BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo.

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas sehari-hari (Nugroho,2008). Kemandirian lansia dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kejadian Miopia pada Anak di SDN Cemara Dua Surakarta telah dilakukan pada

BAB V HASIL PENELITIAN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo. mencakup 14 Kelurahan, 201 Dukuh, 138 RW (Rukun Warga), dan 445 RT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo, dan memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut :

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang

3.1. Kondisi Umum Kelurahan Kertamaya Kondisi Fisik. A. Letak Geografis

BAB IV HASIL PENELITIAN. Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Jayeng Prawiran No. 13 RT 019/04

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kel.Wumialo, Kel.Dulalowo Timur, Kel.Dulalowo, Kel.Liluwo, Kel.Pulubala dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak

BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian terhadap Hubungan Penyuluhan Ibu

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo. Puskesmas Tapa didirikan pada tahun 1963 dengan luas

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Padukuhan VI Sonosewu

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Tabumela Kecamatan Tilango

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-faktor yang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEMANDIRIAN PEMENUHAN ADL

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut data statistik Indonesia, dari tahun ke tahun jumlah penduduk di

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, salah satu indikatornya adalah adalah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Agung Kabupaten OKU Selatan Sumatera Selatan. Posisi Desa Merpang

Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) Bapak/Ibu diundang untuk berpartisipasi dalam studi hubungan dukungan

Definisi Operasional

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan case

FORMULIR PERMOHONAN PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI BLUD PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK JAKARTA BARAT

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

SUMMARY. Jihan S. Nur NIM :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang memiliki

Indah Sampelan Rina Kundre Jill Lolong

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo, dengan batas-batas pokok desa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan di Poliklinik RSSN Bukittinggi pada tanggal

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya maka ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Padukuhan Geblagan, Tamantirto,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Usia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesadaran masyarakat dalam membayar PBB di Desa Kadirejo.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud melaksanankan penelitian dengan

BAB VI PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai variabel independen

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

V. GAMBARAN UMUM Gambaran Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas

BAB IV HASIL PENELITIAN. Proses pengambilan data dilakukan pada Oktober 2015 di SMP Negeri 1

BAB 6 HASIL PENELITIAN

limboto barat dengan luas wilayah 480 Ha, Luas wilayah ini terdiri dari pemukiman seluas 82,5 Ha, Persawahan 329,5 Ha, Perkebunan 26,0 Ha,

KUISIONER SELF-EFFICACY

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berjumlah 60 orang, untuk karyawan divisi keuangan berjumlah 20 orang dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Yogyakarta secara geografis terletak antara '19" '53"

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 1.1.1 Sejarah Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Desa Tualango terbentuk sejak tahun 1908. Asal mula nama Desa Tualango diambil dari dua sungai yaitu, sebelah utara sungai buatan Tapodu dan sebelah selatan sungai Alam di kelurahan Lekobalo. Kedua sungai ini pada bagian muaranya bercabang dua dan pada bagian lainya kedua sungai ini menyatu karena kedua sungai ini bercabang dan dalam bahasa Gorontalo biasa di sebut TUTUWALANGA. Maka nama ini di pakai menjadi nama Desa atau disebut dengan Desa Tualango. 1.1.2 Keadaan Demografi Demografi Desa Tualango memiliki luas wilayah ± 17 Ha didalam 4 dusun yaitu dusun Kuba, dusun Tilangge, dusun Tapodu dan dusun Alibotu. Pada aspek demografi pada tahun 2009 Desa Tualango memiliki penduduk sejumlah 943 jiwa. Dusun dengan jumlah penduduk terbanyak adalah dusun Tilangge yakni 263 jiwa, dusun Tapodu 253 jiwa kemudian dusun Kuba 243 jiwa dan dusun dengan jumlah penduduk terkecil adalah Alibotu dengan jumlah penduduk 202 jiwa. 4.1.3 Keadaan Geografis Secara Administratif Desa Tualango terletak diwilayah Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo.

Batas-batas Wilayah Tualango sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Dulomo 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Lekobalo 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Piloloda a 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tilote. Desa Tualango terdiri dari 4 dusun yaitu: 1. Dusun Kuba dengan luas wilayah 9,20 Ha 2. Dusun Tilangge dengan luas wilayah 9 Ha 3. Dusun Tapodu dengan luas wilayah 28,50 Ha 4. Dusun Ali Botu dengan luas wilayah 23,30 Ha 1.1.4 Ketenagaan Struktur Oganisasi pemerintah desa dan aparat desa terdiri dari Kepala Desa, Sekdes, Kaur Pemerintahan, Kaur Pembangunan, Kaur Umum, Bendahara, Kepala Dusun I, Kepala Dusun II, Kepala Dusun III, Kepala Dusun IV. 1.2 Hasil Penelitian 1.2.1 Karakteristik Responden Dalam analisa univariat ini menjelaskan secara deskriptif mengenai variabel-variabel penelitian yang terdiri dari karakteristik responden dan mengenai hasil pengumpulan data sesuai dengan variabel penelitian. Data ini terdiri dari data demografi umur, jenis kelamin,

pendidikan dan variabel dukungan keluarga dengan kemandirian lansia. Data ini ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi seperti dibawah ini: Adapun karakteristik hasil penelitian dijabarkan mulai dari data demografi responden dan variabel Lansia adalah sebagai berikut. 1. Distribusi responden berdasarkan Umur Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan umur seperti pada tabel berikut: Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Usia di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. No Umur Jumlah Presentase 1 59-60 1 3,2 2 61-62 6 19,4 3 63-64 6 19,4 4 65-66 4 13,0 5 67-68 12 38,7 6 69-70 2 6,5 Total 31 100.0 Sumber: Data Primer, 2013 Dari distribusi karakteristik lansia pada tabel 4.1 berdasarkan kelompok usia yang paling banyak responden berusia 67-68 tahun adalah 12 responden (38,7%). Sedangkan yang terkecil adalah yang berusia 59-60 tahun berjumlah 1 responden (3,2%). 2. Distribusi responden berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan jenis kelamin seperti pada tabel berikut: Tabel 4.2

Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. No Jenis Kelamin Jumlah Presentase 1 Laki-laki 7 22,6 2 Perempuan 24 77,4 Total 31 100.0 Sumber: Data Primer, 2013 Dari distribusi karakteristik lansia pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa distribusi responden menurut jenis kelamin terbesar adalah perempuan yaitu berjumlah 24 responden (77,4%) dan laki-laki sebanyak 7 responden (22,6%). 3. Distribusi responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan seperti pada tabel berikut: Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. No Pendidikan Jumlah Presentase 1 SD 14 45,2 2 SMP 14 45,2 3 SMA 2 6,5 4 Tidak Tamat SD 1 3,2 Total 31 100.0 Sumber: Data Primer, 2013 Dari distribusi karakteristik lansia pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa distribusi karakteristik responden menurut pendidikan terlihat bahwa lansia yang memiliki pendidikan tertinggi yaitu SD berjumlah 14 responden (45,2%) dan SMP berjumlah 14 responden (45,2%), sedangkan

responden yang memiliki pendidikan terendah yaitu tidak tamat SD berjumlah 1 responden (3,2%). 4. Distribusi responden berdasarkan Dukungan Keluarga Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga seperti pada tabel berikut: Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Presentase Dukungan Keluarga No Dukungan Keluarga Jumlah Persentase 1. Baik 14 45,1 2. Kurang 17 54,9 Total 31 100 Sumber: Data Primer, 2013 Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan jumlah lansia dukungan keluarga baik sebanyak 14 responden (45,1%) dan lansia yang dukungan keluarga kurang sebanyak 17 responden (54,9 %). 5. Distribusi responden berdasarkan Kemandirian Lansia Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan kemandirian lansia seperti pada tabel berikut: Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Presentase Kemandirian Lansia. No Kemandirian Jumlah Presentase 1 Mandiri 9 29 2 Ketergantungan 22 71 Total 31 100 Sumber: Data Primer, 2013 Berdasarkan tabel 4.5 yang telah diteliti menunjukkan bahwa lansia mandiri sebanyak 9 responden atau 29% dan lansia ketergantungan sebanyak 22 responden atau 71%.

4.2.2 Analisis Distribusi Silang Antara Variabel Independen dan Dependen Analisis hubungan dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan Aktivitas Sehari-hari di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Hasil analisa adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 Distribusi Responden menurut Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian Lansia di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Dukungan Keluarga Kemandirian Lansia Mandiri Ketergantungan Jumlah n % n % n % Baik 9 69 10 56 19 61 Kurang 4 31 8 44 12 39 Total 13 100 18 100 31 100 Sumber: Data Primer, 2013 hitung tabel 17.745 16.919 P Value 0.038 Berdasarkan hasil analisa data bivariat dengan menggunakan uji chi square didapatkan lansia yang memiliki dukungan keluarga baik serta memiliki sikap mandiri terdapat 9 responden dengan presentase 69%, lansia yang memiliki dukungan keluarga yang baik namun memiliki sikap ketergantungan terdapat 10 responden dengan presentase 56%, lansia yang memiliki dukungan keluarga kurang namun memiliki sikap mandiri terdapat 4 responden dengan presentase 31% dan untuk lansia yang memiliki dukungan keluarga kurang dan memiliki sikap ketergantungan terdapat 8 responden dengan presentase 44%. Hasil analisa menunjukan nilai hitung (17.745) lebih besar dari uji chi-square (16.919) atau hitung > tabel dan nilai p=(0,038) Hal ini menyatakan bahwa H0 ditolak yang artinya ada hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia.

1.3 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian Lansia di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, selanjutnya melakukan pembahasan sesuai dengan variabel yang diteliti. 1.3.1 Identifikasi Dukungan Keluarga terhadap Lansia di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan tabel 4.4, distribusi responden dukungan keluarga terhadap lansia di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, dari 31 lansia yang menjadi responden didapatkan bahwa dukungan keluarga terhadap lansia yang tergolong dukungan baik dengan berjumlah 14 orang dan yang tergolong dukungan kurang berjumlah 17 orang. Presentasi jumlah dukungan keluarga yang kurang lebih besar dari pada dukungan keluarga yang baik, dapat dikatakan bahwa dukungan keluarga terhadap lansia di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo belum maksimal. dari dukungan keluarga terhadap lansia, dimana pada umumnya lansia memiliki dukungan kurang dari keluarga. Terlihat dari jawaban kuesioner mereka yang memiliki dukungan kurang, 54,8% responden menjawab tidak untuk Dukungan informasional seperti Keluarga mengingatkan lansia tentang hal-hal yang harus di hindari yang membuat lansia terserang penyakit, 58,0% responden menjawab tidak untuk Dukungan instrumental seperti Keluarga memberikan apa yang lansia butuhkan, 67,7% responden menjawab tidak untuk Dukungan emosional seperti Keluarga mendengarkan keluhankeluhan lansia, 64,5% responden menjawab tidak untuk Dukungan penilaian seperti Keluarga memberikan pujian kepada lansia apabila dapat melakukan aktivitas sendiri. Hal ini dikarenakan

kurangnya kepedulian keluarga terhadap lansia dalam membentuk lansia yang aktif dalam melakukan kegiatan aktivitas sehari-hari. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sartono (2012) di Wilayah Kerja Puskesmas Jalan Kembang Kota Cirebon dengan hasil dari 82 responden sebanyak 73 lansia memiliki dukungan keluarga yang baik dan 9 lansia yang memiliki dukungan keluarga kurang. Secara teoritis dukungan keluarga adalah suatu bentuk perilaku melayani yang dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan emosi, informasi, instrumental, dan dukungan penilaian. Dukungan sosial keluarga mengacu pada dukungan-dukungan yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai suatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga. Dukungan bisa atau tidak digunakan tapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.(bomar, 2004) Dengan melihat ini, maka diperlukan dukungan dan keterlibatan keluarga serta perhatian keluarga terhadap kualitas hidup lansia agar makin lebih baik. Kebutuhan hidup lansia lainya dapat terpenuhi dengan baik melalui dukungan informasional seperti pemberian informasi, dukungan instrumental seperti bantuan materi, dukungan emosional seperti rasa kenyamanan dan dukungan penilaian seperti pemberian support. 4.3.2 Identifikasi Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan ADL di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan tabel 4.5, distribusi responden kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, dari 31 lansia yang menjadi responden didapatkan bahwa kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL tergolong mandiri berjumlah 9 orang, dan yang tergolong ketergantungan berjumlah 22 orang.

Presentasi jumlah kemandirian lansia yang ketergantungan lebih besar dari pada lansia yang mandiri, hal ini mengindikasikan bahwa kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo belum terpenuhi ADLnya. Terlihat dari observasi kemandirian lansia yang ketergantungan dalam pemenuhan ADL seperti Melakukan pekerjaan rumah, Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan keluarga, Mengelolah keuangan, Menggunakan sarana transportasi umum untuk bepergian, Menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan aturan, Merencanakan dan mengambil keputusan untuk kepentingan keluarga dalam hal penggunaan uang, Melakukan aktifitas di waktu luang atau kegiatan keagamaan, sosial, rekreasi, olahraga dan menyalurkan hobi. Rata-rata usia mereka yang ketergantungan berkisar 65-70 tahun di karenakan keterbatasan fisik dan penurunan fungsi tubuh lansia yang tidak bisa lagi beraktivitas sepenuhnya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sartono (2012) di Wilayah Kerja Puskesmas Jalan Kembang Kota Cirebon dengan hasil dari 82 responden, sebanyak 82 lansia yang mandiri dan 0 lansia yang ketergantungan dalam pemenuhan ADLnya. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Khusnah (2012) di Desa Pabean Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo menunjukkan bahwa tingkat kemandirian dengan hasil dari 108 responden, didapatkan hampir setengahnya tingkat kemandirian lansia mengalami ketergantungan sedang dengan presentasi 47,9%. Secara teoritis fungsi kemandirian pada lansia mengandung pengertian yaitu kemampuan yang dimiliki oleh lansia untuk tidak bergantung pada orang lain dalam melakukan aktivitasnya, semuanya dilakukan sendiri dengan keputusan sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhannya (Alimul, 2004). Kemandirian berarti tanpa pengawasan, penghargaan ataupun pribadi yang

masih aktif. Menurut Maryam (2008), seseorang lansia yang menolak untuk melakukan fungsi dianggap sebagai tidak melakukan fungsi, meskipun dianggap mampu. Menyikapi hal ini, lansia yang tinggal bersama keluarga pada umumnya tidak berubah aktivitasnya bahkan bertambah. Sebagaimana diketahui bahwa lansia di keluarga banyak yang masih menjalankan peranannya sebagai orang tua seperti mengasuh cucu, membersihkan rumah dan lainnya. Sehingga dapat meningkatkan rasa kemandirian lansia dalam beraktivitas di kehidupan sehari-harinya. 4.3.3 Analisa Dukungan Keluarga dengan Kemandirian Lansia di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Dukungan keluarga terhadap lansia yaitu apa saja yang menjadi dukungan bagi keluarga terhadap kemandirian lansia tersebut. Adapun dukungan-dukungan yang diberikan oleh keluarga pada lansia seperti dukungan informasional, instrumental, emosional dan penilaian. Hasil penelitian ini terlihat bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kemandirian lansia di Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, hal ini disebabkan dari (69%) rata-rata umur lansia berkisar 59-62 tahun lansia yang memiliki dukungan baik serta mandiri mereka lebih cenderung melakukan aktivitasnya secara mandiri dikarenakan lansia tersebut di dukung oleh keluarganya dan mampu melakukan aktivitasnya sendiri tanpa bantuan keluarga ataupun orang lain dan fisik mereka yang masih dapat melakukan aktivitas dan mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Dibandingkan dengan lansia yang memiliki dukungan baik tapi ketergantungan (56%), rata-rata usia lansia berkisar 63-64 tahun dikarenakan lansia masih bisa melakukan aktivitas namun keperluan sehari-hari mereka masih kurang sehingga memerlukan bantuan keluarga dalam pemenuhan ADLnya. Kemudian pada lansia yang memiliki dukungan kurang tapi mandiri dalam aktivitasnya (31%), rata-rata usia lansia berkisar

65-66 tahun dikarenakan masih kurangnya dukungan keluarga sehingga lansia tidak merasa aman dan nyaman untuk melakukan aktivitasnya tapi mereka masih tetap melakukan aktivitas sehari-hari sebagaimana biasa, namun dengan aktivitas yang terbatas. Untuk lansia yang memiliki dukungan kurang serta ketergantungan dalam aktivitasnya (44%), rata-rata usia lansia berkisar 67-70 tahun, diakibatkan fisik mereka yang tidak mampu lagi melakukan aktiftas seharihari seperti mencuci, membersihkan rumah dan tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga lansia sangat bergantung pada keluarganya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sartono (2012) di Wilayah Kerja Puskesmas Jalan Kembang Kota Cirebon dengan hasil dari 82 responden, menunjukan lansia yang mendapatkan dukungan keluarga tinggi tingkat kemandiriannya dengan presentase 89%. Dimana terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kemandirian lansia (p<0,05). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Rinajumita (2011) di Wilayah Kerja Puskesmas Lampasi Kecamatan Payakubuh Utara. Dimana terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kemandirian lansia (p<0,05). Secara teori lansia adalah akhir dari penuaan, tahap yang mengalami banyak perubahan fisik maupun mental. Dengan perubahan fisik lansia mengalami penurunan pendengaran dan penglihatan, lansia yang sehat secara mental yaitu lansia yang menyenangi aktivitas sehari-hari. Apabila kebutuhan tersebut bisa terpenuhi, maka timbullah angan-angan untuk berfikir dan berusaha untuk mencapai bagaimana bisa terpenuhi kebutuhan tersebut misalnya makan, pakaian, tempat tinggal dan kesehatan. Lansia bukanlah untuk mengembalikan perannya sebagai pencari nafkah, melainkan bagaimana mempersiapkan mereka untuk dapat menikmati ruas akhir dari kehidupannya dengan kemandirian yang maksimal. Bila kemandirian menolong diri sendiri tanpa bantuan telah tercapai, maka masih banyak lahan kegiatan untuk para usia lanjut yang

masih dapat digalih dan dimunculkan. Mengenai pola mortalitas menunjukkan bahwa lansia yang tinggal bersama keluarga lebih mungkin untuk bertahan hidup dan mempertahankan kemandirian mereka di bandingkan mereka yang hidup sendiri. (Pickett, 2009). Mengenai hal ini, mengingat pentingnya peranan keluarga, maka keluarga mesti lebih kuat lagi dalam pelaksanaan tugas keluarga terutama terkait dengan lansia. Salah satu tugas keluarga adalah keluarga harus mampu mengenal masalah-masalah yang terjadi pada lansia. Kemampuan mengenal masalah ini membantu keluarga menghadapi masalah perilaku lansia dalam menjalankan aktivitasnya. Keluarga hendaknya terus memberikan dukungan kepada anggota keluarga dan lansia. Dukungan yang diberikan bukan hanya motivasi tapi dukungan lain juga harus diberikan. Selain itu, keluarga juga hendaknya dapat menjadi fasilitator yang menjembatani antara lansia dengan lingkungan dan masyarakat. Seseorang ketika memasuki usia lanjut bukan berarti langsung meninggalkan kemandirian dalam aktivitasnya karena menganggap dirinya sudah tua. Kemandirian lansia dalam melakukan aktivitasnya harus terus dipelihara. Sebab menjadi lansia bukan berarti lemah tidak berdaya dan bergantung pada orang lain.