III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanankan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Mei 2010 sampai dengan bulan Juli 2010. Objek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah usaha penggilingan padi milik bapak Kardi di Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat. 3.2. Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang digunakan dalam melakukan analisis ini adalah : 1. Catatan lapang beserta alat tulis 2. Kalkulator 3. Personal Computer 4. Timbangan 3.3. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini secara keseluruhan bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis biaya dan kelayakan usaha penggilingan padi, bagaimana usaha tersebut berjalan pada jalur yang tepat agar tidak mengalami kerugian. Jenis data diperoleh terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari observasi terhadap proses penggilingan gabah menjadi beras siap dikonsumsi. Data primer yang diperlukan antara lain data jumlah giling harian, data jumlah beras yang dihasilkan, jam kerja mesin penggilingan, kapasitas mesin, pemakaian bahan bakar untuk mesin penggilingan, pemakaian pelumas untuk mesin penggilingan. Data jumlah giling harian dan beras yang dihasilkan didapat dari pengamatan langsung di lokasi penelitian. Data jam kerja, kapasitas, pemakaian bahan bakar mesin, dan pemakaian pelumas didapat dari pengamatan terhadap proses penggilingan gabah menjadi beras siap dikonsumsi. Data sekunder didapat dari wawancara langsung dengan pemilik usaha penggilingan padi dan pihak-pihak terkait lainnya. Data sekunder yang diperlukan adalah investasi awal pendirian penggilingan, biaya-biaya operasional, dan kondisi umum Kelurahan Situ Gede. Data investasi awal dan biaya-biaya operasional didapat dari wawancara langsung dengan pemilik usaha penggilingan. Data kondisi umum Kelurahan Situ Gede didapat dari data monografi Kelurahan Situ Gede tahun 2010. 3.4. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan beberapa prosedur asumsi dan pendekatan sebagai dasar dalam melakukan perhitungan dan analisis. Asumsi dan pendekatan yang digunakan terdiri dari : a. Umur ekonomis mesin penggilingan adalah 10 tahun dengan nilai akhir mesin penggilingan padi 10% dari harga awal. b. Umur fasilitas bangunan dan lantai jemur adalah 20 tahun dimana harga akhir adalah harga tanah di lokasi penelitian. 9
c. Umur ekonomis fasilitas penunjang seperti timbangan dan lain-lain diasumsikan sesuai kondisi di lapangan. d. Harga yang digunakan dalam perhitungan adalah harga yang berlaku pada waktu penelitian dan sebelum terjadi perubahan selama penelitian. e. Pendapatan dan pengeluaran dianggap tetap sepanjang umur ekonomis alat. f. Tingkat suku bunga (discount rate) adalah tingkat bunga yang diperkirakan dan dipakai untuk mendiskon pembayaran dan penerimaan dalam satu periode. Besarnya tingkat suku bunga adalah 14% (BNI Rate, 2010). g. Pajak yang dikenakan hanya Pajak Bumi dan Bangunan yang dibayar per tahun. Karena bangunan penggilingan dan rumah pemilik berada di satu lokasi maka diperkirakan pajak untuk bangunan giling 50% dari pajak keseluruhan. PPN diabaikan karena usaha ini belum memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). 3.5. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dua tahap. Tahap pertama adalah pengumpulan data dan tahap kedua adalah pengolahan/analisis data. a. Pengumpulan data Data yang diperlukan adalah data yang berhubungan dengan biaya dan data operasional usaha mesin penggilingan padi tersebut, antara lain jenis penggilingan yang digunakan dan komponen-komponennya, biaya-biaya yang dikeluarkan (biaya tetap dan biaya tidak tetap), kapasitas mesin per jam, rata-rata jam kerja per hari, rata-rata pemakaian bahan bakar per jam, rata-rata jumlah gabah yang digiling per hari dan sebagainya. 1. Data kapasitas mesin Kapasitas mesin penggilingan (husker dan polisher) diperoleh dengan menghitung jumlah beras yang dihasilkan per jam dan jumlah gabah yang digiling per jam. 2. Data jumlah rata-rata padi yang digiling per hari dan jam kerja per hari Untuk data rata-rata jumlah gabah yang digiling per hari dan jam kerja ratarata per hari diperoleh dengan pengambilan data harian selama tiga bulan pada bulan Mei sampai bulan Juli. Dari data-data tersebut dapat diperkirakan jumlah gabah yang digiling per hari dan jam kerja rata-rata per hari. Dengan memperkirakan jumlah hari kerja per tahun maka dapat diperoleh jam kerja per tahun. 3. Data pemakaian bahan bakar 10
Bahan bakar pada mesin diisi penuh kemudian digunakan beberapa jam. Waktu pemakaian dari mesin menyala sampai mesin mati dihitung, kemudian diukur sisa bahan bakar. Pemakaian bahan bakar per jam dapat dihitung dengan rumus : X =...(2) X = pemakaian bahan bakar per jam (lt/jam) X 0 = jumlah bahan bakar awal (lt) Xt = jumlah bahan bakar akhir (lt) t = lama penggunaan mesin penggerak (jam) b. Analisis data 1. Biaya tetap (BT) penggilingan padi (Rp./tahun) Biaya tetap adalah biaya yang nilainya relatif tetap setiap tahun. Biaya ini tidak bergantung pada banyaknya produk yang dihasilkan. Biaya-biaya yang termasuk biaya tetap adalah penyusutan, bunga modal, dan pajak. a. Penyusutan dan bunga modal Fasilitas yang terdapat pada penggilingan tersebut antara lain adalah bangunan, lantai jemur, mesin penggerak, huller, polisher, dan timbangan. b. Pajak dan bunga modal Pajak yang dikenakan pada usaha penggilingan padi hanya PBB. Karena tanah dan bangunan menjadi satu dengan rumah tinggal maka porsi PBB untuk usaha penggilingan diasumsikan 50% dari seluruh PBB. 2. Biaya Tidak Tetap (BTT) (Rp./tahun) Biaya tidak tetap atau biaya variabel adalah biaya-biaya yang dikeluarkan pada saat alat dan mesin beroperasi dan jumlahnya bergantung pada jam pemakaian (Pramudya dan Dewi, 1992). Biaya-biaya yang termasuk biaya tidak tetap adalah biaya bahan bakar, biaya pelumas, dan biaya pergantian bagian-bagian mesin yang aus atau rusak seperti rubber roll,ayakan polisher,dan suku cadang mesin. 3. Biaya Total (Rp/jam) Biaya total merupakan biaya keseluruhan yang diperlukan untuk mengoperasikan suatu mesin pertanian. Biaya ini merupakan penjumlahan biaya tetap dan biaya tidak tetap. Menurut Pramudya dan Dewi (1992), biaya total mesin pertanian per jam dapat dihitung dengan persamaan berikut : 11
Biaya Total =...(3) BT X BTT = Biaya Tetap (Rp/tahun) = Perkiraan jam kerja dalam satu tahun (jam/tahun) = Biaya Variabel (Rp/tahun) 4. Biaya pokok Biaya pokok produksi adalah biaya yang diperlukan suatu mesin pertanian untuk setiap unit produk. Biaya pokok dapat dihitung dengan persamaan berikut : BP =...(4) BP B kh = Biaya pokok (Rp/kg GKG) = Biaya Total (Rp/jam) = Kapasitas Huller (kg GKG/jam) 5. Analisis titik impas Analisis titik impas dapat digunakan untuk mengetahui jumlah produksi dimana jumlah penerimaannya sama dengan seluruh biaya yang telah dikeluarkan atau keuntungan sama dengan nol. Menurut Patiwiri (2006), untuk menghitung titik impas produksi dapat digunakan rumus :...(5) TIP BT k S BTT HS = Titik Impas Produksi (Jam/tahun) = Biaya Tetap Produksi (Rp/tahun) = Kapasitas kerja mesin (kg/jam) = Ongkos penggilingan (Rp/kg beras) = Biaya Tidak Tetap (Rp/jam) = Hasil Samping (Rp/kg) 6. Analisis kelayakan finansial 1. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) merupakan perbedaan antara nilai sekarang (present value) dari manfaat dan biaya. Apabila NPV bernilai positif, dapat diartikan sebagai besarnya keuntungan yang diperoleh dari proyek. Sebaliknya NPV yang 12
bernilai negatif menunjukan kerugian. Menurut Pramudya dan Dewi (1992), NPV dapat dihitung dengan persamaan berikut :...(6) NPV = Net Present Value (Rp) B = Manfaat (Rp/tahun) n = Umur Produksi t = Tahun ke-t C = Biaya (Rp/tahun) i = Discount Rate (%/tahun) Dari perhitungan NPV yang diperoleh dapat diambil keputusan sebagai berikut : Jika NPV 0, maka proyek layak untuk dilaksanakan Jika NPV < 0, maka proyek tidak layak untuk dijalankan Jika NPV = 0, maka proyek dikatakan berada dititik impas 2. Internal Rate of Return (IRR) Menurut Pramudya dan Dewi (1992), Nilai IRR merupakan suatu tingkat pengembalian modal yang digunakan dalam suatu proyek, yang nilainya dinyatakan dalam persen per tahun. Nilai IRR merupakan nilai tingkat bunga, dimana nilai NPV-nya sama dengan nol. Dalam persamaan dapat dinyatakan sebagai berikut :...(7) IRR = Internal Rate of Return i = Tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV positif i = Tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV negatif NPV = NPV yang bernilai positif NPV = NPV yang bernilai negatif Dari perhitungan IRR yang diperoleh dapat diambil keputusan sebagai berikut : Jika IRR discount rate, maka proyek layak untuk dilaksanakan Jika IRR < discount rate, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan 3. Benefit Cost Ratio Menurut Pramudya dan Dewi (1992), nilai gross B/C, merupakan perbandingan antara NPV manfaat dan NPV biaya sepanjang umur proyek. Perbandingan nilai tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut : 13
...(8) B = Manfaat (Rp/tahun) N = Umur Produksi t = Tahun ke-t C = Biaya (Rp/tahun) i = Discount Rate (%/tahun) Bila nilai gross B/C lebih besar dari 1, maka proyek tersebut layak untuk dilaksanakan. 7. Analisis sensitivitas Menurut Pramudya dan Dewi (1992), analisis sensitivitas dilakukan apabila : a. Terjadi suatu kesalahan pendugaan suatu nilai biaya atau manfaat. b. Kemungkinan terjadi perubahan suatu unsur harga pada saat proyek tersebut dilaksanakan 14