STUDI KOMPARATIF PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH

dokumen-dokumen yang mirip
TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

terhadap kepribadian pelakunya. Kegiatan yang untuk menggunakan tubuh secara menyeluruh dalam bentuk permainan atau pertandingan/ perlombaan

KONTRIBUSI BERLATIH OLAHRAGA DI KLUB TERHADAP PENDIDIKAN DI SEKOLAH

II. TINJAU PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk. mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

BAB I PENDAHULUAN. jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Donny Suhartono, 2013

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

prilaku hidup sehat peserta didik, dalam kehidupan sehari-hari (Suroto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS II - SEMESTER 1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Defri Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

OLAHRAGA UNTUK WANITA. Oleh: B. Abduljabar

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

LEMBAR KERJA PENILAIAN CAKUPAN MATERI BUKU TEKS PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN KELAS VI SD/MI

O. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMPLB TUNADAKSA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS III - SEMESTER 2

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SDLB TUNANETRA

AKTIVITAS PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF SEBAGAI PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GERAK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media membelajarkan siswa. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS VI - SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dea Wulantika Utami, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga merupakan hasil dari proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

21. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SD/MI

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS VI - SEMESTER 1

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. aspek kepribadian dan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS II - SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

O. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMPLB TUNARUNGU

O. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMPLB TUNANETRA

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS IV - SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mencakup pengajaran dan pelaksanaan nilai-nilai, isi pendidikan ialah

TUGAS TUTORIAL III MATA KULIAH METODE PENGEMANGAN FISIK TUTOR ; DIAN BUDIANA, M.PD.

KOMPETENSI DASAR PENJASORKES SEKOLAH DASAR KELAS I - VI. Kompetensi Dasar Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS V - SEMESTER 1

PROGRAM TAHUNAN (PROTA)

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS III - SEMESTER 1

9. Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM TAHUNAN (PROTA)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS I - SEMESTER 2

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

N. KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMALB TUNARUNGU

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran, dan hasil belajar yang dicapai siswa sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menerapkan ajaran agama dalam aktivitas jasmani, permainan, dan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS IV - SEMESTER 1

Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani

LEMBAR KERJA PENILAIAN CAKUPAN MATERI BUKU TEKS PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA KESEHATAN KELAS V SD/MI

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SDLB AUTIS

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

STUDI TENTANG PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA SISWA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan

KISI KISI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

I. PENDAHULUAN. penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taufik Akbar Firdaus, 2013

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS I - SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SDLB TUNAGRAHITA

senam Merupakan terjemahan dari kata: 1. Gymnastiek Belanda 2. Gymnastics Inggris Asal kata Gymnos Yunani berarti telanjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

Transkripsi:

STUDI KOMPARATIF PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH Oleh: B. Abduljabar Pada zaman Yunani Purba, zaman Palestra dan Gimnasium, pendidikan jasmani adalah bagian dari pendidikan. Pada abab ke-15, Vitorino da Feltre menyatakan pendidikan jasmani adalah bagian penting dari pendidikan anak laki-laki di sekolah-sekolah Negara Italia. Demikian juga di Jerman pada abad ke-18 menempatkan pendidikan jasmani pada kurikulum sekolah-sekolah mereka. Di Denmark, sekolah sekolah mereka memposisikan pendidikan jasmani bagi anak-anak laki-laki, dan baru untuk perempuan setelah 25 tahun berikutnya. Negara Swedia mengikuti Denmark dengan mempersyaratkan pendidikan jasmani pada kurikulum sekolah menengah mereka, dan baru emapat tahun kemudian mereka mewajibkan untuk anak-anak sekolah dasar. Semua negara ini mewajibkan pendidikan jasmani di sekolah-sekolah mereka.

MAKSUD DAN TUJUAN PENDIDIKAN JASMANI Pendidikan jasmani sebagai bagian dari sistem pendidikan seutuhnya, harus responsif terhadap setiap kebutuhan dan keinginan masyarakat dimana masyarakat itu berada. Hermon (; dalam Benett, 1983) menyebutkan ada lima kebutuhan masyarakat Israel terhadap penyelenggaran pendidikan jasmani di negaranya, yaitu: 1. Aktivitas jasmani dalam kesehariannya untuk mendapatkan perkembangan fisik, intelektual, emosional, dan sosial dalam upaya mencapai keseimbangan pribadi yang baik. 2. Peningkatan studi akademis bagi masyarakat yang mengenal teknologi. 3. Peningkatan kebugaran fisik dan keterampilan berperang untuk pertahanan negara. 4. Kegiatan rekreasi fisikal yang diharapkan oleh para ahli kesehatan dan sosiolog. 5. Sebagai persiapan untuk olahraga nasional yang representatif melalui pelatihan

TUJUAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN JASMANI DI INDONESIA Tujuan : 1. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani. 2. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama. 3. Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas ajar pendidikan jasmani. 4. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani. 5. Mengembangkan kemampuan gerak dan keterampilan berbagai

Fungsi: 1. Aspek Organik: menjadi fungsi sistem tubuh lebih baik, sehingga individu dapat memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta memiliki landasan untuk pengembangan keterampilan. Meningkatkan kekuatan otot, daya tahan otot, kardiovaskuler, dan fleksibilitas. 2. Aspek Neuromuscular: meningkatkan keharmonisan fungsi syaraf dan otot. Mengembangkan keterampilan lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif. Meningkatkan faktor-faktor gerak, keterampilan olahraga, dan mengembangkan keterampilan rekreasi. 3. Aspek Perseptual: kemampuan menerima dan membedakan isyarat. Mengembangkan koordinasi gerak visual, keseimbangan tubuh, dominansi, dan lateralitas.

Fungsi: (lanjt.) 4. Aspek Kognitif: mengembangkan kemampuan menemukan sesuatu memahami, memperoleh pengetahuan, ddan mengambil keputusan. Meningkatkan pengetahuan, interpretasi, fungsi tubuh, dan kinerja tubuh. 5. Aspek Sosial: menyesuaikan diri dengan orang lain, dan lingkungan dimana mereka berada, belajar komunikasi, bertukar pikiran, kepribadian sikap, rasa memiliki dan tanggungjawab, sikap positif, dan moral yang baik. 6. Aspek Emosional: mengembangkan respon positif terhadap aktivitas jasmani, reaksi yang positif, melepas ketegangan, dan saluran ekspresi dan kreativitas.

Kedudukan pendidikan jasmani di sekolah di ratifikasi pada tahun 1971 dengan pernyataan: Pendidikan jasmani adalah bagian integral dari pendidikan dan berfungsi sebagai jaminan semua perkembangan jasmani dan kualitas moral para siswa, untuk mempersiapkan mereka dalam kehidupan, pekerjaan, dan mempertahankan negara. Secara lebih khusus, pendidikan jasmani harus memperkuat kesehatan, mengembangkan keterampilan fisik, keterampilan gerak dan organisme yang potensial dan fungsional, dan menumbuhkan kualitas moral seperti patriotisme, internasionalisme, kerja-kelompok, keberanian,keinginan ketekunan, dan kepercayaan pada diri sendiri.

Persyaratan Waktu Persyaratan umum rata-rata untuk semua kelas berkisar pada 2 atau 3 kali 45 menit per minggu, meskipun ini sukar digeneralisasi untuk semua negara dimana persyaratan kependidikan dirumuskan oleh negara atau kewenangan kota dan bukan oleh administrasi negara. India memiliki 6 periode per minggu, Cuba memiliki 5 periode per minggu untuk 3 tahun pertama. Di negara negara tropis seperti: Uganda dan Nigeria, tidak ada pengajaran pendidikan jasmani yang dijadwalkan pada jam 10 siang sampai 3 sore, karena cuaca panas matahari. Pendidikan jasmani tidak tercantum dalam kurikulum Sekolah Islam di Nigeria Utara karena alasan-alasan agama, dan tidak dipersyaratkan di sekolah menengah.

Persyaratan waktu (lanjt.) Suatu program penting yang dikembangkan di sekolah dasar di Prancis dikenal sebagai Le tiers temps Pedagogique. Berawal dari projek eksperimental di Kota Venves selama tahun 1950-an. Minggu sekolah direncanakan 27 jam, dibagi 3 bagian masing masing 9 jam. Satu bagian untuk aktivitas kreatif, yaitu: 2 jam untuk seni, satu jam untuk kerajinan, dan 6 jam untuk pendidikan jasmani. Kota Vanves merencanakan 6 jam per minggu untuk pendidikan jasmani tidak seperti sekarang ini di Prancis, tetapi idea itu telah berhasil diterapkan di sekolah Sherwood di Saskatchewan di tahun 1974 dan oleh Sekolah Dasar Hindmarsh di Australia utara di tahun 1977. Di Australia program itu diperluas ke 100 sekolah dasar dalam 2 tahun.

Persyaratan waktu (lanjt.) Suatu program penting yang dikembangkan di sekolah dasar di Prancis dikenal sebagai Le tiers temps Pedagogique. Berawal dari projek eksperimental di Kota Venves selama tahun 1950-an. Minggu sekolah direncanakan 27 jam, dibagi 3 bagian masing masing 9 jam. Satu bagian untuk aktivitas kreatif, yaitu: 2 jam untuk seni, satu jam untuk kerajinan, dan 6 jam untuk pendidikan jasmani. Kota Vanves merencanakan 6 jam per minggu untuk pendidikan jasmani tidak seperti sekarang ini di Prancis, tetapi idea itu telah berhasil diterapkan di sekolah Sherwood di Saskatchewan di tahun 1974 dan oleh Sekolah Dasar Hindmarsh di Australia utara di tahun 1977. Di Australia program itu diperluas ke 100 sekolah dasar dalam 2 tahun.

KURIKULUM TINGKATAN SEKOLAH DASAR Suatu survey tentang aktivitas gerak pada siswa di jenjang pendidikan ini, dan dari berbagai negara menunjukkan bukti luar biasa, dan terungkap beberapa elemen, sebagai berikut: Gerak dasar termasuk: jalan, lari, loncat, tendang, lompat, menarik, mendorong, berguling, keseimbangan, lemparan, menangkap, stunts (ketangkasan), dan tumbling (jatuh berguling-guling). Permainan dengan organisasi sederhana dan lari beranting. Aktivitas ritmik, tarian berirama, bernyanyi, dan permainan dengan musik. Keterampilan-keterampilan dasar untuk berbagai cabang olahraga dan permainan, biasanya dimulai pada kelas empat atau lima sekolah dasar.

Kegiatan: Renang bagi anak-anak sangat disenangi meskipun merupakan aktivitas yang diperlukan bagi anak-anak Mesir, Denmark, Jerman, Inggris, Norwegia, Swedia, Israel, d an Uni Soviet jika kolam renang tersedia di sekolah. Dengan demikian, jika kolam renang tersedia di setiap sekolah, maka pengajaran renang akan umum diajarkan. Di Amerika Serikat, sedikit sekolah dasar yang siswanya belajar renang di sekolah, tetapi di masyarakat mereka belajar dari program renang rekreasi dan dikendalikan oleh sponsor yang mendanainya dari palang merah dan Asosiasi keum muda umat kristen. Renang dibutuhkan di sekolah-sekolah Australia, tapi banyak keluarga-keluarga imigrant menolak pembelajaran renang, karena budaya tabu memperlihatkan tubuh mereka, seperti sering diperlihatkan oleh keluarga yang berasal dari Asia, India, dan Yunani.

Kegiatan: (lanjt.) Senam gaya Pearl Hendrik Ling yang dulu pernah terkenal dapat kita temukan di Spanyol, Portugal, dan beberapa negara di Afrika dan Amerika Selatan. Kalestenik merupakan bagian program negara-negara Komunis dan juga digunakan dalam berbagai cara yang lain. Pendidikan Gerak atau Senam kependidikan, berasal dari prinsip Laban, yang secara meluas digunakan siswa-siswa sekolah dasar di Inggris dan telah menyebar ke negara-negara Canada, Amerika Serikat, Norwegia, Belanda, Itali, Spanyol, Israel, dan hanya wanita-wanita di Afrika Selatan. Tetapi konsep pendidikan gerak ini mengalami puncaknya pada tahun 1970-an. Belgia telah mengembangkan pendidikan jasmani-nya sendiri dengan menekankan pada kegiatan-kegiatan fisik-bermain dan memberi kebebasan kepada guru lokal pendidikan jasmani setempat untuk mengembangkan program-nya, yang diadopsi dari negara-negara tetangga.

Kegiatan: (lanjt.) Bukti kuat menunjukkan bahwa para siswa di sekolah menengah di seluruh benua nampaknya lebih menyukai belajar keterampilan, atau berpartisipasi dalam tim olahraga daripada berbagai aktivitas lain selama pelajaran pendidikan jasmani mereka. Konflik sejak dulu terjadi antara senam (gimnastik) dengan olahraga telah berakhir dan olahragalah yang lebih banyak peminatnya, penyelenggaran senam (gimnastik) pada pembelajaran pendidikan jasmani telah berakhir. Negara negara seperti: Norwegia, Prancis dengan tradisi gimastik-nya yang sangat kuat telah bergeser ke penyelenggaraan olahraga, pada tahun-tahun terakhir (sejak 1980- an). Beberapa negara melaksanakan kegiatan olahraga pada siang hari sekali dalam seminggu. Sistem seperti ini memungkinkan senam (gimnastik) dilaksanakan pagi hari dan siang hari untuk kegiatan olahraga. Di Inggris dan Australia periode waktu empat jam pelajaran pendidikan jasmani dalam seminggu, dua jam diantaranya digunakan pembelajaran permainan.

Kegiatan: (lanjt.) Sebagai kesimpulan, program pendidikan jasmani di sekolah menengah di banyak negara lebih baik daripada program pendidikan jasmani di sekolah dasar. Secara umum, guru pendidikan jasmani di sekolah menengah adalah seorang spesialis, sementara di sekolah dasar ditangani oleh guru kelas. Dalam kaitan dengan upaya menghasilkan atlet-atlet top dunia, dibutuhkan curahan keuangan untuk sekolah-sekolah menengah. Sekolah-sekolah menengah memiliki fasilitas lebih baik dan lebih banyak peralatan, sehingga berkontribusi pada pelaksanaan porgram. Persyaratan pendidikan jasmani nampaknya lebih aktif untuk memperkuat siswa-siswa di sekolah menengah dari pada sekolah di tingkat dasar. Guru pendidikan jasmani di sekolah menengah lebih menunjukkan kredibilitas dan lebih mudah dikenali daripada faktor yang sama untuk sekolah dasar.

TERIMAKASIH Mariii.. Semangat ruh murni pendidikan jasmani dan olahraga kita pelihara, dan kembangkan kearah esensi manusia seutuhnya. Selamat berjuang...