KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR BOKS ARSIP ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2001

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR BOKS ARSIP KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

STANDAR BOKS ARSIP BERDASARKAN KEPUTUSAN KEPALA ANRI NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR BOKS ARSIP. Oleh : Fajar Sulistyo

Standard Box Arsip Standard Box Arsip

STANDAR FOLDER DAN GUIDE ARSIP

Kepka ANRI No.11 Tahun 2000 tentang STANDAR BOX ARSIP Kepka ANRI No.11 Tahun 2000 tentang STANDAR BOX ARSIP

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 03 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR MINIMAL GEDUNG DAN RUANG PENYIMPANAN ARSIP INAKTIF

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya Cilandak Timur, Jakarta 12560, telp , Fax. (021)

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR PENYIMPANAN FISIK ARSIP

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR MINIMAL GEDUNG DAN RUANG PENYIMPANAN ARSIP INAKTIF

PEDOMAN PENGGUNAAN KERTAS UNTUK ARSIP BERNILAIGUNA TINGGI

KARDUS BOX ARSIP STANDAR KARDUS ARSIP. SPESIFIKASI Bahan Kardus Arsip terbuat dari

KATA PENGANTAR. Bagian Hukum dan Perundang-undangan Arsip Nasional Republik Indonesia

KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NO 342 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2000 TENTANG BADAN ARSIP PROPINSI JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP STATIS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 56 TAHUN 2000

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG BUPATI TANGERANG,

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 38 TAHUN 2001 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP STATIS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP STATIS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

Standard Box Arsip STANDAR BOX ARSIP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP STATIS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENYUSUTAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1961 TENTANG POKOK-POKOK KEARSIPAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK BUPATI GRESIK

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KEHUTANAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI

BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1971 TENTANG KETENTUAN POKOK KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 106 TAHUN 1980 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

SNI 0123:2008. Standar Nasional Indonesia. Karton dupleks. Badan Standardisasi Nasional ICS

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1971 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. hal.2. 1 Zulkifli Amsyah, Manajemen Kearsipan, Gramedia Pustaka, Jakarta, 2005,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 36 TAHUN 2007 T E N TANG JADWAL RETENSI ARSIP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, KEPUTUSAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 100 TAHUN 2004

Standar Pelayanan Penyimpanan Arsip Inaktif di Lingkungan Sekretariat Negara

GUBERNURNUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2017 NOMOR 23 UN2014 NOMOR 26

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 26 TAHUN 2006 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Perda Kab. Belitung No. 27 Tahun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ' KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

BAB I PENDAHULUAN. Arsip merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia, tanpa disadari

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH

BAB II PERANGKAT KEARSIPAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 35 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JAYAPURA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR : 27 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara R

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 146 TAHUN 2003

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 784 TAHUN 2011 TENTANG

- 1 - BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

2016, No Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 58 TAHUN 2008

KATA PENGANTAR. Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden, Garibaldi Sujatmiko

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 11 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KEARSIPAN

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA KEARSIPAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN Oleh : Rusidi, Arsiparis Madya BPAD DIY.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

2017, No d. kearsipan untuk mendukung tata kelola organisasi yang baik; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara R

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Diklat Penyusutan Arsip

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

Oleh : Dra. Anna Nunuk Nuryani

Transkripsi:

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR BOKS ARSIP ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2001 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI KEPUTUSAN KEPALA ANRI NOMOR : 11 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR BOKS ARSIP LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA ANRI NOMOR : 11 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR BOKS ARSIP PENDAHULUAN 1. RUANG LINGKUP 2. PENGERTIAN 3. MAKSUD DAN TUJUAN 4. SPESIFIKASI 5. KLASIFIKASI 6. BENTUK DAN RANCANG BANGUN 7. FUNGSI 8. CARA PENGGUNAAN PENUTUP

KATAPENGANTAR Tujuan kearsipan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 3 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan adalah menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan pemerintah. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dalam Pasal 6. Undang-undang di atas, disebutkan pemerintah melakukan upaya mempertinggi mutu penyelenggaraan kearsipan nasional dengan menggiatkan usahausaha penyelenggaraan kearsipan yang membimbing kearah kesempurnaan, pendidikan kader ahli kearsipan, penerangan/kontrol/pengawasan, perlengkapan-perlengkapan teknis kearsipan serta penyelidikan-penyelidikan ilmiah di bidang kearsipan pada umumnya. Arsip Nasional RepubJik Indonesia (ANRI) sebagai Instansi yang bertanggungjawab dalam Pengkajian dan Penyusunan Kebijakan Nasional Kearsipan mempunyai fungsi melakukan koordinasikegiatan fungsional dalam pelaksanaan, pelancaran dan pembinaan terhadap kegiatan Instansi Pemerintah dibidang kearsipan. Dalam rangka mempertinggi mutu penyelenggaraan kearsipan nasional, diperlukan usaha pembinaan pelaksanaan sistem penyelenggaraan kearsipan nasional yang dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Salah satu sarana pembinaan kearsipan adalah adanya standar kearsipan, termasuk di dalamnya adalah Standar Boks Arsip. Dengan disahkannya Standar Boks Arsip, diharapkan dapat dijadikan salah satu pedoman penyejenggaraan kearsipan sehingga lebih berdayaguna dan berhasilguna bagi penyelenggaraan manajemen pada umumnya. Untuk itu, kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kepala dan seluruh jajaran pimpinan ANRI yang telah secara bijaksana memberi banyak dukungan. khususnya kepada Deputi Pembinaan dan Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan, seluruh stat Pusat Prasarana dan Sarana Kearsipan yang telah membantu dan bekerja keras dalam penyusunan standar ini. Mengingat bahwa tuntutan manajemen dan perkembangan teknologi yang berkembang secara cepat dari waktu ke waktu, maka Standar ini senantiasa perlu untuk dikoreksi dan disempumakan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan yang ada, sehingga Standar ini akan semakin baik dan sempuma. Terima kasih.

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR BOKS ARSIP KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa untuk menjamin keselamatan bahan pertanggung-jawaban nasional sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 pasal 3 menyatakan bahwa tujuan kearsipan adalah menjamin keselamatan bahan pertanggung-jawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggung-jawaban tersebut bagi kegiatan pemerintah, dan Pasal 6 ayat d, pemerintah mempertinggi mutu penyelenggaraan kearsipan nasional diantaranya melalui usaha-usaha pengkajian dan pengembangan peralatan teknis kearsipan; b. bahwa dalam rangka terciptanya Standardisasi di bidang Prasarana dan Sarana Kearsipan khususnya standar untuk penyimpanan arsip, dipandang perlu mengeluarkan Standar Boks Arsip. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan (LN Tahun 1971 Nomor 32, TLN Nomor 2964); 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan (LN Tahun 1997 Nomor 18 TLN Nomor 3674); 3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 4. Peraturah Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1991 tentang Standar Nasionallndonesia; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 1999 tentang Tata Cara Penyerahan dan Pemusnahan Dokumen Perusahaan; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom; 8. Keputusan Presiden RI Nomor 166 Tahun 2000 yang telah diubah dengan Keputusan Presiden RI Nomor 173 Tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen; 9. Keputusan Presiden RI Nomor 178 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Lembaga Pemerintah Non Departemen; 10. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 71 Tahun 1993 tentang Pedoman Tata Persuratan Dinas; 11. Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor OT. 00/390/36/1994 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Arsip Nasional Republik Indonesia; 12. Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2000 tentang Standar Minimal Gedung dan Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif; 13. Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2000 tentang Pedoman Penggunaan Kertas untuk Arsip Bernilaiguna Tinggi.

MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR BOKS ARSIP. Pasal1 Standar Boks Arsip untuk penyimpanan arsip selanjutnya disebut Standar, sebagaimana terlampir dalam keputusan ini. Pasal 2 Standar ini, dijadikan sebagai acuan dan pedoman pokok dalam penyelenggaraan penyimpanan Arsip bagi Lembaga-lembaga Negara, Swasta dan Badan-badan Pemerintah Pusat maupun Daerah. Pasal 3. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 27 Maret 2000 KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Dr. MUKHLIS PAENI

Lampiran Keputusan Kepala Arsip Nasional RI. Nomor : 11 tahun 2000 Tanggal : 22 Desember 2000 Tentang : Standar Boks Arsip PENDAHULUAN Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan Pasal 3 menyatakan bahwa tujuan kearsipan adalah "menjamin keselamatan bahan pertanggung-jawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta menyediakan bahan pertanggung jawaban nasional bagi kegiatan pemerintahan. Sedangkan Pasal 6 ayat d mengamanatkan bahwa pemerintah mempertinggi mutu penyelenggaraan kearsipan nasional diantaranya dengan menggiatkan usaha-usaha pengkajian dan pengembangan perlengkapanerlengkapan teknis kearsipan, baik arsip konvensional maupun arsip media baru. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai Instansi yang bertanggungjawab dalam pembinaan kearsipan, salah satu fungsinya adalah pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional dibidang kearsipan Pengkajian serta penyusunan standar peralatan kearsipan merupakan salah satu bentuk dari fungsi tersebut. Disamping itu, dafam rangka penyelamatan bahan bukti pertanggung-jawaban nasional, arsip yang tercipta dalam berbagai jenis media rekam, serta dapat membantu kelancaran dalam penyimpanan, penyajian dan penemuan kembali dengan cepat, tepat serta murah, maka perlu ditetapkan Standar Boks Arsip. 1. RUANG LINGKUP Standar Boks Arsip ini meliputi spesifikasi, klasifikasi, bentuk dan rancang bangun, fungsi dan cara penggunaan. 2. PENGERTIAN Yang dimaksud dengan : 2.1 Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat kesehatan, keselamatan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya (PP Nomor 15 Tahun 1991 Pasal1 tentang Standar Nasional Indonesia). 2.2 Arsip adalah a) naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan; b) naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan-badan Swasta dan atau Perorangan dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan. (Undang-undang Nomor : 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan). 2.3 Arsip Dinamis adalah arsip yang dipergunakan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi negara. (Undang-undang Nomor : 7 Tahun 1971 Pasal 2 ).

2.4 Arsip aktif adalah arsip dinamis yang secara langsung dan terus menerus diperlukan dan dipergunakan dalam penyelenggaraan administrasi. (Peraturan Pemerintah Nomor: 34 Tahun 1979 Pasal 1 Ayat 3 tentang Penyusutan Arsip). 2.5 Arsip Inaktif adalah arsip dinamis yang frekwensi penggunaannya untuk penyelenggaraan administrasi sudah menurun. (Peraturan Pemerintah Nomor : 34 Tahun 1979 Pasal 1 Ayat 3). 2.6 Arsip Statis adalah arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya maupun untuk penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara (Undang-undang Nomor : 7 Tahun 1971 Pasal 2). 2.7 Boks Arsip adalah sarana tempat penyimpanan arsip inaktif dan arsip statis dalam bentuk kertas yang diletakkan dalam rak arsip, terbuat dari beberapa Lapisan kertas medium bergelombang dengan kertas lainer sebagai penyekat dan pelapisnya. 2.8 Karton gelombang adalah karton yang dibuat dari satu atau beberapa lapisan kertas medium bergelombang dengan kertas lainer sebagai penyekat dan pelapisnya (SNI14-0094-1996, Spesifikasi Kertas Medium). 2.9 Kertas Medium adalah kertas yang dipakai sebagai lapisan bergelombang pada karton gelombang (NI 14-0094-1996, Spesifikasi Kertas Medium). 2.10 Kertas lainer adalah kertas yang dipakai sebagai penyekat dan pelapis pada karton gelombang (SNI 14-0095-1996, Spesifikasi Kertas Lainer). 2.11 Gramatur adalah massa lembaran kertas dalm gram dibagi dengan satuan luas kertas dalam meter persegi, diukur pada kondisi standar.(sii.0438-81, Cra Uji Gramatur Kertas dan Karton) 2.12 Ketahanan Tekan Lingkar (Ring Crush) Daya tahan tepi lingkar kertas terhadap suatu tekanan, dinyatakan dalam kilogram gaya (kgf) atau dalam Newton (N), diukur pada kondisi standar. (SNI14-0094-1996, Spesifikasi Kertas Medium). 2.13 Uji Concora (Ketahanan Tekan Datar) Daya tahan permukaan karton gelombang terhadap suatu tekanan, dinyatakan dalam kilogram gaya (kgf) atau datam Newton(N},diukur pada kondisi standar. (SNI 14-0094-1996, Spesifikasi Kertas Medium). 3. MAKSUD DAN TUJUAN 3.1 Maksud Standar Boks Arsip ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam penyimpanan arsip baik arsip inaktif maupun statis untuk lebih berhasil guna dan berdaya guna. 3.2 Tujuan Standar Boks Arsip ini disusun dengan tujuan agar Lembaga-lembaga Negara, Badan-badan Pemerintah baik Pusat maupun Daerah dan Swasta dapat menentukan dan memilih sarana yang berkualitas sesuai dengan tipe dan karakter jenis arsipnya untuk menunjang kelancaran manajemen kearsipan. 4. SPESIFIKASI 4.1 Bahan Boks Arsip terbuat dari Karton Gelombang, yaitu karton yang dibuat dari beberapa lapisan kertas medium bergelombang dengan kertas lainer sebagai penyekat dan pelapisnya, sesuai dengan (SNI 14-0094-1996, Spesifikasi Kertas Medium). 4.2 Keadaan lembaran Rata, tidak kotor, tidak berlubang dan tidak kisut. 5. KLASIFIKASI 5.1 Berdasarkan Bahan Dasar. Berdasarkan.besarnya nilai Ketahanan Tekan Lingkar pada arah silang mesin dan Ketahanan Tekan Datar Kertas Medium Bergelombang, kertas medium dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas A dan kelas B. Lihat Tabel1

Tabel1 Klasifikasi Bahan Dasar KELAS GRAMATUR Gm/m2 TEBAL mm KETAHANAN TEKAN LINGKAR (Ring Crush) Kgf (N) KETAHANAN TEKAN DATAR (Uji Concora) Kgf (N) A 112 125 150 0.18 0.20 0.20 0.23 0.24 0.27 11.2 (110) 12.5 (123) 15.0 (147) 11.2 (110) 12.5 (122) 15.0 (145) B 112 125 150 0.18 0.20 0.20 0.23 0.24 0.27 7.8 (77) 8.7 (86) 15.0 (103) 7.8 (77) 8.7 (85) 15.0 (103) 5.2 Berdasarkan Ukuran. Ukuran Boks arsip dibedakan atas 2 macam. Lihat tabel 2 Tabel2 Klasifikasi Ukuran Boks Arsip UKURAN PANJANG (cm) LEBAR (cm) TINGGI (cm) Boks Arsip Kecil 37 9 27 Boks Arsip Besar 37 19 27 6. BENTUK DAN RANCANG BANGUN. 6.1 Bentuk 6.1.1 Bentuk Boks Arsip adalah kotak empat persegi panjang (Lihat gambar 1). Gambar 1 : Bentuk Boks Arsip

Label ARSIP NASIONAL RI Lubang Ventilasi 6.1.2 Untuk menjamin adanya sirkulasi udara pada setiap boks arsip, harus memiliki lubang ventilasi udara. Ventilasi udara dibuat dengan cara melubangi sisi depan dan belakang boks arsip. Lubang ventilasi udara untuk boks besar berdiameter 3 cm, untuk boks kecil berdiameter 2.5cm. 6.1.3 Warna Dasar Boks Arsip, ditentukan sebagai berikut : - Coklat - Coklat Muda - Biru Muda - Wama lain yang tfdak menyilaukan atau terlalu gelap 6.2 Rancang Bangun 6.2.1 Pemotongan dilakukan dengan alat pemotong. 6.2.2 Garis Lipatan menggunakan "tato" (guratan) tanpa melukai bahan dasar. 6.2.3 Lubang ventilasi udara dibuat dengan alat pelobang. 6.2.4 Gesekan tutup dan buka boks relatif mudah dilakukan. 6.2.5 Ukuran garfs potongan dan garis lipatan untuk boks arsip kecil (ukuran 9 cm) dapat dilihat pada gambar 2, boks arsip besar (ukuran 19 cm) dapat \ dilihat pad a gambar 3 dibawah ini; Gambar 2 : Rancang Bangun Boks Arsip Kecil 27 cm 9 cm 9 cm 4 cm 37 cm 9 cm Gambar 2a : Gambar Boks Arsip Kecil

4 cm 27 cm ARSIP NASIONAL RI Label Lubang Ventilasi 2,5 cm 37 cm Keterangan : : Garis potongan ------------- : Garis Lipatan 9 cm 7. FUNGSI Fungsi Boks Arsip yaitu untuk menyimpan arsip (didalam folder) sehingga arsip mudah disimpan dan ditemukan kembali secara efektif dan efisien. 8. CARA PENGGUNAAN 8.1 Kapasitas Muat Boks Arsip Boks Arsip memiliki kapasitas yang berbeda sesuai dengan lebar boks Arsip. Setiap boks arsip kecil diisi maksimal 8 cmt dan untuk boks arsip besar diisi maksirnal18 cm. 8.2 Arsip ditata secara vertfkal dalam boks arsip seperti terlihat pada gambar 4. Gambar 4 : Cara Penggunaan Boks Arsip

8.3 Untuk memudahkan pengambilan dan pengembalian arsip, setiap boks arsip tidak diisi terlalu penuh. 8.4 Agar arsip tetap pada posisi vertikal dan tidak melengkung, setiap boks arsip tidak diisi terlalu sedikit. 8.5 Toleransi kekosongan setiap boks arsip lebih kurang 1 cm. 8.6 Boks Arsip disimpan dan ditata pada rak arsip (rak statis, rak bergerak) seperti terlihat pad a gambar 5 dan 6. Gambar 5: Boks Arsip ditata pada Rak Arsip Statis

PENUTUP Pengelolaan arsip,menjadi kebutuhan mutlak bagi setiap instansi, baik instansi pemerintah Pusat, Daerah maupun Instansi swasta. Standar Boks Arsip ini merupakan salah satu pedoman yang digunakan oleh instansi dalam kegiatan penyimpanan arsip inaktif maupun statis. Meski Standar sudah dibuat, apabila tidak dibarengi dengan kesungguhan untuk mentaatinya, Standar ini tidak akan membawa manfaat. Namun kiranya dapat dimaklumi bersama, sebaik apapun standar. akan mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan tuntutan praktis yang berkembang di lapangan. Oleh karena itu, perubahan dan penyempurnaan Standar ini senantiasa akan dilakukan untuk mengantisipasi tuntutan tersebut. Jakarta, 22 Desember 2000 KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Ttd Dr. MUKHLIS PAENI