semua individu dapat bekerja dalam tim. Penilaian yang diberikan kepada Perilaku sosial dalam organisasi atau Organizational Citizenship Behaviour

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam kinerja, kesuksesan, dan kefektifan organisasi. Perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan zaman yang semakin berkembang menuntut manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia atau istilah asingnya sering disebut dengan Human

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada jaman era globalisasi seperti sekarang ini yang ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat dan zaman. Oleh karena itu sumber daya manusia harus selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. mampu untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja serta melakukan. Orgnizational Citizenship Behavior (OCB) (Steve dan Thomas, 2014)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Organisasi ataupun perusahaan tidak akan dapat bertahan tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SDM merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. mampu untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja serta melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan komponen utama suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. yang tidak berorientasi untuk mencari keuntungan semata. Bahkan reward hampir

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. memiliki peran vital guna mencapai tujuan kesuksesan organisasi. Dalam organisasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS INTERAKSI ATASAN-BAWAHAN DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan sumberdaya manusia yang berkualitas saat ini semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akan menghadapi masalah dalam pencapaian tujuan organisasi. Untuk mengurangi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial menjadi kebutuhan organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting. Menurut Mangkunegara (2005:67) mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian OCB dan DOCB

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang penting dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini peranan sumber daya manusia berkembang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Udayana (Unud) sebagai sebuah lembaga pemerintah yang

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu organisasi tentunya tidak terlepas dari sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) Organizational Citizenship Behavior (OCB) pertama kali dipopulerkan

BAB I PENDAHULUAN. keefektifan dan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Kepuasaan kerja

BAB II LANDASAN TEORI. Cascio (2003) mengungkapkan OCB sebagai perilaku kebijaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Judul : Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sebuah organisasi memiliki peran sentral dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari peran karyawannya. Organisasi atau perusahaan dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. operasional manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

telekomunikasi dan informasi kepada masyarakat luas sampai kepelosok daerah di seluruh Indonesia. PT Telkom memiliki 25,011 orang karyawan per

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diperhatikan, dijaga, dan dikembangkan. Organizational Citizenship Behaviour

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting disamping sumber-sumber daya lain yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya

BAB I PENDAHULUAN. banyak hal, selain kualitas SDM, sistem dalam organisasi, prosedur

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Oleh karena itu sumber daya manusia harus diperhatikan, dijaga dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keahlian masing-masing. Pekerjaan memiliki makna yang berbeda bagi setiap individu,

BAB 1 PENDAHULUAN. Tinggi Swasta terkemuka di Bandung. UTama secara konsisten berkomitmen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 nasional dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan di bidang-bidang lain. Sumber daya manusia merupakan aset yang p

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. penting yang dibutuhkan dalam menjaga kepercayaan individu dan organisasi.

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini tidak sekedar berjalan sangat cepat tetapi bersifat tidak pasti. Tipe-tipe

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu agenda penting dan strategis dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. SDM merupakan salah satu faktor produksi yang harus dikelola dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : IRVAN PRAJUDHA SUKARNO F.

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi proses kerja

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas. Dunia pendidikan, khususnya perguruan

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku Kewarganegaraan Organisasional (OCB) merupakan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. menjual suatu barang atau komoditas dari negara satu kenegara lain. Proses

SKRIPSI. Oleh: ANIK SETYANINGRUM B

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah membawa manusia pada era yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN PSIKOSOSIAL KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) DENGAN PRESTASI KERJA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang tangguh diperlukan untuk menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda dunia mengharuskan perusahaan untuk

2016 PENGARUH KEPUASAN KERJA D AN KOMITMEN ORGANISASI TERHAD AP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

SS = Sangat Setuju (Skor 4) S = Setuju (Skor3) TS = Tidak Setuju (skor 2) STS = Sangat Tidak Setuju (Skor 1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. moral dan mental yang baik, profesional, serta sadar akan tanggung jawabnya

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Definisi Perilaku Organisasi. meningkatkan keefektifan suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi pemerintah merupakan organisasi yang dibentuk untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang baik (SDM), berkualitas dan potensial merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi dengan yang lain. Dalam kehidupannya manusia sering

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi situasi dan kondisi di era globalisasi ini, perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. SDM untuk mencari hal-hal baru yang dapat dijadikan sebagai. yang diungkap tentang manusia adalah OCB (Organizational Citizenship

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berpotensial, mampu beradaptasi dengan kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi merupakan kebutuhan dari suatu organisasi ataupun perusahaan. Demi kemajuan dalam sebuah kehidupan organisasi seorang individu dituntut untuk dapat bekerja secara tim. Namun, tidak semua individu dapat bekerja dalam tim. Penilaian yang diberikan kepada individu dalam suatu tim tidak hanya pada perilaku formal, seperti tepat waktu saat datang bekerja, mengerjakan tugas sesuai dengan aturan yang diprasaratkan dalam pekerjaan, namun juga pada perilaku informalnya juga, perilaku social organisasi. Perilaku sosial dalam organisasi atau Organizational Citizenship Behaviour (OCB) adalah kontribusi pekerja yang melebihi deskripsi kerja formal (Effendi, 2003). Organ (1988) mendefinisikan bahwa Organizational Citizenship Behaviour (OCB) sebagai perilaku individu yang mempunyai kebebasan untuk memilih, yang secara tidak langsung diakui oleh system reward, dan member kontribusi pada keefektifan dan keefisean fungsi organisasi. Perilaku ini muncul atas dasar kebijaksanaan seorang karyawan yang dilakukan secara sukarela dan tidak ada paksaan serta melampaui tuntutan formal dari pekerjaannya atau deskripsi pekerjaan yang formal (dalam Andriani dkk, 2012). 1

2 Pada pengamatan yang telah dilakukan di Kantor Kecamatan Kartasura, sesuai dengan hasil observasi, ditemukan karyawan PNS yang kinerjanya belum maksimal, yaitu ditandai dengan belum efektifnya penggunaan waktu, masih banyak yang datang terlambat melebihi jam masuk kerja yang telah ditetapkan, kurangnya memanfaatkan waktu luang dengan berbincang-bincang bersama pegawai lain yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan sambil merokok, terlihat pula pegawai yang keluar makan pada saat jam kerja dan beberapa pegawai yang asyik mengobrol sambil membaca koran karena pekerjaannya sudah digantikan dengan anak-anak SMK yang sedang magang di kantor tersebut. Sedangkan hasil dari questioner di kecamatan Kartasura ditemukan ada beberapa pegawai yang belum bekerja sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Selain itu ditemukan ada beberapa pegawai yang ikut berperan membantu tugas diluar tugas pokok berupa mengikuti rapat untuk menggantikan atasannya, dan membantu dibidang PKK. Sedangkan pegawai lainnya juga mengungkapkan pernah membantu dengan menggantikan tugas rekan timnya karena alasan rekan tersebut tidak mampu mengerjakannya. Disamping hal tersebut, atasan juga akan memberikan dukungan berupa fasilitas dan reward bagi karyawan yang melakukan pekerjaan diluar tugas yang diberikan. Fenomena yang terjadi pada kenyataan sehari-hari, banyak karyawan dalam suatu organisasi yang masih belum efektif dalam menjalankan kinerjanya. Seperti yang dinyatakan dalam Kompas.com terbitan tanggal 26 Desember 2013 terkait dengan kinerja kepegawaian, dilakukan oleh Bupati kota Bantul yang menyiapkan sanksi bagi PNS yang absen pada Hari Kejepit. Pegawai negeri sipil (PNS) yang

3 nekat untuk tidak masuk kerja pada hari Jumat (27/12/2013) besok akan diberikan sanksi tegas oleh Bupati Bantul Sri Suryawidati. Sebab, meski Sabtu (28/12/2013) hari libur, PNS harus tetap bekerja karena mereka abdi negara. Para PNS harus memberikan pelayanan terbaik meskipun pada hari kejepit. Bupati Bantul Sri Suryawidati mengatakan, pihaknya akan melakukan inspeksi mendadak di semua instansi atau dinas yang ada di Kabupaten Bantul sehingga akan diketahui siapa saja PNS yang mangkir kerja atau terlambat masuk pada Jumat, 27 Desember besok. Beliau mengungkapkan, semua data akan dipelajari satu per satu dan akan disiapkan sanksi bagi PNS yang mangkir kerja ataupun terlambat. Ida menuturkan, PNS adalah abdi negara yang bertugas memberikan pelayanan bagi masyarakat. Selain itu, PNS digaji oleh negara sehingga harus memberikan pelayanan yang terbaik pada masyarakat. "Sanksi sesuai dengan tingkat kesalahannya. Bisa mendapat teguran, peringatan tertulis, dan pengurangan tunjangan kesejahteraan," pungkasnya (Nugraha, 2013). OCB merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasikan perilaku karyawan sehingga dia dapat disebut sebagai anggota yang baik (Sloat, 1999). Perilaku ini cenderung melihat seseorang (karyawan) sebagai makhluk sosial (menjadi anggota organisasi), dibanding sebagai makhluk individual yang mementingkan diri sendiri. Sebagai makhluk sosial manusia memiliki kemampuan untuk memilih empati pada orang lain dan lingkungannya untuk menjaga dan meningkatkan interaksi sosial yang lebih baik. Terlebih lagi, untuk melakukan segala sesuatu yang baik manusia tidak selalu digerakan oleh hal-hal yang menguntungkan dirinya, misalnya seseorang mau membantu orang lain jika

4 ada imbalan tertentu. Jika karyawan dalam organisasi memiliki OCB, maka usaha untuk mengendalikan karyawan menurun, karena karyawan dapat mengendalikan perilakunya sendiri atau mampu memilih terbaik untuk kepentingan organisasi. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia tertentu akan menimbulkan dampak negatif baik bagi perusahaan maupun karyawan itu sendiri. Sehingga sangat penting bagi perusahaan untuk memilih dan mempertahankan karyawan yang benar-benar berkualitas. Sebab karyawan yang baik akan cenderung menunjukan Organizational Citizenship Behavior (OCB), dimana OCB merupakan kontribusi positif individu terhadap perusahaan yang melebihi tuntutan peran di tempat kerja. Karyawan yang memiliki OCB akan dapat mengendalikan perilakunya sendiri sehingga dapat memilih perilaku yang terbaik untuk kepentingan organisasinya (Quzwini, 2013). Organ dan Sloat (dalam Soegandhi dkk., 2013), mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi OCB yaitu yang pertama budaya dan iklim organisasi, kedua kepribadian dan suasana hati, ketiga persepsi terhadap dukungan organisasional, yang keempat persepsi terhadap kualitas hubungan/interaksi atasan bawahan, kemudian masa kerja, dan keenam Jenis Kelamin. Menurut Organ (dalam Muhdiyanto & Hidayati, 2008)menjelaskan bahwa kecerdasan emosional dapat mendorong seorang karyawan dalam mengelola perasaan, memotivasi diri sendiri, berempati, dan bekerjasama dengan orang lain. Ketika seorang karyawan mempunyai motivasi diri dan keterampilan sosial yang tinggi, tentunya akan mendorong berperilaku dalam organisasi secara kooperatif, suka menolong, perhatian, dan bersungguhsungguh diluar persyaratan formal.

5 Perilaku ini sering muncul dalam sebuah organisasi atau sering disebut dengan perilaku kewargaan organisasional. Perilaku kewargaan organisasional didefinisikan sebagai perilaku individu yang bebas memilih, tidak diatur secara langsung atau eksplisit oleh sistem penghargaan formal, dan secara bertingkat mempromosikan fungsi organisasi yang efektif (Muhdiyanto & Hidayati, 2008). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Goleman (1995) dan Goleman (1998) dan beberapa Riset di Amerika yang menunjukkan bahwa, kecerdasan intelektual hanya memberi kontribusi 20% terhadap kesuksesan hidup seseorang. Sisanya 80% bergantung pada kecerdasan emosi, kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritualnya, bahkan dalam hal keberhasilan kerja, kecerdasan intelektual hanya berkontribusi empat persen.kecerdasan emosi dapat mendorong seorang karyawan dalam mengelola perasaan, memotivasi diri sendiri, berempati, dan bekerjasama dengan oranglain. Ketika seorang karyawan memiliki motivasi diri dan keterampilan social yang tinggi, tentunya akan mendorong berperilaku dalam organisasi secara kooperatif, suka menolong, perhatian, dan bersungguh-sungguh diluar persyaratan formal (Muhdiyanto & Hidayati, 2008). Apabila seseorang gagal dalam pengelolaan rasa maka karirnya terganggu, kualitas hidup seseorang itu tergantung pada baik tidaknya dia mengelola rasa. Karena tingginya dampak dari seseorang yang duduk di jabatan yang tinggi, maka tugasnya harus well directed, arahnya ke mana, itu penting sekali. Lalu semangat pribadinya mendorong dirinya untuk berjalan ke arah tadi (Teguh, 2008). Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah apakah kecerdasan emosi berpengaruh dengan Organizational

6 Citizenship Behavior (OCB) pada PNS Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti tertarik mengadakan penelitian mengenai Hubungan antara kecerdasan emosi dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) B. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada PNS Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo 2. Sumbangan efektif Kecerdasan Emosi dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada PNS Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo 3. Tingkat Kecerdasan Emosi pada PNS Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo 4. Tingkat Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada PNS Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo. C. Manfaat Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengungkap Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB), sehingga dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Bagi bidang psikologi. Diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu dalam bidang psikologi, khususnya pada bidang psikologi industry dan organisasi.

7 b. Bagi peneliti selanjutnya. Dapat digunakan sebagai wacana dan bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) 2. Manfaat praktis a. Bagi subjek penelitian. Diharapkan dapat memberi sumbangan informasi yang akurat tentang hubungan antara kecerdasan emosi dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) b. Menjadi bahan referensi dalam pengembangan suatu organisasi lebih lanjut khususnya dalam kerangka pendekatan psikologis (aspek kecerdasan emosi)