Inisiasi IV ASESMEN PEMBELJARAN SD

dokumen-dokumen yang mirip
Unit 6 TEKNIK PEMBERIAN SKOR DAN NILAI HASIL TES. Ainur Rofieq. Pendahuluan

Inisiasi II ASESMEN PEMBELJARAN SD

Inisiasi III ASESMEN PEMBELJARAN SD

Inisiasi I ASESMEN PEMBELJARAN SD

PENILAIAN ACUAN NORMA

Mahasiswa mampu. Tes DASAR. Modul: 1 6 PENILAIAN. menjelaskan hakikat. Suryanto, DALAM. penilaian, asesmen, Adi. (2009).

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ

PENILAIAN ACUAN PATOKAN dan PENILAIAN ACUAN NORMATIF

PENDEKATAN PENILAIAN Grading Nilai

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

Hakikat Tes, Pengukuran. Aris Fajar Pambudi FIK UNY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum instrumen soal digunakan dalam penelitian, maka instrumen

7. Tes simulasi merupakan salah satu bentuk dari teknik penilaian: a. lisan b. praktik/kinerja c. penugasan d. portofolio e.

Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar

PRINSIP PENILAIAN. (Retno Wahyuningsih) Prinsip-prinsip Penilaian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kuesioner. Bentuk tes yang memberikan kemudahan dalam skoring adalah tes objektif 2.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

KUIS PERSIAPAN MENGHADAPI UPM

6. Di bawah ini merupakan beberapa kelebihan tes lisan, kecuali:

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi Guru Mata Pelajaran Qur an Hadits dalam Perencanaan. Evaluasi Hasil Belajar Siswa di MTs Negeri Ngantru

PENILAIAN PEMBELAJARAN

PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR Oleh: Wuri Wuryandani Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode deskriptif adalah suatu penggambaran atau penjelasan terhadap suatu

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya

Modul ke: Psikometri NORMA 2. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Asesmen Pembelajaran

PENILAIAN ACUAN KRITERIA (PAK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

CONTOH SOAL PEDAGOGIK Proses Penilaian (Assesmen) Berilah tanda silang pada jawaban yang paling benar dari sejumlah pilihan jawaban yang tersedia..

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang

BAB III METODE PENELITIAN

PESAN SEMOGA BERKESAN

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, kesulitan belajar, dan Keterampilan Proses Sains (KPS). Secara

BAB III METODE PENELITIAN

Unit 4. Hubungan Antara Dua Variabel Dengan Statistik Nonparametrik. Dr. Laura F. N. Sudarnoto. Pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM PENILAIAN MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN PAI

I. PENDAHULUAN. Pemerintah menetapkan tiga arah pengembangan pendidikan dalam rangka

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan variabel-variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

EVALUASI PEMBELAJARAN (EP)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

Untuk Guru-guru MTs-DEPAG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Sub Pokok Bahasan dan rincian Materi Pengantar

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

SILABUS EVALUASI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER (IK 501)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENILAIAN BERBASIS KELAS Nuryani Y.Rustaman*

BAB III METODE PENELITIAN

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PENGUKURAN

BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang ditujukkan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena alamiah

BAB III METODE PENELITIAN

DESKRIPSI PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD SE-KECAMATAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

iii Workshop Matematika/PEMA4104/2sks Kompetensi Umum Peta Kompetensi

SOAL UJIAN AKHIR EVALUASI PENDIDIKAN JASMANI. a) Buatlah suatu norma hasil tes dengan lima kategori nilai (A,B,C,D, dan E).

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Sebagaimana ditunjukkan sebelumnya suatu tes hasil belajar dapat dipakai untuk menyatakan :

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. upaya membangun interaksi bermakna antara guru dengan peserta didik lewat

SATUAN ACARA TUTORIAL [ SAT ]

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

ALAT-ALAT PENILAIAN PENDIDIKAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suciati Rahayu Widyastuti, 2014

P MB M ELAJARAN N FIS I I S K I A

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Evaluasi Pembelajaran Bahasa Berbasis Lingkungan: Perspektif Pendekatan Pragmatik

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA (PERFORMANCE ASSESSMENT) SISWA SMA PADA PRAKTIKUM HIDROLISIS GARAM

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) secara sistematis, faktual

Transkripsi:

Inisiasi IV ASESMEN PEMBELJARAN SD Saudara-saudara mahasiswa PGSD S-1 PJJ, selamat bertemu kembali dalam kegiatan tutorial bersama saya Yuni Pantiwati sebagai tutor mata kuliah Asesmen Pembelajaran SD. Tutorial kali ini merupakan kegiatan tutorial keempat dengan unit yang akan dipelajari tentang teknik pemberian skor (penskoran) dan prosedur mengubah skor kedalam nilai standart pada metode tes. Ada tiga bagian dalam unit ini, yaitu subunit teknik pemberian skor, mengubah skor dengan penilaian acuan patokan, dan mengubah skor dengan penilaian acuan norma. Tujuan mempelajari unit ini supaya Anda sebagai mahasiswa PGSD S-1 PJJ mampu membuat pedoman penskoran dan melakukan analisis hasil penilaian proses dan hasil pembelajaran dengan metode tes. Oleh sebab itu setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Mampu membuat skor pada berbagai soal metode tes 2. Mampu merubah skor menjadi nilai standart dengan berbagai skala dengan menggunakan pendekatan PAP 3. Mampu merubah skor menjadi nilai standart dengan berbagai skala dengan menggunakan pendekatan PAN A. Teknik Pemberian Skor 1. Pemberian Skor Tes pada Domain Kognitif 1.1. Penskoran Soal Bentuk Pilihan Ganda Cara penskoran tes bentuk pilihan ada tiga macam, yaitu: pertama penskoran tanpa ada koreksi jawaban, penskoran ada koreksi jawaban, dan penskoran dengan butir beda bobot. 1). Penskoran tanpa ada koreksi yaitu penskoran dengan cara setiap butir soal yang dijawab benar mendapat nilai satu (tergantung dari bobot butir soal), sehingga jumlah skor yang diperoleh peserta didik adalah dengan menghitung banyaknya butir soal yang dijawab benar. Rumusnya sebagai berikut. B Skor = x 100% N B = banyaknya butir yang dijawab benar N = adalah banyaknya butir soal Inisiasi Asesmen Pembelajaran SD 4-1

2). Penskoran ada koreksi jawaban yaitu pemberian skor dengan memberikan pertimbangan pada butir soal yang dijawab salah dan tidak dijawab, adapun rumusnya sebagai berikut. Skor = B S P 1 N x 100 B = banyaknya butir soal yang dijawab benar S = banyaknya butir yang dijawab salah P = banyaknya pilihan jawaban tiap butir N = banyaknya butir soal Butir soal yang tidak dijawab diberi skor 0 3). Penskoran dengan butir beda bobot yaitu pemberian skor dengan memberikan bobot berbeda pada sekelompok butir soal. Biasanya bobot butir soal menyesuaikan dengan tingkatan kognitif (pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi) yang telah dikontrak guru.. Adapun rumusnya sebagai berikut. ( Bi xbi ) Skor = x 100% St B i = banyaknya butir soal yang dijawab benar peserta tes b i = bobot setiap butir soal S t = skor teoritis (skor bila menjawab benar semua butir soal) 1.2. Penskoran Soal Bentuk Uraian Objektif Pada bentuk soal uraian objektif, biasanya langkah-langkah mengerjakan dianggap sebagai indikator kompetensi para peserta didik. Oleh sebab itu sebagai pedoman penskoran dalam soal bentuk uraian objektif adalah bagaimana langkah-langkah mengerjakan dapat dimunculkan atau dikuasai oleh peserta didik dalam lembar jawabannya. 1.3. Penskoran Soal Bentuk Uraian Non-Objektif Prinsip penskoran soal bentuk uraian non-objektif sama dengan bentuk uraian objektif yaitu menentukan indikator kompetensinya. 4-2 Inisiasi Asesmen Pembelajaran SD

1.4. Pembobotan Soal Bentuk Campuran Dalam beberapa situasi bisa digunakan soal bentuk campuran, yaitu bentuk pilihan dan bentuk uraian. Pembobotan soal bagian soal bentuk pilihan ganda dan bentuk uraian ditentukan oleh cakupan materi dan kompleksitas jawaban atau tingkat berpikir yang terlibat dalam mengerjakan soal.pada umumnya cakupan materi soal bentuk pilihan ganda leih banyak, sedang tingkat berpikir yang terlibat dalam mengerjakan soal bentuk uraian biasanya lebih banyak dan lebh tinggi. Suatu ulangan terdiri dari n 1 soal pilihan ganda dan n 2 soal uraian. Bobot untuk soal pilihan ganda adalah w 1 dan bobot untuk soal uraian adalah w 2. jika seorang peserta didik menjawab benar n 1 pilihan ganda, dan n 2 soal uraian, maka peserta didik itu mendapat skor : Skor = b 1 n 1 x100 + b 2 n 2 x100 1 2 n b 1 = bobot soal 1 b 2 = bobot soal 2 2. Pemberian Skor Tes pada Domain Afektif n Domain afektif ikut menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Paling tidak ada dua komponen dalam domain afektif yang penting untuk diukur, yaitu sikap dan minat terhadap suatu pelajaran. Sikap peserta didik terhadap pelajaran bisa positif bisa negative atau netral. 3. Pemberian Skor Tes pada Domain Psikomotor A. Penyusunan Tes Psikomotor Tes untuk mengukur ranah psikomotor adalah tes untuk mengukur penampilan atau kinerja (performance) yang telah dikuasai peserta didik. Tes tersebut menurut Lunetta dkk. (1981) dalam Majid (2007) dapat berupa tes paper and pencil, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes unjuk kerja. Skala penilaian cocok untuk menghadapi subjek yang sedikit. Perbuatan yang diukur menggunakan alat ukur berupa skala penilaian tentang dari sangat tidak sempurna sampai sangat sempurna. Jika dibuat skala 5, maka skala 1 paling tidak sempurna dan skala 5 paling sempurna. Inisiasi Asesmen Pembelajaran SD 4-3

B. Mengubah Skor dengan Penilaian Acuan Patokan Ada dua pendekatan yang umum dipakai untuk mengolah skor, yaitu pendekatan: (1) Penilaian Acuan Norma atau disingkat PAN dan (2) Penilaian Acuan Patokan atau disingkat PAP. Melihat prinsip PAP sebagai pendekatan konversi skor-skor prestasi, maka pendekatan ini cocok digunakan untuk penilaian formatif, yaitu assesment yang dilakukan pada setiap akhir satuan pelajaran yang berfungsi untuk perbaikan proses pembelajaran yang anda lakukan. Sejak tes formatif belum anda mulai, anda sudah dapat menentukan suatu kriteria keberhasilan pembelajaran yang anda lakukan dengan memberikan patokan atau standart melalui skor teoritis. Pendekatan PAN dipilih apabila anda berkeinginan membandingkan skor peserta didik dengan skor-skor dalam kelompoknya atau peserta didik lain dalam suatu kelas atau tingkat tertentu. Pendekatan ini sama-sekali tidak terpengaruh dengan skor teoritis. Kualitas penilaian peserta didik sangat tergantung kepada distribusi skor para peserta tes. Skor-skor mereka akan saling berkompetisi secara internal sehingga menentukan pedoman konversi yang akan dibuat. Selain itu PAN dipilih dengan tidak harus mempertimbangan bahwa perangkat tes yang dipakai untuk mengukur prestasi peserta didik itu adalah perangkat tes terstandart. Pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) disebut juga penilaian dengan norma absolut atau kriteria. Pendekatan PAP berarti membandingkan skor-skor hasil tes peserta didik dengan kriteria atau patokan yang secara absolut/mutlak telah ditetapkan oleh guru. Jadi skor peserta didik tidak dibandingkan dengan kelompoknya tetapi skor-skor itu akan dikonversi menjadi nilai-nilai berdasarkan skor teoritisnya. Metode PAP digunakan pada sistem penilaian skala-100 dan skala-5. Skala-100 berangkat dari persentase yang mengartikan skor prestasi sebagai proporsi penguasaan peserta didik pada suatu perangkat tes dengan batas minimal angka 0 sampai 100 persen (%). Pada skala-5 berarti skor prestasi diwujudkan dalam nilai A, B, C, D, dan E atau berturutan mewakili nilai 4, 3, 2, 1, dan 0. Adapun langkah-langkah PAP sebagai berikut: 1) Menentukan skor berdasarkan proporsi, 2) Menentukan batas minimal nilai ketuntasan. 4-4 Inisiasi Asesmen Pembelajaran SD

C. Mengubah Skor dengan Penilaian Acuan Norma 1. Konsep Pendekatan PAN Pada penjelasan sebelumnya disebutkan bahwa salah satu beda PAN dari PAP terletak pada tolok ukur skor yang digunakan sebagai pembanding. Pendekatan ini menggunakan cara membandingkan prestasi atau skor mentah peserta didik dengan sesama peserta didik dalam kelompok/kelasnya sendiri. Makna nilai dalam bentuk angka maupun kualifikasi memiliki sifat relatif, artinya bila anda sudah berhasil menyusun pedoman konversi skor berdasarkan tes yang sudah dilakukan pada suatu kelas/kelompok maka pedoman itu hanya berguna bagi kelompok/kelas itu dan kemungkinan besar pedoman itu tidak berguna bagi kelompok/kelas lain karena distribusi skor peserta tes sudah lain. Kecuali, pada saat pengolahan skor kelompok/kelas yang lain tadi disatukan dengan kelompok/kelas pertama. 2. Langkah pendekatan PAN Seperti pada PAP, pendekatan penilaian PAN dapat digunakan juga pada sistem penilaian skala-100 dan skala-5. Bahkan pada PAN, anda dapat mengembangkan menjadi skala-9 dan skala-11. Pada skala-100 berangkat dari persentase yang mengartikan skor prestasi sebagai proporsi penguasaan peserta didik pada suatu perangkat tes dengan batas minimal angka 0 sampai 100 persen (%). Pada skala-5 berarti skor prestasi diwujudkan dalam nilai A, B, C, D, dan E atau berturutan mewakili nilai 4, 3, 2, 1, dan 0. Adapun langkahlangkah pendekatan PAN sebagai berikut: 1) Menghitung rerata ( x ) skor prestasi, 2) Menghitung standart deviasi ( s ) skor prestasi, 3) Membuat pedoman konversi untuk mengubah skor menjadi nilai standart (berdasarkan skalanya ada PAN dengan skala lima, skala sembilan, skala sebelas, dan dengan nilai Z score atau T score ). Tugas Setelah Anda melakukan uji coba instrumen tes pada kegiatan tutorial kedua, selanjutnya lakukan analisis menggunakan pendekatan PAN dengan pedoman konversi skala 9. Sebelumnya tentunya Anda perlu melakukan beberapa tahapan yang harus Anda lalui agar memperoleh data yang valid sebagai bahan untuk analisis. Tahapan tersebut, seperti melakukan koreksi lembar jawaban siswa, pemberian skor, penataan skor siswa. Selamat bekerja. Inisiasi Asesmen Pembelajaran SD 4-5

Desain Tugas Analisis Hasil Penilaian (MK: Asesmen Pembelajaran SD) Pengantar Tugas tutorial keempat merupakan kelanjutan dari tugas-tugas sebelumnya, tugas kali ini menganalisis data hasil uji coba terutama data untuk instrumen tes. Hasil uji coba dianalisis menggunakan pendekatan PAN dengan pedoman konversi skala sembilan. Hasil analisis juga akan digunakan sebagai informasi untuk mengerjakan tugas tutorial berikutnya, mengingat tujuan perkuliahan ini yaitu mahasiswa dapat menganalisis hasil belajar siswa. Tujuan: mahasiswa dapat menganalis hasil belajar menggunakan pendekatan PAN dengan pendoman konversi Deskripsi Tugas Mahasiswa melakukan analisis hasil belajar dengan menggunakan pedoman konversi skala sembilan. Data yang dianalisis dari hasil uji coba instrumen. Tugas yang dilakukan mahasiswa meliputi: 1. Lakukan pemberian skor pada lembar kerja siswa 2. Gunakan skor hasil uji coba untuk dianalisis menggunakan PAN 3. Lakukan interpretasi terhadap hasil analisis Pedoman Penilaian 1. Kriteria performance yang diukur, yaitu: 1) Penentuan skor hasil belajar 2) Proses Pengolahan data dengan PAN 3) Interpretasi Hasil Analisis 4-6 Inisiasi Asesmen Pembelajaran SD

2. Rubrik dengan skala penilaian (rating scale) No Aspek yang dinilai 1. Penentuan skor hasil belajar Skor 4 3 2 1 2 Proses Pengolahan data dengan PAN 3. Interpretasi Hasil Analisis Aspek: Penentuan Skor Hasil Belajar SKOR DESKRIPTOR 4 Teknik pensekoran dilakukan dengan benar Pembobotan soal sesuai dengan bentuk soal Perhitungan skor secara sistematis Kelengkapan data siswa 3 Ada 3 aspek yang terpenuhi 2 Ada 2 aspek yang terpenuhi 1 Ada 1 aspek saja yang terpenuhi Aspek: Proses Pengolahan data dengan PAN SKOR DESKRIPTOR 4 Penggunaan rumus dengan benar Penggunaan pedoman konversi dengan benar Data dioleh secara sistematis Hasil analisis sesuai proses pengolahan data 3 Ada 3 aspek yang terpenuhi 2 Ada 2 aspek yang terpenuhi 1 Ada 1 aspek yang terpenuhi Inisiasi Asesmen Pembelajaran SD 4-7

Aspek: Interpretasi Hasil Analisis SKOR DESKRIPTOR 4 Hasil analisis data diinterpretasikan dengan secata detail dan jelas Pembahasan berdasarkan hasil analisis, kajian teori, dan permasalahan di lapangan Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan Pemanfaatan hasil analisis dikembangkan dengan baik ditunjang wawasan penilai/pembuat soal 3 Hasil analisis data diinterpretasikan dengan secata detail dan jelas Pembahasan berdasarkan hasil analisis dan kajian teori saja Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan Pemanfaatan hasil analisis belum dikembangkan dengan baik ditunjang wawasan penilai/pembuat soal 2 Hasil analisis data belum diinterpretasikan dengan secata detail dan jelas Pembahasan berdasarkan hasil analisis dan kajian teori saja Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan Pemanfaatan hasil analisis belum dikembangkan dengan baik ditunjang wawasan penilai/pembuat soal 1 Hasil analisis data belum diinterpretasikan dengan secata detail dan jelas Pembahasan berdasarkan hasil analisis tetapi belum optimal Penarikan kesimpulan tidak berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan Pemanfaatan hasil analisis belum dikembangkan dengan baik dan tidak ditunjang wawasan penilai/pembuat soal 4-8 Inisiasi Asesmen Pembelajaran SD