BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kel.Wumialo, Kel.Dulalowo Timur, Kel.Dulalowo, Kel.Liluwo, Kel.Pulubala dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kel.Wumialo, Kel.Dulalowo Timur, Kel.Dulalowo, Kel.Liluwo, Kel.Pulubala dan"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Geografi Puskesmas Dulalowo adalah puskesmas yang berada di Kecamatan Kota Tengah dengan luas wilayah kerja 307,125 km2 yang terdiri dari 6 kelurahan yaitu Kel.Wumialo, Kel.Dulalowo Timur, Kel.Dulalowo, Kel.Liluwo, Kel.Pulubala dan Kel.Paguyaman, 36 RW, 136 RT, dengan jarak dari ibukota Kota Gorontalo ± 6 km. Letak geografis wilayah kerja Puskesmas Dulalowo yaitu Terletak pada 00º 28' 17" - 00º 35' 56" Lintang Utara dan 122º 59' 44" - 123º 05' 59" Bujur Timur dengan batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara : Kecamatan Kota Utara b. Sebelah Timur : Kecamatan Kota Timur c. Sebelah Selatan : Kecamatan Kota Selatan d. Sebelah Barat : Kecamatan Dungingi dan Kota Barat Demografi penduduk pada tahun 2012 adalah Jiwa dan jumlah KK adalah KK, dengan jumlah masyarakat miskin jiwa, jumlah KK miskin kk,jumlah peserta Askes Sosial 572 kk, Ibu Hamil 605, Ibu Menyusui/Bersalin 570, Bayi 0 1 thn 648 Anak Balita 1 5 thn 3241 orang. penduduk diwilayah kerja Puskesmas Dulalowo tahun 2011 berdasarkan data SP2TP berjumlah jiwa, dimana penyebarannya di 6 37

2 (kelurahan) kelurahan belum merata, secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah. Kelurahan Tabel 4.1 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan Tahun 2012 Penduduk (Km²) Kepadatan Per Km² Wumialo ,86 504,33 504,33 Dulalowo ,96 40,10 40,10 Liluwo , ,01 359,01 Pulubala ,58 56,03 56,03 Paguyaman ,99 28,09 28,09 Dulalowo Timur , ,57 987,57 Sumber Data : SP2TP 2012 Ratio kepadatan penduduk diwilayah kerja Puskesmas Dulalowo menunjukkan bahwa tingkat persebaran penduduk antar kelurahan berbeda dimana tampak penduduk terkonsentrasi di Kelurahan Dulalowo dan Kelurahan Wumialo. Kepadatan penduduk diwilayah kerja Puskesmas Dulalowo tahun 2012 adalah jiwa per kilometer persegi, terpadat di Kelurahan Wumialo dan terendah kepadatannya adalah Kelurahan Paguyaman seperti yang terdapat dalam lampiran tabel 4.1 profil. 4.2 Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan Analisis univariat atau analisis deskriptif. Analisis univariat dilakukan untuk mendskripsikan dan melihat distribusi dari 38

3 jenis kelamin responden, umur responden, pendidikan responden, lokasi tempat tinggal responden. Analis data univariat disajikan dalam bentuk tabel Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di bawah ini. Distribusi dari jenis kelamin sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Dari hasil analisis dapat disimpulkan jumlah responden yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki Distribusi Responden Berdasarkan Umur Umur responden dibagi menjadi delapan kelompok yaitu kelompok umur tahun, tahun, tahun, tahun, tahun, tahun, tahun dan tahun. Distribusi umur respondennya bisa dilihat pada tabel

4 Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Umur (tahun) Total Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden paling banyak berumur tahun sebanyak 31 responden (29.2%) dan paling sedikit berumur tahun sebanyak 2 responden (1.9%) Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan responden dibagi menjadi lima kelompok yaitu kelompok SD, SMP, SMA, D1-D4 dan S1-S3. Distribusi pendidikan respondennya bisa dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Terakhir SD SMP SMA D1-D S1-S

5 Dari hasil analisis didapatkan jumlah responden dengan tingkat pendidikan SD paling banyak yaitu sebanyak 58 responden (54.7%) dan tingkat pendidikan D1-D4 yang paling sedikit yaitu sebanyak 4 responden (3.8%) Distribusi Lokasi Tempat Tinggal Responden Berdasarkan Kelurahan Responden penelitian berasal dari enam kelurahan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Dulalowo yaitu Kelurahan Dulalowo Timur, Kelurahan Dulalowo, Kelurahan Liluwo, Kelurahan Paguyaman, Kelurahan Pulubala dan Kelurahan Wumialo. Distribusi respondennya bisa dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Distribusi Lokasi Tempat Tinggal Responden Berdasarkan Kelurahan Tempat tinggal (Kelurahan) Dulalowo Timur Dulalowo Liluwo Paguyaman Pulubala Wumialo Dari hasil analisis didapatkan responden paling banyak dari Kelurahan Pulubala sebanyak 31 responden (29.2%) dan paling sedikit dari Kelurahan Dulalowo Timur sebanyak 9 responden (8.5%). 41

6 4.2.5 Distribusi Pengetahuan Responden dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Ulang Penyakit Hipertensi. Dalam variabel jenis Pengetahuan Responden, Pengetahuan Responden dikatakan baik apabila responden dapat menjawab sama dengan atau lebih dari nilai median data, dikatakan kurang apabila responden menjawab kurang dari nilai median data. Distribusi Pengetahuan Responden dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan Responden dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Ulang Penyakit Hipertensi. Baik Kurang Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 59 responden (55.7%) dan pengetahuan kurang sebanyak 47 responden (44.3%). Jadi lebih banyak responden yang memilik pengetahuan baik dibandingkan responden yang memiliki pengetahuan kurang Distribusi Sikap Responden dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Ulang Penyakit Hipertensi. Dalam variabel jenis Sikap Responden, Sikap Responden dikatakan baik apabila responden menjawab sama dengan atau lebih dari nilai median data, dikatakan kurang apabila responden menjawab kurang dari nilai median data. Distribusi Sikap Responden dapat dilihat pada tabel

7 Tabel 4.7 Distribusi Sikap Responden dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Ulang Penyakit Hipertensi. Baik Kurang Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang memiliki sikap baik sebanyak 56 responden (52.8%) dan sikap kurang sebanyak 50 responden (47.2%). Jadi lebih banyak responden yang memilik sikap baik dibandingakan responden yang memiliki sikap kurang Distribusi Tindakan Responden dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Ulang Penyakit Hipertensi. Dalam variabel jenis Tindakan Responden, Tindakan Responden dikatakan baik apabila responden menjawab sama dengan atau lebih dari nilai median data, dikatakan kurang apabila responden menjawab kurang dari nilai median data. Distribusi Sikap Responden dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Distribusi Tindakan responden dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Ulang Penyakit Hipertensi Baik Kurang Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang memiliki tindakan baik sebanyak 42 responden (39.6%) dan tindakan kurang sebanyak 64 responden 43

8 (60.4%). Jadi lebih banyak responden yang memiliki tindakan kurang dibandingakan responden yang memiliki tindakan baik Distribusi kejadian kekambuhan berdasarkan Pengukuran Tekanan Darah Pada saat Penelitian. Dalam kejadian kekambuhan berdasarkan Pengukuran Tekanan Darah menggunakan Klasifikasi Derajat Tekanan Darah berdasarkan The Sixth Report Of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure,1997, dimana Normal <130/<85 mmhg, Perbatasan /85-89 mmhg, Hipertensi tingkat /90-99 mmhg, Hipertensi tingkat / mmhg dan Hipertensi tingkat 3 180/ 110 mmhg. Pada saat Penelitian ini dikatakan Tidak kambuh apabila TD responden dalam kategori normal dan perbatasan, dan dikatakan mengalami kekambuhan apabila tekanan darah responden dalam kategori hipertensi 1,2 dan 3. Tabel 4.9 Distribusi kejadian kekambuhan berdasarkan Pengukuran Tekanan Darah (mmhg) Pada saat Penelitian Tekanan Darah (mmhg) <130/< / / / / Dari hasil analisis didapatkan bahwa lebih banyak responden yang mengalami kekambuhan penyakit hipertensi dibandingakan responden yang tidak 44

9 mengalami kekambuhan yaitu sebanyak 86 responden, dan rata-rata responden yang mengalami kekambuhan, memiliki tekanan darah dalam kategori Hipertensi tingkat 1 ( /90-99 mmhg) Distribusi pengetahuan responden berdasarkan jawaban pada kuisioner. Gambaran pengetahuan responden berdasarkan jawaban dalam pengisian kuisioner yang disebarkan. Tabel 4.10 Definis penyakit hipertensi Benar Salah Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (66%) responden yang memiliki pengetahuan yang benar tentang definisi penyakit hipertensi. Tabel 4.11 Klasifikasi penyakit hipertensi Benar Salah Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (58.3%) responden yang memiliki pengetahuan yang salah tentang klasifikasi penyakit hipertensi. 45

10 Tabel 4.13 Diagnosa penyakit hipertensi Benar Salah Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (93.4%) responden yang memiliki pengetahuan yang benar tentang Diagnosa penyakit hipertensi. Tabel 4.14 Diagnosa penyakit hipertensi berdasrakan pengukuran tekanan darah Benar Salah Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (83%) responden yang memiliki pengetahuan yang benar tentang Diagnosa penyakit hipertensi berdasrakan pengukuran tekanan darah. Tabel 4.15 Komplikasi penyakit hipertensi Benar Salah

11 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (67%) responden yang memiliki pengetahuan yang benar tentang Komplikasi penyakit hipertensi. Tabel 4.16 Penyebab kekambuhan penyakit hipertensi Benar Salah Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (67%) responden yang memiliki pengetahuan yang salah tentang Penyebab kekambuhan penyakit hipertensi. Tabel 4.17 Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Benar Salah Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (65.1%) responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi. 47

12 Tabel 4.18 Komplikasi penyakit hipertensi pada organ tubuh Benar Salah Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (84.9%) responden yang memiliki pengetahuan yang benar tentang komplikasi penyakit hipertensi pada organ tubuh. Tabel 4.19 penatalaksanaan penyakit hipertensi Benar Salah Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (65.1%) responden yang memiliki pengetahuan yang benar tentang penatalaksanaan penyakit hipertensi. Tabel 4.20 pengobatan penyakit hipertensi Benar Salah Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (84.9%) responden yang memiliki pengetahuan yang benar tentang pengobatan penyakit hipertensi. 48

13 Distribusi sikap responden berdasarkan jawaban pada kuisioner. Gambaran sikap responden berdasarkan jawaban dalam pengisian kuisioner yang disebarkan. Tabel 4.21 Pemeriksaan gejala hipertensi Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (60.4%) responden yang memiliki sikap setuju tentang Pemeriksaan gejala hipertensi. Tabel 4.22 Penatalaksanaan penyakit hipertensi Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (37.7%) responden yang memiliki sikap setuju tentang pelaksanaan penyakit hipertensi yaitu perilaku hidup sehat. 49

14 Tabel 4.23 Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (35.8%) responden yang memiliki sikap setuju tentang pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi. Tabel 4.24 Pentalaksanaan penyakit hipertensi Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (36.8%) responden yang memiliki sikap sangat tidak setuju tentang pelaksanaan penyakit hipertensi yaitu aktifitas fisik. 50

15 Tabel 4.25 Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (44.3%) responden yang memiliki sikap sangat tidak setuju tentang pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi yaitu konsumsi garam. Tabel 4.26 Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (50%) responden yang memiliki sikap setuju tentang pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi yaitu pola makan. 51

16 Tabel 4.27 Diagnosa penyakit hipertensi Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (33%) responden yang memiliki sikap sangat tidak setuju tentang diagnosa penyakit hipertensi yaitu pemeriksaan diri kepuskesmas. Tabel 4.28 pencegahan penyakit hipertensi Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (42.5%) responden yang memiliki sikap setuju tentang pencegahan penyakit hipertensi yaitu faktor resiko. 52

17 Tabel 4.29 Penyebab kekambuhan penyakit hipertensi Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (64.2%) responden yang memiliki sikap setuju tentang penyebab kekambuhan penyakit hipertensi. Tabel 4.30 Dukungan keluarga dalam upaya pencegahan kekambuhan Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (44.3%) responden yang memiliki sikap setuju tentang Dukungan keluarga dalam upaya pencegahan kekambuhan Distribusi tindakan responden berdasarkan jawaban pada kuisioner. Gambaran tindakan responden berdasarkan jawaban dalam pengisian kuisioner yang disebarkan. 53

18 Tabel 4.31 Pengukuran tekandarah dalam upaya pencegahan kekambuhan Selalu Kadang-kadang Tidak pernah Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (76.4%) responden yang hanya kadang-kadang mengukur tekanan darah dalam upaya pencegahan kekambuhan. Tabel 4.32 pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Selalu Kadang-kadang Tidak pernah Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (54.7%) responden yang tidak pernah menghindari makanan yang mengndung kolesterol tinggi sebagai upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. 54

19 Tabel 4.33 pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Selalu Kadang-kadang Tidak pernah Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (70.8%) responden yang hanya kadang-kadang konsumsi buah dan sayur sebagai upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. Tabel 4.34 Pengobatan penyakit hipertensi Selalu Kadang-kadang Tidak pernah Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (52.8%) responden yang tidak pernah mengkonsumsi obat antihipertensi secara teratur sebagai upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi 55

20 Tabel 4.35 Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Selalu Kadang-kadang Tidak pernah Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (60.4%) responden yang tidak pernah meluangkan waktu untuk istirahat walaupun pekerjaan menumpuk sebagai upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. Tabel 4.36 Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Selalu Kadang-kadang Tidak pernah Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (50.9%) responden yang tidak pernah berolahraga secara teratur sebagai upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. 56

21 Tabel 4.37 Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Selalu Kadang-kadang Tidak pernah Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (62.3%) responden yang selalu menghindari konsumsi alkohol sebagai upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. Tabel 4.38 Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Selalu Kadang-kadang Tidak pernah Dari hasil penelitian didapatkan responden yang hanya kadang-kadang dan tidak pernah (36.8%) menghindari merokok dan konsumsi garam sebagai upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. 57

22 Tabel 4.39 Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Selalu Kadang-kadang Tidak pernah Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (51.9%) responden yang tidak pernah berekreasi setelah mengerjakan pekerjaan berat sebagai upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. Tabel 4.40 Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Selalu Kadang-kadang Tidak pernah Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (54.7%) responden yang tidak pernah mengontrol emosi jika marah sebagai upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi Distribusi Pengetahuan, Sikap dan tindakan Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan. Gambarkan distribusi pengetahuan, sikap dan tindakan responden berdasarkan Tingkat Pendidikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 58

23 Tabel 4.41 Distribusi Pengetahuan Responden Menurut Tingkat Pendidikan PENGETAHUAN Tingkat TOTAL BAIK KURANG Pendidikan SD SMP SMA D1-D S1-S TOTAL Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan D1-D4 dan S1-S3 semuanya memiliki pengetahuan baik dan responden dengan tingkat pendidikan SD sebagian besar memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 44 responden (75.9%). Tabel 4.42 Distribusi Sikap Responden Menurut Tingkat Pendidikan PENGETAHUAN Tingkat TOTAL BAIK KURANG Pendidikan SD SMP SMA D1-D S1-S TOTAL Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan D1-D4 dan S1-S3 semuanya memiliki sikap baik dan responden dengan tingkat pendidikan SD sebagian besar memiliki sikap yang kurang yaitu sebanyak 41 responden (70.7%). 59

24 Tabel 4.43 Distribusi Tindakan Responden Menurut Tingkat Pendidikan PENGETAHUAN Tingkat TOTAL BAIK KURANG Pendidikan SD SMP SMA D1-D S1-S TOTAL Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan D1-D4 dan S1-S3 semuanya memiliki sikap baik dan responden dengan tingkat pendidikan SD sebagian besar memiliki sikap yang kurang yaitu sebanyak 41 responden (70.7%). 4.3 Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Dulalowo Kec.Kota Tengah Gorontalo. Sampel pada penelitian ini berjumlah 106 sampel yang tersebar di enam kelurahan (Kel.Dulalowo Timur 9 sampel, Kel.Dulalowo 16 sampel, Kel.Liluwo 19 sampel, Kel.Paguyaman 17 sampel, Kel.Pulubala 31 sampel dan Kel.Wumialo 14 sampel). Dalam menganalisis data peneliti menggunakan nilai median data sebagai acuan penentuan kriteria. Sehingga untuk variabel pengetahuan, didapatkan 5,5 sebagai nilai median. Jadi, jumlah nilai yang kurang dari 5,5 dikategorikan kurang, dan jumlah nilai yang lebih dari 5,5 dikategorikan baik. Begitupun untuk variabel sikap, didapatkan 20,5 sebagai nilai median. Jadi, jumlah nilai yang 60

25 kurang dari 20,5 dikategorikan kurang dan sebaliknya untuk jumlah nilai yang lebih dari 15,5 dikategorikan baik dan untuk variabel tindakan, didapatkan 15,5 sebagai nilai median. Jadi, jumlah nilai yang kurang dari 15,5 dikategorikan kurang dan sebaliknya untuk jumlah nilai yang lebih dari 15,5 dikategorikan baik. Setelah mendapatkan hasil penelitian, maka selanjutnya dilakukan pembahasan berdasarkan hasil penelitian tersebut Gambaran Pengetahuan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi Pengetahuan kognitif adalah domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Dari hasil pengalaman serta penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh jumlah responden dengan pengetahuan baik sebanyak 59 responden (55.7%) dan pengetahuan kurang sebanyak 47 responden (44.3%). Jadi lebih banyak responden yang memilik pengetahuan baik dibandingakan responden yang memiliki pengetahuan kurang, Hal ini disebabkan karena pengetahuan responden dipengaruhi salah satunya tingkat pendidikan, responden yang memiliki pengetahuan yang kurang sebagian besar memiliki tingkat pendidikan yang redah. Dalam hal ini responden memiliki pengetahuan yang baik tentang definisi, diagnosa, pengukuran tekan darah, komplikasi, pencegahan, penatalaksanaan penyakit hipertensi dan memiliki 61

26 pengetahuan yang kurang tentang klasifikasi penyakit hipertensi dan penyebab kekambuhan penyakit hipertensi. Penelitian tentang pengetahuan penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi ini di dukung oleh hasil yang diperoleh peneliti yang disajikan pada tabel 4.10, dimana responden yang memiliki tingkat pendidikan D1-D4 dan S1-S3 semuanya memiliki pengetahuan baik dan responden yang paling banyak memiliki pengetahuan kurang memiliki tingkat pendidikan hanya sampai Sekolah Dasar. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ningsih (2009) di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu, didapatkan 54 responden (61,36%) memiliki pengetahuan yang baik tentang pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi sisanya berpengetahuan kurang sejumlah 34 responden (38,64%). Menurut Lawrence Green (1989) dalam Notoatmodjo (2010) peningkatan pengetahuan mempunyai hubungan yang positif dengan perubahan variabel perilaku. Pengetahuan dapat diperoleh dari tingkat pendidikan, seseorang realitas cara berfikir dan ruang lingkup jangkauan berfikirnya semakin luas Gambaran Sikap Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi Menurut Notoatmodjo (2010) sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya bisa ditafsirkan terlebih dahulu dan perilaku yang tertutup. 62

27 Dari hasil penelitian didapatkan responden yang memiliki sikap baik sebanyak 56 responden (52.8%) dan sikap kurang sebanyak 50 responden (47.2%), menurut asumsi peneliti, responden yang memiliki sikap yang baik dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi dikarenakan mereka mengetahui tentang penyakit hipertensi dan dampak yang ditimbulkan jika penyakit tersebut tidak ditangani dengan baik. Berdasrkan hasil penelitian juga didaptkan responden memiliki sikap yang baik dalam hal pemeriksaan tekan darah, pencegahan kekambuhan dalam hal mengontrol pola makan dan dukungan keluarga dalam keberhasilan diet penderita hipertensi dan responden memiliki sikap yang kurang dalam hal aktifitas fisik yang bisa dilakukan oleh penderita hipertensi dan faktor resiko penyebab penyakit hipertensi. Penelitian tentang sikap penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Ningsih (2009) di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu, didaptkan hasilnya yaitu penderita hipertensi yang memiliki sikap positif dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi sejumlah 54 responden (61,36%) dan negatif sejumlah 34 responden (38,64%). sikap sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka konsep pemikirannya akan lebih bijaksana dan matang karena pendidikan individu merupakan landasan dasar untuk menentukan kepercayaan, apakah menyetujui atau menolak (Azwar, 2009). 63

28 4.3.3 Gambaran Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi Menurut Notoatmodjo (2010) suatu sikap belum otomatis terwujudnya dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya suatu sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor pendukung (support) dari pihak lain. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang memiliki tindakan yang baik dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi sebanyak 42 responden (39.6%) dan kurang sebanyak 64 responden (60.4%). Jadi lebih banyak responden yang memiliki tindakan kurang dibandingakan responden yang memiliki tindakan baik, menurut peneliti hal yang menyebabkan responden lebih banyak yang mempunyai tindakan yang kurang dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi dikarenakan kurangnya kesadaran dari responden akan pentingnya upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi dan sulitnya meluangkan waktu untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan dan mengikuti penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian juga didapatkan sebagian responden memiliki tindakan yang kurang baik dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi, dalam hal ini dapat dilihat bahwa responden hanya kadang-kadang mengukur tekan darahnya dan mengonsumsi buah dan sayur setiap hari. Responden paling banyak tidak pernah menghindari makanan berkolestrol tinggi dan mengandung garam tinggi, minum obat antihipertensi secara teratur, 64

29 beristirahat walaupun pekerjaan menumpuk, berolahraga secara teratur, bereksreaski dan mengontrol emosi jika sedang marah sebagai upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertesni dan tindakan yang yang paling banyak selalu dilakukan oleh responden yaitu menghindari konsumsi minuman beralkohol. Penelitian tentang tindakan penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Ningsih (2009) di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun di dapatkan tindakan penderita hipertensi tentang upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi baik sejumlah 32 responden (36,36%) dan responden yang kurang baik dalam upaya pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah 56 responden (63,64%). 65

BAB I PENDAHULUAN. oleh penyakit infeksi sekarang menuju ke angka kejadian penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. oleh penyakit infeksi sekarang menuju ke angka kejadian penyakit tidak menular BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini banyak terjadi permasalahan di berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan, yang tak kalah penting dari masalah kesehatan yang terjadi sekarang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian pengetahuan dan sikap terhadap praktik pencegahan hipertensi pada remaja ini dilakukan di SMAN 15 Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan, membuat usia harapan hidup manusia relatif bertambah panjang. Menurut United Nations: World Population

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 111 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Keadaan Geografis DKI Jakarta terletak di 6 0 12 lintang selatan dan 106 0 48 bujur timur dengan luas wilayah 661,26 km2, berupa daratan 661.52 km2 dan lautan 6,977,5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas normal. Joint National Committee

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga di dunia setiap tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat

Lebih terperinci

Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017

Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017 Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017 DATA UMUM RESPONDEN No. Responden : 1. Identitas Responden : a. Nama Responden : b. Jenis Kelamin : ( L

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan kondisi peningkatan tekanan darah arterial yang abnormal. Berdasarkan etiologi, hipertensi dibedakan menjadi hipertensi primer dan sekunder (Lewis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Dulalowo Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Dulalowo Kota BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Dulalowo Kota Gorontalo selama ± 2 bulan mulai Mei s.d Juni 2013. 1.2 Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbanyak keempat setelah China, India,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas. Menurut The Seventh Report of The Joint National

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas. Menurut The Seventh Report of The Joint National 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini hipertensi tetap menjadi masalah dikarenakan beberapa hal, antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga banyak penderita yang tidak mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggambarkan distribusi frekuensi dari responden.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggambarkan distribusi frekuensi dari responden. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian disajikan dalam bentuk analisa univariat yang menggambarkan distribusi frekuensi dari responden. Pemilihan wilayah berdasarkan data DBD dari Dinas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tyas Kusuma Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tyas Kusuma Dewi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah tinggi merupakan pembunuh tersembunyi yang penyebab awalnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Dulalowo 1. Geografi, Batas Wilayah Dan Iklim Kelurahan Dulalowo berada di Kecamatan Kota Tengah merupakan salah satu kecamatan yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit degeneratif, yang salah satunya adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi merupakan faktor risiko ketiga terbesar yang menyebabkan kematian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kulon Progo yang memiliki 8 dukuh, yaitu Dhisil, Giyoso, Kidulan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kulon Progo yang memiliki 8 dukuh, yaitu Dhisil, Giyoso, Kidulan, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Wilayah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Salamrejo. Desa Salamrejo merupakan salah satu dari 8 desa di Kecamatan Sentolo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut

Lebih terperinci

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah faktor resiko utama dari penyakit-penyakit kardiovaskular yang merupakan penyebab kematian tertinggi di setiap negara. Data WHO (2011) menunjukan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Luas Puskesmas Pilolodaa Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo yaitu 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah merupakan salah satu tanda vital kehidupan manusia. Tekanan darah dibagi menjadi tekanan sistolik yaitu tekanan dalam arteri saat jantung berdenyut (ketika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya arus globalisasi di segala bidang dengan adanya perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup pada masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut The Seventh Report of The Joint National Committe on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun 2003, hipertensi adalah peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo adalah merupakan Rumah Sakit

Lebih terperinci

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn : HUBUNGAN OBESITAS DENGAN TEKANAN DARAH DI RT 05 DESA KALISAPU KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2015 Seventina Nurul Hidayah Program Studi D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Jl.Mataram no.09

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan menurunnya angka kesakitan, angka kematian umum dan bayi, serta meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Pada

Lebih terperinci

.

. . . . . KUISIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DENGAN UPAYA MENCEGAH STROKE PADA PENDERITA DI RUMAH SAKIT Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014 PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi secara paralel, transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengubah pola penyebaran penyakit dari penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Di Indonesia hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan karena angka prevalensinya yang tinggi dan cenderung terus meningkat serta akibat jangka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rukun Tetangga (RT) dan 3 Rukun Warga (RW). Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Tapa Kecamatan Kota Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rukun Tetangga (RT) dan 3 Rukun Warga (RW). Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Tapa Kecamatan Kota Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Paguyaman adalah satu dari 6 (Enam) kelurahan yang ada di kecamatan kota tengah dengan luas 0,75 Km 2 terdiri dari

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif yang berkembang pesat saat ini salah satunya

B A B I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif yang berkembang pesat saat ini salah satunya B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit degeneratif yang berkembang pesat saat ini salah satunya yaitu hipertensi. Di seluruh dunia diperkirakan kurang lebih 80% kenaikan kasus hipertensi dari 639

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya arus globalisasi disegala bidang dengan perkembangan tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup pada masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran selang waktu lima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. HIPERTENSI 1. Pengertian Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang tetap di atas batas normal. Seseorang dianggap terkena darah tinggi bila angka tekanan darahnya menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkadang tidak disadari penderitanya sebelum memeriksakan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. terkadang tidak disadari penderitanya sebelum memeriksakan tekanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi dikenal awam sebagai penyakit darah tinggi yang terkadang tidak disadari penderitanya sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Keluhan juga tidak dirasakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan utama yang mengakibatkan kematian nomor satu secara global dan umum terjadi di masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kabo (2010) hipertensi adalah suatu penyakit kronis dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh Report of the Joint National Committe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia (BPS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia (BPS, 2013). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia telah menunjukkan keberhasilannya dalam pembangunan nasional terutama dalam bidang kependudukan. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk telah menjadi penyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan Negara berkembang lebih dari delapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis yang paling sering terjadi baik pada negara maju maupun negara berkembang. Menurut klasifikasi JNC VII

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo. Puskesmas Tapa didirikan pada tahun 1963 dengan luas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo. Puskesmas Tapa didirikan pada tahun 1963 dengan luas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian a. Kondisi Puskesmas Tapa Puskesmas Tapa terletak di Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi kognitif merupakan bagian dari fungsi kortikal luhur, dimana pengetahuan fungsi kognitif luhur mengaitkan tingkah laku manusia dengan sistem saraf. Fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit degeneratif tersebut antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmhg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmhg. Pada populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana ketika masalah penyakit menular belum tuntas dikendalikan, kejadian

BAB I PENDAHULUAN. dimana ketika masalah penyakit menular belum tuntas dikendalikan, kejadian BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang Kemajuan ekonomi yang telah mengubah gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah menyebabkan transisi epidemiologi dimana ketika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitianmengenai gambaran pengetahuan dan sikap ibu hamil resiko tinngi ini telah dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu. Puskesmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Presentase penduduk lansia Indonesia telah mencapai angka diatas 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur usia tua atau lansia. Derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergeseran seperti pola makan, penanganan stres, kebiasaan olahraga, serta gaya hidup berpeluang besar menimbulkan berbagai masalah kesehatan apabila tidak disikapi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 1.1.1 Sejarah Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Desa Tualango terbentuk sejak tahun 1908. Asal mula nama Desa Tualango

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan meningkatnya konstraksi pembuluh darah arteri sehingga terjadi resistensi aliran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi/left ventricle

BAB I PENDAHULUAN. jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi/left ventricle BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut kesuatuorgan target seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi di Indonesia rata-rata meliputi 17% - 21% dari keseluruhan populasi orang dewasa artinya, 1 di antara 5 orang dewasa menderita hipertensi. Penderita hipertensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerja. Sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerja. Sebagai 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Tlogosari Kulon adalah unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kota Semarang yang bertanggung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diresmikan pada tanggal 24 Maret Lahirnya Kecamatan Kota Tengah Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diresmikan pada tanggal 24 Maret Lahirnya Kecamatan Kota Tengah Kota BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil 4.1.1 Profil Kecamatan Kota Tengah Kecamatan Kota Tengah merupakan pemekaran dari Kecamatan Kota Utara, yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO Oleh: dr. Budi T. Ratag, MPH, dkk. Dipresentasikan dalam

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU DALAM PERTOLONGAN PERTAMA PADA BALITA DIARE DI RUMAH DI WILAYAH PUSKESMAS KARANGNONGKO KLATEN

GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU DALAM PERTOLONGAN PERTAMA PADA BALITA DIARE DI RUMAH DI WILAYAH PUSKESMAS KARANGNONGKO KLATEN GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU DALAM PERTOLONGAN PERTAMA PADA BALITA DIARE DI RUMAH DI WILAYAH PUSKESMAS KARANGNONGKO KLATEN ABSTRACT Esri Rusminingsih* Diare masih merupakan salah satu masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minuman pahit (Soeria, 2013). Coklat berasal dari tanaman kakao dan proses

BAB I PENDAHULUAN. minuman pahit (Soeria, 2013). Coklat berasal dari tanaman kakao dan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Coklat berasal dari kata xocoatl (bahasa suku Aztec) yang memiliki arti minuman pahit (Soeria, 2013). Coklat berasal dari tanaman kakao dan proses pengolahan biji kakao

Lebih terperinci

LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Bpk. A DENGAN HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN BARANANG SIANG BOGOR TIMUR

LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Bpk. A DENGAN HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN BARANANG SIANG BOGOR TIMUR LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Bpk. A DENGAN HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN BARANANG SIANG BOGOR TIMUR Disusun Oleh Sigit Bangun H P17320308067 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi dapat diartikan sebagai tekanan darah presisten dimana tekanan darah nya diatas 140/90 mmhg. Pada manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistoliknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tidak ada gejala yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan waktu penelitian 3.1.1 Lokasi Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman Kecamatan Kota Tengah. 3.1.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah tinggi, atau yang sering disebut dengan hipertensi, merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskuler dengan prevalensi dan kematian yang cukup

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL ANALISA DAN SARAN

BAB 6 HASIL ANALISA DAN SARAN BAB 6 HASIL ANALISA DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian pengaruh penyuluhan obat antihipertensi terhadap pengetahuan pasien hipertensi di Puskesmas Ketabang Surabaya Pusat adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan diatas normal yang ditunjukan oleh angka sistolik dan diastolik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo diawali dengan berkembangnya aspirasi masyarakat terutama dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo diawali dengan berkembangnya aspirasi masyarakat terutama dari BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Kota Tengah Kecamatan Kota Tengah merupakan pemekaran dari Kecamatan Kota Utara, yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teori 2.1.1. Definisi Diabetes Melitus DM merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia (kadar glukosa yang berlebih dalam darah) seperti pada yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang yang dapat menyebabkan berbagai penyakit berat dan komplikasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7)

BAB 1 PENDAHULUAN. Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi menurut The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7) adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas sebagai unit pelaksana kesehatan terdepan (pelayanan kesehatan primer di indonesia) mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya

Lebih terperinci

FORMULIR PERMOHONAN PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI BLUD PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK JAKARTA BARAT

FORMULIR PERMOHONAN PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI BLUD PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK JAKARTA BARAT FORMULIR PERMOHONAN PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI BLUD PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK JAKARTA BARAT OLEH: SABRINA ADELINA ENGELINE NIM: 2014.33.075 Saya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Desa Bukit Tingki merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Popayato dengan luas wilayah 5.250 Ha,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan akan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang sudah mencapai usia lanjut tersebut

Lebih terperinci

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilaku terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin. (Guided Respons), Mekanisme (mekanisme), Adaptasi (adaptation)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilaku terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin. (Guided Respons), Mekanisme (mekanisme), Adaptasi (adaptation) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Perawatan Pada Penderita Hipertensi 1. Perilaku (Practice) Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas manusia, baik dapat diamati secara langsung maupun tidak

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan landasan teori, dibuat kerangka konsep penelitian sebagai berikut: Variabel Independen Variabel Dependen Edukasi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU MAKAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARSARI METRO UTARA TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU MAKAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARSARI METRO UTARA TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU MAKAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARSARI METRO UTARA TAHUN 2013 Ludiana, SKM., M.Kes Akper Dharma Wacana Metro Jl. Kenanga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sumber daya manusia berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif.

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sumber daya manusia berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah dengan membangun sumber daya manusia berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. Transisi

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional, untuk mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis Kelurahan Tomulabutao berlokasi di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas

Lebih terperinci

Biaya rental dan print proposal Rp Biaya internet Rp Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp

Biaya rental dan print proposal Rp Biaya internet Rp Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp Lampiran 3 RENCANA ANGGARAN PENELITIAN PROPOSAL Biaya rental dan print proposal Rp 1. Biaya internet Rp 5. Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp 5. Fotocopy perbanyak proposal Rp 5. Membeli sumber,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan berbagai penyakit degeneratif sangatlah pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang mengiringi proses penuaan. Penyakit degeneratif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pengobatan Diabetes Mellitus 2.1.1 Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan biasanya berhubungan erat dengan pekerjaan dan pendapatan

Lebih terperinci

Mengetahui Hipertensi secara Umum

Mengetahui Hipertensi secara Umum Mengetahui Hipertensi secara Umum Eldiana Lepa Mahasiswa Kedokteran Universitas Krida Wacana Jakarta, Indonesia Eldiana.minoz@yahoo.com Abstrak Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistole, yang tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena hipertensi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu gejala peningkatan tekanan darah yang berpengaruh pada sistem organ yang lain, seperti stroke untuk otak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Hipertensi Hipertensi merupakan kondisi medis dimana tekanan darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World Health Organization (WHO) dalam Soenardi & Soetarjo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi termasuk masalah yang besar dan serius karena sering tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. disebabkan proses degenerasi akibat bertambahnya usia. Faktor-faktor risiko

BAB 6 PEMBAHASAN. disebabkan proses degenerasi akibat bertambahnya usia. Faktor-faktor risiko BAB 6 PEMBAHASAN Presbikusis merupakan penyakit kurang pendengaran sensorineral yang disebabkan proses degenerasi akibat bertambahnya usia. Faktor-faktor risiko selain usia diduga dapat mempengaruhi terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan semakin mendapat perhatian luas diseluruh dunia, dimana perubahan cara pandang dari yang semula melihat kesehatan dari sesuatu yang konsumtif menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembagunan kesehatan di Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas hidup manusia dan masyarakat termaksud usia lanjut. Berdasarkan undang-undang No.13 tahun 1998

Lebih terperinci