan pelanggan belum juga membayar. Kebijakan penyisihan piutang ragu ragu dilakukan apabila memenuhi kriteria sebagai berikut : 1.Umur Piutang Tarif 1 30 hari - 31 60 hari - 61 90 hari 1%
Lebih dari 90 hari 2.50% 2. Didukung oleh analisa credit customer yang menunjukkan adanya kesulitan cash flow atau customer mengalami masalah mengenai perkembangan usahanya yang mengarah kepada kebangkrutan. 3. persetujuan penghapusan piutang customer adalah : - Diatas USD 1.000 atau equivalent Rp10 juta persetujuan dari Dewan Komisaris. - Dibawah USD 1.000 atau equivalent Rp 10 juta persetujuan dari Dewan Direksi 4.2. Penentuan Mata Uang Fungsional Perusahaan XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa servis, untuk mata uang transaksi yang digunakan adalah USD dan IDR, untuk penggajian dan aktivitas operasional perusahaan, umumnya menggunakan IDR dalam bertransaksi, sehingga pencatatannya akan dilakukan berdasarkan nominal yang telah tercantum. Sementara untuk pendapatan perusahaan, pendapatan diperoleh dari penjualan jasa servis kepada maskapai penerbangan, yang hampir 80% nya merupakan maskapai penerbangan yang berdomisili di luar negeri, sehingga pembayaran yang dilakukan menggunakan USD. Dalam menentukan mata uang fungsional, perusahaan haruslah menggunakan indikator yang sudah ditetapkan di dalam PSAK 10, indikator tersebut diukur berdasarkan perbandingan nilai
atas akun akun tertentu, hal hal yang mengatur mengenai penentuan mata uang fungsional berdasarkan PSAK 10 paragraf 9, adalah i. Mata uang yang paling mempengaruhi harga jual barang dan jasa (mata uang ini seringkali menjadi mata uang yang harga jual barang dan jasa didenominasikan dan diselesaikan) ii. Dari Negara yang kekuatan persaingan dan peraturannya sebagian besar menentukan harga jual barang dan entitas iii. Mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, bahan baku, dan biaya lainnya dari pengadaan barang atau jasa (mata uang ini seringkali menjadi mata uang yang mana bisa tersebut didenominasikan dan diselesaikan) iv. Berdasarkan pengukuran diatas, maka penentuan mata uang fungsional atas dasar indikator indikator tersebut dapat dilakukan, dengan melihat informasi keuangan perusahaan yang ada, jika dengan menggunakan faktor faktor diatas belum dapat ditentukan, maka dapat digunakan faktor faktor lain yang dapat memberikan bukti mengenai mata uang fungsional, yaitu : a. Mata uang yang dana dari aktivitas pendanaan dihasilkan b. Mata uang yang mana penerinaam dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan Jika indikator bercampur dan mata uang fungsional tidak jelas, maka manajemen menggunakan pertimbangan untuk menentukan mata uang fungsional yang paling tepat, namun manajemen memberikan prioritas pada indikator utama di paragraph 9 sebelum menggunakan indikator pendukung.
Nomor Penjelasan mengenai indikator Mata Uang Keterangan Yang Digunakan I Mata uang paling mempengaruhi harga jual barang dan jasa (mata uang yang seringkali menjadi mata USD, IDR Penjualan jasa maintenance umumnya dilakukan dalam mata uang asing (USD), namun ada sebagian kecil menggunakan mata uang lkcal (IDR) Ii uang yang harga jual barang dan jasa didenominasikan dan diselesaikan Dari negara yang kekuatan persaingan dan peraturannya sebagian besar menentukan harga jual barang dan jasa entitas USD Secara keseluruhan, customer yang melakukan transaksi atas pembelian jasa adalah maskapai luar negeri Iii Mata uang dari Negara yang USD, IDR Biaya yang dibebankan oleh perusahaan paling mempengaruhi biaya dalam melaksanakan aktivitas operasi tenaga kerja, bahan baku, dan menggunakan dua mata uang, yaitu USD dan biaya lain dari pengadaan IDR barang atau jasa (menjadi mata uang yang mana biaya tersebut didenominasikan dan diselesaikan)
Pengukuran Indikator Berdasarkan indikator diatas, maka penjelasan mengenai mata uang fungsional pada perusahaan, memerlukan ketepatan dan ketelitian data, sehingga untuk setiap indikator akan dijelaskan pengukurannya. I. Transaksi Penjualan Transaksi penjualan yang terjadi di perusahaan umumnya adalah USD, karena maskapai yang menjadi pelanggan, umumnya adalah perusahaan luar, sehingga menggunakan mata uang USD hal ini juga didasari pemikiran bahwa penggunaan mata uang USD lebih aman terhadap resiko perubahan nilai mata uang yang terjadi. Informasi mengenai rincian penjualan berdasarkan mata uang asing, adalah sebagai berikut Persentase Piutang Usaha Kredit antara USD dan IDR No. Mata Uang Jumlah nilai transaksi (dalam IDR) Persentase 1 IDR 4.106.025.688 12.05% 2 USD 29.122.937.010 85.44% 3 SGD 856.288.084 2.51% Total 34.085.250.785 100%
Berdasarkan pengkuruan diatas, diketahui bahwa perbandingan persentase antara penggunaan mata uang USD dan IDR dalam transaksi penjualan jasa, adalah 87.64% : 12.36%, sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan mata uang USD lebih dominan dibandingkan dengan mata uang IDR. II. Dari Negara Yang Persaingannya Menentukan Harga Jual Harga jual terhadap jasa yang diberikan, ditentukan besarnya berdasarkan mata uang USD, hal ini didasari karena harga yang digunakan oleh pasar adalah dalam dolar, pemerolehan atas bahan baku, peralatan operasi ataupun perlengkapan dalam menjalankan aktivitas operasi juga diperoleh secara mendominasi dengan menggunakan mata uang USD, contohnya adalah pembelian atas GPU (Ground Power Unit) III. Pengenaan Biaya Tenaga Kerja, Bahan Baku dan Biaya Lainnya. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasi tidak hanya menggunakan IDR, tetapi juga menggunakan mata uang USD. Biaya yang menggunakan mata uang IDR umumnya adalah pembayaran gaji karyawan, biaya pemasaran, biaya tunjangan pegawai, biaya konsesi yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemilik bandara dan biaya operasional. Sementara dalam kegiatan operasi yang menggunakan mata uang USD adalah sewa apartemen bagi pegawai asing, biaya tiket pesawat untuk perjalanan ke luar negeri dalam melaksanakan pelatihan dan seminar, biaya pelatihan di luar negeri bagi mekanik pesawat, serta biaya iuran (IATP, International Airlines Technical Pool) yang merupakan iuran untuk keanggotaan, yang
juga berfungsi pertukaran informasi, peningkatan operasi, dan membuka peluang bisnis yang lebih baik, khususnya dalam bidang penerbangan. Perbandingan antara penggunaan mata uang asing dalam beban adalah sebagai berikut : Mata Uang Jumlah Saldo Beban Persentase data IDR 50.767.040.686,91 92.10% USD 1.242.681,86 7.54% SGD 77.391,75 0.10% Perusahaan XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa servis, untuk mata uang transaksi yang digunakan adalah SGD, USD dan IDR, untuk penggajian dan aktivitas operasional perusahaan, umumnya menggunakan IDR dalam bertransaksi, sehingga pencatatannya akan dilakukan berdasarkan nominal yang telah tercantum. Sementara untuk pendapatan perusahaan, pendapatan diperoleh dari penjualan jasa servis kepada maskapai penerbangan, yang hampir 80% nya merupakan maskapai penerbangan yang berdomisili di luar negeri, sehingga pembayaran yang dilakukan menggunakan USD. Dalam menentukan mata uang fungsional, perusahaan haruslah menggunakan indikator yang sudah ditetapkan di dalam PSAK 10, indikator tersebut diukur berdasarkan perbandingan nilai atas akun akun tertentu, hal hal yang mengatur mengenai penentuan mata uang fungsional berdasarkan PSAK 10 paragraf 9, adalah
v. Mata uang yang paling mempengaruhi harga jual barang dan jasa (mata uang ini seringkali menjadi mata uang yang harga jual barang dan jasa didenominasikan dan diselesaikan) vi. Dari Negara yang kekuatan persaingan dan peraturannya sebagian besar menentukan harga jual barang dan entitas vii. Mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, bahan baku, dan biaya lainnya dari pengadaan barang atau jasa (mata uang ini seringkali menjadi mata uang yang mana bisa tersebut didenominasikan dan diselesaikan) Berdasarkan pengukuran diatas, maka penentuan mata uang fungsional atas dasar indikator indikator tersebut dapat dilakukan, dengan melihat informasi keuangan perusahaan yang ada, jika dengan menggunakan faktor faktor diatas belum dapat ditentukan, maka dapat digunakan faktor faktor lain yang dapat memberikan bukti mengenai mata uang fungsional, yaitu : a. Mata uang yang dana dari aktivitas pendanaan dihasilkan b. Mata uang yang mana penerinaam dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan Jika indikator bercampur dan mata uang fungsional tidak jelas, maka manajemen menggunakan pertimbangan untuk menentukan mata uang fungsional yang paling tepat, namun manajemen memberikan prioritas pada indikator utama di paragraph 9 dalam PSAK 10 sebelum menggunakan indikator pendukung.
4.3 Perlakuan Akuntansi Untuk Transaksi valuta Asing Seperti yang dijelaskan sebelumnya, mengenai transaksi valuta asing, setiap perusahaan yang yang bergerak di bidang penerbangan, umumnya memiliki transaksi yang terkait dengan penggunaan valuta asing di dalam akunnya. Namun dalam pencatatannya dibutuhkan standar khusus yang mengatur, agar atas selisih kurs yang timbul dapat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Umumnya transaksi yang terkait dengan valuta asing adalah transaksi yang kegiatannya berupa ekspor, impor barang dan pemberian jasa. Secara akuntansi, dalam penerapan transaksi valuta asing yang terjadi, diklasifikasikan dalam 3 tahap, yaitu : - Pada saat transaksi terjadi - Pada saat pembuatan neraca (balance sheet) yang terjadi antara tanggal tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian - Pada saat penyelesaian Secara ilustrasi dalam penerapannya secara akuntansi, pencatatan tersebut dilakukan sebagai berikut : PT Sinar merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jual beli, barang dagang yang ia perjual belikan berupa sebuah pesawat terbang, pada tanggal 1 Desember 2010 membeli 10 unit pesawat seharga $500.000, yang akan dilunasi pada tanggal 1 Maret 2011. Akhir Tahun fiskal yang digunakan perusahaan ini tertanggal pada 31 Desember. Selama periode tersebut, nilai kurs spot (rp/$) yang terjadi adalah
Spot rate Tanggal transaksi 1 Desember 2010 Rp 12.500 Balance Sheet 31 Desember 2010 Rp 12.800 Tanggal Penyelesaian 1 Maret 2011 Rp 12.700 Sehingga jurnal yang dibuat Keterangan Jurnal Debet Kredit Pada saat tanggal transaksi, yaitu 1 Purchases ($500.000 x 12.500) 6.250.000.000 desember 2010 Account Payable 6.250.000.000 Pada saat laporan neraca dibuat, jumlah yang sudah tercantum tersebut, harus disesuaikan dengan kurs yang berlaku pada saat laporan neraca dibuat, sehingga akan ada perubahan nilai kurs terhadap nilai sebelumnya, yaitu : Keterangan Jurnal Debet Kredit Pada saat tanggal neraca dibuat, yaitu Transaction loss 150.000.000 Account Payable 150.000.000 31 Desember 2010 Cara penghitungannya adalah dengan cara Nilai Utang usaha pada 31 Desember 2010 (500.000 * Rp 12.800) 6.400.000.000 Nilai Utang usaha pada 1 Desember 2010 (500.000 * Rp 12.500) 6.250.000.000
Jurnal penyesuaian 150.000.000 Jika nilai kurs mengalami penurunan, maka selisih yang timbul dapat diakui sebagai keuntungan selisih kurs, dengan nilai yang diperoleh dari pengurangan antara nilai pada saat transaksi dengan nilai pada saat laporan neraca. Kemudian pada saat pelunasan, yaitu tertanggal 1 maret 2011, terjadi kembali perubahan nilai kurs, sehingga pada saat ini perusahaan harus menggunakan kurs ini dalam pelunasannya Namun hal ini memberikan keuntungan karena nilai kursnya telah mengalami penurunan menjadi 12.700, sehingga memberikan keuntungan dari penyesuaian sebelumnya. Keterangan Jurnal Debet Kredit Pada saat tanggal neraca dibuat, yaitu 1 Account Payable 6.400.000.000 Transaction Gain 50.000.000 Maret 2011 Cash (500.000 x 12.700) 6.350.000.000 Sama halnya jika perusahaan melakukan kegiatan penjualan, bila hal tersebut terjadi maka perlakuan akuntansi yang dilakukan dalam penjualan akan menggunakan konsep yang sama, dengan menggunakan jurnal yang terkait dengan penjualan. Gambaran yang dapat diberikan mengenail relasi antar transaksi dijelaskan sebagai berikut : Jurnal Terkait Pengaruh pada Laporan Pengaruh pada laporan
Neraca laba rugi (jumlah nominal) Peningkatan Nilai Kurs - Transaksi Pemasukan / Mengimpor Hutang Meningkat Kerugian (loss) - Transaksi Pengeluaran / Mengekspor Piutang Meningkat Keuntungan (gain) Penurunan Nilai Kurs - Transaksi Pemasukan / Mengimpor Hutang Menurun Keuntungan (gain) - Transaksi Pengeluaran / Mengekspor Piutang Menurun Kerugian (loss) 4.4. Pengukuran Dalam Laporan Keuangan Dalam pengukuran dan pelaporannya, perusahaan telah mentranslasikan nilai nominal yang tersaji kedalam mata uang rupiah, dengan menggunakan kurs akhir tahun, yaitu tertanggal 31 Desember 2012, dengan nilai sebagai berikut :
Mata Uang Nilai Tukar Terhadap IDR pada 1 Desember 2012 USD IDR 9.670 IDR IDR SGD 7.907 Nilai kurs tersebut adalah nilai yang digunakan perusahaan dalam melakukan konversi ke mata uang IDR, sehingga nilai translasi dapat dicari dengan menggunakan kurs tersebut. KAS Dalam akun kas, saldo yang diperoleh atas kas pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Akun Jumlah (dalam IDR) Translasi ke USD Hasil Kas - Rupiah 91.000.000 91.000.000/9.670 USD 9.410,55 - Dollar USD 19.340.000 19.340.000/9.670 USD 2.000 Berdasarkan penghitungan di atas, diperoleh jumlah saldo kas yang dimiliki perusahaan adalah sebesar USD 9.410,55 + USD 2.000 = USD 11.410,55. Selain akun kas, yang terkait atau setara dengan kas adalah akun bank, untuk bank itu sendiri, penghitungannya ke dalam mata uang USD adalah sebagai berikut :
Saldo Bank 31 Jumlah (dalam IDR) Translasi ke USD Hasil Desember 2012 dalam mata uang IDR 3.796.191.021 3.796.191.021/9.760 USD 392.574,04 USD 21.067.598.879 21.067.598.879/9.760 USD 2.158.565,45 SGD 289.642.238 289.642.238/9.760 USD 29.676,45 Untuk akun bank, berdasarkan penghitungan tersebut, maka jumlah keseluruhan atas nilai pada saldo bank berdasarkan USD adalah USD 392.574,04 + 2.158.565,45 + 29.676,45 = USD 2.580.815,94. Maka total keseluruhan untuk saldo kas dan setara kas / bank adalah USD 2.592.226,49 PIUTANG USAHA Dalam akun piutang dagang, saldo yang diperoleh atas piutang dagang pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut, No. Mata Uang Asal Posisi saldo (dalam Kurs Mata Uang Posisi Dalam USD IDR) Asing 1 IDR 4.106.025.688 9.670 424.614,86 2 USD 29.122.937.010 9.670 3.011.679,11 3 SGD 856.288.084 9.670 88.550,99 Total 34.085.250.785 3.524.844,96 Maka penghitungan atas nilai USD pada setiap mata uang dilakukan sebagai berikut :
1. IDR : Jumlah saldo 4.106.025.688 / 9.670 = 424.614,86 USD : Jumlah Saldo 29.122.937.010 / 9.670 = 3.011.679,11 SGD : Jumlah Saldo 856.288.084 / 9.670 = 88.550,99 USD 3.524.844.96 Di dalam perusahaan juga terjadi pengukuran untuk cadangan kerugian penurunan nilai piutang yang dinilai sebesar Rp 15.686.351.740, serta laba kurs yang telah terealisasi Laba Kurs Terealisasi USD 115,818.25 Cadangan Penurunan Nilai : 15.686.351.740 / 1.622.166,67 9.670 PIUTANG LAIN LAIN Dalam akun piutang lain - lain, saldo yang diperoleh atas piutang lain lain pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut : Mata Uang Jumlah Saldo 31 Desember 2012 IDR 1.225.477.794 Maka Pengukuran Untuk saldo dalam Mata Uang USD adalah sebagai berikut : Nilai kurs 31 Desember 2012, USD : IDR 1 : 9.670 Jumlah Saldo Piutang (1 Januari 2012) 1.225.477.794/ 9.068 = USD 135.143,11
Jumlah Saldo Piutang (31 Desember 2012) 1.225.477.794 / 9.670 = USD 126.729,86 Selisih kurs USD 8413,25 PAJAK DIBAYAR DIMUKA Untuk akun pajak dibayar dimuka, telah diketahui jumlah saldo pajak yang dibayar dimuka, yaitu Akun Saldo 31 Desember 2012 Pajak Dibayar Dimuka Rp 4.295.362.323 Maka dengan menggunakan Kurs pajak, diketahui jumlah Dalam USD yaitu : Kurs Pajak 1 USD : Rp 9.708 Maka nilai pajak yang dibayar dimuka : Rp 4.295.362.323 / 9.708 = USD 442.455,94 UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA Untuk Penghitungan uang muka serta biaya yang dibayar dimuka, telah diketahui jumlah saldo pada 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut Mata Uang Jumlah Saldo IDR 1.486.111.617 Setelah Diukur Ke dalam Mata Uang USD USD $107,855.17
Sehingga Nilai dalam USD setelah pengukuran dengan menggunakan kurs historis, diperoleh nilai $107.855,17, penjelasan penghitungan berada dalam lampiran ASET TETAP Untuk Aset tetap, terdapat beragam asset teap yang dimiliki oleh perusahaan, bagi peralatan kantor, peralatan operasional lapangan, maupun software program yang digunakan dalam melakukan input data untuk kegiatan perusahaan, seperti pencatatan transaksi. Jumlah saldo atas asset tetap yang dimiliki oleh perusahaan adalah sebagai berikut : Akun Harga Perolehan Peralatan Operasi Lapangan 24.930.736.250 Peralatan Dan Perabot Kantor 1.620.597.965 Kendaraan Operasional 2.882.389.062 Sementara untuk nilai akumulasi atas penyusutan asset tetap pada perusahaan, dengan contoh data penyajian nilai akumulasi dengan kurs historis adalah sebagai berikut : Account Debit Credit Date Number Amount Amount Currency Rate_USD Db. USD Cr. USD 1/31/2012 13219 IDR 9,000.00 $ - $ 50.70
456,271.00 1/31/2012 13237 619,924.00 IDR 9,000.00 $ - $ 68.88 1/31/2012 13237 84,929.00 IDR 9,000.00 $ - $ 9.44 3/15/2012 13219 87,789.00 IDR 9,193.00 $ 9.55 $ - 3/15/2012 13231 242,188.00 IDR 9,193.00 $ - $ 26.34 6/27/2012 13231 150,708.00 IDR 9,475.00 $ - $ 15.91 8/31/2012 13225 495,868.00 IDR 9,560.00 $ - $ 51.87 8/31/2012 13225 2,797,155.00 IDR 9,560.00 $ - $ 292.59 10/31/2012 13234 415,624.00 IDR 9,615.00 $ - $ 43.23 11/30/2012 13234 1,000,000.00 IDR 9,605.00 $ - $ 104.11 11/30/2012 13234 184,375.00 IDR 9,605.00 $ - $ 19.20
Dengan Menggunakan Kurs historis pada setiap akumulasi fixed asset pada perusahaan, maka diperoleh nilai total akumulasi penyusutan atas setiap akun, yang kemudian diukur dalam nilai USD, sehingga diperoleh nilai $ 2.638.218,70, berdasarkan penghitungan yang telah dilakukan, diperoleh jumlah fixed asset adalah Fixed Asset dalam USD $ 3.681.165,71 Accumulated Depr $ 2.638.218,70 1.042.947,01 UTANG USAHA Untuk akun utang usaha telah diketahui bahwa jumlah saldo utang usaha pada 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut : Mata Uang Asal Jumlah Saldo (Dalam IDR) IDR 2.087.666.521 USD 1.426.955.677 SGD 671.689.360 Berdasarkan Kurs penutupan pada tanggal 31 Desember 2012, maka penghitungan kurs yang digunakan dalam mengukur nilai dalam mata uang USD adalah : Kurs 31 Desember 2012: 9670 Mata Uang Asal Penghitungan Nilai Dalam USD IDR 2.087.666.521/ 9.670 215.891,05 USD 1.426.955.677 /9.670 147.565,21
SGD 671.689.360 /9.670 69.461,15 432.917,41 Sehingga jumlah utang usaha yang diukur dalam nilai USD adalah sebesar USD UTANG PAJAK Untuk Nilai utang pajak yang masih harus dibayarkan oleh perusahaan, telah diperoleh saldo pada 31 Desember 2012, yaitu : Akun Jumlah saldo 31 Desember 2012 (dalam IDR) Utang Pajak 2.167.062.429 Sehingga untuk menilai utang pajak tersebut ke dalam nilai USD, menggunakan kurs pajak yang berlaku pada akhir tahun sesuai dengan ketentuan perpajakan. Maka penghitungannya adalah sebagai berikut : Kurs Pajak 31 Desember 2012 : 9.708 Saldo dalam USD : 2.167.062.429/9708 Maka nilai dalam USD : USD 223.224,39 UTANG LAIN LAIN
Di dalam Laporan keuangan perusahaan ditemukan akun utang lain lain, biasanya akun utang lain lain merupakan akun yang terkait dengan utang yang tidak langsung berkaitan dengan aktivitas operasi perusahaan, saldo akun utang lain lain adalah Mata Uang Saldo 31 Desember 2012 IDR 157.313.502 Maka Penghitungan atas nilai dalam USD Maka Pengukuran Untuk saldo dalam Mata Uang USD adalah sebagai berikut : Nilai kurs 31 Desember 2012, USD : IDR 1 : 9.670 Jumlah Saldo Piutang (1 Januari 2012) 157.313.502/ 9.068 =USD 17.348,20 Jumlah Saldo Piutang (31 Desember 2012) 157.313.502/ 9.670 =USD 16.268,20 Selisih kurs USD 1.080 BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR Untuk akun biaya yang masih harus dibayar dilakukan penghitungan, dengan saldo pada tanggal 31 Desember 2012, sebagai berikut : Mata Uang Saldo 31 Desember 2012
IDR 3.169.465.547 Maka penghitungan dengan menggunakan kurs historis pada setiap transaksi dilakukan, dan diperoleh sebagai berikut: Mata Uang Saldo 31 Desember 2012 IDR 3.169.4625.547 Pengukuran Dengan Kurs Historis menjadi USD USD 371.431,81 Sehingga nilai dalam USD berdasarkan pengukuran menggunakan kurs historis adalah sebesar USD 371.431,81 MODAL SAHAM DISETOR Dalam memulai kegiatan operasinya, perusahaan diberikan modal agar bisa beroperasi, dalam akun modal disetor telah diketahui jumlah saldo pada tanggal 31 Desember 2012, yaitu sebesar Mata Uang Saldo 31 Desember 2012 IDR 36.317.232.000 Dengan kurs akhir tahun, yaitu pada tanggal 31 Desember 2012, maka pengukuran dalam mata uang USD adalah sebagai berikut :
Kurs 31 Desember 2012 : 9.670 Penghitungan : IDR 36.317.232.000/9.670 Nilai dalam USD : USD 3.755.659,97 Namun modal yang disetor merupakan modal yang diberikan dalam bentuk USD, sehingga nilainya bisa langsung dimasukkan sebesar 4.314.000 PENDAPATAN Perusahaan juga memperoleh pendapatan dalam beragam mata uang, yaitu USD, SGD, dan IDR, namun transaksi paling banyak dilakukan dalam mata uang USD, sementara IDR dan SGD hanya dilakukan dalam jumlah yang sedikit. Maka pengukuran dalam mata uang USD adalah sebagai berikut : Mata Uang Saldo 31 Desember 2012 IDR 77.743.813.939 Kemudian dilakukan perhitungan atas saldo pendapatan, hasil dari perhitungan tersebut dibagi berdasarkan mata uang masing masing, sehingga diperoleh data sebagai berikut : Mata Uang Saldo 31 Desember 2012 Dalam USD Menggunakan Kurs Historis IDR 12.045.981.580,92 USD 1.267.365,53 SGD 773.455.121,58 USD 120.165,05
USD 64.924.377.236,01 USD 6.929.407,87 Sehingga total penjualan yang diperoleh oleh perusahaan adalah sebesar USD 8.316.938,45 setelah diukur ke dalam nilai USD dengan menggunakan kurs historis BEBAN USAHA Perusahaan mengeluarkan biaya agar bisa melakukan penjualan, biaya yang dikeluarkan bisa berupa biaya yang terkait langsung dengan biaya penjualan ataupun tidak terkait secara langsung, Akun Biaya Saldo 31 Desember 2012 Saldo Dalam USD dengan pengukuran historis Biaya Lain2 8.394.329.810,96 954.317,10 Biaya Travel / Perjalanan 2.493.066.252,56 265.573,65 Biaya Konsesi 4.362.120.698,17 462.777,86 Biaya Asuransi 1.854.953.349,59 199.392,30 Biaya Operasional 825.853.877,23 94.982,3 Biaya Operasional Kantor 1.222.839.854,28 130.147,52 Biaya Karyawan Pelatihan 1.522.021.043,81 178.146,62 Biaya Sewa 2.836.920.554,67 302.295,85 Biaya Jasa Profesional 700.263.020 74.518,37
Biaya Pesawat Pembersihan 1.880.486.655 199.152,03 Biaya Bahan Bakar, Oli 3.945.682.604,10 418.968,6 dan GSE Biaya Lisensi dan Pajak 2.881.892.492,28 314.418,26 Biaya Gaji Pegawai 28.180.412.901,74 3.084.654,11 Biaya Depresiasi 1.370.219.705,60 145.357,65 Biaya Pemasaran 0 161,81 Total 62.471.062.819,93 6.824.764,06 Sehingga nilai atas penghitungan beban tersaji diatas, beban yang diperoleh diukur berdasarkan nilai historis ketika beban terlaksana, sementara itu terjadi nilai yang disajikan akan mengalami perbedaan, untuk beberapa akun yang terkait dengan USD, terjadi kenaikan jumlah utang walaupun tidak banyak, karena jumlah pembayaran dengan USD dalam beban hanya sedikit. Berdasarkan Penghitungan yang telah dilakukan, maka dalam laporan keugan perusahaan, diperoleh data keuangan yang telah diukur ke dalam nilai USD, yang disajikan sebagai berikut ASET ASET LANCAR Laporan Keuangan (IDR) Laporan Keuangan (USD) Kas dan bank 25,263,772,138.00 2,592,226.49 Piutang Usaha 9,814,809,723.00 1,902,678.29 Piutang lain lain 1,225,477,794.00
118,316.61 Pajak dibayar dimuka 4,295,362,323.00 442,455.94 Uang Muka dan Biaya dibayar di muka lainnya 1,488,111,617.00 107,855.17 Aset derivatif 57,820,414.00 5,979.36 Jumlah Aset Lancar 50,729,443,331.00 5,169,511.86 ASET TIDAK LANCAR Aset tetap dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 24.263.879.471 6,712,894,757.00 1,042,947.01 aset pajak tangguhan 5,480,189,231.00 564,502.39 aset lain lain 3,902,684,219.00 408,173.49 Jumlah aset tidak Lancar 16,095,768,207.00 2,015,622.89 JUMLAH ASET 66,825,211,538.00 7,185,134.75 LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang Usaha 4,186,311,558.00 432,917.41 Utang lain lain 157,313,502.00 15.188,2 Utang Pajak 2,167,062,429.00 223,224.39 Utang dividen 2,550,000,000.00 263,702.17 Biaya masih harus dibayar 3,169,465,547.00 371,431.81 Uang muka dan deposit dari pelanggan 2,526,147,630.00 261,235.54
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 10,569,989,108.00 1,552,511.32 LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas Imbalan Pasca Kerja 4,578,660,000.00 473,491.21 Jumlah Liabilitas 19,334,960,666.00 2,026,002.53 Ekuitas Modal saham - nilai nominal Rp 8.488 (US$ 1) per saham Modal dasar - 10.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor - 4.314.000 saham 36,617,232,000.00 4,314,000.00 Selisih kurs atas modal disetor 30,198,000.00 Saldo Laba 7,323,446,400.00 845,132.22 Belum ditentukan penggunaannya 3,519,374,472.00 Jumlah Ekuitas 47,490,250,872.00 5,159,132.22 Jumlah liabilitas dan Ekuitas 66,825,211,538.00 7,185,134.75 2012 Rp 2012 USD PENDAPATAN 77,743,813,939.00 8,316,938.45 BEBAN USAHA 62,471,062,820.00 6,824,764.06
LABA SEBELUM POS KEUANGAN DAN LAIN LAIN 15,272,751,119.00 1,492,174.39 POS KEUANGAN DAN LAIN - LAIN BERSIH Kompensasi Bunga Pajak 343,717,419.00 37,441.98 Keuntungan (kerugian) selisih kurs bersih 1,257,696,011.00 121,797.25 Beban Lain lain (2,681,573,337.00) (277,308.51) LABA SEBELUM PAJAK 14,192,591,212.00 1,374,105.47 BEBAN PAJAK - BERSIH 4,404,244,500.00 453,671.66 Kini (731,027,767.00) (75,301.58) Tangguhan 3,673,216,733.00 528,973.25 LABA TAHUN BERJALAN DAN JUMLAH LABA KOMPREHENSIF 10,519,374,479.00 845,132.22 4.5 Analisa Pengaruh Perubahan Terhadap Laporan Keuangan Berdasarkan penghitungan diatas terdapat perubahan perubahan yang terjadi pada setiap akun, yang terjadi akibat adanya perubahan nilai terhadap kurs yang berlaku. Perubahan laporan keuangan perusahaan yang berawal dari penggunaan mata uang fungsional IDR menjadi USD memberikan beberapa pengaruh, yaitu
Pada nilai pendapatan dan beban, terjadi peningkatan nilai dalamusd, namun perbandingan keduanya berbeda, hal ini dikarenakan jumlah transaksi penjualan yang dilakukan dalam USD pada perusahaan, jauh lebih banyak jumlahnya daripada beban dalam USD, sehingga meningkatkan keuntungan perusahaan Selisih kurs yang terjadi memberikan keuntung atau gain pada perusahaan, hal ini terjadi karena penjualan yang dilakukan dalam USD cukup banyak, sehingga terjadinya peningkatan kurs, memberikan keuntungan bagi perusahaan Peningkatan nilai di dalam mata uang USD memberikan keuntungan yang berlebih bagi perusahaan, namun perolehan pendapatan yang menurun disebabkan karena nilai beban yang turut meningkat, yang disebabkan karena perusahaan melakukan pembayaran beban dalam mata uang USD, sementara gain yang diperoleh oleh perusahaan dialihkan ke dalam selisih kurs. 4.6 Dampak Pengaruh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 10 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan 10, mengenai transaksi valuta asing memberikan keuntungan tersendiri. Hal ini disebabkan karena perubahan yang timbul pada nilai kurs, cukup signifikan, sehingga jauh meningkatkan jumlah penerimaan perusahaan pada akhir tahun, padahal sebelumnya, perusahaan menggunakan system pencatatan dengan menggunakan kurs booking rate, sehingga menyebabkan nilai penerimaan perusahaan menurun. Hal ini disebabkan karena penggunaan kurs pada bulan tertentu menggunakan kurs booking rate, yang diperoleh
dari rata rata akhir bulan berikut, sehingga nilai tersebut akan menanggung nilai kurs pada bulan berikutnya, berbeda dengan penrapan PSAK 10, yang menggunakan kurs transaksi, sehingga nilai yang timbul lebih stabil.