IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori 1. Salak Tanaman salak dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pembentukan buah tanpa biji per tandan. 1. Persentase keberhasilan pembentukan buah tanpa biji

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pengamatan Buah per Tandan. Perkembangan ini dapat dilihat dari beberapa indikator seperti jumlah buah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERAKITAN VARIETAS SALAK :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Salak dapat diklasifikasikan sebagai berikut: ordo : Spadiciflorae, Famili :

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

I. PENDAHULUAN. Tanaman melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman semusim yang saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

Panduan Budidaya Salak Pondoh yang Baik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan),

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun salak pondoh Desa Bangunkerto,

TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

TINJAUAN PUSTAKA. Teknik Budidaya Melon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 171/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN DUKU PRUNGGAHAN TUBAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

Percobaan 2: Pengaruh Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Jahe

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Jemk Besar. Indonesia jeruk besar juga bisa ditemui hampir di seluruh Asia Tenggara. Jeruk besar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

III. METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo,

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

PERBAIKAN TEKNOLOGI PRODUKSI TSS (TRUE SHALLOT SEED) UNTUK MENINGKATKAN PEMBUNGAAN DAN PEMBIJIAN BAWANG MERAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Percobaan

BAB III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

I. PENDAHULUAN. Ubikayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta. Umur tanaman salak yang digunakan sekitar 20 tahun dengan luas kebun sekitar 3.000 m². Salak merupakan buah unggulan nasional karena memiliki potensi yang tinggi untuk dipasarkan di dalam negeri dan dikembangkan sebagai komoditas ekspor. Menurut Nandariyah (2009), syarat tumbuh tanaman salak yang sesuai yaitu pada ketinggian 0-700 m dpl dan yang terbaik antara 1-400 m dpl. Salak sangat cocok tumbuh di tanah yang subur, gembur, dan lembab, serta daerah bervulkanik gunung merapi. Curah hujan yang dibutuhkan salak antara 200-400 mm per bulan. Derajat keasaman (ph) yang cocok untuk budidaya adalah 4,5-7,5 (Sobir 2009). Salah satu kultivar salak yang memiliki mutu buah yang tinggi adalah salak pondoh yang berasal dari Sleman Yogyakarta. Salak ini memiliki buah dengan rasa manis tanpa asam meskipun masih muda (Purnomo dan Sudaryono 1994). Gambar 1. Kondisi Lahan di kebun salak Desa Tapansari Pakem Sleman 15

16 Kondisi lahan di kebun salak desa Tapansari ini cocok untuk untuk ditanami salak karena kondisi tanah yang cukup subur, hal ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang menanam salak pada areal kebun ini. Pengairan pada kebun salak ini dilakukan melalui saluran saluran air untuk mengairi kebun pada saat musim kemarau. Pemeliharaan yang dilakukan pada kebun salak ini antaralain adalah pemangkasan. Pemangkasan dilakukan pada pelepah daun yang sudah tua, daun yang terlalu rimbun dan daun yang diserang oleh hama. Pemangkasan sangat penting karena pemangkasan dapat membantu penyebaran makanan agar tidak hanya teralokasikan pada bagian vegetatif saja melainkan juga pada bagian generatif seperti bunga dan buah. Pemupukan pada kebun salak ini dilakukan dengan pemberian pupuk kandang dan pupuk kompos yang berasal dari pemangkasan cabang tanaman. Pemangkasan tersebut hanya diletakkan diantara bedengan sehingga pangkasan tersebut terdekomposisi secara alami di tanah B. Penyerbukan Bunga salak termasuk tanaman berumah dua yang artinya bunga jantan dan bunga betina tidak terdapat dalam satu pohon. Bunga jantan terdiri dari stamen tanpa putik, banyak, rapat, panjang, mempunyai mahkota dan mata tunas bunga kecil kecil, satu kelompok terdiri dari 4-4 malai, satu malai terdiri dari ribuan serbuk sari, panjang seluruh bunga sekitar 15 35 cm dengan panjang malai 7 15 cm. Bunga betina hanya menghasilkan putik, berbentuk agak bulat, satu kelompok terdiri dari 1 3 malai, setiap malai terdapat 10-20 bakal buah, panjang bunga seluruhnya 20 30 cm dan panjang malai 7 10 cm. Tandan bunga yang siap diserbuki adalah bunga berwarna merah dan mengeluarkan aroma harum. Waktu penyerbukan yang baik adalah pada hari kedua bunga mekar (Suskendriyati et al. 2000). Tanaman salak dapat melakukan penyerbukan dengan bantuan serangga penyerbuk dan angin. Penyerbukan dilakukan dengan cara menaruh bunga jantan di atas bunga betina yang sudah mekar, kemudian tutup tandan bunga betina yang sudah diserbuki dengan daun atau bahan lain agar proses penyerbukan sempurna. Satu tongkol bunga jantan dapat dipakai untuk menyerbuki 10-11 tongkol

17 bunga betina. Pemberian tutup bertujuan agar serbuk sari yang telah menempel tidak terlepas atau tercuci air hujan. Tutup dibuka setelah 3-5 hari dari penyerbukan Bunga betina Bunga jantan Gambar 2. Penyerbukan pada Salak C. Berat Buah per Tandan Berat buah per tandan merupakan salah satu variabel yang sangat penting karena berkaitan langsung dengan pendapatan petani atas usaha budidaya salak pondoh. Tandan buah salak tumbuh diantara pelepah daun dan batang pohonnya. Tandan dapat memiliki 1-2 cabang. Buah-buah dalam tandan tersusun sedemikian sehingga menghasilkan bentuk tandan bulat memanjang. Tiap tanaman salak dapat menghasilkan 1-5 tandan dan tiap tandan terdiri dari 10-25 buah. Untuk setiap satu kilogram buah salak terdiri dari 10-14 buah (Sumarto 1976). Pertambahan berat buah salak sejalan dengan pertambahan umurnya. Semakin tua umur buah maka beratnya secara nyata semakin bertambah, tetapi mulai 6 bulan setelah penyerbukan pertambahan beratnya tidak nyata (Santosa dan Fauzia 2011)

18 Berat Buah per Tandan (gram) 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 534 a Gambar 3. Histogram pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap berat buah per tandan Berdasarkan analisis ragam (tabel 1 lampiran 2) yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa konsentrasi kolkisin berpengaruh nyata terhadap berat buah per tandan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 3 bahwa konsentrasi kolkisin yang diberikan menghasilkan berat buah yang semakin besar dibandingkan dengan kontrol. Pada konsentrasi kolkisin 0,5 ppm menghasilkan berat buah yang paling tinggi dibandingkan dengan lainnya yaitu sebesar 1434 gram. Pada tanaman salak tanpa pemberian kolkisin menghasilkan hasil yang paling rendah yaitu sebesar 534 gram. Menurut Daryono dan Rahmadani (2009) tanaman krisan hasil perlakuan kolkisin memiliki ukuran bagian-bagian tanaman yang lebih besar dibandingkan dengan kontrol. 1434 b 874 ab 1222 b 1095 b K0 K1 K2 K3 K4 Keterangan : nilai yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT taraf 5%

19 D. Jumlah Buah per Tandan Buah salak akan terbentuk 3 minggu setelah dilakukan penyerbukan. Keberhasilan penyerbukan ini dapat dilihat dari jumlah buah per tandan (fruit set) dan kualitas benih yang dihasilkan. Jumlah buah yang tinggi dapat dicapai pada saat bunga betina mekar, terdapat serbuk sari yang viable dalam jumlah cukup, sehingga semua bunga dapat diserbuki. Serbuk sari dengan viabilitas tinggi akan lebih lebih dulu membuahi sel telur serta menghasilkan buah bermutu baik dan benih berviabilitas tinggi (Buana et al. 1994). pada penelitian ini tidak dilakukan penjarangan buah karena untuk mengetahui pengaruh pemberian kolkisin terhadap keberhasilan pembentukan buah. Jumlah buah per tandan (buah) 30 25 20 15 10 5 0 9.16 a 25.16 b 17.16 ab 19.66 ab 19.16 ab K0 K1 K2 K3 K4 Keterangan : nilai yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT taraf 5% Gambar 4. Histogram pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap jumlah buah per tandan Berdasarkan analisis ragam (tabel 2 lampiran 2) konsentrasi kolkisin berpengaruh nyata terhadap jumlah buah per tandan. Gambar 4 menunjukkan bahwa konsentrasi kolkisin berpengaruh nyata terhadap jumlah buah per tandan. Hal ini dapat dilihat bahwa dengan pemberian kolkisin menghasilkan jumlah buah

20 yang lebih banyak dibandingkan dengan kontrol. konsentrasi kolkisin 0,5 ppm menghasilkan rata rata jumlah buah per tandan yang paling banyak yaitu sebesar 25,16 buah. Kontrol menghasilkan rata rata yang paling rendah yaitu sebesar 9,16 buah. Pada penelitian tanaman pacar air perendaman kolkisin 0,01% selama 12 jam berpengaruh nyata pada parameter morfologi seperti tinggi tanaman, panjang daun, lingkar batang, jumlah cabang serta waktu pembungaan tetapi tidak berpengaruh nyata pada lebar daun dan diameter bunga (Wiendra et al. 2011) Jumlah buah pada tanaman salak sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan (termasuk cara budidayanya). Perawatan yang minimal dan tidak dilakukannya penjarangan dapat mengakibatkan jumlah buah salak per tandan relatif seragam. Namun apabila dilakukan penjarangan dapat meningkatkan kualitas dari buah salak sehingga akan menjadi buah yang baik (besar) (Murti et al. 2002) E. Berat Satu Buah Berat Satu Buah (gram) 60 50 40 30 20 10 0 29.22 a 44.92 b 43.18 b 49.76 b 48.34 b K0 K1 K2 K3 K4 Keterangan : nilai yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT taraf 5% Gambar 5. Histogram pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap berat satu buah

21 Berdasarkan analisis ragam (tabel 3 lampiran 2) yang dilakukan, dapat diketahui bahwa konsentrasi kolkisin berpengaruh nyata terhadap berat satu buah. Konsentrasi kolkisin yang paling tinggi pada konsentrasi kolkisin 1,5 ppm dengan berat 1 buah sebesar 49,76 gram. Pada perlakuan kontrol menghasilkan berat satu buah paling kecil yaitu sebesar 29,22 gram. Pada penelitian jarak pagar dengan perlakuan kolkisin 0,5 % dengan frekuensi pemberian kolkisin 10 kali menghasilkan jumlah buah rata-rata sebesar 45,20 yang lebih besar dibandingkan dengan kontrol (Zainudin 2010). Perbedaan ukuran buah dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain perlakuan agronomis dan penyerbukan (Baswarsiati et al, 1993). Ukuran buah ditentukan dengan mengikuti klasifikasi sebagai berikut : buah kecil mempunyai bobot < 32 gram/buah, buah sedang mempunyai bobot sekitar 33 60 gram, dan buah besar > 61 gram (BLP 1995) Gambar 6. Perbandingan ukuran buah salak F. Tebal Daging Buah Salak ada yang memiliki daging buah tebal dengan biji yang kecil, tetapi ada yang berdaging tipis dengan biji yang besar, namun ada juga yang tidak berbiji dan biasanya berukuran kecil dan berwarna kemerah-merahan. Daging buah berbau harum, terbungkus oleh lapisan tipis transparan yang disebut kulit ari (Anarsis 1999)

22 Tebal Daging Buah (cm) 0.312 0.31 0.308 0.306 0.304 0.302 0.3 0.298 0.296 0.294 0,31 Gambar 7. Histogram pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap tebal daging buah Berdasarkan analisis ragam (tabel 4 lampiran 2) yang dilakukan, dapat diketahui bahwa konsentrasi kolkisin tidak berpengaruh nyata terhadap tebal daging buah. Hal ini sejalan dengan penelitian Wiendra et al. (2011) yang menyatakan bahwa antara perlakuan perendaman kolkisin dengan kontrol menunjukkan bahwa diameter bunga tidak berbeda nyata. Hasil tebal daging buah yang paling tinggi pada perlakuan kontrol dan konsentrasi kolkisin 1,0 ppm menghasilkan ketebalan daging buah rata rata sebesar 0,31 cm dan konsentrasi kolkisin 0,5 ppm, 1,5 ppm dan 2,0 ppm menghasilkan ketebalan daging buah rata rata sebesar 0,30 cm. Selama perkembangan buah salak, fotosintat dalam hal ini karbohidrat akan terus disuplai ke dalam buah sehingga dalam perkembangannya buah akan bertambah bobotnya serta rasio biji/daging akan bertambah kecil artinya daging buah akan bertambah bobotnya (Santosa dan Fauzia 2011) 0,30 K0 K1 K2 K3 K4 Keterangan : G. Jumlah Biji per Buah Dalam satu buah salak terdapat 1-3 biji. Biji berwarna coklat berbentuk persegi dan berkeping satu. Lembaganya tidak tahan dalam lingkungan yang kering sehingga biji yang akan dikecambahkan harus langsung dibungkus dengan plastik (Nazarudin dan Kristiawati 1997). 0,31 0,30 0,30

23 Jumlah Biji per Buah (buah) 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 2.9 2.6 2.5 2.4 2.4 K0 K1 K2 K3 K5 Keterangan : Gambar 8. Histogram pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap jumlah biji per buah Berdasarkan analisis ragam (tabel 5 lampiran 2) dapat diketahui bahwa konsentrasi kolkisin tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah biji per buah, jumlah biji dalam satu buah hanya mengalami penurunan jumlah dibandingkan dengan kontrol. Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa perlakuan kontrol menghasilkan jumlah biji per buah rata rata sebesar 2,9 buah. Pada perlakuan pemberian konsentrasi kolkisin 1,5 ppm dan 2,0 ppm jumlah biji per buah ratarata sebesar 2,4 buah. Menurut Balitbu (2008) bentuk biji pada buah salak dipengaruhi oleh jumlah biji per buah, sebagai berikut : Apabila jumlah biji/buah: 1, maka bentuk biji bulat. Apabila jumlah biji/buah : 2, maka bentuk biji satu sisi datar dan satu sisi cembung. Apabila jumlah biji/buah : 3, maka bentuk biji dua sisi datar dan satu sisi cembung. H. Banyaknya Buah Tanpa Biji dalam Satu Tandan Buah yang terbentuk tanpa melalui proses polinasi dan fertilisasi disebut buah partenokarpi, yang tidak memiliki biji. Buah partenokarpi bertujuan untuk memperbaiki kualitas bentuk, ukuran buah besar, jumlah biji sedikit serta lebih stabil bentuk dan ukuran (Rolistyo et al. 2014) Partenokarpi

24 lebih bermanfaat bagi peningkatan kualitas dan produksi buah, khususnya pada jenis tanaman komersil (hortikultura) (Wijayanto et al. 2012). Partenokarpi sendiri dibagi menjadi dua yaitu partenokarpi alami dan partenokarpi buatan. Partenokarpi buatan atau induksi adalah partenokarpi yang diusahakan dengan jalan menyemprot bakal buah dari putik yang masih muda dengan larutan zat pengatur tumbuh sebelum putik mengalami penyerbukan. Buah partenokarpi memiliki ciri yaitu kualitas bentuk buah lebih baik dari buah biasa, ukuran besar, jumlah biji sedikit, lebih stabil bentuk dan ukuran (Purnamaningsih 2010). Pembentukan buah partenokarpi melalui rekayasa genetika memberikan kualitas lebih baik dan produktivitas yang tinggi. Adanya pendekatan secara molekuler dengan teknik microarray juga dapat digunakan untuk studi pembandingan dan studi perubahan polaekspresi gen selama perkembangan baik pada buah partenokarpi maupun buah normal (Pardal 2001). Kualitas buah salak akan dapat meningkat apabila salak yang dihasilkan merupakan buah tanpa biji. Pada penelitian ini konsentrasi kolkisin belum mampu menghasilkan salak tanpa biji. Pada penelitian ini hanya menghasilkan buah salak yang memiliki biji yang lebih sedikit dibandingkan dengan kontrol. Maka harus dilakukan penelitian lanjutan untuk menentukan konsentrasi kolkisin yang tepat untuk dapat menghasilkan salak tanpa biji. I. Berat Biji per Buah Biji pada buah salak umumnya berjumlah 1-3 biji. Pada saat masih muda biji salak lunak, berwarna putih, kemudian menjadi coklat dan keras. Biji salak lembaganya terbuka dan hampir tidak memiliki masa dorman. Bentuk biji bersisi tiga dengan punggung biji agak bulat (Anarsis 1999)

25 Berat Biji per Buah (gram) 12 10 8 6 4 2 9.21 10.73 8.05 9.85 9.05 0 K0 K1 K2 K3 K4 Keterangan : Gambar 9. Histogram pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap berat biji per buah Berdasarkan analisis ragam (tabel 6 lampiran 2) yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi kolkisin tidak berpengaruh nyata terhadap berat biji per buah. Pada gambar berat biji rata-rata pada perlakuan kontrol yaitu sebesar 9,21 gram. Pada perlakuan konsentrasi kolkisin 0,5 ppm mengalami kenaikan berat biji per buah menjadi 10,73 gram. Pada perlakuan konsentrasi kolkisin 1,0 ppm memberikan hasil berat biji per buah rata-rata yang paling rendah yaitu sebesar 8,05 gram. dengan konsentrasi kolkisin 1,5 ppm menghasilkan rata-rata berat biji per buah sebesar 9,85 gram. Pada konsentrasi kolkisin 2,0 ppm memberikan hasil rata-rata berat biji per buah sebesar 9,05 ppm. Gambar 10. Perbandingan ukuran biji antar perlakuan

26 Dari gambar 10 dapat dilihat bahwa ukuran biji salak pada konsentrasi 1,0 ppm merupakan biji salak yang paling kecil dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada salak gading semakin tua umur buah rasio biji/daging buah semakin kecil artinya berat daging semakin besar dan biji semakin kecil, hal ini disebabkan karena karbohidrat hasil fotosintesis pada waktunya akan dijadikan bahan dasar pembentukan senyawa-senyawa lain dalam tanaman (Santosa dan Fauzia 2011) J. Kadar Gula Selama berlangsungnya pematangan buah terjadi kenaikan kandungan gula, karena selama pematangan terjadi hidrolisis pati menjadi gula, dengan demikian terjadi akumulasi gula. Terjadinya penurunan kadar gula diduga disebabkan oleh pemecahan gula selama proses perombakan yang terjadi karena buah menua. Jumlah gula yang digunakan dalam katabolisme lebih besar daripada jumlah gula hasil hidrolisis pati, sehingga menyebabkan kandungan gula turun (Santosa dan Fauzia 2011). Kadar Gula ( Brik) 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 13.33 a 16.5 b 17 b 17 b 17 b K0 K1 K2 K3 K4 Keterangan :nilai yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT taraf 5% Gambar 11. Histogram pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap kadar gula

27 Berdasarkan analisis ragam (tabel 7 lampiran 2) dapat diketahui bahwa konsentrasi kolkisin berpengaruh nyata pada kadar gula yang terkandung. Pada perlakuan kontrol kadar gula sebesar 13,33 brik. Pada perlakuan konsentrasi 0,5 ppm memiliki kadar gula sebesar 16,50 brik. Pada perlakuan konsentrasi 1,0 ppm, 1,5 ppm dan 2,0 ppm memiliki kadar gula sebesar 17,00 brik. Total padatan terlarut pada buah yang memiliki rasa manis menunjukkan nilai kemanisan (total gula) dari buah tersebut. Semakin tinggi nilai total padatan terlarut makin manis rasa dari buah tersebut. Pada umumnya selama pematangan akan terjadi peningkatan nilai total padatan terlarut yang menunjukkan meningkatnya nilai kemanisan buah. Hal ini disebabkan karena selama proses pematangan akan terjadi penguraian senyawa komplek seperti pati menjadi gula-gula sederhana yang memberikan rasa manis pada buah (Marlina et al. 2014)