3. URUSAN KEHUTANAN Kawasan hutan negara di wilayah Wonosobo secara administratif dikelola oleh KPH Kedu Selatan dan KPH Kedu Utara. Hutan yang ada di Wonosobo saat ini menjadi penyangga 13 kabupaten yang ada dibawahnya. Kerusakan lingkungan akibat penebangan pohon secara liar dan pengelolaan lahan yang tidak ramah lingkungan akan menyebabkan degradasi hutan dan lahan, serta kerusakan ekosistem yang ada. Dampaknya, selain lahan kritis juga sering terjadi bencana banjir, longsor, dan kekeringan. Disamping itu, kerusakan lingkungan juga menyebabkan terganggunya sistem hidrologi dan ekologi di Kabupaten Wonosobo, oleh karena itu, kegiatan penanaman dan pelestarian lingkungan tetap dilaksanakan secara terpadu dan berkelanjutan oleh semua elemen masyarakat tanpa terkecuali. Di sisi lain adanya kepentingan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan ekonominya memberi peluang pula terjadinya peningkatan pemanfaatan sumberdaya kawasan hutan secara illegal. Hutan adalah sumber daya alam yang dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesarbesarnya untuk kemakmuran rakyat. Disamping melakukan pengelolaan terhadap hutan negara, pemerintah telah mempromosikan dan mendorong pembangunan kehutanan berbasis masyarakat antara lain dengan menggalakkan penanaman komoditas kehutanan pada lahan lahan rakyat/ lahan milik. Selaras dengan hal tersebut kebijakan pada urusan kehutanan dan perkebunan sesuai RPJMD Kabupaten Wonosobo Tahun 2010-2015 adalah meningkatkan kualitas pengelolaan sumberdaya alam dan sumber daya kehutanan Dengan prioritas pembangunan dalam RKPD Tahun 2013 adalah berkurangnya lahan kritis. a. Program dan Kegiatan Untuk mendukung pelaksanaan urusan kehutanan, pada tahun 2013 telah dialokasikan anggaran sebesar Rp 5.812.015.400,00 dan terealisasi sebesar Rp 5.521.218.442,00 atau 95% dari rencana. Proporsi realisasi belanja urusan perikanan tersebut adalah 0,56% dari total realisasi belanja APBD Tahun 2013 yang berjumlah Rp 988.103.772.409,00. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel IV.C.3.1 Program, Alokasi dan Realisasi Anggaran Urusan Kehutanan Tahun 2013 No. Program Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) A Belanja Langsung 2.281.098.400 2.160.658.386 1 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan 1.596.574.400 1.525.888.350 2 Program Pemanfaatan Potensi Sumber 100.000.000 98.770.000 Daya Hutan 3 Program Perlindungan dan Konservasi 300.000.000 294.142.000 Sumber Daya Hutan 4 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 166.949.000 140.946.561 LKPJ 2013 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 260
No. Program Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) 5 Program peningkatan sarana dan 117.575.000 100.911.475 prasarana aparatur B Belanja Tidak langsung 3.530.917.000 3.360.560.056 1 Belanja Pegawai 3.530.917.000 3.360.560.056 Gaji dan tunjangan 3.109.752.000 3.061.062.556 Tambahan Penghasilan PNS 421.165.000 299.497.500 2 Belanja Hibah dan Bantuan Sosial - - 3 Belanja Tak Terduga - - Jumlah total 5.812.015.400 5.521.218.442 Sumber: APBD Kabupaten Wonosobo 2013 (diolah) b. Realisasi Program dan Kegiatan Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan 1) Konservasi DAS Hulu (DAK Kehutanan) Tujuan kegiatan ini adalah untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Kegiatan berupa pembuatan/pengembangan hutan rakyat (575 ha) dan pemeliharaan hutan rakyat 2012 (400 ha). Kegiatan dilaksanakan dengan penanaman bibit tanaman kehutanan berupa durian 6.875 batang, suren 4.000 batang, nangka okulasi 8.300 batang, jinitri 134.575 batang dan pembangunan 3 unit dam penahan di Krinjing Watumalang. Bibit tanaman diberikan pada Kelompok Tani Tani Maju, Tunggal Sari, Sidomaju, Rukun Tani, Mekar Sari, Mega Tama, Giri Mulyo, Sri Sadono di Desa Lumajang, Binangun, Krinjing, Pasuruan, Mutisari, Kalidesel, Banyukembar (Watumalang), Kelompok Tani Silulut, Tirto Gumilar, Menggoro, Sudi Rahayu di Desa Kalidadap, Plunjaran, Penerusan, Trimulyo, Ngaliyan (Wadaslintang) dan Kelompok Tani Sido Maju Desa Kayugiyang (Garung). 2) Penghijauan Lingkungan Tujuan kegiatan ini adalah untuk menjaga kelestarian lingkungan dan merehabilitasi hutan, lahan serta untuk mengurangi lahan kritis. Kegiatan dilaksanakan dengan pengadaan bibit tanaman kayu-kayuan dan buah-buahan sebanyak 24.135 batang terdiri dari bibit Cemara Gunung 3.750 batang, bibit Albasia 5.110 batang, bibit Eucalyptus 4.000 batang, bibit Gmelina 2.000 batang, bibit Pucung 2.000 batang, bibit Gaharu 1.500 batang, bibit Aren 2.000 batang, bibit Durian Unggul Okulasi 400 batang, bibit Jambu Kristal 1.125 batang, bibit Alpukat 1.000 batang, bibit Pala 1.250 batang. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan 1) Pengembangan Wana Tani Pengembangan wanatani adalah usaha untuk pemanfaatan lahan di bawah tegakan dan usaha untuk mengembalikan fungsi hutan secara ekologis. Kegiatan LKPJ 2013 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 261
dilaksanakan dengan pengadaan bibit jahe merah sebanyak 7.800 rumpun. Bantuan diberikan kepada Kelompok Tani Sedyo Martani, Desa Balekambang, Kecamatan Selomerto dan Kelompok Tani Permata Dusun Jlegong, Desa Sukoharjo, Kecamatan Sukoharjo. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan 1) Peningkatan Peran Serta Masyarakat Sekitar Hutan dalam Pengelolaan Hutan Tujuan kegiatan ini adalah untuk penguatan kelembagaan masyarakat sekitar hutan dan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan berupa pengembangan ternak kambing (45 ekor) pada Kelompok Tani Hutan (KTH) Desa Tempurejo, Kalikarung, Karangsambung dan Dempel. 2) Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Konservasi Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberdayakan dan meningkatkan perekonomian masyarakan di sekitar kawasan hutan dan untuk menjaga kelestarian sumberdaya. Kegiatan berupa pengadaan bibit tanaman yaitu bibit Albasia 5.500 batang, bibit Suren 3.300 batang, bibit Jenitri 10.000 batang, bibit Kopi Arabika 5.000 batang, pengadaan bibit ternak yaitu bibit kambing Jawa Randu jantan 2 ekor, bibit kambing Jawa Randu betina 6 ekor, bibit Domba Lokal jantan 2 ekor, bibit Domba Lokal betina 6 ekor. Pengadaan Bibit Tanaman di Desa Damar Kasihan, Kecamatan Kertek, Desa Pungangan Kecamatan Mojotengah sedangkan pengadaan ternak domba di Desa Damar Kasihan, Kecamatan Kertek dan ternak kambing di Desa Pungangan, Kecamatan Mojotengah. 3) Pembuatan Kebijakan Desa Sekitar Hutan Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menjaga kelestarian sumber daya alam, khususnya hutan dan untuk menopang perekonomian masyarakat. Kegiatan berupa pembuatan Peraturan Desa Tentang Lingkungan sebanyak 15 eksplar, pembuatan Papan Propaganda Tentang Lingkungan sebanyak 10 buah dan pengadaan Bibit Tanaman sebanyak 2.330 batang. Kegiatan dilaksanakan di Desa Kwadungan Kecamatan Kalikajar. 4) Sosialisasi Peraturan Menteri Kehutanan (p.30/menhut-ii/2012) Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kepala desa/kepala kelurahan sebagai pejabat penerbit SKAU dalam penatausahaan hasil hutan. Kegiatan dilakukan berupa Sosialisasi Peraturan Menteri Kehutanan (P.30/Menhut - II/2012) tentang penatausahaan hasil hutan yang berasal dari hutan hak. Kegiatan dilaksanakan 3 angkatan masing-masing diikuti 100 orang, 90 orang dan 30 orang. 5) Pengelolaan dan Konservasi DAS hulu berbasis masyarakat Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menjaga kelestarian dan fungsi DAS serta untuk memberikan suatu stimulus agar masyarakat tetap dapat menjaga kelestarian sumberdaya alam. Kegiatan berupa pengadaan bibit tanaman sebanyak 4.940 batang terdiri dari bibit Jenitri 2.000 batang, bibit Karet 2.200 batang, bibit Manggis 240 batang, bibit Durian Okulasi 500 batang untuk kelompok tani Desa Burat, Kecamatan Kepil. LKPJ 2013 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 262
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Tujuan program ini adalah menyediakan sumber daya dalam pelaksanaan urusan kehutanan. Untuk mencapai tujuan tersebut, Dinas Kehutanan dan Perkebunan telah melaksanakan kegiatan penyediaan jasa surat menyurat, penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa administrasi keuangan, penyediaan alat tulis kantor, penyediaan barang cetakan dan penggandaan, penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor, penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor, penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan, penyediaan makanan dan minuman, rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah, rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah, penyelesaian pekerjaan kantor dan penyediaan jasa pelayanan umum pemerintah. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program ini mencakup pengadaan perlengkapan gedung kantor, pengadaan sarana dan prasarana kantor, pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor, pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional, pemeliharaan rutin/ berkala alat-alat kantor serta pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan kantor. c. Capaian Kinerja Urusan Kehutanan Capaian kinerja urusan kehutanan dapat dilihat pada beberapa indikator yang tersaji pada tabel berikut : Tabel IV.C.3.2 Indikator Kinerja Urusan Kehutanan Berdasarkan IKK Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) No. Indikator Kinerja 1 Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis 2 Kerusakan Kawasan Hutan (Akibat Kebakaran Hutan pada musim kemarau) Capaian Kinerja 2012 2013 5.907 5.132,58 ----------x 100% = 17,06% --------- x100% = 24,48% 34.620,29 20.969,86 75 ----------x 100% =0,40% 18.888,12 0 ----------x 100% =0% 18.888,12 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonosobo dan BP DAS SOP Yogyakarta, (analisis 2014) LKPJ 2013 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 263
Tabel IV.C.3.3 Indikator Kinerja Urusan Kehutanan Berdasarkan Indikator RPJMD 2010-2015 No. Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Capaian Pembangunan 2012 2013 1 % bahaya kebakaran hutan 0,40 0 2 % luas hutan & lahan kritis yang direhabilitasi thd luas total hutan & lahan kritis Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan (2014) 17,06 24,48 Kerusakan kawasan hutan pada tahun 2013 adalah 0%, berarti berhasil dalam mengelola kerusakan hutan dari ancaman kebakaran. Dalam rangka meningkatkan kualitas lahan telah dilaksanakan Rehabilitasi hutan dan lahan kritis pada tahun 2013. yaitu 24,48% mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar 17,06%. Perhitungan ini didasarkan pada Luas hutan dan lahan kritis yang direhabilitasi hektar dibagi dengan luas total hutan dan lahan kritis hektar x 100%. d. Permasalahan dan Solusi Permasalahan yang muncul dalam urusan kehutanan adalah : Dilema pemanfaatan wilayah Kabupaten Wonosobo sebagai kawasan konservasi sekaligus sebagai kawasan budaya tanaman intensif dan pengembangan wilayah untuk pembangunan; Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam memperhatikan keselamatan dan kelestarian lingkungan hutan; Kepentingan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan ekonominya memberi peluang terjadinya peningkatan pemanfaatan sumberdaya tumbuhan dan fisik hutan secara illegal. Solusi Pemecahan Masalah: Upaya merehabilitasi lahan kritis melalui pembangunan dan peningkatan hutan rakyat dan agroforestry; Penyadaran masyarakat dalam upaya menanam dan memelihara pohon secara terus menerus dan berkelanjutan agar laju kerusakan lahan dapat ditekan; Peningkatan kerjasama antara pihak-pihak yang terkait dan berkepentingan (khususnya LMDH dan Perhutani) dalam pengembangan dan peningkatan pengelolaan hutan sesuai karakteristik sosial setempat dan kondisi fisik hutan; Peningkatan kapasitas masyarakat dalam kepedulian terhadap konservasi melalui KBR dan KBS. LKPJ 2013 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 264