LEMBAR KERJA MAHASISWA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I DENGAN PROGRAM ISETL

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN KONSEP GRUP MENGGUNAKAN PROGRAM ISETL BERDASARKAN TEORI APOS

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 6 No. 1 Juni 2005 INOVASI PEMBELAJARAN STRUKTUR ALJABAR I DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ISETL BERDASARKAN TEORI APOS

PENGGUNAAN PROGRAM ISETL DALAM PEMBELAJARAN ALJABAR. Oleh : Elah Nurlaelah *) Ema Carnia **) ABSTRAK

REFLEKSI MAHASISWA TERHADAP PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ISETL

PEMANFAATAN INFORMATION TECHNOLOGY ( Program ISETL ) DALAM PEMBELAJARAN STRUKTUR ALJABAR

PEMBELAJARAN KONSEP GRUP KUOSIEN ( QUOTIENT GROUP ) DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ISETL. Oleh Elah Nurlaelah ( UPI ) Ema Carnia ( UNPAD )

PEMBELAJARAN KONSEP GRUP KUOSIEN ( QUOTIENT GROUP) DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ISETL

PEMBELAJARAN KONSEP GRUP KUOSIEN ( QUOTIENT GROUP) DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ISETL

BUKU AJAR STRUKTUR ALJABAR

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN APOS DAN MODIFIKASI APOS (M-APOS) PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR

Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia Vol. 1 No. 2 Desember 2016

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS DAN DAYA MATEMATIKA MAHASISWA CALON GURU MELALUI PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI APOS DAN TUGAS TERSTRUKTUR

BEBERAPA HASIL PENELITIAN YANG MENGGUNAKAN TEORI APOS PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR (ALJABAR ABSTRAK)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI SIKLUS ACE PADA PEMBELAJARAN KIMIA Oleh I Wayan Soma 1

Elah Nurlaelah Jurusan Pendidikan Matematika, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi pembangunan suatu

BAB III METODE PENELITIAN

PROFIL PEMBENTUKAN SKEMA SISWA SD DALAM MEMECAHKAN MASALAH YANG TERKAIT DENGAN OPERASI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

ABSTRAKSI REFLEKTIF DALAM BERFIKIR MATEMATIKA TINGKAT TINGGI

Desi Wahyuningtyas 16, Didik Sugeng Pambudi 17, Dinawati Trapsilasiwi 18

MODUL PEMBELAJARAN LIMIT DENGAN TEORI APOS. Retno Marsitin Universitas Kanjuruhan Malang

Penggunaan Maple dalam Pembelajaran Teori Grup

Peningkatan Kemandirian Belajar Mahasiswa Melalui Penggunaan Pendekatan Modifikasi APOS

BEBERAPA HASIL PENELITIAN YANG BERKAITAN DENGAN TEORI APOS. Oleh: Elah Nurlaelah Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran matematika di perguruan tinggi membutuhkan

PROGRAM ISETL PADA TEORI APOS SEBAGAI UPAYA MEMBANTU MAHASISWA MEMAHAMI MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR DI STAIN BATUSANGKAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berikut hasil analisis dari subjek 1 dari soal nomor


JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN M-APOS BERSETING STAD UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN HOMOMORFISMA GRUP BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

TEORI APOS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN

Rencana Perkuliahan. Kelas : A, B, C, D. SKS/JS : 3/3 : Yus Mochamad Cholily

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif.

TEOREMA BURNSIDE DAN POLYA UNTUK MENENTUKAN POLA PEWARNAAN GRUP PERMUTASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai

Pembelajaran Mata Kuliah Struktur Aljabar Yang Berbasis Komputer Dan Tugas Terstruktur Untuk Menggali Potensi Kreatif Dan Daya Matematik Mahasiswa

RING FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA FUZZY RING AND ITS PROPERTIES

BAB I PENDAHULUAN Pengantar Bahasa ISETL

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan

Sistem Pembelajaran Aljabar Abstrak Menggunakan Software Gap

ENUMERASI DIGRAF TIDAK ISOMORFIK

TERBENTUKNYA KONSEPSI MATEMATIKA PADA DIRI ANAK DARI PERSPEKTIF TEORI REIFIKASI DAN APOS

DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

KAJIAN HASIL-HASIL PENELITIAN YANG BERKAITAN DENGAN TEORI APOS DAN KREATIVITAS MATEMATIKA

Anggraini, Gandung Sugita Kata Kunci: Tutor Sebaya, Penguasaan mahasiswa, Struktur Aljabar I

GELANGGANG ARTIN. Kata Kunci: Artin ring, prim ideal, maximal ideal, nilradikal.

Jurusan Pendidikan Matematika

SUBGRUP C-NORMAL DAN SUBRING H R -MAX

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

1. GRUP. Definisi 1.1 (Operasi Biner) Diketahui G himpunan dan ab, G. Operasi biner pada G merupakan pengaitan

DESKRIPSI MATA KULIAH : STRUKTUR ALJABAR I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR APOS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIKLUS ACE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (PTK

ORDER UNSUR DARI GRUP S 4

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI APOS (AKSI, PROSES, OBJEK, SKEMA) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SMP NEGERI 2 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.

SUBGRUP NORMAL. Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

P 45 MENINGKATKAN AKTIFITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR

TUGAS AKHIR SM 1330 GRUP ALTERNATING A. FARIS UBAIDILLAH NRP Dosen Pembimbing Dr. Subiono, MS.

Pengembangan LKS Berbasis APOS Berbantuan Microsoft Excel Pada Pokok Bahasan Program Linier di SMK

KONSTRUKSI HOMOMORFISMA PADA GRUP BERHINGGA

STRUKTUR ALJABAR 1. Kristiana Wijaya

Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN:

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

PENDEKATAN IDENTIFIKASI LOGIK DALAM PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR (The Logical Identification Approach on the Subject of Abstract Algebra)

Jurnal Apotema Vol.2 No. 2 62

APOTEMA: Jurnal Pendidikan Matematika. Volume 2, Nomor 2 Juli 2016 p ISSN BILANGAN SEMPURNA GENAP DAN KEPRIMAAN BI LANGAN MERSENNE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Analisis Pemahaman Siswa Berkemamapuan Tinggi Berdasarkan Teori APOS

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

KARAKTERISTIK KOPRODUK GRUP HINGGA

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

Mengembangkan Kemampuan Mahasiswa dalam Memvalidasi Bukti pada Aljabar Abstrak melalui Pembelajaran Berdasarkan Teori APOS

Karakteristik Koproduk Grup Hingga

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 6 No.2 Tahun 2017

Rencana Perkuliahan. Kelas : A, B, C, D. SKS/JS : 3/3 : Yus Mochamad Cholily

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN STRUKTUR ALJABAR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE GAP. Ema Carnia, Isah Aisah, Sisilia Sylviani Jurusan Matematika Universitas Padjadjaran

Restia Sarasworo Citra 1, Suryoto 2. Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

Kriteria Struktur Aljabar Modul Noetherian dan Gelanggang Noetherian

JURNAL. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. percobaan/lapangan yang terjadwal (Tim b, 2011). Untuk memudahkan

ANALYSIS OF MATHEMATICS TEACHER PROBLEM IN LEARNING IMPLEMENTATION SENIOR HIGH SCHOOL

STRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS

STRUKTUR ALJABAR: RING

Penjumlahan dari Subnear-ring Fuzzy

ANTI SUBGRUP FUZZY. Kata Kunci: Lower level subset, Anti subgrup fuzzy, Lower Level Subgrup.

GRUP HINGGA NILPOTENT. Patma dan Hery Susanto Universitas Negeri Malang

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat dari Grup Faktor

Himpunan dan Fungsi. Modul 1 PENDAHULUAN

Elvri Teresia br Sembiring adalah Guru Matematika SMA Negeri 1 Berastagi

K-ALJABAR. Iswati dan Suryoto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang 50275

PENGANTAR PADA TEORI GRUP DAN RING

Modul Faktor Dari Modul Supplemented

Bahan Ajar untuk Guru Kelas Kelas 5 Perkalian dan Pembagian pada Bilangan Bulat

Transkripsi:

LEMBAR KERJA MAHASISWA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I DENGAN PROGRAM ISETL Oleh : Elah Nurlaelah Jurusan Pendidikan Matematika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia Jl.Dr. Setia Budhi No 229 Bandung Abstrak Setiap proses pembelajaran mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Untuk membantu pencapaian tujuan tersebut khususnya pada mata kuliah Struktur Aljabar I digunakan media komputer dan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM). Media ini digunakan berkaitan dengan penggunaan Program ISETL dalam proses pembelajaran mata kuliah Struktur Aljabar I berdasarkan teori APOS. Penyusunan LKM selalu didasarkan kepada materi yang akan diajarkan pada setiap pertemuan melalui sekumpulan instruksi ISETL. Disamping itu penyusunan LKM merupakan implementasi dari proses pembelajaran berdasarkan siklus ACE( Action, Class Discussion, Excercises ) khususnya untuk langkah action. Kata Kunci : LKM, Teori APOS, Siklus ACE, Program ISETL ( Interactive SET Language), 1. Pendahuluan Komputer dapat digunakan sebagai salah satu media alternatif dalam pembelajaran di tingkat perguruan tinggi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan komputer, diantaranya mahasiswa dapat menggunakan komputer untuk melakukan perhitungan ataupun menemukan pola, mereka dapat pula menggunakan komputer sebagai suatu alat untuk menyelesaikan masalah dan mengaplikasikannya pada masalah matematika di lapangan. Di bidang pendidikan matematika, komputer dapat digunakan untuk membantu mahasiswa dengan cara yang berbeda. Yaitu komputer dapat digunakan sebagai alat untuk membantu mahasiswa dalam mengkonstruksi mental yang berkaitan dengan pemahaman terhadap suatu konsep. Tujuan yang ingin dicapai dari konstruksi mental atas suatu konsep matematika adalah supaya mereka memahami konsep tersebut lebih mantap. Konstruksi mental yang diharapkan terbentuk adalah action, pocesses, objects, dan schema (APOS). Dubinsky dalam [3] menyatakan bahwa konstruksi mental seseorang dapat terbentuk ketika dia melakukan atau menuliskan sendiri instruksi-instruksi matematika pada komputer. Dengan menulis dan menjalankan sendiri instruksi-instruksi matematika pada komputer akan menolong mahasiswa memahami konsep matematika sehingga konsep tersebut menjadi lebih kongkrit dalam pikiran mahasiswa. Disamping itu ketika mahasiswa mendapatkan output dari instruksi-intruksi matematika yang dituliskannya pada komputer mereka dapat membayangkan apa yang sedang terjadi dalam memori komputer, untuk selanjutnya mereka sendiri dapat menjelaskan apa yang diperoleh dengan kata-kata sendiri. Seperti yang dikemukakan di atas media yang digunakan untuk mencapai tujuan ini adalah komputer, disamping itu digunakan pula salah satu program komputer yang disebut program ISETL ( Interactive SET Language). Dalam [3] dijelaskan bahwa ISETL merupakan program komputer yang bersifat interaktif dan dipergunakan untuk membantu mahasiswa dalam memahami suatu konsep matematika. ISETL didesain sedemikian rupa sehingga bahasa yang dipergunakannya mudah dipahami dan cukup dekat dengan bahasa matematika, seperti logika matematika, himpunan sebagai pasangan terurut, dan fungsi sebagai suatu proses. Berkaitan dengan penggunaan program ISETL, pada makalah ini akan diungkapkan salah satu proses penelitian yang dilakukan di UPI. Karena beberapa hal yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan pada penelitian ini dalam bekerja dengan program tersebut mahasiswa dipandu oleh suatu lembar kerja yang berisi tentang instruksi - instruksi ISETL. Setiap lembar kerja berisi instruksi-instruksi yang berkaitan dengan materi-materi (dalam hal ini materi tentang Struktur Aljabar I / Aljabar Abstraks) yang akan disampaikan pada setiap pertemuan kelas. Contoh-contoh lembar kerja mahasiswa (LKM) dapat dilihat pada bagian akhir. Pembelajaran 1

ini terdiri dari dua pertemuan setiap minggunya, yaitu satu pertemuan di laboratorium komputer dan satu pertemuan di kelas. Landasan teori dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan komputer dan program ISETL adalah Teori APOS dan siklus ACE sebagai implementasi dari teori tersebut. Kedua hal ini diuraikan sebagai berikut. 2. Teori APOS Teori APOS adalah suatu teori konstruktivisme tentang bagaimana suatu konsep matematika dipelajari. Teori ini merupakan elaborasi dari kelompok RUMEC ( Research Undergraduate Mathematics Education Community ) tentang konstruksi mental action, pocesses, objects, dan schema. Kaitan antara tingkatan konstruksi mental action, pocesses, objects dapat dihubungkan dalam suatu bagan seperti terlihat dalam Gambar 1 dibawah ini, dan selanjutnya dikelompokkan/ diorganisasikan dalam suatu schema. Interiorization Action OBJECTS PROCESSES Coordination Inversion Encapsulation De-Encapsulation Gambar 1 Dalam [1] Teori APOS dijelaskan sebagai berikut; Action adalah suatu transformasi objek-objek yang dirasakan individu sebagai sesuatu yang diperlukan, baik secara eksplisit maupun yang berasal dari ingatan, serta instruksi tahap demi tahap bagaimana melakukan operasi. Sebagai contoh Seorang individu dengan konstruksi mental tingkat Action, ketika dia memikirkan konsep koset kiri, maka dia akan membatasi permasalahan dengan mengambil contoh kongkritnya misalnya Z 20 sebagai suatu grup dan H = {0,4,8,12,16} sebagai subgrup dari Z20. Selanjutnya dia menentukan koset kiri dari elemen 5, yaitu himpunan 5+H = {1,5,9,13,17} yang merupakan elemen dari Z20 yang bersisa satu ketika dibagi 4. Process adalah Suatu konstruksi mental yang terjadi secara internal yang diperoleh ketika seseorang sudah bisa melakukan tingkat action secara berulang kali. Dalam tingkat process individu tersebut tidak terlalu banyak memerlukan stimuli dari luar karena dia merasa bahwa suatu konsep tertentu sudah berada dalam ingatannya. Pada tingkat ini dia dapat menelusuri kebalikan dan mengkomposisikan dengan proses lainnya. Sebagai contoh seortang individu berada pada tingkat process apabila dia dapat membayangkan bagaimana mengkonstruksi koset-koset kiri dari suatu grup jika diberikan subgrup tertentu tanpa harus merinci elemenelemennya, tetapi dia dapat menjelaskan bagaimana proses terbentuknya koset kiri tersebut. Tetapi pada tingkatan mental ini dia belum dapat mnendefinisikan atau menjelaskan bagaimana operasi biner antara dua koset dapat terjadi. Object dikonstruksi dari process ketika individu telah mengetahui bahwa process sebagai suatu totalitas dan menyadari bahwa transformasi dapat dilakukan pada process tersebut. Sebagai contoh seorang individu memahami koset-koset sebagai object, ketika dia memikirkan banyaknya koset dari suatu grup, dapat menentukan kardinalitas dari koset-koset, membandingkan kesamaan dua buah koset, atau dapat menggunakan operasi biner pada himpunan semua koset dari suatu grup. 2

Schema untuk suatu konsep matematika tertentu adalah kumpulan action, process, dan object atau schema yang lain yang dihubungkan oleh beberapa prinsip secara umum untuk membentuk kerangka konsep dalam pikiran seseorang untuk dihimpun dalam konsep yang berkaitan. Jadi schema adalah suatu totalitas pemahaman seseorang terhadap suatu konsep yang sejenis. Pada tingkat schema individu sudah dapat membedakan mana yang termasuk ke dalam suatu fenomena dan mana yang tidak. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa suatu schema merupakan kumpulan dari schema- schema yang lebih kecil yang sejenis. Selanjutnya Dubinsky dalam [1] menyatakan bahwa dasar dari munculnya teori APOS adalah terdapat banyak konsep matematika yang sulit dipahamai oleh mahasiswa ( seperti Aturan Rantai, Teorema Lagrange, dan konstruksi Grup Faktor ( Quotient Group)). Konsep-konsep tersebut akan mudah diterima oleh mahasiswa jika mereka telah mengkonstruksi action, processes, object, dan schema yang tepat. Cara yang dianjurkan untuk melaksanakan hal ini adalah mahasiswa harus menuliskan program komputer yang menuju kepada pembentukan konstruksi mental mereka. Selanjutnya hasil yang diperoleh direfleksikan dalam diskusi kelas, ditambah dengan mengerjakan tugas-tugas yang beresuaian untuk mengkonstruksi pemahaman terhadap materi matematika tertentu, cara pengajaran seperti itu disebut pengajaran dengan siklus ACE ( Activities, Class discussion, Exercises). 3. Siklus ACE Dalam [1] implementasi pengajaran berdasarkan siklus ACE dijelaskan sebagai berikut; Activities; Mahasiswa bertemu di laboratorium komputer dan mereka bekerja dalam kelompok (terdiri dari 3 atau 4 orang ) untuk mengerjakan tugas-tugas komputer. Tugas-Tugas dirancang untuk membentuk konstruksi mental yang diharapkan dalam teori APOS. Bekerja di laboratorium komputer tidak dibatasi oleh waktu, sehingga mahasiswa dapat mengunjungi laboratorium kapan saja. Tujuan utama dari tugas ini adalah mahasiswa mendapat pengalaman untuk menemukan sesuatu, tidak hanya sekedar untuk mendapat jawaban yang benar. Class discussion; Mahasiswa bertemu di dalam kelas biasa, dan mereka masih bekerja dalam kelompok. Pertemuan di dalam kelas bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengemukakan temuan temuan yang mereka peroleh di laboratorium. Berbagai masalah yang muncul dari setiap kelompok selama berada di laboratorium dikemukakan pada pertemuan kelas ini. Keuntungan dari diskusi kelas ini akan terjadi pertukaran informasi yang saling melengkapi sehingga mahasiswa mempunyai pemahaman yang sama terhadap suatu konsep. Sementara itu dosen berperan sebagai fasilitator dalam mengarahkan diskusi mahasiswa menuju ke arah konsep yang benar. Exercises; Mahasiswa masih bekerja dalam kelompoknya, bertujuan untuk memantapkan konsep yang telah diperoleh. Mereka diberi tugas tambahan baik berupa tugas yang harus menggunakan komputer ataupun tugas yang berupa latihan latihan soal. 4. Lembar Kerja Mahasiswa untuk Pembelajaran Mata Kuliah Struktur Aljabar I Saat ini di Jurusan Pendidikan Matematika UPI sedang mencoba menerapkan konsep pembelajaran yang diuraikan diatas, mata kuliah yang diujicoba adalah Struktur Aljabar I / Aljabar Abstrak. Terdapat tiga kelas untuk mata kuliah ini, tetapi hanya kelas yang penulis bina yang menjadi kelas uji coba. Dalam melaksanakan ujicoba ini tidak semua yang dianjurkan dalam teori pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan secara penuh, karena terdapat beberapa hal yang perlu disesuaikan dengan kondisi pengajaran di Jurusan Pendidikan matematika UPI. Hal-hal tersebut adalah; Waktu, Fasilitas ( laboratorium komputer), dan Buku sumber. Seperti yang telah diuraikan dalam pembelajaran dengan siklus ACE, disebutkan bahwa dalam melaksanakan kegiatan dilaboratorium tidak dibatasi oleh waktu, sementara itu di UPI tentu hal ini tidak dapat dilaksanakan. Karena kami hanya memiliki 2 laboratorium yang penjadwalannya sangat padat, sehingga tidak mungkin untuk melaksanakan praktikum yang tanpa batas waktu. Disamping itu urutan materi yang ada pada 3

buku sumber dengan urutan materi yang disusun di Jurusan Pendidikan Matematika UPI agak berbeda. Buku sumber yang berkaitan dengan teori pembelajaran ini yaitu Learning Abstact Algebra with ISETL. Oleh karena itu dengan tujuan untuk tetap dapat mencoba dan menjalankan metode ini maka dicari jalan keluar yang dapat mengatasi masalah diatas yaitu waktu praktikum yang terbatas dan memilih bagian-bagian materi yang menjadi prioritas dan seuai dengan tujuan pembelajaran mata kuliah ini. Supaya waktu yang terbatas menjadi efektif pada waktu praktikum dilaboratorium komputer dan materi tersampaikan maka disusunlah lembar kerja mahasiswa (LKM ) sebagai panduan untuk mahasiswa dalam praktikum di laboratorium. Lembar kerja ini berisi instruksi-instruksi ISETL yang berkaitan dengan konsep konsep yang belum diajarkan di kelas. Tujuan mengerjakan lembar kerja ini dimaksudkan untuk memberikan stimuli dan pengalaman yang mengarah pada konstruksi mental atas suatu konsep. Hasil yang diperoleh selama melakukan aktivitas di laboratorium akan di diskusikan di kelas pada pertemuan berikutnya. Jadi aktivitas laboratorium ini merupakan pembuka dalam mengikuti perkuliahan di kelas, tidak terjadi sebaliknya. Dengan kegiatan labotratorium ini mahasiswa telah mempunyai bekal untuk mengikuti kegiatan di kelas. Berikut adalah contoh lembar kerja mahasiswa beserta penjelasan konsep materi apa yang ingin disampaikan, dan konstruksi mental apa yang diharapkan terbentuk. Soal-soal dalam LKM disadur dari [3] dan [5] Lembar Kerja I no.1 1. Berikut adalah perintah- perintah ISETL. Pengetikan instruksi ISETL dimulai setelah muncul promt > atau >>. Setelah anda mengetik ; (titik koma) tebak jawaban yang akan muncul, lalu tekan Enter. Apakah jawaban anda sesuai dengan yang dihasilkan komputer? Jika tidak coba cari alasannya! > 7 + 18; 25; > 13 * (-233.8); -3039.400; > 6 = 2*3; > 5 >= 2 * 3; > 170 >> + 237 460 >> *2 >>; -513; > n := 37 mod 23; > n; 14; > N; OM > p := -4 mod 23; > p; 19; > ( n+ p) mod 23 = 10; > is_number(3.7); is_number (3 < 4); is_boolean(3 < 4); > A : = Abstract Algebra ; > A(1); A ; > A(4); A(9); t ; 4

; > A(11); A(6); A(10); l ; a ; A ; > is_string(a); is_string(a(6)); > A = A(10); > B := ABSTRACT ; C := AB + STRACT ; > B = C; > B in ABS ; b in ABS ; Pada lembar kerja no. 1, mahasiswa diminta untuk mengerjakan latihan ini dengan tujuan mengenalkan program ISETL, dan pada saat yang sama pada lembar kerja tersebut terdapat beberapa konsep yang bertujuan membentuk konstruksi mental tingkat action. Lembar Kerja 4 1. Untuk setiap instruksi ISETL berikut, cobalah untuk menebak hasil apa yang akan diperoleh. Selanjutnya run intruksi tersebut dan periksa tebakan anda. Jelaskan perintah apa yang anda kerjakan dari instruksi ISETL tersebut. > Z20 := [0..19]; > G := Z20; > o := func (x, y); >> if ( x in G and y in G ) then >> return ( x+y) mod 20; > is_closed := func (G,o); >> return forall x, y in G x.o y in G; >> end func; > is_closed(g,o); > is_assoc := func ( G,o); >> return forall x, y, z in G ( x.o y).o z = x.o ( y.o z); >> end func; > is_assoc ( G, o); > has_identity := func (G,o); >> return >> exists e in G ( forall x in G x.o e = x); >> end func; > has_identity (G,o); > $identity > identity := func (G, o); >> return >> choose e in G ( forall x in G e.o x = x and x.o e = x); 5

> identity (G, o); > has_inverses := func(g, o); >> local e; e := identity (G,o); >> return >> is_defined(e) and ( forall x in G exists x' in G x.o x' = e); > has_inverses(g, o); > $inverses of element x > inverse := func(g, o, x); >> local e; >> e := identity(g, o); >> return choose x' in G x'.o x = e; > inverse(g,o,5); inverse(g,o,12); inverse(g, o,15); 2. Susun instruksi ISETL untuk setiap pasangan himpunan G dan operasi o a. G adalah Z12 ( bilangan bulat modulo 12 ) dan o adalah a12 ( penjumlahan modulo 12) b. G adalah Z12 ( bilangan bulat modulo 12) dan o adalah m12 ( perkalian modulo 12) c. G adalah twoz12 ( bilangan bulat genap modulo 12) dan o adalah m12 ( perkalian modulo 12) d. G adalah Z12 {0} dan o adalah m12 e. G adalah Z5 (bilangan bulat modulo5) dan o adalah m5 (perkalian modulo 5) f. G adalah Z5 {0} dan o adalah m5 g. G adalah S3 ( himpunan permutasi dari {1,2,3}) dan o adalah komposisi permutasi. 3. Periksa semua himpunan dan oprasi pada soal no.2 dengan menggunakan perintah soal no.1. Himpunan dengan operasi yang manakah yang memenuhi semua sifat pada soal 1. Lembar Kerja 4 no.1 berisi tentang instruksi-instruksi untuk menjelaskan konsep / definisi grup. No.2. berisi instruksi untuk menyusun himpunan dan operasinya dalam program ISETL. Sedangkan no. 3 berisi instruksi untuk memeriksa himpunan dengan operasi yang mana yang merupakan grup. Lembar Kerja ini bertujuan untuk membentuk konstruksi mental action, processes, objects, dan schema 5. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas maka penggunaan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) pada perkuliahan Struktur Aljabar I dengan menggunakan Program ISETL dan Siklus ACE sebagai metode pembelajarannya cukup menunjang. Karena dapat membantu mengatasi permasalahan yang timbul yaitu waktu praktikum yang terbatas dan susunan materi yang berbeda antara buku sumber yang dipakai dan susunan materi di jurusan matematika UPI. Berkaitan dengan pelaksanaan praktikum secara keseluruhan, berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa mahasiswa merasa termotivasi belajar dengan metode pembelajaran ini, karena mahasiswa menganggap dengan adanya kegiatan praktikum di laboratorium komputer mereka memiliki bahan untuk diskusi pada pertemuan kelas. Disamping itu pada metode pembelajaran ini mereka selalu berada dalam kelompok sehingga mereka dapat saling membantu dalam menghadapi kesulitan. Hasil lengkap data penelitian dan hasil analisanya akan disampaikan pada makalah yang lain. 6

Daftar Pustaka [1]. Asiala, Mark. et al.(1996). A framework for Research and Curriculum Development in Undergraduate Mathematics Education.. Research in Collegiate Mathematics Education II, CBMS Issues in Mathematics Education, 6, 1 32, [2]. Brown, Anne. et al. (1997). Learning Binary Operations, Groups, and Subgroups. Journal of Mathematical Behavior, 16 (3), 187 239. [3]. Dubinsky, Ed. (1995). ISETL : A Programming Language for Learning Mathematics. Communications on Pure and Applied Mathematics.Vol. XLVIII, 1027 1051. [4]. Dubinsky, Ed. & Mc.Donald, M.A. (1991). APOS : A Constructivist Theory of Learning in Undergraduate Mathematics Education Research. Research in Collegiate Mathematics Education II, CBMS Issues in Mathematics Education [5]. Dubinsky, Ed. & Leron, Uri. (1996). Learning Abstact Algebra with ISETL. New York. Springer Verlag. [6]. Dubinsky, Ed. ( 2000 ). Writing Programs to Learn Mathematics. Georgia State University, USA.. http : // trident. mcs.kent.edu/~edd/ [7]. Leron, Uri. et al (1994). On Learning Fundamental Concept of Group Theory, Educational Study in Mathematics, 27, 267 305. 7