BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai perilaku yang mulai memudar. dikalangan anak-anak, yakni perilaku peduli pada sesama.

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai perilaku yang mulai memudar dikalangan anak-anak, yakni perilaku peduli pada sesama. Peneliti mencoba untuk memberikan pengajaran mengenai pentingnya perilaku tersebut dengan metode yang disukai anak-anak dengan mempertimbangkan perkembangan kognitif anak lewat pembelajaran sosial. 1.1 Latar Belakang Dewasa kini perkembangan teknologi mengalami perkembangan pesat khususnya permainan atau lebih dikenal dengan istilah video game, sebut saja PSP dan Nitendo DS dengan berbagai suguhan game yang tidak lagi terbatas pada genre anak lelaki maupun perempuan. Hal ini mempunyai dampak yang cukup memprihatinkan yakni terbentuknya generasi muda yang disebut sebagai digital native yang cenderung mempunyai kecerdasan sosial yang rendah. (Kompas, 2010). Menurut pengamatan singkat peneliti, anak-anak sekarang cenderung untuk asyik sendiri memainkan gadget tersebut dan kurang peduli terhadap keadaan sosial di lingkungan sekitarnya. Berangkat dari asumsi tersebut maka peneliti hendak mencoba melakukan intervensi dan 1

2 mengajarkan anak-anak untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Agar pengajaran bagi anak-anak dapat tersampaikan dengan tepat dan sesuai, maka pesan tersebut perlu dikemas dalam suguhan yang menarik bagi mereka. Menurut Papalia (2007) dunia anak adalah dunia berpura-pura atau fantasi. Jadi suguhan pendidikan atau pengajaran yang efektif dengan anak-anak adalah dengan memanfaatkan daya imajinasi mereka. Perlu diingat pada usia 7-11 tahun, menurut Piaget, anak-anak sudah berada dalam tahap concrete operational dimana mereka sudah mampu untuk menggunakan logika dalam proses berpikir. Meskipun anakanak sudah dapat menggunakan logika mereka, kita tetap perlu membantu daya imajinasi dan mendorong rasa keingintahuan mereka dengan menggunakan alat bantu atau alat peraga. Hal ini menyebabkan seorang pengajar perlu memiliki fleksibilitas dalam proses mengajar caranya antara lain adalah dengan menggunakan berbagai metode yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi tertentu (Eastwood, dkk, 2009). Selain itu Sofer (2003) menyebutkan bahwa alat peraga juga merupakan simbolisasi dan dapat menegaskan makna dari simbol tersebut. Pernyataan tersebut mendasari bahwa alat bantu pengajaran/alat peraga menjadi sesuatu yang penting dalam proses belajar-mengajar. Metode menggunakan alat peraga sebagai pendukung pembelajaran kemudian berkembang menjadi istilah edutainment yang merupakan perpaduan antara unsur edukasi (pendidikan) dan hiburan yang memanfaatkan daya fantasi anak-anak. 2

3 Edutainment yang merupakan tayangan pendidikan berbalut hiburan diharapkan dapat lebih mudah masuk kedalam dunia imajinasi anak-anak dan tentunya memunculkan sebuah hasil pembelajaran. Hal inilah yang diharapkan penulis terhadap program edutainment guna menanamkan pendidikan bagi anak-anak sejak dini. Singer (dalam Goldstein, 1994) mengatakan bahwa menanamkan pendidikan pada anakanak dengan memanfaatkan daya imajinasi mereka dapat menghasilkan dampak jangka panjang. Dapat disimpulkan bahwa pemahaman yang ditanam sejak dini dengan cara yang menarik bagi mereka dapat menjadi fondasi atau dasar pemikiran mereka kelak. Program edutainment yang peneliti gunakan mengacu pada program televisi anak-anak, Sesame Street. Sesame Street merupakan acara TV yang telah sukses berjalan selama kurun waktu 40 tahun dan telah mengembangkan sayap ke berbagai manca negara dan menggunakan beberapa metode dalam program pendidikannya seperti puppet (boneka), percakapan, cerita, lagu dan tayangan berupa animasi audio-visual. Pada prakteknya, acara dalam Sesame Street didominasi oleh kehadiran puppet, untuk itulah peneliti menggunakan Sesame Street sebagai acuan dalam penelitian ini ( Salah satu acara pendidikan berbalut hiburan di TV Indonesia yang merupakan adaptasi langsung dari serial Sesame Street adalah Jalan Sesama. Pada tahun 2010 penelitian yang dilakukan oleh Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health di provinsi Banten membuktikan bahwa anak-anak yang menyaksikan tayangan Jalan Sesama lebih 3

4 unggul dalam hal pengetahuan umum, matematika, pengetahuan mengenai keamanan dan kepekaan sosial (Public Health News Centre, 2010). Oleh sebab itu peneliti menggunakan Sesame Street sebagai acuan dan memfokuskan penggunaan puppet sebagai media pembelajaran. 1.2 Identifikasi Masalah Berangkat dari observasi singkat peneliti mengenai menurunnya kepekaan rasa peduli anak-anak terhadap lingkungan sosialnya, peneliti berniat mencoba melakukan intervensi terhadap fenomena ini lewat media panggung boneka. Berdasarkan pernyataan Singer (dalam Goldstein, 1994) yang mengatakan bahwa pemahaman yang ditanam sejak dini pada anak-anak dapat menjadi fondasi berpikir mereka kelak, maka peneliti mencoba melakukan intervensi sosial pada anak-anak. Intervensi berupa pengajaran yang peneliti hendak suguhkan pada anak-anak adalah dengan memanfaatkan kemajuan kreatifitas dan teknologi baik visual maupun audio. Peneliti mencoba memberikan pendidikan dengan cara yang berbeda. Pendidikan ini akan diberikan dengan balutan khas dunia anak-anak yang memanfaatkan imajinasi mereka. Peneliti mencoba menanamkan pemahaman mengenai pentingnya perilaku peduli pada sesama dengan media yang sesuai dengan dunia anak-anak. 4

5 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini memberikan gambaran bahwa panggung boneka dapat dipakai sebagai salah satu sarana pembelajaran. Peneliti berharap metode panggung boneka dapat diterapkan pada lembaga pendidikan guna memberikan metode pengajaran yang kreatif dan efektif bagi anakanak dengan harapan bahwa pengajaran tersebut dapat mereka pahami dan ingat sehingga termotivasi untuk mempraktekan pesan-pesan pengajaran yang disampaikan tersebut. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini setidaknya memberikan masukan bagi dunia pendidikan anak baik yang formal seperti sekolah maupun non-formal seperti pendidikan di rumah, tempat les, pendidikan di tempat ibadah, dll bahwa metode pengajaran dengan menggunakan sarana panggung boneka merupakan salah satu cara untuk diterapkan dalam proses pendidikan anak-anak. Tenaga pengajar dapat memanfaatkan metode panggung boneka sebagai media pengajaran kreatif yang dapat memunculkan dampak yang lebih besar dari peserta didik dibanding sekedar metode verbal. 5