BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) merupakan lembaga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang dihadapi seseorang, baik itu karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan baik untuk menghilangkan gejala/symptom dari suatu penyakit,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua

2016 ANALISIS KINERJA RUMAH SAKIT RUJUKAN BPJS KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. membahas segala hal yang berkaitan dengan bagaimana seorang pasien dilayani dan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya sehari-hari. Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang ditetapkan dalam UU nomor 40 tahun

BAB I PENDAHULUAN. memilih barang atau jasa yang sesuai dengan keinginan mereka. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan faktor penting bagi kita semua. Kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Undang-Undang No.25 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-undang No.40 Tahun 2004 pasal 19 ayat1. 1

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengingat kondisi keuangannya yang tidak mencukupi untuk berobat ke dokter.

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB 1 : PENDAHULUAN. untuk mengoperasikan BPJS Kesehatan atas perintah UU BPJS. Undang-undang BPJS adalah

BAB I PENDAHULUAN. kinerja produk atau hasil yang pasien rasakan dengan harapannya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes RI, 2009). kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. Harapan masyarakat terhadap terpenuhinya derajat kesehatan yang

masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN. mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bernegara yang diorganisasi dalam bentuk republik,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan. Dalam Undang Undang 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) Setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lanjutan dari Restitutie Regeling tahun Pada tahun 1985

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2004 sebagai bagian dari kewajiban pemerintah yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN) TERHADAP PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis (UU No. 36 Tahun 2009). Maka kesehatan merupakan kebutuhan dasar. manusia untuk dapat hidup layak dan produktif.

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

BAB I PENDAHULUAN. secara global dalam konstitusi WHO, pada dekade terakhir telah disepakati

BAB 1 PENDAHULUAN. serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. hal yang sangat diperhatikan bagi tiap-tiap stake holder di berbagai penjuru

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN) TERHADAP PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional. Tujuan penyelenggaran pembangunan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki era reformasi yang ditandai. dengan berbagai perubahan di segala bidang khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan tempat pelayanan yang. 2000). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini serta peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau

There are no translations available. Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Seputar JKN dan BPJS

BAB I PENDAHULUAN. berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya. yang tidak mampu untuk memelihara kesehatannya maka pemerintah mengambil

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL:

BAB I PENDAHULUAN. Asean (MEA) dimana persaingan Industri menjadi lebih bebas sehingga

PERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT

IMPLEMENTASI JKN DAN MEKANISME PENGAWASANNYA DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONAL. dr. Mohammad Edison Ka.Grup Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan Jaminan Sosial dalam mengembangkan Universal Health

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu prinsip dasar pembangunan kesehatan yaitu setiap orang

: : ... Umur :... Pendidikan :... Masa Kerja :... Unit Tugas di Rumah Sakit :... Jabatan :... Tanggal/Waktu Wawancara :...

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. 6

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit serta pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia pada undang-undang Nomor 36

PERAN DAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya serta meminimalkan kesalahan yang membuat pasien kecewa.

HASIL MONITORING DAN EVALUASI SEMESTER I TAHUN Bandung, 25 Agustus 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996)

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi hidupnya, mulai dari kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier. kepentingannya bagi keberlangsungan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penduduk Indonesia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya belum semua

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kualitas pelayanan, maka fungsi pelayanan di

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem jaminan social nasional bagi upaya kesehatan perorangan.

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit sebagai suatu organisasi dibidang jasa pelayanan kesehatan harus. persaingan bisnis yang semakin kompetitif tersebut.

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN. Pembukaan Majenas II SPN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor penting bagi kelangsungan hidup manusia,

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelemahan dan kekurangan jasa pelayanan kesehatan.

LAPORAN BULANAN PENGELOLAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) merupakan lembaga penyelenggara jaminan sosial yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia. sehingga dengan adanya jaminan sosial, risiko keuangan yang dihadapi seseorang baik itu karena memasuki usia produktif, mengalami sakit, kecelakaan, hingga kematian akan diambil alih oleh lembaga yang menyelenggarakan jaminan sosial. Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 yang berisi tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, BPJS merupakan badan hukum nirlaba (kemenkes, 2004). Menurut Undang-Undang No 24 Tahun 2011 berisi tentang BPJS dibagi menjadi 2, BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan. BPJS bertanggung jawab langsung kepada Presiden. BPJS berwenang menagih iuran, menempatkan dana, melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi kerja (Kemenkes, 2011). Penyelenggaran BPJS di Indonesia masih tidak terlepas dari beberapa kendala. Waktu menunggu pendaftaran peserta pada kantor 1

2 BPJS juga sering menjadi keluhan utama. Kendala yang dihadapi bukan hanya pada pelayanan di kantor BPJS tetapi di penyedia pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit dan puskesmas juga menjadi kendala terbesar dalam pelaksanaan BPJS.Tarif yang diberikan oleh BPJS terkadang tidak sesuai dengan tarif yang ada pada rumah sakit, serta pengklaiman tarif INA-CBGs yang sering terlambat dibayar. Peserta juga terkadang merasa bahwa fasilitas yang diberikan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dengan adanya keluhan-keluhan tersebut sehingga membuat sebagaian peserta merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh BPJS kesehatan. Ketidakpuasan merupakan respon pelanggan sebagai hasil dan evaluasi ketidaksesuaian kinerja atau tindakan yang dirasakan sebagai akibat dari tidak terpenuhinya harapan (Tjiptono, 2006). Ketidakpuasan pelanggan adalah indikator utama dari standar fasilitas kesehatan dan merupakan ukuran mutu pelayanan. Kepuasaan pelanggan yang rendah akan berdampak terhadap jumlah kunjungan yang akan mempengaruhi angka kesehatan tersebut. Sedangkan sikap karyawan terhadap pelanggan juga akan berdampak terhadap kepuasan pelanggan dimana kebutuhan pelanggan dari waktu ke waktu terus meningkat, begitu pula tuntutan akan mutu pelayanan yang diberikan. Menurut Bell dan Luddington (2006), keluhan pelanggan (customer complaints) adalah umpan balik (feedback) dari pelanggan yang ditujukan kepada perusahaan yang cenderung bersifat negatif. Umpan

3 ini dapat dilakukan secara tertulis atau secara lisan. Keluhan pelanggan dapat berbentuk komplain. Komplain yang memiliki intensitas yang tinggi mempunyai kecenderungan untuk meningkatkan kepuasan dan evaluasi produk.(nyer, 2000) Perilaku keluhan pelanggan dipengaruhi oleh beberapa variabel diantaranya adalah sikap mengeluh dan pengalaman (Rizwan et al., 2013; Putra dan Giantari, 2014), loyalitas pelanggan (Kitapci dan Dortyol, 2009; Rizwan et al,. 2013), ketidakpuasan (Putra dan Wardana, 2014; Nityawan dan Ardani, 2014) dan lain sebagainya. Menurut beberapa penelitian faktor yang mempengaruhi perilaku keluhan konsumen adalah sikap, pengalaman, kemungkinan keberhasilan yang dirasakan serta kesetiaan pelanggan (Singh 1986). Sedangkan menurut (Tjiptono,2006) tingkat kepentingan, tingkat ketidakpuasan, manfaat yang diperoleh dari komplain dan pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi perilaku keluhan konsumen. Data peserta BPJS hingga tahun 2014 mencapai 142 juta orang di Indonesia. Pada tahun 2015, jumlahnya meningkat menjadi 168 juta orang (Kompas, 2014).Berdasarkan survei yang dilakukan oleh lembaga survei Myriad Research Committed yang melakukan survei tentang kepuasaan dan loyalitas peserta dan fasilitas kesehatan, menyatakan tingkat kepuasaan peserta BPJS kesehatan yang disurvei secara nasional mencapai 81% dan fasilitas kesehatan 75% dari hasil survei itu tingkat kepuasaan peserta yang berobat ke puskesmas 80%,

4 klinik 80% dan Rumah Sakit Swasta 83%. Pelayanan divisi regional BPJS terhadap peserta, tingkat kepuasaannya sebagian besar di atas standar (65%). Tetapi ada dua divisi regional yang tingkat kepuasaan pesertanya dibawah standar yakni divis regional 3 (Sumatera Selatan) dan XXI (Papua) Dari hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Kompas. Yang mengambil 592 responden di 12 kota di Indonesia, menyebutkan bahwa 53,5% telah mengikuti BPJS kesehatan. Yaitu lebih dari 60% pegawai negeri sipil dan pensiunan. Namun dari 317 responden yang menjadi peserta program JKN BPJS kesehatan, hanya 39,1% yang menyatakan puas terhadap pelayanan BPJS. Sedangkan 42,9% responden pengguna layanan BPJS kesehatan masih menyatakan tidak puas atas pelayanan yang diberikan BPJS kesehatan. Jumlah peserta BPJS kesehatan untuk divisi regional IV wilayah DKI Jakarta sebanyak 8,6 juta jiwa dari sekitar 10 juta warga DKI Jakarta. Penyelenggaraan BPJS di DKI Jakarta juga tidak terlepas dari banyaknya keluhan peserta. Keluhan yang paling banyak muncul adalah kerumitan prosedur untuk mendapatkan layanan dari BPJS. Dua dari lima responden mengeluhkan tata cara yang berbelit-belit, mulai dari pendaftaran keanggotaan hingga pada saat pemeriksaan. Selain itu sedikitnya fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS juga sering menjadi keluhan peserta. Sebanyak 22% responden yang mengeluhkan keterbatasan klinik, rumah sakit (RS), dan fasilitas

5 kesehatan lain yang mau melayani peserta JKN (Kompas, 2015). Menurut data pemerintah Provinsi DKI tahun 2014, hanya ada 431 fasilitas kesehatan primer yang terdiri dari puskesmas dan klinik, dan 81 RS yang bermitra dengan BPJS untuk melayani sekitar 10 juta penduduk Jakarta. (Dinkes, 2014) Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk menganalisis dan meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan Perilaku keluhan Peserta BPJS Kesehatan Wilayah DKI Jakarta Tahun 2016 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan hasil pengamatan dan permasalahan yang ditemukan, maka timbullah perumusan masalah yaitu Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku keluhan konsumen peserta BPJS Kesehatan wilayah DKI Jakarta 1.3 Pertanyaan Penelitian 1.3.1 Bagaimana gambaran perilaku keluhan konsumen peserta BPJS kesehatan di wilayah DKI Jakarta tahun 2016? 1.3.2 Bagaimana gambaran ketidakpuasaan peserta BPJS di wilayah DKI Jakarta tahun 2016? 1.3.3 Bagaimana gambaran sikap peserta BPJS di wilayah DKI Jakarta tahun 2016? 1.3.4 Bagaimana gambaran pengalaman peserta BPJS di wilayah DKI Jakarta tahun 2016?

6 1.3.5 Bagaimana gambaran keberhasilan komplain peserta BPJS di wilayah DKI Jakarta tahun 2016? 1.3.6 Bagaimana hubungan perilaku keluhan konsumen dengan ketidakpuasaan peserta di wilayah DKI Jakarta tahun 2016? 1.3.7 Bagaimana hubungan perilaku keluhan konsumen dengan sikap peserta BPJS di wilayah DKI Jakarta tahun 2016? 1.3.8 Bagaimana hubungan perilaku keluhan konsumen dengan pengalaman peserta BPJS di wilayah DKI Jakarta tahun 2016? 1.3.9 Bagamiana hubungan perilaku keluhan konsumen dengan keberhasilan komplain peserta BPJS di wilayah DKI Jakarta tahun 2016? 1.3.10 Faktor apa yang paling mempengaruhi perilaku keluhan konsumen? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku keluhan konsumen peserta BPJS kesehatan di kantor BPJS wilayah DKI Jakarta 1.4.2 Tujuan Khusus 1.4.2.1 Mengidentifikasi gambaran perilaku keluhan konsumen peserta BPJS kesehatan di wilayah DKI Jakarta tahun 2016

7 1.4.2.2 Mengidentifikasi gambaran ketidakpuasaan peserta BPJS di wilayah DKI Jakarta tahun 2016 1.4.2.3 Mengidentifikasi gambaran sikap peserta BPJS di wilayah DKI Jakarta tahun 2016 1.4.2.4 Mengidentifikasi gambaran pengalaman peserta BPJS di wilayah DKI Jakarta tahun 2016 1.4.2.5 Mengidentifikasi gambaran keberhasilan komplain peserta BPJS di wilayah DKI Jakarta tahun 2016 1.4.2.6 Mengidentifikasi hubungan perilaku keluhan konsumen dengan ketidakpuasan peserta di wilayah DKI Jakarta tahun 2016 1.4.2.7 Mengidentifikasi hubungan perilaku keluhan konsumen dengan sikap peserta BPJS di wilayah DKI Jakarta tahun 2016 1.4.2.8 Mengidentifikasi hubungan perilaku keluhan konsumen dengan pengalaman peserta BPJS di wilayah DKI Jakarta tahun 2016 1.4.2.9 Mengidentifikasi hubungan perilaku keluhan konsumen dengan keberhasilan komplain peserta BPJS di wilayah DKI Jakarta tahun 2016 1.4.2.10 Mengidentifikasi faktor apa yang paling mempengaruhi perilaku keluhan konsumen 1.5 Manfaat penelitian

8 1.5.1 Manfaat bagi BPJS kesehatan Hasil penelitian dapat memberikan dampak positif bagi BPJS kesehatan sehingga ke depannya dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan perbaikan mutu pelayanan yang berkulitas. 1.5.2 Manfaat bagi Institusi pendidikan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan tambahan referensi bagi peneliti selanjutnya. Dan memberikan informasi kepada mereka yang ingin mengetahui perilaku keluhan konsumen peserta BPJS kesehatan yang berkualitas. 1.5.3 Manfaat bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah pengalaman peneliti serta menambah wawasan tentang faktor-faktor yang berhubungan perilaku keluhan konsumen peserta BPJS kesehatan 1.5.4 Manfaat bagi Peserta BPJS Kesehatan Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peserta dalam hasil perbaikan mutu pelayanan agar kedepannya lebih baik lagi tentang perilaku keluhan konsumen peserta BPJS. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan pada peserta BPJS kesehatan wilayah DKI Jakarta, waktu penelitian dimulai pada bulan Februari 2016. Variabel dependen yang akan diteliti adalah perilaku keluhan konsumen. Sedangkan variabel independennya yaitu tingkat ketidakpuasan,sikap, pengalaman, serta keberhasilan komplain.

9 Populasi dalam penelitian ini adalah peserta BPJS kesehatan yang ada di wilayah DKI Jakarta tahun 2016