HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI. Skripsi

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA CITRA DIRI (SELF IMAGE) DENGAN ASPIRASI KERJA PADA SALESMAN ABSTRAKSI

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar

BAB I PENDAHULUAN. menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN. FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki dunia pekerjaan. Mendapatkan predikat lulusan terbaik dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada abad ke-21 berupaya menerapkan pendidikan yang positif

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri, motivasi diri

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

PENGARUH ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KEMAMPUAN MENJUAL ADAPTIF TERHADAP PRESTASI PENJUALAN. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN BERAGAMA REMAJA MUSLIM DENGAN MOTIVASI MENUNTUT ILMU DI PONDOK PESANTREN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SAKAMOTO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA (PTK

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan suatu pelatihan atau yang sering disebut Kuliah Kerja Media

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen dan juga keberadaan. produk tersebut harus dikomunikasikan pada konsumen serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan

BAB I PENDAHULUAN. maupun global dan kondisi ketidakpastian memaksa perusahaan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

BAB I PENDAHULUAN. elektronik seperti televisi, internet, maupun radio. Radio adalah. memperoleh informasi dengan cepat sehingga meniadakan jarak,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Dengan demikian, perilaku yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Robert K Merton menulis beberapa pernyataan penting tentang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga media komunikasi antar penduduk dunia juga semakin mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan inti dari sifat biologis, kognitif, dan aturan-aturan sosial.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GEJALA KONASI--MOTIVASI. PERTEMUAN KE 10

TEORI ORGANISMIK KURT GOLDSTEIN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEKERJA DENGAN KEPUASAN KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MOTIVASI BERPRESTASI ABSTRACK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Niken Kartikasari F

Sutamat Amin, Patni Ninghardjanti, Jumiyanto Widodo. Pendidikan Administrasi Perkantoran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2006). Salah satu kunci

BAB III SIKAP (ATTITUDE)

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. kawasan Asia terutama yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap organisasi harus mampu menghadapi tantangan bagaimana

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN KEYAKINAN DIRI (SELF-EFFICACY) DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA AKSELERASI

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai perilaku yang mulai memudar. dikalangan anak-anak, yakni perilaku peduli pada sesama.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperlukan adanya pembinaan dan bimbingan yang dapat dilaksanakan oleh

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan lama tanpa didukung oleh bauran komunikasi pemasaran semisal

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU ALTRUISME PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

TANTANGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI MAJALAH PADA ERA DIGITAL. Oleh: Tri Diah Cahyowati, MSi. Morissan, M.A

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang di kota Surabaya. Dari data pemerintah kota Surabaya menunjukkan

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

Sukses dengan anak tangga pencitraa diri.

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pada kesiapannya dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA

LAMPIRAN. Naskah Wawancara Vera Hermawan (Dosen Filmologi) 1. Apakah Bapak sudah menonton film Jerusalem 2013?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi muda yang berperan sebagai penerus cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang. tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

2016 MOTIVASI KETERLIBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Universitas Islam bandung terkenal dengan universitas bernafaskan Islam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup memiliki kebutuhan, tidak terkecuali manusia. Menurut

LANDASAN PSIKOLOGIS BK. Diana Septi Purnama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. hati, sikap, perasaan pikiran, ide, gagasan maupun informasi kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan berbagai jenis dan macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Bekerja. Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar

Modul ke: Komunikasi Massa. Bidang Kajian Komunikasi Massa. Radityo Muhammad, SH.,MA. Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya mencerdaskan kehidupan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Di dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat ini, konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka (Lasty, 2014).

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Diajukan oleh : Rachmat Al Fajar F 100 950 017 / 9561060800050017 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, setiap orang membutuhkan informasi untuk memenuhi keingintahuan pada sesuatu hal yang sedang aktual, sehingga begitu banyak media komunikasi ditawarkan kepada masyarakat seperti TV, radio, majalah dan surat kabar. Setiap media komunikasi mempunyai kekuatan dan kelemahan, namun masing-masing mampu memberikan kepuasan terhadap kebutuhan masyarakat. TV, mempunyai kelebihan karena memiliki kekuatan audio visual yang dapat memberikan pengaruh pada masyarakat untuk melakukan suatu perubahan. Radio, walaupun hanya memiliki kekuatan audio namun mampu memberikan suatu imajinasi yang dapat menghanyutkan pendengarnya. Majalah dan surat kabar mempunyai kelebihan untuk merubah cara berfikir masyarakat, walau hanya untuk segmentasi yang terbatas. Radio adalah media yang memiliki jangkauan selektif terhadap suatu segmen pasar, dan dapat menjawab kebutuhan untuk meyakinkan komunikasi yang dapat memacu perubahan masyarakat. Sebagai media komunikasi, radio memiliki beberapa kekuatan karena dapat menjangkau jumlah khalayak sasaran yang besar pada waktu yang bersamaan, cepat menyampaikan pesan sehingga dapat memberikan informasi yang paling mutakhir dan mudah dimengerti, juga memberikan bentuk hiburan yang murah dan mudah diperoleh. 1

2 Adanya kebutuhan masyarakat dan kepentingan yang dimiliki oleh suatu radio, seperti yang dikemukakan di atas, akhirnya menimbulkan suatu tuntutan pada lingkungan kerja di sebuah radio. Dalam sebuah radio terdapat suatu sistem kerja yang menuntut pada karyawannya (utamanya penyiar) untuk mampu melakukan relasi sosial yang baik dan tepat, mampu melakukan suatu gaya komunikasi yang sesuai dan menarik sehingga dapat menarik jumlah pendengarnya yang banyak, dan mampu memberikan suatu image tertentu mengenai keberadaan radio tersebut bagi pendengarnya. Profesi penyiar radio pada saat ini begitu banyak diminati oleh sekelompok masyarakat terutama generasi muda, termasuk generasi muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa. Hal ini terlihat pada saat seleksi penerimaan penyiar di berbagai radio, banyak yang masih kuliah dan jumlahnya cukup meledak sampai dengan ratusan orang, padahal tenaga penyiar yang dibutuhkan hanya satu atau dua orang saja. Kenyataan di lapangan menjelaskan bahwa delapan dari sepuluh penyiar masih berstatus mahasiswa. Karena itulah profesi penyiar seringkali dianggap bukan semata-mata bekerja untuk mencari uang (money motive), tetapi sering dianggap sebagai pemuas kebutuhan sehingga mencapai kesenangan tertentu (having fun), dan juga sebagai salah satu bentuk aktualisasi diri. Profesi sebagai penyiar radio adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sebagai penyiar radio atau bagaimana bayangan atau gambaran seseorang mengenai dirinya sendiri sebagai penyiar radio. Self atau diri yang ada dalam gambaran seseorang ini, merupakan inner world manusia termasuk pikiran dan perasaan, perjuangan dan harapan, ketakutan dan fantasi serta pandangan tentang apa dan siapa dirinya serta bagaimana dia ingin dipandang oleh orang lain yang dapat diterima masyarakat sebagai penyiar radio.

3 Penyiar radio sering menyatakan bahwa diri mereka bukanlah seorang seniman, namun merupakan seseorang yang bekerja untuk seni secara profesional. Hal ini muncul karena seorang penyiar bukan hanya orang yang menyampaikan informasi atau memutar lagu yang disukai oleh pendengarnya. Lebih dari itu seorang penyiar adalah seorang yang mempunyai kemampuan yang mencakup kemampuan kognitif, emosi dan motorik (Yudo, 2000). Menjadi penyiar dan mahasiswa adalah dua hal yang berbeda, dimana tugas dan kewajibannyapun berbeda pula. Dalam beberapa kesempatan tugas dan kewajiban tersebut dapat dilaksanakan, namun dalam kesempatan yang lain bisa saling bertentangan karena harapan peran terhadap satu posisi akan berbeda terhadap posisi lainnya, juga akan berbenturan dengan kebutuhan beraktualisasi diri. Sehingga dari pertentangan ini akan membentuk gambaran diri yang disebut dengan citra diri. Citra diri itu sendiri berasal dari sumber-sumber yang subjektif, karena jarang orang lain mengatakan pendapatnya yang benar mengenai diri kita sendiri. Karena itu kita merasa bahwa citra diri tidak pasti, kita menjadi sangat peka untuk pendapat orang lain tentang kita. Oleh karena itu citra diri dipengaruhi perananperanan. Melalui pendekatan sosiodinamik citra diri dan peranan dapat dijelaskan, dimana pendekatan ini melihat pribadi manusia seperti yang telah dikemukakan Sullivan tidak hanya dapat dilihat dalam konteks dari keadaan dan lingkungan sekarang, dan juga dari keadaan dan lingkungan di waktu yang akan datang. Dalam pendekatan ini, tidak penting apa yang dialami oleh seseorang. Yang penting adalah bagaimana seorang melihat waktu di kemudian hari.

4 Tidak bisa dipungkiri bahwa seorang individu selalu berinteraksi dengan lingkungan. Hasil interaksi tersebut menghasilkan satu penilaian terhadap diri mengenai kemampuan-kemampuannya. Bila ia dipuji maka ia akan mempertahankan hal-hal yang ada dalam dirinya. Bila ia dikritik atau dicela, ia akan menjadi cepat melakukan perubahan-perubahan sehingga orang lain akan merubah pendapatnya. Dengan demikian, terbentuklah suatu penilaian pada diri individu, tidak hanya mengenai kemampuannya, tetapi juga penampilan fisik dan tingkah laku yang ditampilkannya. Seorang individu yang memilih profesi penyiar mempunyai tuntutan peran seperti harus menghibur orang, tampil dengan menyenangkan dan mempunyai keterlibatan dengan orang banyak. Di sisi lain, individu tersebut memilih posisi sebagai mahasiswa yang mempunyai tugas dan kewajiban sebagai seorang yang harus belajar demi kemajuan dan cita-cita yang ingin dicapainya. Pertentangan antara harapan peran dan aktualisasi diri ini seringkali muncul karena ada dua kebutuhan yang saling berlawanan. Dengan kata lain tuntutan lingkungan kampus dan masyarakat terhadap dirinya sebagai mahasiswa dan tuntutan kebutuhan beraktualisasi diri berbeda dengan tuntutan diri individu tersebut sebagai penyiar. Ketidakmampuan individu untuk menyelaraskan tuntutan-tuntutan tersebut, dapat menimbulkan keragu-raguan untuk mengambil tindakan yang tepat. Pada akhirnya sering muncul dalam bentuk-bentuk seperti menyelesaikan kuliah dalam waktu yang cukup lama dan prestasi kerja yang tidak optimal. Kondisi-kondisi seperti ini tentu tidak hanya merugikan individualnya, bahkan juga perusahaan tempat individu bekerja.

5 Berawal dari adanya pertentangan berbagai kebutuhan itulah yang menjadikan individu berpikir dan kemudian dimanisfestasikan dalam tindakannya untuk melihat bagaimana gambaran dirinya sendiri juga kebutuhan aktualisasi diri berkaitan dengan konflik peran yang dihadapi. Di satu sisi bila ia berhasil meraih satu harapan, misalnya sebagai seorang penyiar, dengan sukses maka image yang ada pada dirinya menjadi positif/baik, karena ia merasa mampu serta eksis berada didalamnya, dan terpenuhinya kebutuhan beraktualisasi diri. Namun pada posisi yang lain, yaitu sebagai mahasiswa, yang mungkin karena keterlibatannya yang terlalu dalam dengan dunia kepenyiarannya, mengakibatkan menurunnya prestasi belajar, sehingga pada akhirnya image terhadap dirinya sendiri menjadi buruk dalam kaitannya dengan dunia perguruan tinggi. Selain tuntutan peran, banyak juga individu yang memilih profesi sebagai penyiar hanya sekedar ingin memenuhi kebutuhan bagi aktualisasi dirinya. Menurut Goldstein (dalam Suryabrata, 1995) aktualisasi diri adalah motif pokok, atau malah satu-satunya motif yang mendorong tingkah laku individu (organisme). Selanjutnya dikatakan bahwa dorongan yang berbeda-beda sebenarnya hanyalah manifestasi satu tujuan hidup pokok yaitu aktualisasi diri. Apabila seseorang lapar dia mengaktualisasikan dirinya dengan makan, apabila dia ingin tahu maka dia mengaktualisasikan diri dengan belajar, dan sebagainya. Pemuasan kebutuhankebutuhan khusus tertentu itu memang merupakan syarat bagi realisasi diri seluruh organisme. Jadi disimpulkan oleh Goldstein (dalam Suryabrata, 1995) bahwa aktualisasi diri merupakan kecenderungan kreatif pada diri manusia. Hal tersebut merupakan prinsip organis yang mengatur sehingga organisme menjadi lebih berkembang dan sempurna.

6 Dengan kata lain konflik peran dapat muncul dari motif dua atau lebih kebutuhan yang berlawanan, karena tuntutan eksternal yang saling bertentangan atau karena adanya dua atau lebih motif yang berlawanan satu sama lain. Keadaan demikian terjadi secara serentak dan memiliki kualitas yang sama kuatnya sementara hanya diperlukan satu sikap atau perilaku dalam pilihannya. Dalam banyak kesempatan, sering terdapat konflik kepentingan yang inheren, dimana kewajiban untuk menyelesaikan kuliah dengan tepat waktu mungkin konflik dengan keinginan untuk berprestasi dalam pekerjaan dan aktualisasi diri sehingga individu berusaha membagi waktu, energi dan kemampuannya, walaupun pada akhirnya sering tidak berhasil karena individu hanya mampu memperhatikan satu peran dan peran lain diabaikan. Maka dari uraian tersebut rumusan masalah yang penulis ajukan, apakah ada hubungan antara kebutuhan beraktualisasi diri dan konflik peran terhadap citra diri. Atas hal di atas, penulis mencoba mengarahkan penelitian terhadap pentingnya hubungan antara kebutuhan beraktualisasi diri dalam kaitannya dengan citra diri, dengan mengambil judul, hubungan antara kebutuhan beraktualisasi diri dan konflik peran terhadap citra diri pada penyiar radio yang masih kuliah di Surakarta. B. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui: 1. Ingin mengetahui sejauh mana hubungan antara kebutuhan beraktualisasi diri dan konflik peran terhadap citra diri pada penyiar radio yang masih kuliah.

7 2. Ingin mengetahui sejauh mana hubungan antara konflik peran dan citra diri terhadap kebutuhan beraktualisasi diri. 3. Ingin mengetahui sejauh mana hubungan antara citra diri dan kebutuhan beraktulisasi diri terhadap konflik peran. 4. Ingin mengetahui sejauh mana keadaan beraktualisasi diri pada penyiar radio yang masih kuliah. 5. Ingin mengetahui sejauh mana keadaan konflik peran pada penyiar radio yang masih kuliah. 6. Ingin mengetahui sejauh mana keadaan citra diri pada penyiar radio yang masih kuliah. C. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti, antara lain: 1. Bagi mahasiswa yang menjadi penyiar radio Memberikan masukan pada mahasiswa yang berminat menjadi penyiar radio, untuk mempertimbangkan konsekuensi yang akan dihadapi apabila ingin bekerja dan kuliah dalam waktu yang bersamaan, karena bekerja mempunyai tuntutan tugas dan kewajiban sebagai mahasiswa. 2. Bagi para usahawan radio Memberikan masukan pada perusahaan yang bergerak dibidang radio, untuk memperhatikan kesiapan individu ketika memasuki dunia kerja, misalnya pada saat penerimaan penyiar baru, perlu diadakan wawancara yang mendalam mengenai kemauan dan kemampuan individu untuk memahami tuntutan pekerjaan sebagai konsekuensi dari posisi yang akan didudukinya.

8 3. Bagi kalangan Psikologi Diharapkan mampu memberikan masukan dan bahan pertimbangan serta tambahan informasi yang berarti bagi ilmuan psikologi khususnya psikologi sosial dan psikologi kepribadian.