PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN SUNTIKAN ( INJEKSI )

dokumen-dokumen yang mirip
INJEKSI SUB CUTAN (SC)

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT)

C. Indikasi Pada bayi atau anak sehat usia di bawah 5 tahun untuk imunisasi dasar atau sesuai pemberian imunisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL

Pengertian. Tujuan. Ditetapkan Direktur Operasional STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Tanggal Terbit 15 Februari 2011

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM INJEKSI INSULIN. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik

TEKNIK PEMBERIAN OBAT PARENTERAL

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1. Keterampilan Menyuntik Rini Rachmawarni Bachtiar Baedah Madjid

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

PENCABUTAN IMPLANT. No Sikap dan Prilaku. 1. Menyambut klien dan memperkenalkan diri dengan ramah

SOP Tanda Tanda Vital

MODUL PRAKTIK KLINIK KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN

MODUL KETERAMPILAN KLINIK ASUHAN KEBIDANAN

DAFTAR TILIK PEMASANGAN IMPLAN JADENA. Beri nilai setiap langkah klinik dengan mengunakan kriteria sebadai berikut :

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD

Pengertian Persiapan:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PRODI D-III KEPERAWATAN POLTEKKES

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN

Kebutuhan cairan dan elektrolit

TEKNIK ASEPTIK. Sebelum melakukan preparasi sediaan steril hal-hal yang harus dilakukan adalah Cuci tangan Memakai APD Mengoperasikan LAF Mengusap LAF

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING IMPLAN-2

MEMASANG KATETER. A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine.

SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD)

Dalam bentuk tablet, kaplet, pil, sirup, kapsul, atau puyer. Kelemahannya : Aksinya lambat, tidak dapat digunakan pada keadaan gawat.

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jln. Pierre Tendean No.24 Telp , Semarang, 50131

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Phlebotomy. 2. Tempat phlebotomy yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

Aplikasi Prinsip Fisika pada Jarum Suntik

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT INFEKSI DAN TROPIS

PHLEBOTOMY. Oleh. Novian Andriyanti ( ) PSIK Reguler 2. Fakultas Kedokteran. Universitas Brawijaya. Malang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.

PENUNTUN PEMBELAJARAN ASPIRASI SUPRAPUBIK


Nama : Riadus Solihin.S.kep. Npm : VULVA HYGIENE STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

Tindakan keperawatan (Implementasi)

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPENTENSI ASPEK KETRAMPILAN LATIHAN GERAK SENDI (ROM) EKSTREMITAS BAWAH

VULNUS LACERATUM. 1. Pengertian

KERANGKA ACUAN PELAYANAN IMUNISASI PROGRAM IMUNISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN. Hubungan Komunikasi Terapeutik..., Wildan Akhmad A.Y, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

INJEKSI, PUNGSI VENA DAN KAPILER

SOP PERAWATAN LUKA A. KLASIFIKASI LUKA BEDAH

Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan, gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya

No. Dok UPT.PUSKESMAS RANGKASBITUNG. Revisi KERANGKA ACUAN IMUNISASI. Tanggal Halaman A. PENDAHULUAN

No : Institusi : Nama : Tanggal : Stase : Observer : Set : Keperawatan Dalam 1 ( K1 ) TTD : INSTRUMEN PENILAIAN : PEENKES PENCEGAHAN PENULARAN HIV

ANALISA GAS DARAH DAN INJEKSI

6. Botol kecil steril untuk bahan pemeriksaan steril

- Memberi rasa nyaman pada klien. - Meningkatkan proses penyembuhan luka. Perawatan luka dilakukan jika luka kotor/luka basah

SOP PERAWATAN LUKA GANGREN

insulin dan memiliki rumus empiris C267H404N72O78S6 dan berat molekul Insulin glargine memiliki struktur sebagai berikut :

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE ( NGT )

165

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRAKTIKUM 7 PERAWATAN PASIEN YANG MENGGUNAKAN TRAKSI DAN ELASTIS BANDAGE

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

Blok Gastroenterohepatologi Manual Keterampilan Prosedur Enema

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai April 2008.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

No. Dokumen 04 / 05 / 01. Tanggal Terbit 23 Juli 2006

TATA CARA PEMBERIAN VAKSIN ANTI RABIES DAN SERUM ANTI RABIES

OLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314

PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat inisaya sedang

BAB I PENDAHULUAN. menjalani rawat inap. ( Wahyunah, 2011). Terapi intravena berisiko untuk terjadi komplikasi lokal pada daerah pemasangan

LEMBAR PENDELEGASIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIDKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT STROKE DAN ROM (RANGE OF MOTION)

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

1 PEMBERIAN NEBULIZER 1.1 Pengertian

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN SUHU

PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA, INTRAMUSKULAR, SUBCUTAN, INTRACUTAN DAN INTRAOSEOUS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MONITORING HEMODINAMIK RUMAH SAKIT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGAMBILAN SAMPLE DARAH M A R C H

KOMPLIKASI PHLEBOTOMY

LAMPIRAN. Universitas Esa Unggul

SYOK ANAFILAKTIK. No.Revisi : 0. Halaman :1 dari 4

Carpal tunnel syndrome

SOP ( Standar Operasional Prosedur ) Imunisasi

MAKLUMAT. Penyakit Kencing Manis. Ubat Untuk Merawat PESAKIT. Insulin. Medicine To Treat: Diabetes What You Need to Know About Insulin

LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4%

PATIENT INFORMATION LEAFLET MEDICINE TO TREAT: DIABETES UBAT UNTUK MERAWAT: DIABETES. Insulin

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

Obat Untuk Diabetes Dengan Komplikasi Neuropati Perifer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik. Laboratorium MITRA SEHAT JEPARA. sampel di ambil secara total populasi

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

KUESIONER PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN OBAT TERHADAP PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN PRINSIP SEPULUH BENAR PEMBERIAN OBAT DI RSI IBNU SINA PADANG

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Yth. Bapak/Ibu Calon Responden Penelitian Di Wilayah kerja Puskesmas Pengasih II, Kabupaten Kulon Progo

BAB 5 PERAWATAN. Poli OTI Dr Soetomo. Serta penggunaan Peak Flow Meters sebagai alat untuk

Transkripsi:

SOP INJEKSI PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN SUNTIKAN ( INJEKSI ) A. INJEKSI INTRA VENA Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat kedalam pembuluh darah vena Injeksi intravena diberikan jika diperlukan reaksi obat yang cepat Sudut penyuntikan 15 o -30 o kemudian sejajar dengan vena Tempat penyuntikan pada vena yang terlebih dahulu dicari vena bagian distal kemudian ke bagian proksimal 1. Persiapan Alat a. Spuit dengan jarum no.22-25 b. Kapas alkohol c. Obat dari ampul atau vial d. Sarung tangan bersih e. Catatan pengobatan f. Tourniquet g. Bak injeksi h. Bengkok i. Perlak Pasien a. Sapa pasien dengan senyum ramah b. Jelaskan prosedur tindakan 2. Kerja 1) Tutup tirai atau pintu 2) Cuci tangan 3) Ambil obat sesuai dosis 4) Pakai sarung tangan 5) Posisikan pasien nyaman dan rileks 6) Tentukan vena yang akan ditusuk ( vena basilika dan vena chefalika), syarat vena: tidak bercabang, bukan bekas tusukan, kulit tidak berbulu. 7) Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik 8) Bila vena sudah ditemukan ( misal vena basilika) atur lengan lurus dan pasang tourniquet sampai vena benar-benar dapat dilihat dan diraba 9) Siapkan spuit yang sudah berisi obat, bila masih terdapat udara dalam spuit, maka udara harus dikeluarkan 10) Bila klien terpasang veinflon, bersihkan port penyuntikan yang mengarah ke aliran iv yang utama dengan kapas alkohol. 11) Buka aliran port i.v tersebut dan buka jarum spuit kemudian masukkan spuit tanpa jarum ke dalam veinflon dan suntikkan obat. 12) Tusukkan jarum ke dalam vena dengan posisi jarum sejajar dengan vena dengan sudut 15-30 13) Lakukan aspirasi dengan cara menarik plunger spuit. Bila darah sudah terhisap lepaskan tourniquet dan dorong obat pelan-pelan ke dalam vena 14) Setelah obat masuk vena, segera tarik spuit, usap dengan kapas alkohol dengan sedikit menekan 15) Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman. 16) Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah tersedia (sampah medis untuk benda tajam) 17) Observasi respon pasien terhadap penyuntikan

18) Lepas sarung tangan dan cuci tangan 19) Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat waktu, tepat cara pemberian dan waspada) 20) Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas) 3. Terminasi a. Berikan pujian pada klien b. Ucapkan terima kasih B. INJEKSI INTRA MUSCULAR Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat pada jaringan otot Vaskularisasi pada otot lebih baik daripada subcutan sehingga absorbsi pada jaringan otot akan lebih cepat. Absorbsi obat cair pada IM akan terjadi sekitar 10-30 menit, sedangkan secara SC bisa mencapai hingga 30 menit. Jarum yang digunakan adalah nomor 21-23, sedangkan untuk klien kurus digunakan ukuran jarum lebih kecil dan pendek. Sudut penyuntikan 90 o dengan melewati lapisan SC hingga masuk ke lapisan otot dalam Injeksi IM lebih toleran terhadap jumlah volume lebih banyak daripada secara SC sehingga bisa disuntikkan obat 4 cc atau lebih Jika memberikan obat yang dapat mengiritasi, gunakan teknik Z-track saat menyuntik yaitu dengan cara menghisapkan 0,5 ml udara ke dalam spuit untuk membentuk sumbatan udara. Tarik kulit dibawahnya dan jaringan subkutan 2,5 cm-3,5 cm ke arah lateral ke samping. Tahan bagian belakang kulit dan suntikan jarum dengan cepat. 1. Persiapan Alat a. Spuit dengan jarum no.22-25 b. Jarum ukuran diameter 20-30 c. Kapas alkohol d. Obat dari ampul atau vial (0.5 ml) e. Sarung tangan bersih f. Catatan pengobatan g. Bak injeksi h. Bengkok i. Perlak Pasien a. Sapa pasien dengan senyum ramah b. Jelaskan prosedur tindakan 2. Kerja 1) Tutup tirai atau pintu 2) Cuci tangan 3) Ambil obat sesuai dosis 4) Pakai sarung tangan 5) Kaji Area penyuntikan: tidak ada lesi, tidak terdapat infeksi, tidak terdapat penonjolan tulang, tidak terdapat saraf dan pembuluh darah 6) Posisikan pasien nyaman dan rileks disesuaikan dengan area penyuntikan yang akan digunakan: a. Ventro gluteal: posisi tengkurap atau miring dengan lutut fleksi b. Vastus lateralis: posisi flat, supine dengan lutut sedikit fleksi

c. Dorso gluteal: posisi prone dengan lutut fleksi d. Deltoid: posisi duduk atau berbaring dengan lengan fleksi, rileks atau diletakkan diatas abdomen 7) Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik 8) Lakukan Z-track dengan tangan tidak dominan 9) Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol dengan mengusap secara sirkular arah keluar sekitar 5 cm 10) Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan. Buka tutup spuit dan pegang spuit pada tangan dominan (antara ibu jari dan telunjuk) 11) Injeksikan jarum dengan sudut 90 (vastus latralis jarum masuk dengan kedalaman 1,5-2,5 cm; ventro gluteal jarum masuk dengan kedalaman: 1,25-2,5 cm; dorso gluteal jarum masuk dengan kedalaman: 1,25-3,75 cm; deltoid jarum masuk dengan kedalaman: 1,25-2,5 cm) 12) Setelah jarum masuk ke dalam otot, pindahkan tangan non dominan kebawah spuit ( untuk memfiksasi agar posisi jarum tidak bergerak) dan tangan dominan pindah ke bagian pengokang spuit untuk siap mengaspirasi 13) Aspirasi spuit untuk memastikan jarum tidak menusuk pembuluh darah, jika tidak terdapat darah injeksikan obat tersebut dengan kecepatan 10 detik/ml. Jika terdapat darah segera cabut spuit dan ganti pada posisi penyuntikan lainnya 14) Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol dengan sedikit menekan 15) Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman. 16) Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah tersedia (sampah medis untuk benda tajam) 17) Observasi respon pasien terhadap penyuntikan 18) Lepas sarung tangan masukkan kedalam larutan klorin dan cuci tangan 19) Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat waktu, tepat cara pemberian dan waspada) 20) Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas) 3. Terminasi Berikan pujian atas kerjasama klien Ucapkan terima kasih C. INJEKSI SUB CUTAN Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat pada jaringan di bawah kulit Pada sub cutan terdapat sedikit sirkulasi darah sehingga obat akan diabsorbsi secara lambat (tidak secspat jika diberikan secara IM) Obat yang diberikan secara SC biasanya bersifat isotonic, noniritatif, larut dalam air, dan dapat ditoleransi hingga 0,5-1 cc Contoh obat yang diberikan secara SC adalah: insulin, TT (tetanus toxoid), epineprin, obat-obat alergi dan heparin (dapat diabsorbsi dengan baik melalui SC dan IM) Lokasi penyuntikan SC: deltoid, abdomen, paha, area scapula, ventral gluteal Lokasi penyuntikan harus tidak terdapat lesi, tidak ada infeksi, bukan pada penonjolan tulang dan jaringan dibawahnya tidak terdapat syaraf dan pembuluh darah Sudut penyuntikan 45 o. Untuk klien yang gemuk bisa dengan sudut 90 o. Pada klien yang kurus sebaiknya di abdomen bagian atas 1. Persiapan Alat a. Spuit dengan jarum no.22-25 b. Kapas alkohol c. Obat dari ampul atau vial (0.5 ml)

d. Sarung tangan bersih e. Catatan pengobatan f. Bak injeksi g. Bengkok h. Perlak Pasien a. Sapa pasien dengan senyum ramah b. Jelaskan prosedur tindakan 2. Kerja 1) Tutup tirai atau pintu 2) Cuci tangan 3) Ambil obat sesuai dosis 4) Pilih tempat penyuntikan : deltoid, abdomen di tempat yang tidak ada lesi, tidak terdapat infeksi, tidak terdapat penonjolan tulang, tidak terdapat saraf dan pembuluh darah 5) Posisikan pasien nyaman dan rileks 6) Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik 7) Pakai sarung tangan 8) Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol dengan mengusap secara sirkular arah keluar sekitar 5 cm atau swab satu kali arah proksimal ke distal 9) Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan. Buka tutup spuit dan pegang spuit pada tangan dominan ( antara ibu jari dan telunjuk) 10) Dengan tangan non dominan cubit area deltoid 11) Injeksikan obat dengan sudut 45-90 12) Aspirasi spuit untuk memastikan jarum tidak menusuk pembuluh darah, jika tidak terdapat darah injeksikan obat tersebut. Jika terdapat darah segera cabut spuit dan ganti pada posisi penyuntikan lainnya 13) Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol dengan sedikit menekan 14) Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman 15) Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah tersedia (sampah medis untuk benda tajam) 16) Observasi respon pasien terhadap penyuntikan 17) Lepas sarung tangan dan cuci tangan 18) Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat waktu, tepat cara pemberian dan waspada) 19) Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas) 3. Terminasi a. Berikan pujian pada klien atas kerjasamanya b. Ucapkan terima kasih D. INJEKSI INTRA DERMAL / INTRA CUTAN Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat dibawah permukaan kulit antebrachii bagian dalam Digunakan untuk skin test atau tes tuberculin Intradermal memiliki sirkulasi darah yang minimal dan obat obat akan diabsorbsi secara perlahan (sangat lambat). Bermanfaat untuk skin tes karena beberapa klien akan mengalami reaksi anafilaktik jika obat masuk kedalam tubuh secara cepat Menggunakan jarum ukuran kecil (1/4-1/2 inci) atau jarum khusus tes tuberculin Sudut penyuntikan 5-15 o

Tempat penyuntikan: permukaan kulit yang terang, sedikit rambut, tidak ada lesi dan oedem Jumlah cairan yang disuntikkan 0,01-0,1 cc Contoh: 1 gram ampicillin diencerkan 5 cc aquades. Ambil larutan tersebut 0,1 cc kemudian diencerkan himgga 1 cc. Masukkan obat secara intradermal/intracutan 0,01-0,1 cc 1. Persiapan Alat a. Spuit dengan jarum no.22-25 b. Kapas alkohol c. Obat dari ampul atau vial (untuk usia <1 tahun:0.05ml, untuk usia >1 tahun:0.10 ml) d. Sarung tangan bersih e. Catatan pengobatan f. Pensil kulit g. Bak injeksi h. Bengkok i. Perlak Pasien a. Sapa pasien dengan senyum ramah b. Jelaskan prosedur tindakan 2. Kerja 1) Tutup tirai atau pintu 2) Cuci tangan 3) Ambil obat sesuai dosis 4) Pilih tempat penyuntikan ( permukaan kulit yang terang, sedikit rambut, tidak ada lesi atau udem ) 3-4 jari dibawah ante kubital 5) Posisikan pasien nyaman dengan siku ekstensi dan letakkan lengan diatas permukaan yang rata 6) Pakai sarung tangan 7) Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol dengan mengusap secara sirkular arah keluar sekitar 5 cm atau swab satu kali arah proksimal ke distal 8) Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan. Buka tutup spuit dan pegang spuit pada tangan dominan ( antara ibu jari dan telunjuk ) 9) Dengan tangan non dominan regangkan permukaan kulit 10) Injeksikan obat dengan sudut 5-15, jarum masuk ± 3 mm. Masuknya jarum bisa tampak dari permukaan kulit 11) Hasil yang tepat adalah terdapat undulasi pada tempat penyuntikan 12) Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol tetapi tidak boleh ditekan 13) Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman, berikan tanda pada kulit dengan menggunakan pensil. Anjurkan klien untuk tidak membasuh tempat penyuntikan tersebut 14) Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah tersedia (sampah medis untuk benda tajam) 15) Lepas sarung tangan dan cucu tangan 16) Evaluasi : hasil tes positif jika terdapat kemerahan, bengkak. 17) Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat waktu, tepat cara pemberian dan waspada) 18) Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas) 3. Terminasi

a. Berikan pujian pada klien atas kerjasamanya b. Ucapkan terima kasih SOP Injeksi Subcutan PEMBERIAN OBAT INJEKSI SUBCUTAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Komunikasi Dalam Keperawatan Oleh : Trio mulyono 1111020103 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2011

SP 1 Pasien : Melakukan tindakan pemberian obat injeksi subcutan pada pasien Diabetes Militus Orientasi : Assalamu alaikum, Tn. S, Perkenalkan nama saya Trio Mulyono biasa dipanggil Trio. Saya perawat pelaksana yang akan merawat anda, bagaimana perasaan Tn.S hari ini? Apa keluhan yang anda rasakan saat ini, bagaimana istirahatnya semalam? Apakah bisa istirahat cukup? Begini Tn.S saya mau melakukan tindakan injeksi / suntik subcutan didaerah lengan bagian atas tujuannya melakukan / melanjutkan terapi pengobatan Tn.S yang telah diprogramkan oleh Dokter. Apakah Tn.S bersedia saya lakukan tindakan tersebut? Maka saya minta waktunya kurang lebih 10 menit untuk melakukan tindakan. Bagaimana, apakah Tn.S sudah siap? Klo begitu saya akan kembali mengambil alat yang akan dibutuhkan. Tahap Kerja : Sebelum saya melakukan tindakan akan saya tutup dulu pintunya yah? Apakah Tn.S bisa duduk? Klo tidak bisa sambil berbaring saja tidak apa-apa, Tn.S bahu lengannya agak diangkat sedikit saya akan pasang perlak pengalasnya dulu? Saya pasang sarung tangan terlebih dahulu setelah itu akan saya bersihkan daerah 1/3 dari bahu lengan atas dengan kapas alkohol dulu. Sudah siap Tn.S saya suntik ya? Tolong tarik nafas panjang saja kalau terasa sakit,sakit sedikit ya Sudah selesai,

Terminasi : Bagaimana perasaan Tn.S setelah diberikan obat injeksi? Apakah masih terasa sakit? Setelah saya lakukan tindakan injeksi, tunggu beberapa jam reaksinya? Apabila terjadi masalah yang lain tolang hubungi saya lagi diruang jaga saja? Semoga cepat sembuh dan dapat beraktifitas seperti biasa lagi ya? Saya akan kesini lagi sekitar 3-4 jam lagi untuk mengecek keadaan Tn.S? Setelah selesai saya bereskan kembali alat-alat dan mencuci tangan. Wassalamu alaikum wr. wb. LAMPIRAN 1 : Tugas utama perawat dalam melakukan tindakan pemberian obat injeksi subcutan pada pasien Diabetes Militus Fase Tugas Perawat Prainteraksi ü Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada ü Mencuci tangan ü Menyiapkan obat dengan benar ü Menempatkan alat didekat pasien dengan benar Orientasi ü Menberikan salam sebagai pendekatan terapeutik ü Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / pasien

ü Menanyakan kesiapan pasien sebelum melakukan tindakan Kerja ü Mengatur posisi pasien sesuai tempat penyuntikan ü Memasang perlak dan alasnya ü Membebaskan daerah yang akan dilakukan injeksi / menutup pintu sebagai privasi. ü Memakai sarung tangan ü Menentukan tempat penyuntikan dengan benar ü Membersihkan kulit dengan kapas alkohol ü Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk meregangkan kulit ü Memasukan spuit dengan sudut 40-60 derajat, jarum masuk 2/3 ü Melakukan aspirasidan pastikan darah tidak masuk spuit ü Memasukan obat secara perlahan ü Mencabut jarum dari tempat penusukan ü Menekan daerah tusukan dengan kapas desinfektan ü Membuang spuit kedalam bengkok Terminasi ü Melakukan evaluasi tindakan ü Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya ü Berpamitan dengan pasien ü Mencuci tangan

ü Mencatan kegiatan dalam lembar catatan keperawatan